BAB I
PENYELIDIKAN BAHAN DAN SYARAT
I.1
Menjatuhkan jarum vicat menembus pasta dan setelah 45 menit jarum distop
dan penurunan dibaca.
Timbangan
Semen
Pengaduk
Alat vicat
Air
Gelas ukur
Pencatat waktu
e. Grafik untuk memperkirakan kadar air dari pasta semen (dengan 500 gram
semen) yang dibutuhkan untuk satu penetrasi khusus (berdasarkan test vicat)
ASTM C 187 79, atau BS 12, atau DIN 1165.
f. Pengambilan data
PERCOBAAN
NOMOR
Berat Semen (w1)
Berat Air (w2)
Penurunan
KONSISTENSI
(w2/w1 X 100 %)
280
78.5
27 mm
28.03 %
I.1.2. Percobaan Waktu Mengikat dan Mengeras Semen (ASTM C 191 92)
a. Tujuan
Menentukan waktu pengikatan awal / mulai mengikat dan pengikatan akhir /
mulai mengeras semen portland.
b. Peralatan yang diperlukan
Seperangkat alat vicat
Timbangan analisa 2600 gram
Stop watch / pengukur waktu
Gelas takar 100 cc / 200 cc
Tempat Pengaduk
Solet perata
Sarung tangan
c. Bahan yang diperlukan
Semen Portland Jenis I
Air
d. Prosedur Kerja
Mengukur air sebanyak yang diperlukan untukk konsistenso normal lalu
memasukkan kedalam tempat pengaduk, diaduk selama 3 menit
Membuat bola pasta, dilempar dari tangan kiri ketangan kanan pada jarak 30
cm sebanyak 6 kali dan cetak konikel yang ditaruh diatas plat kaca dengan
diameter konikel yang betas diatas
Setelah diketok ketok alas kacanya kemudian pasta diratakan dan konikel
ditutup kaca lalu dibalok. Kaca diatas diambil pasta diratakan kemudian
letakkan dibawah jarum vicat diameter kecil (1 mm). Tunggu sampai 45
menit dihitung mulai semen kontak dengan air
Setelah 45 menit, menempelkan ujung jarum dengan bagian tengah
permukaan pasta. Kemudian jarum dijatuhkan menembus pasta dan setelah
30 detik jarum distop, penurunan yang terjadi dibaca dan dicatat.
Mengangkat jarum vicat dan dilap untuk membersihkan semen yang
menempel pada jarum.
Setelah 15 menit dites lagi. Ditempelkan ujung jarum pada permukaan pasta
semen, bukan pada tempat yang tadi tetapi digeser pada tempat lain dengan
jarak minimum 3 mm.
Timbangan
Semen
Pengaduk
Alat vicat
Air
Gelas ukur
Pencatat waktu
Gambar 1.1.2. Alat percobaan menentukan waktu mengikat dan mengeras semen
portland
Menjatuhkan jarum pada pasta dan setelah 30 detik dibaca, jarum diangkat
dan dilap. Demikian setiap 15 menit ditest dan dicatat sampai penurunan
kurang dari 5 mm maka percobaan dihentikan.
Dengan membuat grafik penurunan maka didapat
Waktu pengikatan awal yaitu saat penurunan pada 25 mm
Waktu pengikatan akhir yaitu saat penurunan pada 0 mm.
e. Pengambilan data
Penurunan (mm)
35
31
25
18
15
8
4
0
-
d. Pengambilan data
Bj Rata rata =
250
250
750
535
600
725
0.5
2 + 0.5 _ = 1.25
2
Setelah dilakukan percobaan berat jenis semen didapat Bj rata-rata semen adalah
1.25
Timbangan
Minyak tanah
Semen
Semen
Labu takar berisi
Semen
Minyak tanah
Semen
Semen
Minyak tanah
10
11
e. Pengambilan data
MENENTUKAN BERAT VOLUME SEMEN
(ASTM C 188 89)
JENIS PERCOBAAN
Berat silinder (w1) .....gram
Berat silinder + semen (w2) .....gram
Berat semen (w2-w1) .....gram
Volume silinder (v)......dm3 (liter)
Berat volume (w2-w1) / v......kg/liter
Diameter 1
= 15.5 cm
Diameter 2
= 15.4 cm
Tinggi 1
= 14.5 cm
Tinggi 2
= 14.5 cm
Volume 1
DENGAN
TANPA
ROJOKAN
5050
8620
3570
2.69
1.32
ROJOKAN
5245
8615
3370
2.73
1.23
= x d x t
= . 3.14 x 15.5 x 14.5
= 2734.65cm3 = 2,73 liter
Volume 2
= x d x t
= . 3.14 x 15.4 x 14.5
= 2699.47 cm3 = 2,69 liter
12
Timbangan
Tanpa Rojokan
Semen
Semen
Semen
Silinder diisi semen 1/3
dirojok 25 kali
13
KESIMPULAN
Dari hasil penyelidikan bahan semen diperoleh :
Dari hasil penyelidikan konsitensi normal dari semen 28.03%.
Setelah dilakukan percobaan berat jenis semen didapat Bj rata-rata semen
adalah 1.25.
Dari percobaan berat volume semen dengan rojokan didapat data 1.32
kg/liter dan tanpa rojokan 1.23 kg/liter.
14
1
500
460
8%
2
500
460
8%
(w2-w1)/w2 x 100%
Rata-rata = 8 % + 8 %_ = 8 %
2
Jadi kelembapan pasir diperoleh 8 %
15
Timbangan
Oven
16
a. Tujuan
Menentukan berat jenis pasir pada kondisi SSD.
b. Peralatan yang dipakai
Labu takar 1000 cc
Timbangan analisa 2600 gram
Oven
Pan
Hair Dryer / kipas angin
Kerucut dan rojokan SSD
c. Bahan yang diperlukan
Pasir
d. Prosedur kerja
Menyiapan Pasir untuk SSD
Merendam pasir selama 24 jam, selanjutnya diangkat dan ditiriskan
hingga airnya kering.
Mengeringkan pasir dengan hair dryer atau kipas angin sambil dibolak
balik dengan sendok untuk mencari keadaan SSD.
