2.
3.
4.
5.
6.
Berdasarkan penyebabnya :
1. Penyakit menular dapat disebabkan mikroorganisme
bakteri, virus, parasit, rickettsia, chlamidia, prion
2. Penyakit tidak menular pada umumnya disebabkan oleh
gangguan yang bersifat fisiologis dan gangguan
individual yang disebut dengan penyakit metabolik
1.
Kematian neonatal.
Kejadian diperkirakan rata-rata 35% sehingga
mengurangi keuntungan.
2.
3. Kasus mortalitas
. Speedy, di Inggris mencapai 5%( 3 29%),
. Haresign (5 40%).
. Di Indonesia kemungkinan lebih tinggi. Kematian karena
infeksi MO.
4. Kesehatan reproduksi yang berakibat pada rendahnya
efisiensi reproduksi.
5. Kualitas produk rendah.
Kematian Neonatal
Dari hasil penelitian, terdiagnosa sbb :
1.
Viral
Parasit
Metabolik
Bacillus Anthracis
Orf
Haemonchus
contortus
Bloat, timpani
Coli basilosis
Pink eye
Sarcoptest sp dan
Psoroptes sp
Indigesti
Bruselosis
PMK
Trichuris sp
Defisiensi vitamin
Footrot
Pneumonia (oleh
virus)
Miasis, caplak,
Tungau, kutu
Defisiensi mineral
Clostridium tetani
Blue Tongue
Fasciola hepatica
Ketosis,
acetonemia
Clostridium Botulism
Q fever
babesiosis
Genetik disorder
Malignant Oedem
Scrapie
Ringworm
Salmonelosis
Vesicular stomatitis
Trichostrongilus sp
TBC
Capillaria sp
10
Pneumonia
(oleh
bakteri)
Ostertagia sp
11
Enterotoxemia
Cooperia sp
12
Braxy
Koksidiosis
13
Listeria sp
14
Campylobacter
2.
Penyebab :
Kembung perut antara lain disebabkan
pemberian leguminosa (kacang-kacangan)
secara berlebihan.
Pemberian rumput terlalu muda secara
berlebihan atau karena tidak dilayukan
Adanya sumbatan pada kerongkongan, bloat
dapat juga terjadi pada ternak yang
pergerakannya terbatas, dll
Cara Penularan
Umumnya penyakit Orf menular secara kontak langsung
dari ternak satu ke ternak lainnya atau melalui bahan
yang terkontaminasi oleh virus tersebut.
Penyakit tersebut menular ke manusia, biasanya secara
kontak langsung pada saat peternak menangani
penyakit tersebut secara tidak higienis.
Gejala Klinis
. Penyakit Orf sangat menular dengan masa inkubasi
antara 1 3 hari. Pada ternak yang terserang penyakit
Orf, lama penyakit biasanya berlangsung 3 4 minggu.
. Tanda terserang penyakit Orf adalah dengan adanya
keropeng pada bagian muka yang tidak berbulu. Hal ini
menyebabkan harga jual ternak murun karena ternak
tampak kurang higienis.
. Gejala awal penyakit ditandai dengan : Adanya bintikbintik merah pada kulit bibir, kemudian berubah menjadi
melepuh. Selanjutnya lepuh meluas dan melebar
sehingga akhirnya terbentuk keropeng.
. Luka terutama terdapat pada daerah permukaan bibir,
mulut bagian luar, hidung, sekitar kelopak mata, telinga
luar dan bagian tubuh lainnya yang tidak berbulu. Luka
biasanya bersifat lokal dan tidak menyebar secara
sistemik.
. Diagnosa penyakit dilakukan secara klinis dengan melihat
perubahan klinis pada organ atau jaringan yang
mengalami peradangan.
Tindakan penanganan
Pada prinsipnya usaha pengendalian penyakit dapat
dilakukan melalui usaha pencegahan dan pengobatan
Penyakit Orf dapat dicegah melalui sistem :
- Vaksinasi
- sanitasi yang baik dan teratur pada kandang dan
peralatan
- melakukan kontrol secara teratur terutama adanya
perubahan klinis yang sedini mungkin agar dapat diobati
secara cepat.
C. KUDIS (SCABIES)
Pendahuluan
. Merupakan penyakit menular dan bersifat zoonosis.
. Tungau kudis menyebabkan :
- rasa gatal
- bulu rontok dan pembentukan kudis
- menyerang domba, kambing, sapi dan kelinci.
. Tungau follikel menyebabkan gumpalan-gumpalan kecil
pada beberapa bagian tubuh.
Pencegahan
Melalui :
Sanitasi kandang dan alat (langkah terbaik).
Kandang dibersihkan dengan desinfektan secara teratur.
Isolasi ternak yang sakit scabies.
Lakukan vaksinasi pada ternak.
Dapat digunakan beberapa obat, a.l : coumaphos 0,1%
(asuntol), Neguvon 0,15%, Lindane 0,05%, Scabisid,
belerang juga dapat digunakan.
Gejala klinis :
Masa inkubasi penyakit antraks biasanya berkisar antara
1-3 hari dan kadang-kadang dapat lebih dari 2 minggu.
Tanda-tanda umum pada tipe akut dan kronis adalah :
- Demam
- Sesak nafas
- Depresi dan lemah
- Terkadang disertai kejang
1.
2. Tipe inhalasi
Antraks tipe ini seringkali disebabkan ternak atau orang
yang menghirup debu yang tercemari spora, sehingga
masuk melalui saluran pernafasan.
Penyakit menimbulkan demam yang tinggi, batuk kering,
cyanosis, shock dan rasa sakit yang luar biasa dan
akhirnya kematian.
3. Tipe gastrointestinal
Dapat terjadi jika ternak mengkonsumsi bahan yang
terkontaminasi kuman basil antraks.
Pengendalian penyakit :
Ternak yang terserang bila cepat ditangani akan
tertolong, dengan antibiotik seperti penisillin,
tetrasiklin,streptomisyn dan atibiotika lainnya.
Program yang paling baik untuk mencegah antraks
adalah vaksinasi secara teratur pada daerah-daerah
endemi antraks.
Program vaksinasi dilakukan satu kali setahum dengan
menggunakan vaksin spora antraks (hidup) galur 34F2
(Sterne strain).
Dosis yang dianjurkan untuk domba dan kambing adalah
0,5 ml/ekor
E. Diare (mencret)
Diare pada ternak sangat bervariasi penyebabnya.
Berbagai bakteri, endoparasit dan virus dapat diikuti
engan gejala klinis berupa diare. Bahkan salah pakan
juga dapat menjadi penyebab diare
Beberapa diantaranya yang penting adalah
Kolibasilosis yang disebabkan Esherichia coli maupun
Entamoeba coli, koksidiosis pada sapi dan domba.
Cacingan seperti Haemonchus contortus dll., juga
dikuti dengan diare
Penanganan
Penanganan diare pada dasarnya tergantung pada
penyebabnya. Selain memperhatikan faktor predisposisi.
Penanganan
Penanganannya adalah kuku digunting sampai pada bagian
jaringan yang sehat. Semprot dan bersihkan dengan antiseptik
misalnya dengan antisep, obat merah, iodium dll.,kemudian tutup.
Akan lebih baik jika suatu peternakan memiliki kesediaan gusanex.
Pemotongan kuku secara teratur sangat membantu pencegahan
penyakit.