Anda di halaman 1dari 94

LAPORAN TAHUNAN

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Laporan Tahunan 2009

d a f t a r

i s i

Ikhtisar Keuangan

Struktur Perseroan

Sekilas PT HM Sampoerna Tbk.

Mengenang Angky Camaro

Laporan Dewan Komisaris

Riwayat Singkat Dewan Komisaris

11

Laporan Direksi

14

Riwayat Singkat Direksi

17

Tata Kelola Perusahaan

20

Regulasi dan Fiskal

24

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

25

Diskusi dan Analisis Manajemen

29

Laporan Komite Audit

32

Laporan Keuangan 2009


Informasi Pendaftaran dan Perdagangan Saham
Harga Saham Historis
Daftar Anak Perusahaan
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Laporan Tahunan 2009

KEKUATAN
DALAM
KEBERSAMAAN

I K H T I S A R

K E U A N G A N

TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER


(dalam miliar rupiah)
NERACA
Aset Lancar
Aset Tetap
Penyertaan Saham
Tanah untuk Pengembangan
Aset Lainnya
Jumlah Aset
Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban Jangka Panjang Lainnya
Jumlah Kewajiban
Hak Minoritas
Ekuitas

KINERJA OPERASI - Konsolidasi


Penjualan Bersih
Laba Kotor
Laba Operasi
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Laba Bersih
Laba Bersih Per Saham Dasar (Rupiah)
KINERJA OPERASI Bisnis Rokok Domestik
Penjualan Bersih
Laba Kotor
Laba Operasi
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Laba Bersih

RASIO LIKUIDITAS
Rasio Lancar
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
Rasio Jumlah Kewajiban Terhadap Jumlah Aset

RASIO OPERASI
Laba Kotor Dibagi Penjualan Bersih
Laba Kotor Dibagi Penjualan (Rokok Domestik)
Laba Operasi Dibagi Penjualan Bersih
Laba Operasi Dibagi Penjualan (Rokok Domestik)
Laba Bersih Dibagi Penjualan Bersih
Laba Bersih Dibagi Penjualan (Rokok Domestik)
Imbal Total Hasil Aset
Imbal Hasil Ekuitas
Modal Kerja Bersih

MODAL DASAR
Jumlah saham (miliar)
Nilai saham
Nilai nominal per saham (Rupiah)

MODAL DITEMPATKAN DAN DISETOR


Jumlah saham (miliar)
Nilai saham
Nilai nominal per saham (Rupiah)

2009

2008

2007

2006

2005

12.689
4.310
20
176
521
17.716
6.747
76
427
7.250
4
10.462

11.037
4.330
22
176
569
16.134
7.642
113
329
8.084
2
8.048

11.056
3.522
21
344
738
15.681
6.213
999
402
7.614
3
8.064

9.432
2.391
59
344
434
12.660
5.613
999
261
6.873
93
5.694

8.729
2.399
176
352
279
11.935
5.117
1.722
274
7.113
246
4.576

38.972
11.235
7.297
7.213
5.087
1.161

34.680
9.985
6.225
5.797
3.895
889

29.788
8.762
5.585
5.345
3.624
827

29.545
8.453
5.175
5.345
3.530
805

24.660
7.311
3.940
3.725
2.383
544

38.206
10.823
6.960
7.121
5.087

33.889
9.563
5.914
5.704
3.895

29.157
8.352
5.368
5.219
3.624

26.211
7.691
5.062
5.204
3.530

21.004
6.360
3.869
3.556
2.383

1,88
0,09
0,41

1,44
0,27
0,50

1,78
0,28
0,49

1,68
0,28
0,54

1,71
0,66
0,60

28,8%
28,3%
18,7%
18,2%
13,1%
13,3%

28,8%
28,2%
18,0%
17,5%
11,2%
11,5%

29,4%
28,6%
18,7%
18,4%
12,2%
12,4%

28,6%
29,3%
17,5%
19,3%
11,9%
13,5%

29,6%
30,3%
16,0%
18,4%
9,7%
11,3%

28,7%
48,6%

24,5%
48,4%

25,6%
52,7%

28,7%
68,8%

20,2%
50,5%

5.942

3.395

4.843

3.819

3.612

6,3
630
100

6,3
630
100

6,3
630
100

6,3
630
100

6,3
630
100

4,383
438,3
100

4,383
438,3
100

4,383
438,3
100

4,383
438,3
100

4,383
438,3
100

S T R U K T U R

P E R S E R O A N

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.


SAMPOERNA
INTERNATIONAL
PTE. LTD.
Investasi Saham di
Perusahaan Lain

100%

SAMPOERNA
PT SAMPOERNA AIR pt HANDAL LOGISTIK
INTERNATIONAL
NUSANTARA
nusantara
FINANCE COMPANY B. V. Pengangkutan Udara
Jasa Ekspedisi &
Pembiayaan
Pergudangan
99,9%

baTAVIA
TRADING
CORPORATION
Investasi Saham di
Perusahaan Lain

100%

SAMPOERNA LATIN
AMERICA LTD.
Investasi Saham di
Perusahaan Lain

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Laporan Tahunan 2009

100%

sampoerna tabacos
america latina LTDA.
Industri & Perdagangan
Rokok

100%

100%

Sampoerna Asia
Pte. Ltd.
Industri &
Perdagangan

100%

99,9%

VINASA
INVESTMENT
CORPORATION
Investasi Saham di
Perusahaan Lain

100%

STERLING
TOBACCO
CORPORATION
Industri & Perdagangan
Rokok

100%

PT UNION
SAMPOERNA
DINAMIKA
Investasi Saham di
Perusahaan Lain

99,9%

PT WAHANA
SAMPOERNA
Properti, Perdagangan
& Jasa

SAMPOERNA
INVESTMENT
CORPORATION
Investasi Saham di
Perusahaan Lain

SAMPOERNA
TAIWAN
CORPORATION
Investasi Saham di
Perusahaan Lain

100%

99,9%

100%

PT harapan maju
sentosa
(dahulu PT Citra
Investasi Nusa)
Industri & Perdagangan
Rokok

PT TAMAN DAYU
Pengembangan
Properti

99,7%

PT Perusahaan
Dagang dan
Industri Panamas
Distribusi Rokok

99%

99,9%

PT SAMPOERNA
Joo lan SDN. BHD.
Industri & Perdagangan
Rokok

100%

PT GOLF
TAMAN DAYU
Wisata & Jasa
Lapangan Golf

96,5%

PT asia
tembakau
Industri & Perdagangan
Rokok

99%

PT AGASAM
Perdagangan & Jasa

99,9%

PT persada makmur
indonesia
(dahulu PT IBSA)
Industri & Perdagangan
Rokok

PT SAMPOERNA
PRINTPACK
Percetakan &
Pengemasan

IBSA
SINGAPORE
PTE. LTD.
Jasa

sampoerna
packaging
asia pte. ltd.
Investasi Saham di
Perusahaan Lain

99%

100%

80,02%

100%

S E K I L A S

PT

Hanjaya

Mandala

Sampoerna

T b k .

Kami memproduksi sejumlah merek rokok

tinggal keluarganya. Hingga kini, bangunan yang

kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna

Kretek (sebelumnya disebut Sampoerna A Hijau),


Sampoerna A Mild, serta Raja Kretek yang
legendaris Dji Sam Soe.

Misi kami adalah menawarkan pengalaman


merokok terbaik kepada perokok dewasa

di Indonesia. Hal ini kami lakukan dengan


senantiasa mencari tahu keinginan konsumen,

dan memberikan produk yang dapat memenuhi


harapan mereka. Kami bangga atas reputasi
yang kami raih dalam hal kualitas, inovasi dan
keunggulan.

Sejarah Sampoerna
Sejarah dan sukses Sampoerna tidak dapat

dipisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna


sebagai pendirinya.
Laporan Tahunan 2009

S A M P O E R N A

sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai

satu produsen rokok terkemuka di Indonesia.

H M

Tbk.

(Perseroan / Sampoerna) merupakan salah

PT HM SAMPOERNA Tbk.

P T

Pada tahun 1913, Liem

Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai


membuat dan menjual rokok kretek linting
tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia.
Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah

satu perusahaan pertama yang memproduksi


dan memasarkan rokok kretek maupun rokok

putih. Setelah usahanya berkembang cukup

mapan, Liem Seeng Tee mengganti nama


keluarganya sekaligus nama perusahaannya
menjadi

Sampoerna,

dan

memindahkan

tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke


6

di Surabaya, yang kemudian direnovasi. Pabrik

baru tersebut kemudian juga dijadikan tempat

dikenal sebagai Taman Sampoerna tersebut,

masih memproduksi sigaret kretek tangan


Sampoerna.

Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera

Sampoerna, mengambil alih kemudi perusahaan

pada tahun 1978. Di bawah kendalinya,


Sampoerna berkembang pesat dan menjadi

perseroan publik pada tahun 1990 dengan

struktur usaha modern, dan memulai masa


investasi dan ekspansi. Selanjutnya Sampoerna

berhasil memperkuat posisinya sebagai salah


satu perusahaan terkemuka di Indonesia.

Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian


Philip Morris International Inc. (PMI), salah

satu perusahaan tembakau terkemuka di


dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip

Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi


kepemilikan mayoritas atas Sampoerna.

Jajaran Direksi dan manajemen baru yang

terdiri dari gabungan profesional Sampoerna


dan

PMI

Perseroan

meneruskan

dengan

kepemimpinan

menciptakan

sinergi

operasional dengan PMI, sekaligus tetap

menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia

yang telah dimilikinya sejak hampir seabad


lalu.

Profil Perseroan

Memproduksi rokok berkualitas tinggi


dengan harga yang wajar bagi perokok

Pada akhir 2009, jumlah karyawan Sampoerna

dewasa

enam pabrik rokok di Indonesia: dua pabrik

dengan harga yang wajar bagi konsumen

dan anak perusahaan mencapai sekitar

Perseroan

sigaret kretek mesin berlokasi di Pandaan

dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk

28.300 orang. Perseroan mengoperasikan


dan Karawang, tiga pabrik sigaret kretek

tangan berlokasi di Surabaya dan satu pabrik


sigaret kretek tangan di Malang. Selain itu,

Perseroan juga bekerja sama dengan 37 unit

berkomitmen

memproduksi

sigaret

penuh

berkualitas

untuk

tinggi

yang relevan dan inovatif untuk memenuhi


selera konsumen yang dinamis.

Memberikan kompensasi dan lingkungan

Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang berada di

kerja yang baik kepada karyawan dan

lebih dari 60.000 orang karyawan. Perseroan

Karyawan adalah aset terpenting Perseroan.

Pulau Jawa dalam memproduksi sigaret kretek

membina hubungan baik dengan mitra

menjual dan mendistribusikan rokok melalui

Kompensasi, lingkungan kerja dan peluang

tangan, dan secara keseluruhan memiliki

usaha

59 kantor penjualan.

yang baik untuk pengembangan adalah kunci

Visi dan Misi Perseroan



Visi Sampoerna terkandung dalam

Falsafah Tiga Tangan. Falsafah tersebut mengambil gambaran me-

ngenai lingkungan usaha


Sampoerna di dalamnya.

dan

peranan

utama membangun motivasi dan produktivitas


karyawan. Di sisi lain, mitra usaha kami juga
berperan penting dalam keberhasilan kami,
dan kami mempertahankan kerjasama yang

erat dengan mereka untuk memastikan


vitalitas dan ketahanan mereka.

Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas

Masing-masing dari ketiga Tangan, yang me-

Kesuksesan Perseroan tidak terlepas dari

pihak yang harus dirangkul oleh Perseroan

memfokuskan pada kegiatan pengentasan

wakili perokok dewasa, karyawan dan mitra

bisnis, serta masyarakat luas, merupakan


untuk meraih visi menjadi perusahaan paling
terkemuka di Indonesia. Kami meraih ketiga
kelompok ini dengan cara sebagai berikut:

dukungan masyarakat di seluruh Indonesia.


Dalam

memberikan

kemiskinan,

sumbangsih,

pendidikan,

kami

pelestarian

lingkungan, penanggulangan bencana dan


kegiatan sosial karyawan.

M E N G E N A N G

1 6

M a r e t

A N G K Y

1 9 4 9

2 2

C A M A R O

J u n i

2 0 0 9

Angky Camaro lahir di Bogor, Jawa Barat, pada

dengan German Motor Mfg. di Jakarta hingga

sebagai Managing Director Unit Bisnis Sigaret

pindah ke Indomobil Group pada tahun 1982

tanggal 16 Maret 1949. Beliau bergabung

dengan Sampoerna pada bulan April 2002


Indonesia.

Pada tahun 2008, Angky Camaro diangkat


sebagai

Presiden

Komisaris

Sampoerna.

Angky Camaro dikenal luas sebagai pebisnis

ulung dengan sentuhan manusiawi yang


khas. Kemampuan manajemennya yang ulung

diimbanginya dengan kerendahan hati dan


pribadi yang cepat tanggap, sehingga sangat
membantu

keberhasilan

proses

transisi

setelah Sampoerna diakuisisi PT Philip Morris


Indonesia pada pertengahan tahun 2005.

Angky Camaro mengawali kariernya pada

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Laporan Tahunan 2009

Volkswagen AG Wolfsburg, sebelum bergabung

tahun 1981. Keahliannya dalam bidang


otomotif semakin diperkokoh ketika beliau

sebagai Wakil Presiden Direktur, jabatan yang

dipegangnya selama hampir 20 tahun. Setelah


itu beliau menjabat sebagai anggota Dewan

Komisaris Grup Indomobil. Angky Camaro


adalah

lulusan Teknik Penerbangan pada

Technische Fachshule di Hamburg di Jerman.

Beliau meninggalkan istri dan tiga orang anak.


Ketaatannya beribadah dan kebaikan serta

kemurahan hatinya membuat kami semua


akan selalu mengenangnya.

Selamat jalan, Pak Angky, Anda akan selalu ada


di hati kami semua, di Sampoerna.

L A P O R A N

D E W A N

K O M I S A R I S

Selama tahun 2009, Sampoerna kembali

Berikut ini beberapa produk baru yang kami

menantang.

L&M pada segmen harga menengah

menunjukkan pertumbuhan dan membangun


kesuksesan

dalam

kondisi

pasar

yang

Terjadinya krisis keuangan global dan pemilihan presiden menyebabkan ketidakpastian da-

lam kondisi ekonomi Indonesia di tahun 2009.


Namun berkat permintaan konsumen di dalam
negeri yang kuat, ekonomi Indonesia secara

mengesankan mampu bertahan dari dampak


krisis keuangan global. Pertumbuhan PDB

Indonesia sedikit melambat menjadi 4,0% pada


kuartal kedua 2009 dari 6,1% selama tahun

2008, dan pada kuartal terakhir pertumbuhan

PDB tercatat 5,4%. Inflasi turun drastis dari


9,2% pada bulan Januari menjadi 2,8% pada

Desember. Jatuhnya angka inflasi ditambah


penurunan suku bunga menyebabkan kepercayaan konsumen meningkat sepanjang tahun.

Pertumbuhan ekonomi yang positif ini, walaupun tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya,
mendorong peningkatan volume industri tem-

bakau sebesar 5% dibandingkan tahun 2008


hingga mencapai sekitar 260 miliar batang.

Bagi Perseroan, salah satu kunci sukses adalah

investasi untuk membangun usaha di masa


depan dalam lingkungan persaingan yang kian

ketat. Salah satu contoh investasi tersebut


adalah upaya Perseroan dan anak perusahaan
Perseroan, PT Asia Tembakau (ATB) untuk

bersaing dalam semua segmen industri tembakau yang dianggap menguntungkan.

luncurkan selama tahun 2009:

Dji Sam Soe Gold pada segmen premium


Komet pada segmen terjangkau

Berkat fokus dan investasi kami yang konsisten

pada portofolio produk, dari sepuluh merek


dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia
di tahun 2009, empat merek di antaranya
merupakan produk Perseroan.

Perseroan mulai menikmati hasil investasi

pada fasilitas produksi mutakhir di Karawang,


Jawa Barat, yang diresmikan pada tahun

2008. Sampoerna juga melakukan investasi


pada berbagai program untuk meningkatkan
berbagai proses internal dan efisiensi.

Bagi kami, para karyawan adalah masa

depan Perseroan. Berangkat dari pandangan

demikian, kami terus meningkatkan upaya


dalam pengembangan bakat karyawan dan
kepemimpinan Perseroan di masa depan.

Sistem manajemen kinerja kami berfokus pada

pengembangan potensi dan aspirasi karier para


karyawan melalui sejumlah aktivitas, seperti
penugasan internasional, pelatihan-pelatihan
dan berbagai penugasan yang menantang.
Sebagaimana
Perseroan

terus

tahun-tahun
berperan

sebelumnya,

sebagai

mitra

utama masyarakat dengan berinvestasi dan

mengembangkan bidang-bidang fokus utama,


9

seperti

Pusat

Sampoerna

Pelatihan

(PPKS)

mengembangkan

Kewirausahaan

yang

berbagai

bertujuan

keahlian

bermanfaat dalam mendirikan usaha kecil.

yang

Tim Penanggulangan Bencana Sampoerna

Rescue (SAR) juga terus berkiprah aktif


sepanjang tahun dalam membantu masyarakat
yang membutuhkan pertolongan di berbagai

pelosok Indonesia. Kami terus memainkan


peranan penting dalam bidang kontribusi
Perseroan

dengan

memfokuskan

pada

pendidikan serta dalam bentuk dukungan bagi


Putera Sampoerna Foundation.

Sebagai warga usaha yang bertanggung jawab,

Perseroan pun senantiasa memainkan peran


aktif dengan menyuarakan pandangan kami

mengenai hal-hal penting, seperti regulasi


tembakau, tata kelola perusahaan dan kebijakan
fiskal, yang mendukung kesehatan masyarakat

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Laporan Tahunan 2009

dan program pemerintah.