Menempatkan kerucut SSD pada bidang datar yang tidak menghisap air.
Mengisi kerucut SSD 1/3 tingginya dan rojok 9 kali, diisi lagi 1/3 tinggi
dan rojok 8 kali, isi lagi 1/3 tinggi dan rojok 8 kali.
Meratakan permukaannya dan mengangkat kerucutnya. Bila pasir masih
berbentuk kerucut maka pasir belum SSD.
Mengeringkan lagi dan diulang lagi pengisian sesuai prosedur
sebelumnya. Bila kerucut diangkat dan pasir gugur tetapi berpuncak
maka pasir sudah dalam kondisi SSD dan siap untuk digunakan dalam
pengujian.
17
Air
Pasir
Pasir
Labu takar diisi pasir
dan ditimbang
Air
Air
Pasir
Labu takar diputar
Pasir
Air ditambahkan sampai batas
kapasitas
Air
Labu takar kosong diisi air sampai batas kapasitas dan ditimbang
Gambar 1.2.2 Alat percobaan menentukan berat jenis pasir
Menimbang Labu Takar 1000 cc
18
1
1555
500
1280
2.22
2
1570
500
1265
2.56
1
500
485
3.09 %
2
500
470
6.38 %
20
21
Timbangan
Takaran berbentuk silinder dengan volume 3 liter
Alat perojok besi
c. Bahan yang diperlukan
Pasir
d. Prosedur Kerja
1. Tanpa rojokan / lepas
Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.
Mengisi silinder dengan pasir sampai penuh dan diangkat setinggi 1 cm
kemudian dijatuhkan kelantai sebanyak 3 kali, ratakan permukaannya.
Menimbang silinder yang sudah terisi pasir penuh.
2. Dengan rojokan
Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.
MEngisi silinder dengan pasir 1/3 bagian, kemudian dirojok 25 kali,
demikian hingga penuh tiap bagian dirojok 25 kali.
Meratakan permukaannya.
Menimbang silinder yang sudah terisi pasir penuh.
e. Pengambilan data
BERAT VOLUME PASIR
(ASTM C 29 91)
JENIS PERCOBAAN
Berat silinder (w1)kg
Berat silinder + pasir (w2).kg
Berat pasir (w2w1)kg
Volume silinder (v) liter (dm3)
Berat volume (w2 w1)/v
Diameter 1
= 15.5 cm
Diameter 2
= 15.4 cm
Tinggi 1
= 14.5 cm
Tinggi 2
= 14.5 cm
Volume 1
TANPA
DENGAN
ROJOKAN
5.245
7.2
2.998
2.73
1.1
ROJOKAN
5.050
9.018
3.968
2.69
1.48
= x d x t
= . 3.14 x 15.5 x 14.5
22
= x d x t
= . 3.14 x 15.4 x 14.5
= 2699.47 cm3 = 2,69 liter
23
Timbangan
Tanpa Rojokan
Semen
Semen
Semen
Silinder diisi semen 1/3
dirojok 25 kali
24
a. Tujuan
Menentukan kadar zat organik didalam agregat yang digunakan dalam adukan
beton.
b. Peralatan yang dipakai
Botol bening
Penggaris
c. Bahan yang diperlukan
Pasir asli
Botol bening
NaOH
d. Prosedur kerja
Mengisi agregat halus yang diuji kedalam botol sampai 130 ml
Menambah larutan NaOH 3% sampai 200 ml dan menutup rapat
kemudian kocok botol selama 10 menit.
Didiamkan selama 24 jam.
Selanjutnya diamati warna cairan diatas permukaan agregat halus yang
ada dalam botol, kemudian membandingkan warnanya.
Jika warna cairan dalam botol berisi agregat lebih tua warnanya dari
pembanding, berarti dalam agregat berkadar zat organik yang terlalu
tinggi.
e. Pengambilan data
KADAR ZAT ORGANIK
(ASTM C 40 92)
PERCOBAAN NOMOR
Volume pasir (cc)
Larutan 3% NaOH (cc)
Warna yang timbul
* Test Pembanding NO.2
1
130
6
coklat bening
2
130
6
coklat bening
jadi agregat zat organik percobaan 1 dan percobaan 2 berwarna coklat bening
NaOH
25
Pasir
Pasir dan NaOH
dimasukkan dalam botol
26
1
0.2
6
3.33 %
2
0.3
6
5%
27
Air
Pasir
Pasir dan air dikocok serta
didiamkan selama 24 jam
h
Lumpur
Pasir
H
24 jam kemudian
endapan lumpurnya
Gambar 1.2.6 Test kebersihan air terhadap lumpur dengan cara basah
I.2.7 Test Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur (Pencucian) [ASTM C 117 95]
a.
Tujuan
28
c.
d.
Prosedur kerja
Menimbang pasir kering oven sebanyak 500 gram.
Mencuci pasir hingga bersih, yaitu dengan mengaduk pasir dengan air
berkali kali hingga tampak bening.
Menuangkan air cucian kedalam saringan No. 200 berkali kali.
Pasir yang ikut tertuang dan tertinggal diatas saringan dikembalikan ke pan.
Mengoven pasir dengan suhu 110 + 5 derajat celcius.
e.
Pengambilan data
KEBERSIHAN PASIR TERHADAP LUMPUR
DENGAN CARA PENCUCIAN
(ASTM C 117 95)
NOMOR PERCOBAAN
Berat pasir kering (w1).....gram
Berat pasir bersih kering (w2) .....gram
Kadar lumpur = (w1-w2)/w1 x 100%
1
500
412
2%
2
500
487
2.6 %
29
Pasir dicuci
Saringan 0,063 mm
Air cucian disaring pada
saringan 0,063 mm
KESIMPULAN
Dari hasil penyelidikan bahan pasir diperoleh :
Dari hasil percobaan kelembaban pasir diperoleh kelembaban yaitu 8 %.
30
Dari percobaan BJ pasir didapat BJ pasir adalah 2.39 dengan catatan pasir
harus sudah SSD.
Dari percobaan air resapan pasir diperoleh kadar air resapan yaitu 4.5 %.
