PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perkembangan
teknologi
dimasa
kini
membuat
perkembangan teknologi permesinan sangat dibutuhkan. Mesinmesin yang dibuat untuk menggantikan tenaga manusia bertujuan
untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Elemen mesin merupakan ilmu yang mempelajari bagianbagian mesin dilihat antara lain dari sisi bentuk komponen, cara
kerja, cara perancangan dan perhitungan kekuatan dari
komponen tersebut. Dasar-dasar yang diperlukan untuk dapat
mempelajari
dan
mengerti
tentang
elemen
mesin
dan
SAMBUNGAN
Sebagai contoh :
dari gambar mobil di bawah ini, dapatkan diidentifikasi elemen
mesin apa saja yang
membentuk satu unit mobil secara keseluruhan ?
Mesin
Gabungan dari berbagai elemen mesin yang membentuk satu
sistem kerja.
Mesin-mesin penggerak mula
1. Turbin : air, uap, gas : (pesawat terbang, kapal laut, kereta
api, dll).
2. Motor listrik (AC, pompa air, kompresor, dll)
3. Motor Bakar Bensin dan Diesel (mobil, sepeda motor,
kereta diesel, generator
SAMBUNGAN
listrik.
4. Kincir angin (pompa, generator listrik)
Mesin-mesin lain : crane, lift, katrol, derek, alat-alat berat, mesin
pendingin, mesin
pemanas, mesin produksi, dll.
Mesin-mesin tersebut terdiri dari berbagai jenis dan jumlah
komponen pendukung yang
berbeda-beda.
Suatu mesin merupakan atau penggabungan dari banyak
elemen dimana satu elemen dihubungkan dengan elemen lainnya
dengan
cara
menggunakan
sambungan
-sambungan
yang
dapat
dalam
dalam
komponen mesin ?
3. Bagaimana menyelesaikan soal hitungan mengenai sambungan
dalam elemen mesin ?
C. TUJUAN PENULISAN
Dari latar belakang permasalahan yang dijelaskan diatas, maka
dapat ditentukan bahwa tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1. Menyelesaikan tugas makalah Elemen mesin
2. Mengenal macam-macam sambungan yang digunakan dalam
komponen mesin serta memahami perhitungan rancangannya.
SAMBUNGAN
3. Mengenal dan memahami ujuk kerja, mendeteksi bagianbagian yang penting serta menguasai metode perhitungan kekuatan
berbagai jenis poros, kopling tetap dan pegas
SAMBUNGAN
BAB II
STUDY PUSTAKA
2.1 SAMBUNGAN
Makna sambungan yang difahami dalam bidang pemesinan,
tidak jauh berbeda dengan
apa
yang
kita
jumpai
dalam
perlakuan
yang
berbeda. Sehingga
untuk
dapat
SAMBUNGAN
SAMBUNGAN
Tegangan Leleh
Tegangan dasar
baja
Kg/cm2
Bj 34
2100
Bj 37
2400
Bj 41
2500
Bj 44
2800
Bj 50
2900
Bj 52
3500
mp
a
21
0
24
0
25
0
28
0
29
0
36
0
Kg/cm2
mpa
1400
140
1600
160
1666
1867
1933
2400
166.
6
186.
7
193.
3
240
sebaiknya
memperhitungkan
juga
adanya
SAMBUNGAN
1
0
diperhitungkan
juga
terhadap
momen
akibat
eksentrisitas.
6. Tebal plat pada sambungan yang memakai paku keling atau baut
tidak boleh lebih besar dari 5 kali diameter paku keling atau
baut. Apabila panjang lekat baut atau paku keling lebih dari 5
kali diameter baut atau paku keling maka jumlah baut atau paku
keling yang diperlukan harus ditambah dengan ketentuan setiap
kelebihan tebal 6 mm ditambah 4%. Dimana penambahan paku
keling atau baut paling sedikit satu buah. Untuk panjang lekat
yang mempunyai kelebihan tebal lebih kecil dari 6 mm, maka
jumlah baut atau paku keling tidak bertambah.