Kami terus memfokuskan untuk meningkatkan


volume dan keuntungan jangka panjang

dan tetap melanjutkan untuk mendapatkan


keuntungan dari sinergi dengan PMI.

Kami juga tetap teguh menjalankan program


tata kelola perusahaan yang kuat dan ditujukan
untuk

melindungi

seluruh

pemangku

kepentingan Perseroan dengan baik dan

efektif. Komitmen tersebut kami wujudkan


dengan menumbuhkan dan menjaga standar
10

kepatuhan, perilaku bertanggung jawab dan


integritas yang tertinggi di seluruh lapisan
organisasi Perseroan. Tugas-tugas Dewan
Komisaris didukung lebih lanjut oleh Komite
Audit yang fungsi-fungsinya dijabarkan pada
bagian khusus di Laporan Tahunan ini.

Kami kembali menyampaikan penghargaan

yang tinggi kepada para Direksi atas kepemimpinan yang kuat dan mengucapkan terima kasih

yang tulus kepada para karyawan atas dedikasi

dan komitmen mereka kepada Perseroan. Kami


juga berterima kasih kepada para pemegang
saham, mitra bisnis, pelanggan dan pemerintah
Indonesia atas perhatian dan dukungan mereka
kepada Perseroan selama tahun 2009.
Pertengahan

tahun

2009

meninggalkan

kesedihan yang mendalam bagi kami dengan


berpulangnya

Angky

Camaro,

Presiden

Komisaris kami, pada 22 Juni 2009.

Kami

turut bersimpati dan mengucapkan rasa duka


cita yang mendalam kepada keluarga Angky

Camaro. Dengan kepemimpinannya yang

mampu membawa kesuksesan Perseroan,

beliau akan selalu dekat di hati kami di


Sampoerna, maupun di seluruh PMI.

Jabatan Angky Camaro sebagai Presiden


Komisaris Perseroan digantikan oleh Matteo
Lorenzo Pellegrini, yang disahkan oleh Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 18


November 2009.

RI WAYAT

SI NG K AT

D E WA N

Matteo Lorenzo Pellegrini

Presiden Komisaris

K OM I S A R I S

Douglas Walter Werth


Wakil Presiden Komisaris

Matteo Lorenzo Pellegrini bergabung dengan

Douglas Werth bergabung dengan PMI sebagai

menjadi Marketing Director pada tahun 1995.

pelaporan dan perencanaan keuangan untuk

PMI pada tahun 1991. Beliau menjadi Business


Development Manager di Italia, sebelum

Beliau kemudian ditunjuk sebagai Managing

Director untuk empat afiliasi, berpindah


pindah antara Portugal, Spanyol, Prancis, dan
akhirnya kembali ke Italia pada tahun 2001.
Lalu beliau pindah ke Hong Kong pada tahun

2003 untuk menangani bisnis PMI di kawasan


Asia Pasifik, sebelum menangani Asia Barat
sejak tahun 2005.

Sejak tahun 2007, wilayah tanggung jawab

Matteo Lorenzo Pellegrini meliputi Asia Timur


dan Barat dengan menjabat sebagai President,
Asia.

Selain memegang gelar sarjana business

administration dari Universitas Bocconi di

Milan, beliau juga menyandang gelar Master


dalam communication dan marketing.

Controller berbasis di Hong Kong pada tahun


2003. Beliau bertanggung jawab dalam bidang
kawasan Asia Pasifik dan dalam mengembangkan
kemampuan keuangan di dalam organisasi.

Sebelum bergabung dengan PMI, beliau telah


bekerja di Philip Morris USA dan menjabat

berbagai posisi di bidang accounting. Pada


tahun 1995, beliau menjadi Director Financial

Planning and Analysis, kemudian menjadi


Director Financial System Implementation

pada tahun 1997, dan Assistant Controller,

Operations pada tahun 2001. Beliau kemudian


dipromosikan sebagai Controller pada tahun

2002 dan bertanggung jawab mendukung


kebijakan dan mengawasi keuangan untuk
marketing dan sales di Philip Morris USA.

Beliau memulai karirnya di Pittston Coal Group


di Virginia, AS, dan menduduki berbagai posisi

di bidang cost accounting hingga dipromosikan


sebagai Assistant to the Controller.

Douglas Werth meraih gelar sarjana di bidang


commerce,

business

administration

dan

accounting dari Washington and Lee University


di Lexington, Virginia, Amerika Serikat.
11

Eunice Carol Hamilton

Phang Cheow Hock

Komisaris

Komisaris Independen

Eunice Carol Hamilton bergabung dengan

Phang Cheow Hock bekerja di Sampoerna

ditunjuk menjadi Director Management &

Singapore Police Force sebagai seorang senior

PMI pada tahun 1990 sebagai Recruitment


Executive. Lima tahun kemudian, beliau

Organization Development, dengan basis di


New York.

Sebelum pindah ke Hong Kong pada tahun

2001 untuk menjabat Vice President Human


Resources

Asia

Pacific

Region,

beliau

menduduki jabatan Director Human Resources


untuk Republik Ceko & Slowakia.

Beliau juga menjabat sebagai Vice President


Centers of Expertise: Source & Select; Develop

& Counsel; and Organization Design, berbasis

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Laporan Tahunan 2009

di Lausanne, Swiss.

Eunice Hamilton meraih gelar Master of Arts

dari University of Glasgow, Skotlandia pada

tahun 1978, kemudian mengambil diploma


pascasarjana dalam bidang Human Resources

dari London School of Economics pada tahun


1979. Pada tahun 1985, beliau juga meraih
diploma Sastra Perancis dari University of
Geneva, Swiss.

12

selama 29 tahun. Sebelumnya, beliau pernah

mengabdikan diri lebih dari 20 tahun di


officer. Beliau juga pernah menjabat sebagai
Shareholders Representative and Assistant

to the CEO tahun 1978 1991, dan menjadi


Chief Operating Officer tahun 1990 1999,
dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan
operasional dan manajemen.
Phang

Cheow

Hock

diangkat

sebagai

Komisaris pada tahun 2000 setelah pensiun


dari Perseroan.

Ekadharmajanto Kasih

Komisaris Independen

Sebelum

bergabung

dengan

Sampoerna,

Ekadharmajanto Kasih telah berpengalaman

selama 25 tahun di bidang financial control


pada sector manufacturing. Beliau bergabung

dengan Sampoerna pada tahun 1990 dan


memegang posisi Financial Controller hingga
diangkat sebagai Chief Financial Officer pada
tahun 1991 dan anggota Direksi pada tahun

1992, lalu menjadi anggota Dewan Komisaris

pada tahun 2001 setelah pensiun dari


Perseroan.

Ekadharmajanto Kasih meraih gelar sarjana

di bidang Ekonomi dari Universitas Indonesia


pada tahun 1975. Beliau juga mengabdikan diri

sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas


Indonesia.

13

L A P O R A N

Sampoerna kembali mencatat kinerja yang

Walaupun ekonomi Indonesia

ekonomi.

yang dihadapi Perseroan adalah meningkatnya

kuat selama tahun 2009 di tengah kondisi


pasar yang menantang dan ketidakpastian
Dilihat

dari

kinerja

operasi,

Perseroan

menunjukkan hasil yang mantap dan berhasil


mempertahankan pangsa pasar nomor satu di
pasar rokok Indonesia. Di tengah persaingan
yang semakin ketat, pangsa pasar kami secara
keseluruhan mencapai 29,1%*. Walaupun

pangsa pasar turun sebesar 0,4 poin, volume

produksi tumbuh cukup kuat sebesar 3,6%


atau 2,6 miliar batang dibandingkan tahun

2008, dan volume penjualan mencapai 75,9


miliar batang, naik dari 73,3 miliar batang
pada tahun 2008.

Salah satu tren industri di tahun 2009 yang perlu


dicermati adalah pertumbuhan segmen low tar /

low nicotine (LTLN), yang pangsa pasarnya naik

dari 25,4% di tahun 2008 menjadi 28,0% pada

Laporan Tahunan 2009

tahun 2009. Tren ini menguntungkan merek

PT HM SAMPOERNA Tbk.

D I R E K S I

unggulan kami A Mild yang tumbuh sebesar 4


miliar batang dan pangsa pasarnya menjadi 10,7%

sehingga menjadi merek teratas di Indonesia.


Demikian pula U Mild yang tumbuh sebesar 0,2
miliar batang sehingga pangsa pasarnya menjadi

1,0% di tahun 2009. Berkat keunggulan kami


pada segmen ini, anak perusahaan kami ATB
meluncurkan L&M di empat kota di Kalimantan
dan Sumatra pada bulan Oktober.

pertumbuhan

dan

indeks

kepercayaan

konsumen meningkat, salah satu tantangan

peralihan perokok dewasa ke produk-produk

harga rendah selama tahun 2009. Pangsa

pasar segmen ini mencapai 23,6% pada tahun


2009, naik dari 20,7% di tahun 2008. Untuk

memanfaatkan dan memajukan tren ini, ATB


meluncurkan produk sigaret kretek tangan

berharga rendah, Komet, pada bulan November


di sejumlah kota di Jawa Timur.