Untuk berat volume pasir 1.29 kg/liter (memenuhi standart) dimana,
menurut standart SNI 2002 berat volume pasir rata rata 1,25 1,50
Dari percobaan kebersihan pasir terhadap bahan organik diketahui warna
yang timbul pada pasir yaitu kuning agak tua. Ini berarti pasir dalam
keadaan masih banyak mengandung zat organik dan untuk menghindarinya
pasir harus dicuci lagi.
Untuk kebersihan pasir terhadap lumpur dengan cara pengendapan.
Diketahui kadar lumpurnya = 4 %. Hal ini melebihi standart dari pada
SKSNI beton, sedangkan SKSNI beton mengatakan untuk kadar lumpur max
= 5%.
Untuk kebersihan pasir terhadap lumpur dengan cara pencucian kadar
lumpurnya 2.3%. Sedangkan yang diisyaratkan adalah tidak lebih dari 5%,
maka kadar lumpurnya memenuhi syarat
31
Tujuan
Untuk mengetahui / menentukan kelembaban kerikil dengan cara kering.
b.
c.
d.
Prosedur
Menimbang kerikil dalam keadaan asli sebanyak 500 gram
Memasukkan kerikil ke oven selama 24 jam dengan temperatur 100 + 5
derajat celcius.
Mengeluarkan kerikil dari oven, setelah dingin kerikil ditimbang
beratnya.
e.
Pengambilan data
KELEMBABAN KERIKIL
(ASTM C 556 89)
PERCOBAAN NOMOR
Berat kerikil asli (w1)....gram
Berat kerikil oven (w2)....gram
Kelembaban kerikil = (w1-w2)/w2 x 100%
1
500
490
2.04 %
2
500
480
4.17 %
32
Timbangan
Oven
33
a. Tujuan
Untuk mengetahui / menentukan berat jenis kerikil dalam keadaan SSD
b. Peralatan yang dipakai
Timbangan 25 kg.
Keranjang kawat tergantung pada timbangan.
Oven.
Kain lap.
c. Bahan yang diperlukan
Kerikil / batu pecah kondisi SSD.
d. Prosedur
Kerikil yang telah direndam selama 24 jam diangkat kemudian dilap satu
persatu.
Menimbang kerikil sebanyak 3000 gram.
Memasukkan keranjang yang berisi kerikil SSD dalam air.
Menimbang berat dalam air (keranjang dan kerikil).
e. Pengambilan data
BERAT JENIS KERIKIL
(ASTM C 127 88 93)
PERCOBAAN NOMOR
Berat kerikil di udara (w1)..gram
Berat kerikil di air (w2).gram
Berat jenis kerikil = w1/(w1-w2)
Berat keranjang = 370 gram
1
3000
1800
2.5
Air
I.3.3. Percobaan Air Resapan Batu Pecah (ASTM C 127 88 Reapp. 93)
a. Tujuan
35
1
3000
2945
1.87 %
2
3000
2975
0.84 %
36
37
38
Timbangan
Tanpa Rojokan
Semen
Semen
Semen
Silinder diisi kerikil 1/3
Bagian dan dirojok 25 kali
e. Pengambilan data
39
TANPA
DENGAN
ROJOKAN
6.8
11.1
4.3
9.9
0.43
ROJOKAN
7
12.4
5.4
9.9
0.55
= 21 cm
V = x d x t
= 22/7 x 600.25 x 21
= 9904.125 cm3 = 9.9 dm (liter)
I.3.5 Test Kebersihan Batu Pecah Terhadap Lumpur (Pencucian) [ASTM C 11795]
40
a. Tujuan
Mengetahui kadar lumpur batu pecah
b. Peralatan yang dipakai
Timbangan analisa 2600 gram
Saringan No. 200 dan No.50
Oven dan pan
c. Bahan yang diperlukan
Batu pecah kering oven
Air
d. Prosedur kerja
Menimbang pasir kering oven sebanyak 1000 gram
Mencuci batu pecah hingga bersih, yaitu dengan mengaduk batu pecah
dengan air berkali- kali tampak bening.
Menuangkan air cucian kedalam saringan No. 200 berkali kali.
Batu pecah yang ikut tertuang dan tertinggal diatas saringan
dikembalikan ke pan.
Mengoven batu pecah dengan suhu 110 + 5 derajat celcius
e. Pengambilan data
KEBERSIHAN BATU PECAH TERHADAP LUMPUR
DENGAN CARA PENCUCIAN
(ASTM C 117 95)
NOMOR PERCOBAAN
Berat kering sebelum dicuci (w1)...gram
Berat kering sesudah dicuci (w2)..gram
Kadar lumpur = (w1-w2)/w1 x 100%
1
1000
995
0.5 %
2
1000
975
2.5 %
41
Kerikil
Saringan 0,063 mm
Kerikil dicuci
Saringan 0,063 mm
Gambar 1.3.5 Tes kebersihan kerikil terhadap lumpur dengan cara kering
KESIMPULAN
Dari hasil penyelidikan bahan kerikil diperoleh :
Dari hasil penyelidikan kelembaban kerikil diperoleh kelembaban 2.5 %.
42
Untuk BJ kerikil . Sesuai yang disyaratkan yaitu < 2,7 dan > 2,3. maka
kerikil tersebut dalam keadaan SSD.
Kadar lumpur kerikil 1.5 %.Sedangkan yang disyaratkan yaitu 0,88 % s/d 1
%, jadi kadar lumpur yang didapat dari Praktikum tidak memenuhi syarat.
Berat volume kerikil 0.49
disyaratkan yaitu 1.35 s/d 1.75 kerikil tersebut dalam keadaan SSD.
BAB II
CAMPURAN AGREGAT
II.1. Percobaan Analisa Saringan Pasir (ASTM C 1366 95a)
43
a. Tujuan
Menentukan distribusi ukuran butir / gradasi pasir.
b. Peralatan yang diperlukan
Timbangan analisa 2600 gram
Satu set ayakan ASTM : C33
Nomor ayakan
4
4,76
2,38
16
1,19
30
0,59
50
0,29
100
Pan
Alat pengetar listrik
0,15
: ..
