Anda di halaman 1dari 2

Generasi Internet, Mana Kontribusi Kalian untuk Islam?

Seorang John F. Kennedy saja pernah berkata, jangan tanya apa yang sudah
negara berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang sudah kalian berikan kepada
negara. Lalu, sebagai umat Islam, haruskah kita perlu bertanya, apa yang sudah
kita berikan kepada agamaku? Rasaya tanpa harus mengingat pernyataan Kennedy
tersebut, generasi muda Islam seharusnya menyadari bahwa kontribusinya
terhadap agamanya masih nol koma sekian persen dari yang selayaknya. Naif jika
seorang remaja muslim harus berulangkali diingatkan untuk turut andil dalam
dakwah, apalagi dengan perkataan dari non muslim semacam Kennedy.
Sering terjadi kebingungan dalam seorang pemuda muslim ketika ia
memikirkan dengan apa ia berkontribusi bagi keyakinannya ini. Hal itu terjadi
salahsatunya ketika ia tidak melihat pada hal-hal yang disekitarnya atau yang ia
miliki. Terlebih lagi bila tidak ada semangat pembaharuan dalam hatinya. Bukankah
dengan materi dan ilmu pengetahuan yang dimiliki (meski sangat terbatas), kita
juga bisa berbuat sesuatu untuk kebaikan?
Salahsatu pengetahuan yang biasanya dikuasai generasi muda ialah
teknologi informasi. Generasi muda pasti lebih mengenal teknologi dibandingkan
generasi di atas mereka, khususnya internet dan gadget. Keduanya merupakan
media yang celakanya lebih banyak menjerumuskan kaum muda dalam kesia-siaan
karena berlebih-lebihan dalam hal yang mubah, seperti ngobrol ringan,
mendengarkan musik (meski musik Islami), dan mendapatkan info-info yang
bersifat keduniaan. Bahkan, bisa menyesatkan ketika media tersebut digunakan
untuk mengakses informasi yang dapat menghancurkan akidahnya, seperti yang
berhubungan dengan pornografi, hedonisme, dan sekularisme. Tidak bisakah
media-media tersebut digunakan untuk dakwah? Kalau memang berpikir tidak bisa,
ya buang saja!
Akan tetapi teknologi tetaplah harus dilihat sebagai sarana yang
menguntungkan bagi kegiatan dakwah. Tentu saja, teknologi bukanlah bidah
karena bidah meyangkut masalah peribadatan dan hukum agama. Bukankah
sekarang banyak software, ebook dan ceramah islami yang bisa di download secara
gratis di Internet. Untuk membuka dan membaca atau mendengarkannya, kita
tinggal membutuhkan komputer atau gadget. Betapa sebenarnya kemudahan yang
ditawarkan teknologi dapat membantu dakwah dengan lebih cepat dan lebih
menarik. Untuk menulis artikel tentang Islam, sangat mudah bagi kita menemukan
referensinya di internet (tentu dengan berhati-hati dalam mengutip sumber).
Lantas, mengapa kita masih bingung dalam mengisi ruang-ruang yang tersedia di
papan pengumuman masjid sehingga tidak hanya berisi jadwal kultum atau laporan
pengurus? Setiap orang bisa melakukan, hanya persoalannya apakah dia mau atau
tidak. Mengapa seorang Muslim tidak mau menyebarkan ilmu pengetahuan atau
informasi yang dia dapatkan dengan mudah? Apakah dia akan dituntut hak cipta?
Padahal hak cipta ilmu sebenarnya hanya milik Allah.
Kesimpulannya, tidak adal hal yang sulit bagi kita untuk berkontribusi untuk
dakwah Islam ini. Sifat malas berpikir dan bertindak kitalah yang mempersulit dan

mempersempit ruang gerak. Informasi mudah didapat, ilmu tersedia dimana saja,
tinggal maukah kita mengambil, menyaring, dan menyebarkannya?

Anda mungkin juga menyukai