Pada segmen sigaret kretek tangan (SKT),

yang kembali menyusut sebesar 1,9 poin


pada tahun 2009, produk kami Dji Sam Soe
dan Sampoerna Kretek (sebelumnya disebut

Sampoerna A Hijau) mengalami penurunan


pangsa pasar dan volume setelah melewati
titik harga yang sulit.
menengah,

Sampoerna

Pada segmen harga


Kretek

mencatat

penurunan volume sebesar 2,1 miliar batang,

menyebabkan pangsa pasarnya turun sebesar


0,9% menjadi 4,3% pada tahun 2009. Dji Sam
Soe mengalami penurunan yang lebih kecil,
yaitu sebesar 0,2 miliar batang, sehingga

pangsa pasarnya turun 0,3% menjadi 7,5%


pada tahun 2009.

Walaupun pangsa pasar SKT menyusut,


volume SKT tetap kokoh sebesar 31,9% dari

keseluruhan volume industri pada tahun 2009.

* Data pangsa pasar dalam Laporan Tahunan ini diambil dari Nielsen Retail Audit Indonesia Expanded.
14

mengalami

Sebagai pemimpin pada segmen ini, Sampoerna

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Sampoerna

peluncuran Dji Sam Soe Gold pada bulan Juli.

menantang.

terus berinvestasi untuk memperkuat produk


premium kami. Salah satu contohnya adalah

Varian baru ini kini semakin memperkuat


kelompok merek Dji Sam Soe yang sudah ada.

Segmen sigaret putih mesin (SPM) mengalami

sedikit penyusutan pangsa pasar menjadi 8,0%


dari 8,4% pada tahun 2008. Namun demikian,

kelompok merek Marlboro menunjukkan


kinerja yang kuat pada segmen ini dengan

ditunjang oleh Marlboro Black Menthol yang

diluncurkan pada bulan Maret. Marlboro


tumbuh sebesar 0,9 miliar batang sehingga

angka penjualannya menjadi 11,7 miliar


batang dengan pangsa pasar sebesar 4,9%.

Kebijakan pemerintah di bidang cukai terus


bergulir mengikuti roadmap industri rokok

yang telah ditetapkan, dan berubah dari sistem


campuran (advalorem dan spesifik), menjadi

sistem spesifik penuh pada tahun 2009.


Perseroan mendukung penuh perubahan ke
arah sistem cukai spesifik penuh ini, yang akan

menjadikan lingkungan usaha lebih jelas serta


terprediksi.

Pada tahun 2009, susunan Direksi berganti.

John Gledhill ditunjuk sebagai Presiden


Direktur menggantikan Martin Gray King.
Paul

Janelle

ditunjuk

sebagai

menggantikan Kevin Douglas Click.

Direktur

berfokus

menghadapi

untuk

masa

mempersiapkan

depan

Kapasitas

industri

produksi

diri

yang

kami

meningkat di tahun 2009 dengan penambahan


kapasitas

pada

pabrik

efisiensi.

Program

Karawang.

Kami

berinvestasi pada berbagai program untuk

meningkatkan proses-proses internal dan


tersebut

antara

lain

meliputi: Program One, untuk beralih ke sistem


pendukung administrasi SAP tunggal; Office
One, untuk merampingkan dukungan logistik,

dan Sampoerna 9, untuk mengonsolidasikan


divisi penjualan, transportasi dan percetakan

kami. Program-program tersebut dirancang

untuk menjaga daya saing kami di tengah


pasar yang berubah pesat.

Kami menyempurnakan sistem pengelolaan


kinerja, menggunakan perangkat penilaian

PMI yang disebut MAP (Managing and


Appraising Performance), dengan fokus pada

pengembangan potensi dan aspirasi karier


para karyawan.

Kemudian sebagaimana

tahun-tahun sebelumnya, sejumlah karyawan


berpotensi tinggi mendapatkan peluang untuk

menjalani penugasan jangka pendek pada

afiliasi PMI di negara lain, atau pada Pusat


Operasional PMI di Lausanne, Swiss.

Dalam upaya menyempurnakan lingkungan

dan pengalaman kerja para karyawan, kami


meluncurkan Survei Pendapat Karyawan
15

secara resmi. Hasil survei ini menunjukkan

Secara keseluruhan, walaupun dihadapkan

Memanfaatkan hasil-hasil tersebut beserta

untuk meningkatkan usaha dan mendorong

rasa keterlibatan karyawan yang tinggi (66%)


bila dibandingkan dengan afiliasi PMI lainnya.

temuan survei, kami telah merumuskan


rencana

untuk

menerapkan

sejumlah

perbaikan dalam beberapa tahun mendatang.

Kami juga terus berfokus mempertahankan

standar kepatuhan dan integritas yang tinggi

pada organisasi kami. Untuk mencapai standar


tersebut, sebuah tim kepatuhan khusus

telah dibentuk untuk mengomunikasikan,


memonitor dan memfasilitasi implementasi
berbagai inisiatif kepatuhan dalam bidang
manajemen

kearsipan,

kesadaran

fiskal,

hubungan pemerintahan, iklan dan pemasaran,


serta kontribusi amal.

Pada tahun 2009, Perusahaan mendapatkan


sejumlah penghargaan penting, di antaranya:

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Laporan Tahunan 2009

Corporate
dari

Social

Corporate

Development

Responsibility

Forum

for

Award

Community

Human Resources Excellence Award dari


Majalah SWA

Indonesias top 10 Most Admired Companies


2009 dari The Wall Street Journal Asia

The 1st Best of the Best Packaging

A Volution dari Majalah Marketing Mix

untuk

Best Brand Award untuk Dji Sam Soe dari


Majalah SWA
16

pada

persaingan

yang

ketat,

Perseroan

berhasil menunjukkan komitmen yang kokoh


pertumbuhan di masa depan dengan dukungan
para

karyawan

dan

korporasi kami yang kuat.

mengikuti

budaya

Dengan kelanjutan investasi pada usaha

dan karyawan kami, kami meyakini bahwa


Perseroan akan mampu menjawab tantangan-

tantangan di masa depan. Maka atas nama

seluruh anggota Direksi dan para pemegang


saham, kami ucapkan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada para karyawan dan


mitra usaha kami atas jerih payah dan dedikasi
yang telah mereka tunjukkan.

R I W A Y A T

S I N G K A T

D I R E K S I

John Gledhill

Paul Janelle

Presiden Direktur

Direktur

John Gledhill bergabung dengan PMI pada

Paul Janelle mulai bekerja di PMI sebagai

di kawasan Timur Tengah. Beliau kemudian

organisasi keuangan Philip Morris CR a.s.,

tahun 1983. Beliau

mengawali karirnya di

PMI dalam bidang pemasaran dan manajemen


pindah ke Eropa untuk memenuhi kebutuhan

akan peran senior yang terus meningkat dalam


bidang penjualan, pemasaran dan manajemen

di kantor PMI di Slowakia, Polandia, dan di


Pusat Operasional PMI di Lausanne, Swiss.
Pada tahun 1999 beliau

diangkat sebagai

Managing Director Philip Morris Malaysia,


kemudian memimpin operasi PMI di Korea

dan Australia, masing-masing pada tahun 2002


dan 2004. Pada tahun 2009, beliau diangkat
menjadi Presiden Direktur Sampoerna.

John Gledhill memiliki gelar dalam bidang


Bisnis

dan

Pemasaran,

dan

lulus

dari

International Executive Programme INSEAD di


Perancis pada tahun 1999.

Finance Trainee pada tahun 1991 di Lausanne,


Swiss. Pada 1997, beliau bergabung dengan

berkantor di Praha, Republik Ceko, hingga


menduduki jabatan Controller pada tahun
2000.

Pada tahun 2001, beliau dipromosikan menjadi


Director Finance berkantor di Lausanne.

Beliau pindah ke Moskow pada tahun 2003

sebagai Director Finance, Information Services


and Administration di afiliasi PMI di Rusia.
Kemudian pada tahun 2007, ditunjuk sebagai

Vice President Finance Services, berkantor di


Lausanne di Swiss.
Paul

Janelle

diangkat

sebagai

Direktur

Perseroan yang menangani keuangan dan


pelayanan informasi Perseroan pada tahun
2009.
Paul

memiliki

gelar

Master

dalam

Business Administration dan Finance dari

Webster University, gelar sarjana Business

Administration, dan sarjana Science dari


University of Ottawa di Kanada.

17

Shea Lih Goh

Yos Adiguna Ginting

Direktur

Direktur

Shea Lih Goh mengawali karirnya di PMI

Yos

Sdn Bhd, sebagai Management Trainee pada

Tbk., setelah meraih gelar Doctor of Philosophy

ketika bergabung dengan salah satu afiliasi

PMI di Malaysia, Godfrey Phillips (Malaysia)


tahun 1993.

Pada tahun 2001, beliau ditunjuk sebagai

Marketing Manager sebelum pindah ke Hong


Kong pada tahun 2002 untuk menjabat sebagai

Manager Trade Marketing Philip Morris Asia.


Sebelum menjabat sebagai Direktur yang

menangani pemasaran di Sampoerna, Shea


Lih Goh

bekerja di Cina sebagai Director

Marketing Philip Morris (2003-2006) dan di

Taiwan sebagai General Manager Philip Morris


(2006-2007).