Untuk pekerjaan : .
Diterima tanggal : .
Hasil analisa ayakan pasir
Kondisi pasir
44
Lubang
Pasir
ayakan
1000 gram
inci/mm
4.75
2.36
1.70
0.85
0.3
0.15
0
Jumlah
Gram
5.12
21.93
0.512
2.193
.`27.75
2.775
92.9
9.29
735
73.5
115
11.5
2.3
0.23
1000
100%
Pasir =
Komulatif
99.488
97.295
5.45
94.55
14.77
88.27
99.77
100
85.23
11.73
0.23
0
Asal
:..
Syarat
kebersihan
a. Kadar Organis
b. Kadar Lumpur/
Coloid
- Modulus
Tinggal % Lolos %
0.512
2.705
:coklat tua.
:0,515 h/m
:...
Kehalusan
- Berat Volume
- Kelembaban
- Berat Jenis (SSD)
- Resapan
- Grading Zone
- Bulking
:.. ton/m3
:..8...... %
:2.39 kg/dm3
:4.5.... %
:3.....
:.. %
% YANG LOLOS
90
80
80
79
70
60
60
50
50
40
40
30
30
20
20
18
15 12
10
10
85
0,15
0,30
100
75
100
100
95
95
85
90
10
75
20
70
59
30
55
60
40
50
35 34
60
30
70
15
80
100
100
90
0,60
1,20
= Grading Zone 1
2,40
4,80
3/8''
3/4'' 100
Surabaya,..
= Grading Zone 2
= Grading Zone 3
Kepala,
= Grading Zone 4
45
Analisa saringan
Lubang
saringan
No.
Mm
Tertinggal
Gram
Tinggal %
Lolos %
- Syarat kebersihan
a. Kadar organik
46
76,2
100
100
1,5
38,1
100
100
3/4
19,1
4251
53.14
53.14
46.86
3/8
9,5
2656
33.2
86.34
13.66
4,76
1069
13.36
99.7
0.3
2,38
16
1,19
30
0,59
50
0,297
100
0,149
Psn
0,000
24
0.3
Jumlah
100
100%
b. Kadar Lumpur
c. Lolos # 0,063 mm
Berat jenis SSD
Berat volumen
a. Lepas
b. Padat
Kelembaban
Resapan
Kekerasan
# 30 - # 19 mm
# 19 - # 9 mm
Modulus Kehalusan
Diameter mximum
:%
:%
:kg/l
:kg/l
:kg/l
:%
:%
:%
:%
:
:mm
100
100
100 0
95
90
10
90
80
85
20
% YANG LOLOS
70
70
30
60
40
50
55
40
40
35
30
50
NOMINAL SIZE OF GRADED AGGREGATE
30
60
= 1,5 IN TO 3/16 IN
70
= 3/3 IN TO 3/16 IN
80
= 3/8 IN TO 3/16 IN
90
25
20
10
10
10
0
3/16''
100
3/8''
1/2''
3/4''
1,5''
2,5''
3''
100
47
C Yp
Xp
Xk
Yk
100
100
Xp
( Xk Xp )
Yk
100
100
Xp + Yk (100-Xp)
100
100
60 = 3,8 Xp + 99,50(100-Xp)
100
100
100
60 = - 95,7 Xp +99,50
100
6000 9950 = - 95,7Xp
- 3950
Xp
= - 95,7Xp
= 41,27 %
Jadi Xp = 41,27 %
Yk = 58,73%
ANALISA AYAKAN CAMPURAN PASIR DAN KERIKIL / BATU PECAH
No. ./ LKB /
Dikirim oleh :
Untuk pekerjaan :
Diterima tanggal :
Lubang
Pasir
Pasir
ayakan
II
inc/mm
3
1,5
3/4
3/8
4.76
E%
100
100
100
100
99.488
E%
Kerikil /
Bt. pecah
I
E%
100
100
46.86
13.66
0.3
Kerikil /
Bt. pecah
I
E%
Ps I
35 %
35
35
35
35
34,82
65 %
65
65
30,46
8,88
0,19
E%
100
100
65,46
43,88
35,02
48
2.38
1.19
0.59
0.297
0.149
0
Jumlah
F
97.295
94.55
85.73
11.73
0.23
0
0
0
0
0
0
0
34,03
33,09
30
4,10
0,08
0
0
0
0
0
0
0
F
34,03
33,09
30,01
4,11
0,08
0
Campuran =
0,3
0,6
1,2
2,4
4,8
9,6
19
38
95
90
10
80
% YANG LOLOS
75
20
70
30
60
40
50
45
40
45
50
30
60
30
25
70
20
10
0
80
6
8
0,15
0,3
0,6
90
1,2
2,4
4,8
9,6
19
38
0
100
100
Surabaya,
Kepala,
KESIMPULAN
Dari hasil penyelidikan campuran agregat :
Dari hasil grafik menunjukkan nominal agregat 1% in to 3/16.
Seandainya dalam perhitungan analisa saringan pasir dan krikil tidak sesuai
dengan apa yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan ulang.
Dari hasil perhitungan didapatkan analisa saringan pasir Zona 3, yaitu pasir
dalam keadaan halus.
49
50
BAB III
PERENCANAAN MIX DESIGN
Langkah langkah pembuatan rencana campuran beton normal
1.
merencanakan kuat tekan beton yang disyaratkan fc= 20 n/mm 2pada umur 28 hari
2.
3.
4.
Merencanakan kuat tekan beton rata rata yang ditargetkan fcr menurut ayat 3.3.1.
butir 2;
5.
6.
Menggunakan agregat kasar yaitu krikil, dan agregat halus yaitu pasir.
7.
Menentukan faktor air semen menurut ayat 3.3.2. Bila dipergunakan grafik 1 atau 2
ikuti langkah langkah berikut :
a.
Menentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan tabel 2
sesuai dengan semen danagregat yang dipakai;
b.
Melihat grafik 1 untuk benda uji berbentuk silinder atau grafik 2 untuk benda
uji berbentuk kubus;
c.