7. Diameter lubang baut sama dengan diameter baut ditambah 1
mm. Untuk baut mutu tinggi diameter lubang baut sama dengan
diameter batang baut ditambah 2 mm.
SAMBUNGAN
1
1
8. Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah
gaya tidak boleh lebih dari 5 buah.
9. Jarak antara sumbu baut paling luar ke tepi atau ke ujung bagian
yang disambung, tidak boleh kurang dari 1,2 d dan tidak boleh
lebih besar dari 3 d atau 6 t (gambar 9.1) dimana t adalah tebal
terkecil bagaian yang disambungkan
10. Pada sambungan yang terdiri dari satu baris baut, jarak dari
sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan tidak boleh kurang
dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7d atau 14t
11. Jika sambungan terdiri dari lebih dari satu baris baut yang tidak
berseling (gambar 11.1), maka jarak antara kedua baris baut itu
dan jarak sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan pada satu
baris tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar
dari 7d atau 14t
12. Jika sambungan terdiri lebih dari satu baris baut yang dipasang
berseling (gambar 12.1), jarak antara baris-baris baut (u) tidak
boleh kurang dari 2,5d dan tidak boleh lebih besar dari 7d atau
14t, sedangkan jarak antara satu baut dengan baut terdekat pada
baris lainnya (s2), tidak boleh lebih besar dari 7d 0,5u atau
14t 0,5u.
uu S2S2S2S2SS
2,5 d u 7 d atau 14 t
SAMBUNGAN
1
2
di
bagian
kerucut
(head)
dan
ekor
SAMBUNGAN
1
3
SAMBUNGAN
1
4
Digunakan untuk membuat sambungan permanen antara pelatpelat, mulai dari konstruksi ringan sampai konstruksi berat.
Biasanya terbuat dari bahan baja, kuningan, alumunium atau
tembaga sesuai dengan bahan benda yang disambung.
Gambar :
SAMBUNGAN
1
5
2.2.1
Metode Pengelingan
Metode pengelingan (penyambungan paku keling) yang
dilakukan
Yakni :
a.
Pemakaian ringan
b.
Pemakaian sedang
1
6
c.
untuk
mendapatkan
kekuatan
dan
SAMBUNGAN
1
7
2.2.3
2. Kepala panci.
3. Kepala jamur
8. Kepala datar
SAMBUNGAN
1
8
Pemakaiannya :
tangan.
SAMBUNGAN
1
9
2
0
2
1
dengan plat utama. Tipe ini meliputi single strap butt joint dan
double strap butt joint.
SAMBUNGAN
2
2
2
3
2
4
Ft = t . At = t (p d) t
c. Shearing of the rivets
Kerusakan sambungan paku keling karena beban geser.
2
5
SAMBUNGAN
2
6
SAMBUNGAN
2
7
SAMBUNGAN
2
8
SAMBUNGAN
2
9
Pengelasan
pada
umumnya
dilakukan
dalam
3
0
Kebanyakan
proses
pengelasan
berbahaya
karena
SAMBUNGAN
3
1
3
2
SAMBUNGAN
3
3
3
4
2)
yang disambung ditekan satu sama lain dan arus yang cukup
besar dialirkan melalui sambungan tersebut. Pada saat arus
mengalir dalam logam, panas tertinggi timbul di daerah yang
memiliki resistansi listrik terbesar, yaitu pada permukaan kontak
kedua logam (fayng surfaces)
3)
3
5
SAMBUNGAN
3
6
Gambar 2.2
Penampang melintang penyambungan pengelasan lebur
(2) Daerah antarmuka las (weld interface zone)
Merupakan daerah sempit berbentuk pita (band) yang
memisahkan antara daerah lebur dengan Haz . Daerah ini terdiri
dari logam dasar yang melebur secara keseluruhan atau sebagian,
yang segera menjadi padat kembali sebelum terjadi proses
pencampuran.
(3) Daerah pengaruh panas (heat effective zone,HAZ)
Logam pada daerah ini mendapat pengaruh panas dengan
suhu di bawah titik lebur, tetapi cukup tinggi untuk merubah
SAMBUNGAN
3
7
mikrostrukturnya,
sehingga
sifat
mekaniknya
mengurangi
kekuatannya.