University, Australia dan gelar Master dari


University of Hull di Inggris.

Ginting

memulai

karier

profesionalnya sebagai Manager, Strategic

Alliance pada PT Indah Kiat Pulp and Paper,


dalam bidang Theoritical Chemistry pada

University of Tasmania di Australia, tahun


1997.

Kariernya terus menanjak hingga mencapai


jabatan

Vice

President,

berkantor di Singapura.

Trade

Alliance,

Yos Adiguna Ginting bergabung dengan


Sampoerna sejak 2002, dan dengan segera
memiliki peran yang kian meningkat tanggung

jawabnya, termasuk menjadi Direktur yang


menangani sumber daya manusia pada
tahun 2006 untuk memimpin pengembangan

strategi dan program dalam membangun

bakat dan peluang bagi karyawan dari salah


satu organisasi terbesar di Indonesia.

Pada tahun 2008, ia diangkat sebagai Direktur

Laporan Tahunan 2009

Shea Lih Goh meraih gelar sarjana di Monash

Adiguna

PT HM SAMPOERNA Tbk.

yang menangani corporate affairs.

18

Wayan Mertasana Tantra

Direktur

Wayan Mertasana Tantra telah bergabung


dengan Sampoerna selama lebih dari 20

tahun, diawali dengan menjadi Supervisor


Sales pada salah satu afiliasi Sampoerna, yaitu
PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas
(PT Panamas) pada tahun 1987.

Sebelum menjabat sebagai Direktur Perseroan


yang menangani penjualan, beliau menjabat
sebagai Direktur Penjualan PT Panamas.

Wayan Mertasana Tantra memiliki gelar


Magister

Manajemen

Airlangga di Surabaya.

dari

Universitas

19

T A T A

K E L O L A

Salah satu kunci sukses Perseroan adalah

Direksi

publik, sekaligus salah satu afiliasi PMI, pene-

Direksi berhak mewakili Perseroan, baik di

ketaatan terhadap prinsip-prinsip tata kelola

Direksi bertanggung jawab mengelola Perse-

rapan tata kelola perusahaan yang baik men-

dalam maupun di luar pengadilan, tentang se-

perusahaan yang baik. Sebagai perusahaan


jadi suatu keharusan bagi Perseroan.

Perseroan menetapkan standar kepatuhan dan

integritas yang sangat tinggi dalam menjalankan


usaha. Aturan berperilaku (code of conduct) yang

diterapkan pada seluruh afiliasi PMI, termasuk


Sampoerna, dikomunikasikan kepada karyawan

Perseroan pada seluruh tingkatan organisasi.


Program pelatihan diadakan secara berkala dan
partisipasi karyawan dimonitor dengan ketat.
Pelaksanaan
Sampoerna

tata

kelola

merupakan

perusahaan

tanggung

di

jawab

Dewan Komisaris dan Direksi, dibantu oleh

tim yang terdiri dari para ahli bidang hukum

(legal counsel) dan pengendalian internal. Tim


tersebut secara rutin memantau kepatuhan

Laporan Tahunan 2009

terhadap semua kebijakan.

PT HM SAMPOERNA Tbk.

P E R U S A H A A N

Dewan Komisaris
Dewan

Komisaris

pengawasan

atas

bertugas

melakukan

keputusan-keputusan

Direksi dalam mengelola jalannya Perseroan

roan untuk mencapai maksud dan tujuannya.

gala hal dan dalam segala kejadian. Direksi juga


berhak mengikat Perseroan dengan pihak lain,
serta menjalankan segala tindakan, baik yang

mengenai kepengurusan maupun kepemilikan,

dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar

Perseroan, Undang-Undang tentang Perseroan


Terbatas, Undang-Undang tentang Pasar Modal
serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.

Direksi menyelenggarakan rapat rutin, umumnya


setiap bulan, yang dapat melibatkan pimpinan

divisi dan manajer senior tertentu. Rapat


tersebut antara lain membahas situasi ekonomi,

situasi pasar, persaingan usaha, informasi


penjualan, dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan operasional dan bisnis Perseroan.

Anggota Direksi juga mendapatkan pelatihan dan


pengembangan secara berkala, yang frekuensi

dan jenisnya disesuaikan dengan fungsi dan


tanggung jawab masing-masing.
Remunerasi

serta memberikan masukan kepada Direksi.

Remunerasi anggota Dewan Komisaris dan ang-

pembukuan Perseroan.

Anggaran Dasar Perseroan.

Dalam melakukan tugas-tugas pengawasannya,

Dewan Komisaris berhak melakukan audit atas

20

gota Direksi merupakan wewenang Rapat Umum


Pemegang Saham sebagaimana diamanatkan

Remunerasi Anggota Dewan Komisaris dan


Anggota Direksi
Pada pelaksanaannya, Rapat Umum Pemegang

Saham mendelegasikan penentuan jumlah


remunerasi dan pembagian tugas anggota

Direksi kepada Dewan Komisaris. PT Philip

Morris Indonesia sebagai pemegang saham


mayoritas Perseroan, memberikan masukan
kepada Dewan Komisaris tentang hal-hal yang
berhubungan dengan remunerasi anggota
Dewan Komisaris.

Pengendalian Internal
Fungsi

Pengendalian

Internal

membantu

Direksi mengelola proses-proses internal


Perseroan. Piagam Audit Internal dikeluarkan

pada tahun 2009 oleh Direksi setelah


mendapat persetujuan Dewan Komisaris. Grup

wewenangnya. Rencana kerja dan temuan-

temuan audit disampaikan kepada Komite


Audit dalam rapat Komite Audit.

Pelatihan dan pengembangan diberikan kepada


semua manajer dan staf sesuai kebutuhan

masing-masing. Grup Pengendalian Internal

Perseroan juga memiliki akses kepada Grup


Pengendalian Internal PMI, yang memberikan

arahan mengenai perkembangan terhadap


profesi ini.

Direksi berpendapat bahwa pengendalian in-

ternal Perseroan untuk kepentingan pelaporan


keuangan telah memadai dan telah dijalankan
secara efektif.

Risiko dan Manajemen Risiko

Pengendalian Internal memonitor kepatuhan

Usaha Perseroan tidak terlepas dari risiko-

hal-hal lain menurut permintaan Direksi dan

eksternal tersebut antara lain:

terhadap

kebijakan-kebijakan

Perseroan,

kepatuhan terhadap Sarbanes-Oxley Act dan


Dewan Komisaris.
Dalam

menjalankan

tugasnya,

Grup

Pengendalian Internal berpedoman pada

rencana kerja yang telah disetujui oleh Direksi


dan disusun berdasarkan pendekatan risiko.
Hasil evaluasi dan/atau audit dibahas dengan

Direktur yang menangani keuangan dan

pelayanan informasi, Presiden Direktur dan


Direktur lainnya sesuai pembagian tugas dan

risiko yang timbul dari pengaruh berbagai


faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor

Perubahan yang signifikan atas sistem cukai


dan regulasi industri rokok di Indonesia;

Kondisi ekonomi, sosial dan politik;


Persaingan usaha;

Perubahan selera dan pilihan perokok


dewasa;

Rokok palsu dan/atau selundupan;

Melemahnya Rupiah terhadap mata uang


asing yang dibutuhkan Perseroan; dan

Kenaikan tingkat suku bunga.

21

Resiko-resiko lainnya antara lain meliputi

menjalankan fungsinya, Sekretaris Perseroan

dan bahan baku lainnya.

Divisi Hubungan Investor memastikan bahwa

tuntutan hukum, kegagalan peluncuran produk

baru, dan fluktuasi harga tembakau, cengkeh


Perseroan senantiasa berusaha mengurangi
risiko usaha melalui pengendalian internal

yang efektif dan memadai, penyusunan

rencana tak terduga dan melalui asuransi.


Selama tahun 2009, tidak ada tuntutan hukum

penting yang mempengaruhi kinerja usaha


Perseroan secara signifikan.
Komunikasi Karyawan

Komunikasi dengan karyawan merupakan


salah satu aspek penting dari tata kelola
perusahaan. Untuk kepentingan itu, Perseroan

memiliki berbagai media komunikasi, seperti


majalah dua bulanan Lentera, surat elektronik,
acara tatap muka dengan Presiden Direktur
dan anggota Direksi lainnya yang dilakukan
sedikitnya

dua

kali

setahun,

kegiatan

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Laporan Tahunan 2009

karyawan, perayaan ulang tahun Perseroan


dan pertemuan-pertemuan lainnya.

Sekretaris Perseroan dan Hubungan Investor


Sekretaris Perseroan membantu Direksi dalam
memastikan kepatuhan Perseroan terhadap
peraturan dan kebijakan pasar modal, dan

memastikan bahwa Direksi mendapatkan


informasi mengenai perubahan peraturan

pasar modal beserta implikasinya. Dalam

22

bekerja sama dengan Divisi Hukum dan Divisi


Hubungan Investor. Sekretaris Perseroan dan
otoritas pasar modal (Bapepam), otoritas

bursa (Bursa Efek Indonesia), PT Kustodian


Sentral Efek Indonesia, pemegang saham,
investor, analis efek dan masyarakat pasar

modal mendapatkan informasi yang memadai


sesuai ketentuan pasar modal yang berlaku.