Menarik garis tegak lurus keatas untuk faktor air semen 0,5 sampai memotong
kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir 2 diatas;
d.
Menarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan sampai
memotong kurva yang ditentukan pada sub butir 3 diatas;
e.
Menarik garis tegak lurus kebawah melalui titik potong tersebut untuk
mendapatkan faktor air semen yang diperlukan.
8.
Menetapkan faktor air semen maksimum menurut ayat 3.3.2 butir (dapat ditetapkan
sebelumnya atau tidak). Jika nilai faktor air semen yang diperoleh dari butir 7 diatas
lebih kecil dari yang dikehendaki, maka yang dipakai yang terendah;
9.
10.
11.
12.
Direncanakan jumlah semen yang besarnya adalah kadar semen = 403,64 kg/m 3 .
kadar semen adalah kadar air bebas dibagi faktor air semen;
13.
51
14.
Menentukan jumlah semen seminimum mungkin = 125, jika tidak lihat 3.2.2 kadar
semen yang diperoleh dari perhitungan, jika perlu disesuaikan.
15.
Menentukan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah karena
lebih kecil dari jumlah semen minimum yang ditetapkan (atau lebih bsar dari
jumlah semen maksimum yang disyaratkan), maka faktor air semen harus
diperhitungkan kembali.
16.
merencanakan susunan besar butir agregat halus (pasir). daerah gradasi susunan batir
pada zona 3
17.
18.
19.
Menentukan berat jenis relatif agregat menurut grafik 13 sesuai dengan kadar air
bebas yang sudah ditemukan dari tabel 6 dan berat jenis relatif dari agregat
gabungan butir 18;
20.
Menghitung kadar agregat gabungan yang besarnya adalah berat jenis beton
dikurangi jumlah kadar semen dan kadar air bebas;
21.
Menghitung kadar agregat halus yang besarnya adalah hasil kali prosentase pasir
butir 17 dikurangi kadar agregat gabungan butir 20;
22.
Menghitung kadar agregat kasar yang besarnya adalah kadar agregat gabungan butir
20 dikurangi kadar agregat gabungan butir 21;
23.
24.
Membuatlah campuran uji, ukur dan catatlah besarnya slump serta kekuatan tekan
yang sesungguhnya, perhatikan hal berikut :
52
a. Jika harga yang didapat sesuai dengan harga yang diharapkan, maka susunan
campuran beton tersebut dikatakan baik. Jika tidak, maka campuran perlu
dibetulkan;
b. Kalu slumpnya ternyata terlalu tinggi / rendah, maka kadar air perlu dikurangi /
ditambah (dengan demikian juga kadar semennya, karena faktor air semen harus
dijaga agar tetap tak berubah);
c. Jika kekuatan beton dari campuran uji ini terlalu tinggi atau rendah,maka faktor
air semen dapat atau harus ditambah atau dikurangi sesuai dengan grafik 1 atau
2.
Apabila agregat tidak dalam keadaan jenuh kering permukaan proporsi campuran
harus dikoreksi terhadap kandungan air dalam agregat. Koreksi
proporsi campuran harus dilakukan terhadap kadar air dalam agregat paling
sedikit minimum satu kali dalam sehari dan dihitung menurut rumus berikut:
AIR
AGREGAT HALUS
AGREGAT KASAR
Dimana :
B =
C =
D =
Ca =
Da =
Ck =
Dk =
53
No.
U R AI AN
N I LAI
TABEL / GRAFIK /
PERHITUNGAN
1.
Ayat 3.3.1
2.
Deviasi standar
3.
4.
5.
6.
17.5N/mm2 pada21..hari
Ditetapkan
Ayat 3.3.2 ..
Dutetapkan
Batu Pecah.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Tabel 2
Pasir alami.
0.5.
Grafik 1 atau 2
Ayat 3.3.2
Ditetapkan ayat 3.3.3
Ditetapkan ayat 3.3.4
Tabel 6 ayat 3.3.5
11 : 8 atau 7
Ditetapkan
Ditetapkan ayat 3.3.2
Tabel 3, 4, 5
15.
16.
Grafik 3 s/d 6
17.
Grafik 10 s/d 12
18.
N/mm2
(k = 1.34) 1.34 x 5=6.7N/mm2
17.5.+6.7=24.2.N/mm2
Tabel 1
19.
(kering permukaan)
Berat jenis beton..
Grafik 13
20.
19 (12 + 11)
21.
22.