Untuk
menghilangkan
3
8
3
9
4
0
1. Jenis sambungan
Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digunakan untuk
menyatukan dua bagian benda logam, seperti dapat dilihat dalam
gambar 2.3
4
1
satu bagian diletakkan tegak lurus pada bagian yang lain dan
membentuk huruf T yang terbalik.
(e)
digunakan,
tetapi
pengelasan
merupakan
metode
A.
SAMBUNGAN
4
2
SAMBUNGAN
4
3
dilihat dalam gambar 2.6, dengan membuat satu lubang atau lebih
atau slot pada bagian pelat yang diletakkan paling atas, dan
kemudian mengisi lubang tersebut dengan logam pengisi
sehingga kedua bagian pelat melumer menjadi satu.
4
4
D.
dalam gambar 2.7. Las-an titik adalah manik las yang kecil antara
permukaan lembaran atau pelat. Las-an titik diperoleh dari hasil
pengelasan resistansi listrik. Las-an kampuh hampir sama dengan
las-an titik, tetapi las-an kampuh lebih kontinu dibandingkan
dengan las-an titik.
SAMBUNGAN
4
5
E.
4
6
bahan
dasar
base
metal
atau
tidak
baiknya
pada
gilirannya
industri/perusahaan/instansi
tersebut
SAMBUNGAN
4
7
1. Retak Las
Cacat las yang sering sekali terjadi pada saat proses pengelasan
adalah retak las yang dapat dibagi menjadi dua kategori yakni :
retak dingin dan retak panas.
a. Retak dingin
adalah retak yang terjadi pada daerah las pada suhu kurang
lebih 300o C. Sedangkan retak panas adalahretak yang terjadi
pada suhu diatas 500o C. Retak dingin tidak hanya terjadi pada
daerah HAZ(Heat Affected Zone) atau sering disebut dengan
SAMBUNGAN
4
8
SAMBUNGAN
4
9
5
0
SAMBUNGAN
5
1
kekuatan
konstruksi
yang
kurang
kokoh
karena
(a)
SAMBUNGAN
5
2
(b)
Gambar 2.11 (a) Penembusan Kurang Baik (b) Penembusan Baik
Penyebab dari penembusan yang kurang ini antara lain :
a. Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi.
b. Arus terlalu rendah.
c. Diameter elektroda yang terlalu besar atau terlalu kecil.
d. Benda kerja terlalu kotor.
e. Persiapan kampuh atau sudut kampuh tidak baik.
f. Busur las yang terlalu panjang.
3. Pengerukan / Under cut
Cacat las yang lain adalah pengerukan atau yang sering disebut
dengan under cut pada benda kerja. Pengerukan ini terjadi pada
benda kerja atau konstruksi yang termakan oleh las sehingga
benda kerja tadi berkurang kekuatan konstruksi meskipun
sebelumnya telah dilakukan pengelasan.
SAMBUNGAN
5
3
5
4
5
5
5
6
b. Pengkleman salah.
c. Pemanasan yang berlebihan.
d. Kesalahan persiapan kampuh.
e. Pemanasan tidak merata.
f. Penempatan bagian-bagian yang disambung kurang baik.
g. Salah urutan pengelasan.
7. Hot Cracking
Yaitu retakan yang biasanya timbul pada saat vairan las
mulai membeku karena luas penampang yang terlalu kecil
dibandingkan dengan benda kerja yang akan yang akan dilas
sehingga terjadi pendinginan.
SAMBUNGAN
5
7
8. Underbead cracking
Terjadi karena adanya hydrogen ataupun karena kuatnya
kontruksi penguat sampingan. dapat di tanggulangi dengan
menggunakan elektroda las low hydrogen atau pemanasan awal
benda kerja sampai suhu 120o C.
SAMBUNGAN
5
8
menggunakan
elektrodadengan
fluk
yang
5
9
harus
ukuran
coakan.
e. Membersihkan benda kerja dari terak dan kotoran yang ada.
f. Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.
g. Membetulkan sudut kampuh.
SAMBUNGAN
6
0
C.
pengelasan.