Selama tahun 2009, Perseroan menyelenggarakan sejumlah kegiatan seperti paparan


publik,

penyebaran

pertemuan

lainnya

rilis

dengan

media

serta

pihak-pihak

terkait sesuai permintaan dan/atau bila


dipandang perlu.

Fungsi Sekretaris Perseroan dijalankan oleh


Maharani Subandhi yang ditunjuk sebagai

Sekretaris Perseroan pada bulan Maret 2010


menggantikan

Suartini

Harintho.

Beliau

merupakan pengacara berkualifikasi dan

telah bekerja pada Perseroan selama dua


tahun terakhir.

Untuk melayani komunikasi online dengan

kalangan investor, Perseroan menyediakan


alamat

surat

elektronik

khusus,

yaitu

investor.relations@sampoerna.com dan situs


web yang dapat diakses melalui http://www.
sampoerna.com.

S truktur

O rganisasi

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

DEWAN KOMISARIS
Presiden KOMISARIS

MATTEO LORENZO
PELLEGRINI

WAKIL PRESIDEN KOMISARIS DOUGLAS WALTER



WERTH
KOMISARIS EUNICE CAROL HAMILTON

PHANG CHEOW HOCK*

KOMITE AUDIT
KETUA

PHANG CHEOW HOCK

ANGGOTA

AMIR ABADI YUSUF


TIMOTIUS

EKADHARMAJANTO

KASIH*

*bertindak sebagai komisaris independen

DIREKTUR
Presiden DIREKTUR

John Gledhill

DireKTUR

PAUL JANELLE

DireKTUR SHEA LIH GOH


DireKTUR
DireKTUR

YOS ADIGUNA GINTING

SEKRETARIS PERSEROAN
MAHARANI SUBANDHI

WAYAN MERTASANA
TANTRA

23

R E G U L A S I

Sampoerna

mendukung

kerangka

diperlukan dalam regulasi tersebut, termasuk

Roadmap Industri Hasil Tembakau yang

pembatasan merokok di tempat umum dan

Indonesia untuk mencapai tujuan-tujuan


dikeluarkan pada tahun 2007.

Kami mendukung adanya regulasi yang


menyeluruh

dan

mempertimbangkan

berimbang,

dengan

menyediakan

lapangan

realitas,

skala

dan

warisan budaya sektor tembakau di Indonesia.


Sektor

tembakau

kerja bagi jutaan orang, baik secara langsung

maupun tidak langsung, dengan kontribusi

besar dalam bentuk penerimaan cukai dan

pajak negara. Indonesia memiliki warisan


tradisi rokok kretek yang membanggakan,
produk khas Indonesia yang menjadi bagian

penting dari budaya bangsa kita. Kami tidak


akan mendukung regulasi tembakau yang tidak
mempertimbangkan

kepentingan

pihak yang terkena dampaknya.

seluruh

Laporan Tahunan 2009

Pada tahun 2009, Dewan Perwakilan Rakyat

F I S K A L

kerja

pengendalian tembakau jangka panjang di

PT HM SAMPOERNA Tbk.

D A N

memutuskan untuk memasukkan Rancangan


Undang-Undang

tentang

Pengendalian

Dampak Produk Tembakau dalam prioritas


Program

Legislasi

Nasional

(Prolegnas)

untuk tahun 2010. Sampoerna menyambut

baik keputusan ini dan berkomitmen untuk


bekerja sama dengan semua pemangku

kepentingan untuk mencapai tujuan tersebut.


Menurut pandangan kami, sejumlah ketentuan

24

ketentuan

pemasaran

usia

rokok

minimum,
yang

pembatasan

lebih

ketat,

ukuran peringatan kesehatan yang lebih besar.


Peraturan yang diberlakukan harus dapat

ditegakkan dan berlaku merata atas semua


pengusaha pabrikan.

Sampoerna berharap untuk dilibatkan dalam


penyusunan

Rancangan

Undang-Undang

Pengendalian Dampak Produk Tembakau,


dan

bekerjasama

dengan

Pemerintah,

sektor tembakau dan lembaga kesehatan

masyarakat, dalam dialog yang konstruktif

untuk merealisasikan undang-undang yang


menyeluruh dan berimbang, serta dapat
diterima oleh semua pihak.

Kebijakan pemerintah di bidang cukai terus


bergulir mengikuti roadmap industri rokok

yang telah ditetapkan, dan berubah dari sistem


campuran (advalorem dan spesifik), menjadi

sistem spesifik penuh pada tahun 2009.


Perseroan mendukung penuh perubahan ke
arah sistem cukai spesifik penuh ini, yang akan

menjadikan lingkungan usaha lebih jelas serta


terprediksi.

T A N G G U N G

J A W A B

S O S I A L

C o r p o r a t e

S o c i a l

R e s p o n s i b i l i t y

Komitmen Kami Untuk Menjadi Warga


Usaha Yang Baik
Bagi Sampoerna, investasi pada kesejahteraan

masyarakat sama pentingnya dengan investasi


masa depan bisnis. Pendekatan ini penting

bagi Perseroan dalam perannya sebagai warga


usaha yang baik di Indonesia.

Fokus utama pendekatan kami adalah lokasilokasi operasional Perseroan, karena disinilah
pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan

menghasilkan dampak langsung secara jangka


panjang.

Pengentasan

kemiskinan,

pendidikan,

pelestarian lingkungan, dan penanggulangan


bencana merupakan bidang kegiatan utama
yang kami dukung selama tahun 2009.

Sinergi peningkatan ekonomi masyarakat


Di

tahun

kedua

operasionalnya,

Pusat

Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPKS),


memperluas program

pusat pembelajaran

dan pelatihan wirausaha untuk mendorong


pengembangan usaha kecil masyarakat sekitar.

Di tahun 2009, PPKS menyelenggarakan


pelatihan bagi 1.934 peserta, tidak saja datang
dari masyarakat sekitar Pasuruan, dimana

PPKS berada, tetapi juga berasal dari berbagai


daerah di Jawa Timur dan Lombok.

P E R U S A H A A N

( C S R )

Sejak dimulainya pelatihan di PPKS, hingga 2007


tercatat 834 wirausahawan baru telah lahir dan

merintis usahanya, mulai dari keripik tempe,


pengolahan jamur tiram, madu hingga kerajinan kayu dan meubel. Selain itu, 58 UKM (Usaha

Kecil Menengah) di Pasuruan berkesempatan


mendapatkan pendampingan dan bantuan promosi usaha oleh para pelatih PPKS bekerjasama
dengan Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Dalam upayanya untuk membangun jejaring


dan

memfasilitasi

para

wirausahawan

binaannya, PPKS - dengan dukungan Peme-

rintah Kabupaten Pasuruan - menggelar


kegiatan Expo di awal 2009 di lokasi PPKS

di Sukorejo, Pasuruan. Di sini, sejumlah 52


UKM Kabupaten Pasuruan berpartisipasi,
dan diberi kesempatan untuk bertemu dan
berinteraksi dengan para praktisi usaha yang

berpengalaman, agar peluang membuka pasar


makin terakselerasi.

Selain upaya pelatihan dan pendampingan,

PPKS juga ingin tetap senantiasa membuka


wawasan dan pengalamannya, dan hal itu

diwujudkan dengan memberikan fasilitasi


pelaksanaan sistem penanaman dan produksi

padi SRI (System of Rice Intensification), sejak


tahun 2008 yang ditujukan bagi masyarakat di
sekitar pabrik Sukorejo. Hingga 2009, sejumlah

501 petani telah menerapkan metode ini, di

25

mengembangkan pelatihan dan pendampingan

di bidang permodalan kepada pelaku wirausaha


perempuan. Upaya kerjasama antara PPKS dan

LSM yang berpengalaman dalam mengelola

lembaga keuangan mikro ini, telah mendorong


369 perempuan di daerah Sukorejo
merintis usaha baru.

untuk

Sinergi di bidang pendidikan


System of Rice Intensification / SRI

atas lahan seluas 192 hektar, dimana mereka

bisa menikmati peningkatan hasil produksi

yang memang merupakan keunggulan dari


metode SRI ini.

Sampoerna melanjutkan program-program


peningkatan pendidikan yang berkualitas,
dengan fokus menyediakan akses lebih luas

bagi masyarakat untuk mendapatkan sarana


pendidikan.

Dengan semangat kolaborasi dan berbagi, PPKS


kemudian menggandeng Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya Malang dengan dukungan

Pemerintah Propinsi Jawa Timur, dalam upaya


mendorong penyebaran manfaat metode SRI
ini kepada masyarakat di luar Sukorejo. Hal

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Laporan Tahunan 2009

ini diwujudkan dengan sebuah lokakarya yang

bertujuan membahas solusi terhadap masalah


yang dihadapi, yang diikuti oleh 200 pemerhati

Taman Belajar Masyarat di desa Ngadimulyo

Kelompok Tani, Media, dan LSM (Lembaga

(TBM) di Pasuruan dan Surabaya berdiri

metode SRI dari Dinas Pertanian kota-kota di

Jawa Timur, Perguruan Tinggi di Jawa Timur,


Swadaya Masyarakat).