17 x 20
20 21
2340.kg/m3
2340.-329.3=2010.7
kg/m3
= 703.75 kg/m3
= 1306.95 kg/m3
Agregat halus
Agregat kasar
Semen (Kg)
- tiap m3
- tiap campuran uji...m3
Liter)
(Kg)
(Kg)
185
325
703.75
1306.95
X
X
X
X
0.0459 =
0.0459 =
0.0459 =
0.0459 =
8.5
14.92
32.3
59.99
+
+
+
+
0.85
1.492
3.23
5.999
=
=
=
=
16.412
35.53
65.989
54
55
TABEL 1
FAKTOR PENGALI UNTUK DEVIASI STANDAR BILA DATA HASIL UJI YANG
DISEDIAKAN KURANG DARI 30
FAKTOR PENGALI
JUMLAH PENGUJIAN
Kurang dari 15
DEVIASI ESTNDAR
Lihat Ayat 3.2.1
15
20
1,08
25
1,03
30 atau lebih
1,00
Bila data uji lapangan untuk menghitung deviasi standar yang memenuhi persyaratan Ayat 3.2.1
butir 1 tidak tersedia, maka kuat tekan rata rata yang ditargetkan fcr harus diambil tidak
kurang dari (fc + 12) Mpa;
TABEL 2
PERKIRAAN KEKUATAN TEKAN (N / mm) BETON DENGAN FAKTOR AIR
SEMEN 0,5 DAN JENIS SEMEN DAN AGREGAT KASAR YANG BIASA DIPAKAI
DI INDONESIA
JENIS SEMEN
Semen
JENIS AGREGAT
KASAR
28
33
31
40
38
44
46
53
44
48
53
60
Silinder
Kubus
Catatan :
- 1 N / mm2 = 1 MN / m2 = 1 Mpa = 10,2 kg / cm2 = 145,075 psi
- kuat tekan silinder = 0,83 kuat tekan kubus (150 mm x 300 mm) (150 mm x 150 mm)
TABEL 3
PERSYARATAN JUMLAH SEMEN MINIMUM
DAN FAKTOR AIR SEMEN MAKSIMUM UNTUK
BERBAGAI MACAM PEMBETONAN DALAM
56
LINGKUNGAN KHUSUS
JUMLAH SEMEN
MINIMUM PER
m3 BETON (kg)
NILAI FAKTOR
SEMEN MAKSIMUM
275
0,60
325
0,52
325
0,60
275
0,60
325
0,55
korosif
Beton diluar ruangan
bangunan :
a. tidak terlindung dari
hujan dan terik
matahari langsung
b. terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung
Beton yang masuk kedalam
tanah :
a. mengalami keadaan basah
kering berganti - ganti
b. mendapat pengaruh sulfat
dan alkali dari tanah
Beton yang kontinue
berhubungan :
a. air tawar
lihat tabel 4
lihat tabel 5
b. air laut
57
TABEL 4
KETENTUAN UNTUK BETON YANG BERHUBUNGAN DENGAN AIR, TANAH
YANG MENGANDUNG SULFAT
KANDUNGAN SEMEN kg/m3
KONSENTRASI SULFAT
DALAM BENTUK SO3
KADAR
GANGGUA
N SULFAT
DALAM TANAH
UKURAN NOMINAL
SULFAT
(SO3)
TOTAL
SO3 DALAM
DALAM
SO3
CAMPURAN AIR :
(%)
TANAH = 2 : 1 g / l
TIPE
AGREGAT MAKSIMUM
FAKTOR
AIR
SEMEN
SEMEN
40mm
20mm
10mm
80
300
350
0,50
290
330
380
0,50
270
310
360
0,55
250
290
340
0,55
340
380
430
0,45
380
0,50
AIR
TANAH g / l
Tipe I dengan atau
Kurang
1
Kurang dari
Kurang dari 1,0
dari 0,2
tanpa Pozolan
0,3
(15-40%)
Tipe I dengan atau
0,2 0,5
1,0 1,9
0,5 1,2
tanpa Pozolan
(15-40%)
Tipe I + Pozolant
(15-40%) atau
Semen Portland
Pozolan
Tipe II atau
Tipe V
Tipe I + Pozolan
(15-40%) atau
0,5 1,0
1,9 3,1
1,2 2,5
Semen Portland
Pozolan
Tipe II atau
290
330
Tipe V
Tipe II atau
4
1,0 2,0
3,1 5,6
2,5 5,0
330
370
420
0,45
330
370
420
0,45
Tipe V
Tipe II atau
Lebih dari
5
Lebih dari
Lebih dari 5,6
2,0
Tipe V + lapisan
5,0
pelindung
58
TABEL 5
KETENTUAN MINIMUM UNTUK BETON BERTULANG KEDAP AIR
KONDISI
JENIS
LINGKUNGAN
BETON
BERHUBUNGAN
DENGAN
KANDUNGAN SEMEN
FAKTOR AIR
SEMEN
TIPE SEMEN
MAKSIMUM
Air tawar
0,50
Air payau
0,45
Air laut
0,50
0,45
Tipe I - V
Tipe I + Pozolan
Bertulang
atau
MINIMUM kg/m3
UKURAN NOMONAL
MAKSIMUM AGREGAT
40 mm
20 mm
280
300
(15-40%) atau
semen Portland
Prategang
Pozolan
Tipe II atau Tipe V
Tipe II atau Tipe V
340
380
290
330
330
370
TABEL 6
PERKIRAAN KADAR AIR BEBAS (KG/M3) YANG DIBUTUHKAN
UNTUK BEBERAPA TINGKAT KEMUDAHAN PENGERJAAN
ADUKAN BETON
S L U M P (mm)
UKURAN BESAR BUTIR
JENIS AGREGAT
AGREGAT MAKSIMUM
Batu tak dipecahkan
10
Batu pecah
Batu tak dipecahkan
20
Batu pecah
Batu tak dipecahkan
30
Batu pecah
0 - 10
10 30
30 - 60
60 - 100
150
180
135
170
115
155
180
205
160
190
140
175
205
230
180
210
160
190
225
250
195
225
175
205
Catatan :
1. Koreksi suhu
Untuk suhu diatas 20o C, setiap kenaikan 5o C harus ditambah air 5 liter per
m3
adukan beton.
2. Kondisi permukaan
Untuk permukaan agregat yang kasar harus ditambah air 10 liter per m3 adukan
beton.
= Semen tipe I, II, dan VI
= Semen tipe III
59
70
600
60
500
50
400
40
N/mm2
700
C
300
30
D
200
20
A = 91 hari
B = 28 hari
100
0 0.3
10
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
C = 7 hari
D = 3 hari
GRAFIK 1
HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN
(BENDA UJI BERBENTUK SILINDER DIAMETER 150 mm TINGGI 300 mm)
60
90
80
70
60
50
40
30
A = 91 hari
20
B = 28 hari
C = 7 hari
10
0 0,3
D = 3 hari
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
GRAFIK 2
HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN
(BENDA UJI BERBENTUK KUBUS 150 x 150 x 150 mm)
61
0 10 mm
VB
> : 12 S
10 30 mm
30 60 mm
60 80 mm
6 12 S
36S
03S
80
70
60
50
40
30
20
10
0,2
0,4
0,6
0,8
0,4
0,6
0,8
0,4
0,6
0,8
0,4
0,6
0,8
0 10 mm
VB
> : 12 S
10 30 mm
30 60 mm
60 80 mm
6 12 S
36S
03S
80
70
60
50
40
30
20
10
0,2
0,4
0,6
0,8
0,4
0,6
0,8
0,4
0,6
0,8
0,4
0,6
0,8
62
2700
2600
2500
2400
2300
2200
2100
100
120
140
160
180
200
220
240
260
0 10 mm
VB
> : 12 S
10 30 mm
30 60 mm
6 12 S
36S
60 80 mm
03S
80
70
60
50
40
30
20
10
0,2
0,4
0,6
0,8
0,4
0,6
0,8
0,4
0,6
0,8
0,4
0,6
0,8
KESIMPULAN
Dari hasil penyelidikan perencanaan mix design :
63
Jika nilai faktor air semen yang diperoleh dari langkah-langkah perencanaan
campuran beton lebih Cecil dari yang dikehendaki, maka yang dipakai yang
terendah.