SAMBUNGAN
6
1
Dimana
SAMBUNGAN
6
2
Pembebanan Lengkung
6
3
SAMBUNGAN
6
4
6
5
SAMBUNGAN
6
6
Major diameter
Diameter terbesar pada bagian ulir luar atau bagian ulir dalam dari
sebuah sekrup. Sekrup dispesifikasikan oleh diameter ini, juga
disebut diameter luar atau diameter nominal.
Minor diameter
Bagian terkecil dari bagian ulir dalam atau bagian ulir luar, disebut
juga sebagai core atau diameter root.
Pitch diameter
Disebut
juga
diameter
efektif,
merupakan
bagian
yang
6
7
Pitch
Jarak dari satu ujung ulir ke ujung ulir berikutnya. Juga dapat
diartikan jarak yang ditempuh ulir dalam satu kali putaran.
2.4.4 Bentuk Ulir
a). British standard whitworth (BSW) threat
Mata Ulir berbentu segitiga. Aplikasi : untuk menahan vibrasi, aero
dan automobil
SAMBUNGAN
6
8
SAMBUNGAN
6
9
SAMBUNGAN
7
0
SAMBUNGAN
7
1
SAMBUNGAN
7
2
7
3
pengencangan.
7
4
SAMBUNGAN
7
5
untuk
SAMBUNGAN
7
6
4. SekrupPenetap
Sekrup penetapini, digunakan untuk menetepkan naf
porosnya,
sedang
bentuk
ujungnya
disesuaikan
pada
dengan
SAMBUNGAN
7
7
Keterangan:
1. Beralur
2. Lekuk(soket) segienam
3. Kepala bujursangkar
4. Ujun mangkok
5. Ujung rata
7. Ujung kerucut
8. Ujung berleher
9. Ujung bulat
SAMBUNGAN
7
8
2.4.8 MUR
Pada umumnya mur mempunyai bentuk segienam, tetapi untuk
pemakaian khusus dapat dipakai mur dengan bentuk bermacam
macam, misalnya Murbulat, Murflens, Murtutup, Murmahkota,
dan Murkuping(lihatgambar9a s/d9e)
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting, untuk
mencegah timbulnya kerusakan pada mesin.Pemeilihan baut dan
mur sebagai alat pengikat, harus disesuaikan dengan gaya yang
mungkinakan menimbulkan baut dan mur tersebut putus atau
rusak.
Dalamperencanaanbautdanmurk,
kemungkinan
7
9
SAMBUNGAN
8
0
SAMBUNGAN
8
1
SAMBUNGAN
8
2
BAB III
SOAL JAWABAN
1.
8
3
F = 80 kN
Panjang total lasan (double parallel fillets) untuk beban
statis
Jawab :
F = 1,414 . t . L . max
80 x
= 1,414 . 10 .L . 55
8
4
t max= 700
= 7 000
Jawab
a. Panjang total lasan untuk beban statis (double transverse
fillet weld)
Fmax yang dapat diterima plat :
Fmax = t max . A
= 7 000 . b . t
= 7000 . 10 . 1,25 = 87 500 N
F = 1,414 . t . L . t max
87 500 = 1,414 . 1,25 .L . 7000
+ 1,25 cm
Panjang lasan beban statis :
Ltot = L + 1,25 = 7,07+ 1,25 = 8,32 cm.
SAMBUNGAN
8
5
Tegangan ijin
Fmax= 1,414. t . L . t
87 500 = 1,414. 1,25 . L . 4650
SAMBUNGAN
8
6
SAMBUNGAN
8
7
Penyelesaian, diketahui :
W = 50000 (N)
Bahan baut dan Mur ST 60
Faktor Keamanan (V) = 8
SAMBUNGAN
8
8
BAB IV
RANGKUMAN
1. Makna sambungan yang difahami dalam bidang pemesinan,
tidak jauh berbeda dengan apa yang kita jumpai dalam
kehidupan
sehari-hari,
yaitu
pendek
dengan
sebuah
kepala
di
bagian
berbentuk
kerucut
(head)
dipatenkan
agar
dan
permanen
ekor
dalam
menahan
SAMBUNGAN
8
9
SAMBUNGAN
9
0
84