Di tahun 2009, bekerjasama dengan pemerintah,


LSM,

akademisi

dan

dalam bidang wirausaha,


26

berbagai

praktisi

PPKS berinisiatif

Setelah delapan Taman Belajar Masyarakat


sebagai hasil dari upaya ini, maka di tahun

2009, Sampoerna memperluas jangkauannya


di Karawang, dengan pendirian lima TBM baru.
Selain itu, untuk mempersiapkan kebutuhan

di masa mendatang, kini sistem komputerisasi

mulai

diterapkan

untuk

pengelolaan

administrasi, koleksi dan pengembangan

jaringan di dua TBM di Ngadimulyo Pasuruan


dan Rungkut Barat Surabaya.
Disamping

TBM,

layanan

Mobil

Pustaka

Sampoerna telah memiliki 319 anggota aktif di


Pasuruan dan 392 anggota aktif di Surabaya.

Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat di

luar juga ingin kami bagikan untuk karyawan


kami sendiri yang juga merupakan bagian dari

masyarakat. Oleh karena itu, di tahun 2008,


perpustakaan karyawan pertama berdiri di

Sebagai

wujud

Sampoerna

konsistensi

terhadap

visi

dukungan

dari

Putera

Sampoerna untuk memajukan pendidikan di


Indonesia, kami tetap melanjutkan kerjasama
kami dengan Putera Sampoerna Foundation

di tahun 2009. Antara lain, kerjasama kami


kami dengan Putera Sampoerna Foundation

juga diwujudkan dalam bentuk pendirian


perguruan

tinggi

Sampoerna

School

of

Education, sebagai institusi pendidikan tinggi


dengan konsep universitas kelas dunia yang
dibuka pada bulan Juni 2009.

Sinergi untuk lingkungan yang lestari

pabrik Rungkut I, dan telah dinikmati oleh 1.403

Bekerjasama dengan tiga lembaga pemerhati

kedua didirikan di pabrik Rungkut II, dan sejauh

untuk menciptakan lingkungan yang lestari.

anggota aktif. Dengan berbekal pengalaman itu,

di penghujung 2009, perpustakaan karyawan


ini telah beranggotakan 627 karyawan.

Program Kampus Sampoerna, di sisi lain,


merupakan bentuk dukungan kami yang lain
kepada berbagai perguruan tinggi Indonesia.

Program ini bertujuan menambah wawasan

kepada mahasiswa dan dosen dengan berbagai pengalaman edukatif yang tidak diperoleh
di kelas. Kegiatannya meliputi beragam diskusi interaktif dan workshop kewirausahaan

dan manajemen yang dilaksanakan di tujuh

perpustakaan kampus yang dinamakan Sampoerna Corner, dan Sampoerna Best Student

Visit, yang melibatkan 69 mahasiswa dari 23


perguruan tinggi terkemuka.

lingkungan, Sampoerna mendukung peran aktif


masyarakat di Surabaya, Pasuruan, dan Lombok

Di Surabaya, kami mendukung upaya masyarakat


di

daerah

Rungkut

untuk

mewujudkan

lingkungan tempat tinggal yang sehat.

Sampoerna terlibat aktif dalam mendorong


masyarakat

untuk

menjaga

kelestarian

kawasan hutan mangrove di Surabaya yang

lokasinya tidak jauh dari lokasi operasional


Perseroan di Surabaya. Program penanaman

kembali mangrove dan pengelolaan kawasan


diupayakan

sejalan

dengan

rencana

pengelolaan kawasan ini oleh pemerintah


kota Surabaya dan masyarakat untuk menjaga
kelestarian hutan mangrove di Surabaya.
27

unit penanggulangan bencana lainnya memberikan penanganan korban, menyiapkan ma-

kanan, membuat penampungan untuk tempat


tinggal masyarakat yang menjadi korban. Unit

peralatan dan personil dikerahkan secara maksimal untuk segera membantu penanganan

bencana saat itu. Kerjasama dengan berbagai

pihak juga dilakukan oleh SAR untuk menaProgram Konservasi Mangrove di Surabaya

Di Pasuruan, pada akhir tahun 2009, kami mendukung upaya penanaman kembali 50 hektar
hutan di lereng Gunung Arjuno. Keberadaan

lereng Arjuno sebagai penyangga air Jawa

Timur menjadi penting untuk dijaga oleh semua pihak. Dukungan yang sama kami lakukan
kepada masyarakat di dua desa di Lombok.
Penanggulangan dampak bencana

Ancaman bencana alam di Indonesia seolah


tidak pernah berakhir, banjir dan gempa men-

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Laporan Tahunan 2009

dominasi jumlah bencana selama tahun 2009.


Komitmen dan perhatian Sampoerna terhadap
upaya penanggulangan bencana terus dilaku-

kan. Tim Sampoerna Rescue (SAR) diterjun-

kan langsung membantu penanganan bencana

alam di berbagai daerah. Gempa bumi yang

terjadi pada awal tahun 2009 di Manokwari,


Irian, Tasikmalaya dan Padang. Di Padang, ke-

tika gempa bumi hebat melanda wilayah itu


pada 30 September, SAR bekerjasama dengan

28

ngani bencana lain yang terjadi selama tahun

2009 yaitu banjir di tiga daerah, tanah longsor


di Jawa Barat, dan kebakaran di Ternate.

Tim SAR juga terdiri dari para relawan

yang secara rutin mendapatkan pelatihan


penanganan bencana. Di tahun 2009, pelatihan

diberikan kepada mahasiswa di enam kampus


yang tersebar di Indonesia. Di samping itu SAR
juga menjalin kerjasama dengan organisasi
relawan

bencana

mengadakan

pelatihan

penindakan bencana berbasis komunitas


masyarakat di Medan, Palembang, Jakarta,
Bandung, Yogyakarta dan Surabaya, sementara

tetap menjalankan program pelatihan serupa


kepada karyawan.

Beragam upaya dan pendekatan Perseroan


kepada

pengakuan

masyarakat

Sampoerna

dari

telah

berbagai

menerima

mendapat

pihak,

ketika

penghargaan

Corporate Social Responsibility (CSR) Award

2009 yang diadakan oleh Corporate Forum for


Community Development.

D I S K U S I

D A N

A N A L I S I S

P E R U S A H A A N

Berikut ini merupakan penjelasan tren,

2008, termasuk penjualan Rokok Marlboro

di tahun 2009. Analisis ini harus dibaca

Marlboro mencapai pangsa pasar sebesar

Kinerja Operasional

Rokok A Mild masih menjadi penyumbang

peristiwa dan faktor utama yang paling relevan


terhadap kinerja dan laporan keuangan
dengan mengacu kepada Laporan Keuangan
Konsolidasi beserta Catatannya.

Penjualan Bersih
Penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp39
triliun untuk tahun 2009, meningkat sebesar
12,4% dari Rp34,7 triliun di tahun 2008.

Penjualan bersih dari bisnis rokok domestik


meningkat menjadi Rp38,2 triliun, atau 12,7%

lebih tinggi dari Rp33,9 triliun di tahun 2008.


Penjualan dari bisnis rokok domestik menyumbangkan 98% terhadap penjualan bersih kon-

solidasi Perseroan. Kinerja yang baik pada bisnis


rokok domestik pada tahun 2009 ini didorong
oleh kombinasi antara peningkatan volume pen-

jualan sebesar 3,6% menjadi 75,9 miliar batang

pada tahun 2009 dari 73,3 miliar batang di tahun


2008 dan juga kenaikan harga jual selama tahun

2009. Perseroan kembali memimpin pangsa


pasar industri rokok pada tahun 2009 dengan
pangsa pasar sebesar 29,1%.

Rokok Marlboro menyumbangkan 15,5% dan


12,8% masing-masing terhadap jumlah volume

dan nilai penjualan rokok domestik pada tahun


2009 dibandingkan 15,0% dan 12,2% di tahun

Black Menthol, menyumbangkan 2,7% dari


total penjualan Rokok Marlboro. Rokok

4,9% di tahun 2009 meningkat dari 4,8% di


tahun 2008.

terbesar terhadap portofolio SKM Perseroan


dengan mencatat jumlah volume penjualan

sebesar 30,6 miliar batang pada tahun 2009,


atau 15% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Dengan pertumbuhan pendapatan sebesar

25,7%, rokok A Mild menyumbangkan masingmasing 40,3% dan 40,1% dari jumlah volume

dan nilai penjualan domestik pada tahun 2009


dibandingkan 36,3% dan 35,6% di tahun
2008. Secara keseluruhan, nilai penjualan

yang disumbangkan rokok SKM Perseroan

meningkat sebesar 24,8% di tahun 2009,


menyumbangkan 43,4% dari jumlah nilai

penjualan rokok domestik, sementara volume

penjualan pada segmen ini meningkat sebesar


14,1% mencapai 33,5 miliar batang.