Dari percobaan pratikum jumlah semen minimum yang didapatkan adalah
452 kg/m3, sedangkan jumlah semen minimum yang disyaratkan adalah 325
kg/m3, maka sesuai yang disyarat.
64
BAB IV
CAMPURAN AGREGAT
IV.1. Pembuatan Campuran Beton (ASTM C 192 90a)
a. Tujuan
Membuat campuran beton berdasarkan analisa agregat dan semen dari
percobaan terdahulu.
b. Peralatan yang diperlukan
Timbangan analisa 2600 gram
Takaran air
Ember
Cetok
Molen
c. Bahan yang diperlukan
Semen portland jenis I (S550)
Pasir
Kerikil
Air bersih
Bak tempat adonan basah
d. Prosedur kerja
Menyiapkan semua bahan yang diperlukan
Mengisi molen dengan air secukupnya (sekedar membasahi molen
tersebut)
Memasukkan kerikil dan bagian dari air
Setelah semua kerikil terbasahi dengan rata, kemudia memasukkan
semen beserta dengan pasir.
Memasukkan air sisanya tadi dan mengaduk sampai rata.
Setelah campuran beton homogen, ( 3 ~ 5 menit ) campuran tersebut
dapat dikeluarkan dari molen.
e. Pengambilan data
65
1
5.1
8.7
1.531
2.351
2
5.1
8.7
1.531
2.351
66
1
50
2
-
Perhitungan :
Harga slump rata rata =50mm
Kesimpulan :
Harga slump yang terjadi adalah 50mm
67
KESIMPULAN
Dari hasil penyelidikan campuran agregat :
Jika harga slump selisihya terlalu jauh dari rata-rata slump, maka campuran
tersebut terlalu encer.
68
BAB V
EVALUASI MUTU BETON
V.1. Tes Kuat Tekan Hancur Beton (ASTM C 39 94)
a. Maksud dan Tujuan
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian ini untuk
menentukan kuat tekan beton (compressive strength) beton dengan benda uji
silinder atau kubus yang dibuat dan dicuring di laboratorium maupun di
lapangan.
Pengujian ini untuk memperoleh nilai kuat tekan dengan prosedur yang benar.
b. Peralatan yang diperlukan
Timbangan
Mesin tes tekan hidrolis
c. Bahan yang diperlukan
Beton uji silinder berukuran 15 x 30 cm.
d. Pengertian
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan
tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan.
e. Prosedur kerja
Melakukan tes kekuatan hancur beton saat beton telah berumur 3, 7, 14,
dan 28 hari.
Menimbang masing masing silinder benda uji.
Meletakkan benda uji pada alat tekan dan memilih permukaan yang rata
sebagai bidang yang akan dibebani.
69
TABEL SLUMP
CHANGE IN THE WATER CONTENT OF A CUBIC METRE OF CONCRETE (IN LITRES)
REQUIRED TO MODIFY THE SLUMP.
TO CHANGE A SLUMP FROM
mm
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105
110
115
120
125
130
135
140
145
150
-10
-16
-20
-23
-26
-28
-30
-32
-33
-35
-36
-37
-38
-39
-40
-41
-42
-42
-43
-44
-45
-45
-46
-46
-47
-48
-48
-49
-49
10
10
-6
-10
-13
-16
-16
-20
-22
-23
-25
-26
-27
-28
-29
-30
-31
-32
-32
-33
-34
-35
-35
-36
-36
-37
-38
-38
-39
-39
15
16
-4
-8
-10
-12
-14
-16
-18
-19
-20
-21
-22
-23
-24
-25
-26
-27
-28
-28
-29
-29
-30
-31
-31
-32
-32
-33
-33
20
20
10
-3
-5
-8
-10
-12
-13
-15
-16
-17
-18
-19
-20
-21
-22
-23
-23
-24
-25
-25
-26
-26
-55
-28
-28
-29
-29
25
23
13
-2
-5
-7
-9
-10
-11
-13
-14
-15
-16
-17
-18
-19
-19
-20
-21
-21
-22
-23
-23
-24
-24
-25
-25
-26
30
26
16
10
-3
-5
-7
-8
-10
-11
-12
-13
-14
-15
-16
-17
-18
-18
-19
-20
-20
-21
-22
-22
-23
-23
-24
-24
35
28
18
12
-2
-4
-5
-7
-8
-9
-10
-11
-12
-13
-14
-15
-15
-16
-17
-17
-18
-19
-19
-20
-20
-21
-21
40
30
20
14
10
-2
-3
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
-12
-13
-13
-14
-15
-15
-16
-16
-17
-18
-18
-19
-19
45
32
22
16
12
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
-12
-12
-13
-13
-14
-15
-15
-16
-16
-17
-17
50
33
23
18
13
10
-1
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-9
-10
-11
-11
-12
-13
-13
-14
-14
-15
-15
-16
55
35
25
19
15
11
10
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-9
-10
-11
-11
-12
-12
-13
-13
-14
-14
60
36
26
20
16
13
11
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-7
-8
-9
-9
-10
-11
-11
-12
-12
-13
-13
65
37
27
21
17
14
12
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-6
-7
-8
-8
-9
-10
-10
-11
-11
-12
-12
70
38
28
22
18
15
13
10
-1
-2
-3
-4
-5
-5
-6
-7
-7
-8
-9
-9
-10
-10
-11
-11
75
39
29
13
19
16
14
11
-1
-2
-3
-3
-4
-5
-5
-6
-7
-7
-8
-8
-9
-9
-10
80
40
30
24
20
17
15
12
10
-1
-2
-3
-3
-4
-5
-6
-5
