Keamanan Produk Rekayasa Genetika
Keamanan Produk Rekayasa Genetika
Keamanan Produk Rekayasa Genetika
yang
Organisme inang (host) yang digunakan untuk melakukan kloning gen atau kloning
rDNA harus khusus dibuat untuk percobaan tersebut. Ada vektor khusus yang aman
yang dapat digunakan untuk percobaan rNDA tanpa rasa takut. Ada juga non-patogen
e. coli dikembangkan untuk digunakan dalam eksperimen rDNA sebagai sel inang.
Contoh
produk bioteknologi modern dari protein yang memberikan efek terapi seperti
vaksin, hormon, dan enzim. Protein yang digunakan sebagai obat harus memenuhi semua
persyaratan keselamatan dan peraturan yang diberlakukan oleh pihak yang berwenang.
Peraturan tersebut sangat ketat tentang data mengenai
patience terminal, non-terminal patience, dan uji klinis independen oleh lembaga yang
terpisah. Jika organisme transgenik dilepaskan ke lingkungan, harus dilakukan pemantauan
dampak terhadap lingkungan selain memntau nroma norma keselamatn lainnya.. Uji klinis
obat yang diproduksi oleh metode rDNA harus dilakukan setidaknya dalam tiga tahap.
Tahap I. Pada tahap pertama studi, efek samping dan dosis toleransi pasien secara
sistematis dilakukan pada pasien-pasien tertentu.
farmakokinetik,
metabolik, dan studi toksikologi dari pasien yang dioptimalisasi menggunakan obat.
Tahap III. Pada tahap terakhir, penelitian berfokus pada aspek keamanan obat. Selain
pemantaun terhadap efektivitas obat, dipantau juga efek berbahaya dari obat, rentang
dosis, dan interaksi dengan obat lain.
Sebuah produk bioteknologi baru, apakah itu obat atau bahan makanan, harus menjalani studi
percobaan, dan hanya setelah badan pengatur sepenuhnya merasa puas dengan data, meraka
akan memberikan izin atau lisensi untuk produksi massal dan pemasaran.
Di Negara Indonesia sendiri keamanan produk rekayasa genetika diatur dalam undangundang keamanan produk rekaysa genetika no.21 tahun 2005 dan sudah dibentuk komisi
keamanan hayati produk rekayasa genetika yang diatur dalam undang-undang nomor 39
tahun 2010. Beberapa poin yang tercantum dalam undang-undang keamanan produk rekaysa
genetika no.21 tahun 2005 sebagai berikut :
Keamanan lingkungan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
kemungkinan timbulnya resiko yang merugikan keanekaragaman hayati sebagai
akibat pemanfaatan produk rekayasa genetik.
Keamanan pangan produk rekayasa genetik adalah kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk
mencegah
kemungkinan
timbulnya
dampak
yang
merugikan
dan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan
lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan atau minuman.
Keamanan pakan produk rekayasa genetik adalah kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk
mencegah
kemungkinan
timbulnya
dampak
yang
merugikan
dan