Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

OBESITAS PADA ANAK

DISUSUN OLEH
RIYAN FAUZI
(010911011)

ILMU KEPERAWATAN A 2009


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINAWAN
2012

SAP OBESITAS PADA ANAK

Judul Penyuluhan

: Obesitas Pada Anak

Sasaran Penyuluhan : Orang Tua Anak


Jumlah Peserta

: 23 orang

Waktu

: 30 Menit

Hari & Tanggal

: Kamis, 28 Juni 2012

Tempat

: Lapangan atau taman

1. Karakteristik Peserta
Orang tua yang sudah mempunyai anak baik yang anaknya obesitas ataupun tidan
obesitas
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan orang tua dapat memahami tentang
obesitas dan pencegahan obesitas.
3. Tujuan Instruksional Khusus

Orang tua dapat mengerti tentang pengertian obesitas


Orang tua dapat mengerti tentang penyebab obesitas
Orang tua dapat mengerti tentang dampak obesitas
Orang tua dapat mengerti tentang pencegahan obesitas

4. Materi Penyuluhan

Definisi obesitas
Penyebab obesitas
Dampak obesitas
Pencegahan obesitas

5. Kegiatan Penyuluhan
No

Kegiatan Penyuluhan

1.

Pembukaan
Mengucapkan salam
& perkenalan
Menjelaskan tujuan

Kegiatan Audiens

Waktu
5 menit

Menjawab salam
Memperhatikan dan
mendengarkan


2.

Menyetujui kontrak

Penyuluhan

3.

Kontrak waktu

Mengemukakan
pendapat 15 menit
serta mendengarkan dan
Menggali
pengetahuan memperhatikan
tentang defenisi obesitas
Menggali
pengetahuan
tentang penyebab obesitas
Menggali
pengetahuan
tentang dampak obesitas
Menggali
pengetahuan
tentang pencegahan
obesitas

Penutup
Menyimpulkan
Menyimpulkan materi obesitas
yang telah diberikan

tentang 10 menit

6. Metode Penyuluhan
Ceramah
Diskusi/tanya jawab
7. Media Penyuluhan
Leaflet
Power Point
8. Evaluasi
Apa yang dimaksud dengan obesitas?
Apa penyebab obesitas?
Apa dampak obesitas?
Apa yang dilakukan untuk pencegahan obesitas?
9. Alokasi Waktu
Pembukaan
: 5 menit
Penyuluhan
: 15 menit
Evaluasi
: 10 menit
10. Sumber
http://obesitas/Cara%20mencegah%20obesitas%20pada%20anak.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/obesitas
http://putrimuttz.blogspot.com/2009/10/obesitas-pada-anak_01.html
Wong,D.L.2009.Buku ajar keperawatan pediatrik.Jakarta:EGC
11. Lampiran Materi
Definisi Obesitas

Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai


dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Obesitas pada
masa anak berisiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan berpotensi
mengalami penyakit metabolik dan penyakit degeneratif dikemudian hari.
Obesitas pada anak memerlukan perhatian yang serius dan pananganan yang
sedini mungkin dengan melibatkan peran serta orang tua.
Penyebab obesitas
1. Factor genetic
Factor ini sangat sulit untuk dihindari. Orang tua yang mengalami
kelebihan berat badan atau obesitas bisa menurun pada anaknya.
Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar.
Bila kedua orang tua, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah
satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila
kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%.
2. Fast Food
Karena orang tua yang bekerja memiliki lebih sedikit waktu dan
energi untuk menyiapkan makanan, santapan cepat saji semakin
lazim. Restoran cepat saji bermunculan di mana-mana di seluruh
dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari
semua anak usia 4 hingga 19 tahun di Amerika Serikat menyantap
makanan cepat saji setiap hari. Makanan seperti itu biasanya tinggi
kadar gula dan lemaknya dan ditawarkan dalam ukuran besar yang
menggiurkan.
3. Soft Drink
Minuman ringan sudah lebih populer ketimbang susu dan air.
Misalnya, setiap tahun, orang Meksiko membelanjakan lebih
banyak uang untuk minuman ringan, khususnya kola, daripada
untuk

gabungan

sepuluh

makanan

pokok.