-6
-7
-8
-8
-9
-9
85
40
31
25
21
18
16
13
11
-1
-2
-2
-3
-4
-4
-5
-5
-6
-7
-7
-8
-8
90
42
32
26
22
19
17
14
12
10
-1
-2
-2
-3
-3
-4
-5
-5
-6
-6
-7
-7
95
42
32
27
23
19
18
15
13
11
-1
-1
-2
-3
-3
-4
-4
-5
-6
-6
-7
100
43
33
28
23
20
18
15
13
12
10
-1
-1
-2
-3
-3
-4
-4
-5
-5
-6
105
44
34
28
24
21
19
16
14
12
11
-1
-1
-2
-2
-3
-4
-4
-5
-5
110
45
35
29
25
21
20
17
15
13
11
10
-1
-1
-2
-2
-3
-4
-4
-5
115
45
35
29
25
22
20
17
15
13
12
11
-1
-1
-2
-2
-3
-3
-4
120
46
36
30
26
23
21
18
16
14
13
11
10
-1
-1
-2
-2
-3
-3
125
46
36
31
26
23
22
18
16
15
13
12
11
10
-1
-1
-2
-2
-3
130
47
37
31
27
24
22
19
17
15
14
12
11
10
-1
-1
-2
-2
135
48
38
32
28
24
23
20
18
16
14
13
12
11
10
-1
-1
-2
140
48
38
32
28
25
23
20
18
16
15
13
12
11
10
-1
-1
145
49
39
33
29
26
24
21
19
17
15
14
13
12
11
-1
150
49
39
33
29
26
24
21
19
17
16
14
13
12
11
10
70
fcr = fc + 1,34 S
margin
fc
1.34 S
margin
Pf = 10 %
fc
Xi Xi
Kuat tekan
fcr
1/ 2
3. Menentukan : S
n 1
ACI : %.3.1.1
a. Faktor modifikasi bila n < 30
n
FAKTOR MODIFIKASI
< 15
Pakai tabel 5.3.2.2
15
1,16
20
1,08
25
1,03
> 30
1,00
b. fcr bila tidak ada untuk Estimasi S
fc (Mpa)
fcr (Mpa)
Specified
< 21
fc + 7
21 35
fc + 8,5
> 35
fc + 10
4. TARGET KUAT TEKAN fcr ACI. 5.3.2
fcr = fc + 1,34 S
Pilih tertinggi dari
fcr = fc + 2,33 S 3,5
5. Dengan metode DOE dari hasil fcr = TMS didapat A/C
Berdasar Strenght Requirments
6. Berdasar Durability Requirements
Mahasiswa membuat Mix Design berdasarkan pada objek bangunan a.1 :
1. Bangunan kedap air
2. Bangunan tahan sulfat
3. Bangunan pelat, kolom, pelat atap
4. Bangunan Shear Wall
Untuk setiap objek bangunan mahasiswa membahas / mempelajari antara lain
A/C max, max, dan syarat teknis lainnya.
7. Dari 5 6
ditetapkan A/C yang memenuhi syarat
8. Dari hasil Mix Design dievaluasi hasil test fcr
Tercapai / tidak
71
72
MARGIN
10 % fail
fc
1.345
fc
margin
1.645
margin
5 % fail
fc
ACI : 5.6.2.3.(b)
THREE CONSECUTIVE STRENGTH
A < fc : NOT GOOD
B > fc : GOOD
C > fc : GOOD
C
fc
fc- 3,5
ACI : 5.6.2.3.(a)
AVERAGE OF TWO CYILINDER
D < fc 3,5 : NOT GOOD
E > fc 3,5 : GOOD
F < fc 3,5 : NOT GOOD
II
fcrI
fc
II
O
fcrII
fcrII
IIIIII
fc
I
73
UMUR
(hari}
BERAT
(gram)
P
(N)
A
Mm2
7850
n =P/A
3600
110000
3740
110000
14.013
3760
80000
10.191
3670
110000
14.013
3690
120000
15.287
3890
90000
11.465
3800
100000
12.739
3590
70000
8.917
3720
100000
12.739
10
3820
70000
8.917
11
3790
90000
11.465
12
3800
100000
12.739
13
3650
110000
14.013
14
3790
100000
12.739
15
3730
90000
11.465
16
3840
120000
15.287
17
3700
90000
11.465
18
3850
60000
7.643
19
3720
90000
11.465
20
3760
80000
10.191
21
3710
140000
17.834
22
3690
90000
11.465
n 21 =
KORELASI n/korelasi (Xi - Xi ) 2
14.013
74
23
3780
100000
12.739
24
3760
80000
10.191
25
3730
90000
11.465
26
3830
110000
14.013
27
3700
100000
12.739
28
3690
80000
10.191
29
3750
100000
12.739
30
3700
110000
14.013
S = ( Xi Xi )
N1
= 362,555
16-1
= 4,99
fcr =fc + (1,34 x S)
= 30 + ( 1,34 x 4,99)
= 36,63
KESIMPULAN
Dari hasil evaluasi mutu beton :
75
Jika hasil dengan menggunakan benda uji dari umur 7 hari sampai umur 28
hari menunjukkan hasil rata-ratanya naik dan mendapat hasil yang
dimaksimalkan maka campuran beton tersebut bagus / sesuai.
76
PE N UTU P
Pratikum beton sangat penting dilakukan untuk menunjang kemampuan tiap
individu mahasiswa, demi bertambahnya skill atau keahlian mahasiswa tersebut.
Pratikum beton dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat tekan dan kemampuan dari
beton pada saat dilakukan uji coba kelayakan. Prinsip kerja dari beton adalah sebagai
penahan / penyangga utama dari suatu bangunan gedung. Sehingga dengan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
terselesaikannya laporan ini dan semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.
77
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku ASTM.
2. Departemen pekerjaan umum, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung, SKSNI T15-2002-03.
3. Ibu Wiwik ST, Catatan Standart Berat Jenis Agregat Halus dan Kasar.
4. Peratiran Pembebanan Indonesia ( PPI ) 1983.
5. Laboratorium Beton ITATS, Petunjuk Praktikum Beton , Surabaya
78