Menurut

buku

Overcoming Childhood Obesity, menenggak minuman ringan 600


mililiter saja setiap hari dapat menaikkan berat badan sebanyak 11
kilogram dalam waktu setahun.
4. Kurang Aktivitas dan Berolah raga
Aktifitas

fisik

merupakan

komponen

utama

dari

energy

expenditure, yaitu sekitar 20-50% dari total energy expenditure.


Penelitian di negara maju mendapatkan hubungan antara aktifitas

fisik yang rendah dengan kejadian obesitas. Individu dengan


aktivitas fisik yang rendah mempunyai risiko peningkatan berat
badan sebesar = 5 kg. Penelitian di Jepang menunjukkan risiko
obesitas yang rendah (OR:0,48) pada kelompok yang mempunyai
kebiasaan olah raga, sedang penelitian di Amerika menunjukkan
penurunan berat badan dengan jogging (OR: 0,57), aerobik (OR:
0,59), tetapi untuk olah raga tim dan tenis tidak menunjukkan
penurunan berat badan yang signifikan. Penelitian terhadap anak
Amerika dengan tingkat sosial ekonomi yang sama menunjukkan
bahwa mereka yang nonton TV = 5 jam perhari mempunyai risiko
obesitas sebesar 5,3 kali lebih besar dibanding mereka yang nonton
TV = 2 jam setiap harinya.
Pengukuran obesitas
1. Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri,
hidrometri dsb. yang tidak digunakan pada anak karena sulit dan
tidak praktis. DXA adalah metode yang paling akurat, tetapi tidak
praktis untuk dilapangan.
2. Indeks Massa Tubuh (IMT), berat badan (kg) : tinggi badan (m)
kuadrat.

Klasifikasi :
a.IMT dibawah persentil 5 disebut kekurangan berat badan
(underweight)
b.IMT diantara persentil 5-85 disebut normal (normal weight)
c.IMT diantara persentil 85-95 disebut memiliki risiko kelebihan
berat badan (at risk of overweight)
d.IMT diatas persentil 95 disebut kelebihan berat badan
(overweight
Dampak atau komplikasi
1. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler
Faktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin, trigliserida,
LDL-kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar
HDL- kolesterol. Risiko penyakit Kardiovaskuler di usia dewasa
pada anak obesitas sebesar 1,7 - 2,6. IMT mempunyai hubungan
yang kuat (r = 0,5) dengan kadar insulin. Anak dengan IMT >

persentile ke 99, 40% diantaranya mempunyai kadar insulin tinggi,


15% mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan 33%
dengan kadar trigliserida tinggi. Anak obesitas cenderung
mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, sekitar
20-30% menderita hipertensi.
2. Diabetes Mellitus tipe-2
Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas.
Prevalensi penurunan glukosa toleran test pada anak obesitas
adalah 25% sedang diabetes mellitus tipe-2 hanya 4%. Hampir
semua anak obesitas dengan diabetes mellitus tipe-2 mempunyai
IMT > + 3SD atau > persentile ke 99.
3. Gangguan Pada Pernapasan
Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan
gejala mengorok. Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak
didaerah dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan
dinding dada dan diafragma, sehingga terjadi penurunan volume
dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja
otot.
Pencegahan
1. Kontrol asupan makanan
Kurangi mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food,
makanan ringan dalam kemasan, minuman ringan, cemilan manis
atau makanan dengan kandungan lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan
daging dan sayuran segar. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan
susu yang baik untuk pertumbuhan anak. Berikan porsi yang sesuai
dan jangan terlalu berlebihan.
2. Aktivitas fisik dan olah raga
Anda dan anak-anak dapat merencanakan untuk melakukan
kegiatan olahraga bersama seperti jogging, lari pagi, berenang,
badminton atau olahraga lainnya. Atau rencanakan liburan bersama
di pantai, kebun binatang atau taman sehingga Anda dan anak
dapat lebih banyak berjalan kaki.
3. Hindari makanan yang di goreng

Jangan terlalu banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu


banyak lemak yang dikonsumsi. Anda dapat mencoba untuk
mengukus, merebus atau memanggang makanan agar makanan
lebih sehat.
4. Tetapkan aturan makan

Biasakan agar anak Anda makan di meja makan bukan di depan


televisi atau komputer. Banyak orang akan tidak menyadari berapa
banyak makanan yang sudah disantapnya bila dia makan sambil
menikmati tayangan televisi atau di depan komputer.

Anda mungkin juga menyukai