Pendapatan total yang dicapai oleh penjualan

rokok sigaret kretek tangan (SKT) adalah sebesar Rp18,4 triliun. Relatif stabil dibandingkan

pencapaian tahun lalu sebesar Rp18,5 triliun.

Pencapaian ini dicapai oleh penjualan rokok

SKT Dji Sam Soe sebesar Rp13,1 triliun, tumbuh


5,2% di bandingkan tahun lalu sebesar Rp12,4

triliun. Dan menyumbangkan masing-masing


29

25,2% dan 31,4% dari volume dan nilai penjualan domestik di tahun 2009 dibandingkan

26,5% dan 33,2% di tahun 2008. Volume penjualan Sampoerna Kretek (yang dahulu disebut

sebagai Sampoerna A Hijau) menurun 16,7%


dari 12,6 miliar batang di tahun 2008 men-

jadi 10,5 miliar batang di tahun 2009. Rokok


Sampoerna Kretek menyumbangkan masing-

masing 13,9% dan 11,7% dari volume dan nilai


penjualan rokok domestik pada tahun 2009
dibandingkan 17,2% dan 14,9% di tahun 2008.
Beban Pokok Penjualan

Beban pokok penjualan sebesar Rp27,7 triliun

di tahun 2009 meningkat 12,1% dari Rp24,7


triliun pada tahun 2008. Marjin laba kotor

konsolidasi meningkat 12.5% menjadi Rp11,2

Beban penjualan konsolidasi meningkat 6,5%


dari Rp3,0 triliun pada tahun 2008 menjadi
Rp3,1 triliun pada tahun 2009 terutama
karena investasi yang berkesinambungan

pada merek-merek rokok dan infrastruktur


distribusi Perseroan.

Beban umum dan administrasi konsolidasi


adalah Rp0,8 trilliun di tahun 2009, tidak ada
kenaikan maupun penurunan yang signifikan
dibandingkan tahun lalu.
Laba Usaha

Beban pokok penjualan bisnis rokok domestik

meningkat dari 17,9% di tahun 2008 menjadi

Rp24,3 triliun pada tahun 2008,


Laporan Tahunan 2009

tahun 2009.

Laba usaha konsolidasi meningkat 17%

meningkat 12,8% menjadi Rp27,4 triliun dari

dari 10,8% di tahun 2008 menjadi 10,1% di

triliun di tahun 2009 dari Rp10,0 triliun di


tahun 2008.

PT HM SAMPOERNA Tbk.

usaha terhadap penjualan bersih menurun

terutama

karena peningkatan volume, inflasi, dan

menjadi Rp7,3 triliun. Rasio laba usaha


konsolidasi

terhadap

18,7% di tahun 2009.

penjualan

bersih

Beban Pembiayaan

kenaikan harga cukai. Margin laba kotor

Tidak ada perubahan yang signifikan terhadap

2009 dibandingkan dengan tahun lalu.

milyar pada tahun 2008. Jumlah beban

memiliki kontribusi yang sama terhadap


penjualan bersih sebesar 28,3% pada tahun
Beban Usaha

Beban usaha konsolidasi meningkat 4,7% di


tahun 2009 menjadi Rp3,9 triliun. Rasio beban

30

jumlah beban pembiayaan sejumlah Rp166,6


milyar di tahun 2009 dibandingkan Rp166,8
pembiayaan setelah dikurangi pendapatan

bunga adalah sebesar Rp116,6 miliar pada

tahun 2009, menurun sebesar 9% dari


sebelumnya Rp129,4 miliar di tahun 2008.

Laba Bersih
Laba bersih tahun 2009 adalah Rp5,1 triliun,
meningkat 30,3% dari Rp3,9 triliun pada 2008.
Rasio laba bersih terhadap penjualan bersih

meningkat menjadi 13,1% di tahun 2009 dari


11,2% di tahun 2008.

Likuiditas dan Sumber Daya Permodalan


Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas

operasi menurun dari Rp4,7 triliun pada


tahun 2008 menjadi Rp4,3 triliun pada tahun

2009 terutama disebabkan oleh peningkatan


pembayaran ke pemasok, pajak dan cukai.

Kas dan setara kas konsolidasi masingmasing sebesar Rp0,5 triliun pada tanggal 31
Desember 2009 dan 2008.

Aktiva lancar pada 31 Desember 2009 adalah


Rp12,7

triliun,

meningkat

dibandingkan

dengan periode yang sama pada tahun


sebelumnya sebesar Rp11 triliun. Aktiva tidak
lancar adalah Rp5,0 triliun dan Rp5,1 triliun

masing-masing pada tanggal 31 Desember


2009 dan 2008. Secara keseluruhan, jumlah

aktiva meningkat dari Rp16,1 triliun pada

tanggal 31 Desember 2008 menjadi Rp17,7


triliun pada tanggal 31 Desember 2009.

Kewajiban lancar pada tanggal 31 Desember


2009

adalah

penurunan

Rp6,7

sebesar

triliun,

Rp0,9

mengalami

triliun

yang

terutama disebabkan oleh pembayaran hutang


obligasi yang jatuh tempo dalam tahun 2009.

Kewajiban jangka panjang pada 31 Desember


2009 adalah sebesar Rp0,5 triliun, atau naik
Rp0,1 triliun dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya. Keseluruhan jumlah

kewajiban pada 31 Desember 2009 adalah


Rp7,3 triliun, atau menurun Rp0,8 triliun
dibandingkan periode yang sama tahun 2008,
yang terutama karena pembayaran hutang
obligasi.

Pengeluaran modal menurun Rp0,5 triliun dari

Rp1,1 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp0,6


triliun pada tahun 2009 sehubungan dengan

penyelesaian pembangunan pabrik baru pada


kuartal tiga 2008.

Rasio lancar adalah sebesar 1,9:1,0 dan 1,4:1,0


masing-masing pada tanggal 31 Desember
2009 dan 2008. Modal kerja bersih meningkat

dari Rp3,4 triliun pada tanggal 31 Desember


2008 menjadi Rp5,9 triliun pada tanggal 31
Desember 2009.

Rasio hutang terhadap ekuitas konsolidasi

pada 31 Desember 2009 adalah 0,09:1,0,


menurun dibandingkan dengan 0,3:1,0 pada
tahun

sebelumnya.

Jumlah

pembayaran

dividen adalah Rp2,5 triliun (Rp560 per


saham) pada tahun 2009 dan Rp3,5 triliun
(Rp790 per saham) pada 2008.

31

L A P O R A N

Direktur yang menangani keuangan dan

dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab-

keuangan dan ketaatan terhadap hukum dan

tuk membantu Dewan Komisaris (Komisaris)


nya. Tanggung jawab Komite meliputi review
atas laporan keuangan Perseroan, pekerjaan

internal auditor, implementasi manajemen


risiko dan kepatuhan terhadap peraturan pasar
modal dan peraturan lain yang berhubungan
dengan operasi Perseroan.
Aktivitas Komite Audit

Komite melakukan aktivitasnya berdasarkan

rencana kerja tahunan yang disepakati. Dalam


rangka pemenuhan peranan dan tanggungjawabnya, sejumlah laporan dan dokumen telah

direview, dan rapat-rapat dan diskusi-diskusi


telah dilakukan secara reguler. Laporan-laporan

yang telah direview termasuk laporan internal control dan audit eksternal.

Komite telah delapan kali bertemu selama


Laporan Tahunan 2009

periode antara 1 April 2009 sampai 31 Maret

A U D I T

Sebagaimana dinyatakan dalam Piagam Komite

Audit, Komite Audit (Komite) bertugas un-

PT HM SAMPOERNA Tbk.

K O M I T E

2010. Sebagian besar pertemuan dihadiri oleh


Presiden Direktur, Direktur yang menangani
keuangan dan pelayanan informasi, Kepala
Audit dan Internal Control, Sekretaris Perseroan
dan para Pejabat Bagian Legal dan Pajak yang

hadir sebagai undangan. Rapat dengan Kepala


Audit dan Internal Control dilakukan untuk
mendiskusikan laporan-laporan dan temuan
internal control dan untuk menilai efektivitas
fungsi internal control. Rapat-rapat dengan
32

pelayanan informasi dan Pejabat Bagian Legal

dilakukan untuk meyakini keandalan informasi


peraturan yang berlaku.

Komite telah melakukan empat kali pertemuan

dengan auditor eksternal. Dalam pertemuan-

pertemuan tersebut Komite telah mereview


pekerjaan dan independensi auditor eksternal.
Selama

tahun

berjalan,

Komite

telah

mengunjungi Madura Buying Station (rajangan


tobacco/green rajangan) di Pamekasan, Jawa
Timur.

Dibawah ini disajikan hal-hal yang telah diba-

has dalam review, pertemuan dan diskusi yang


dilakukan:

Laporan Keuangan

Komite telah mereview dan mendiskusikan


dengan manajemen dan auditor eksternal,
kebijakan dan prosedur akuntansi Perseroan, laporan keuangan interim dan laporan keuangan
tahunan auditan untuk tahun yang berakhir pada

31 Desember 2009, yang disampaikan kepada


otoritas pasar modal dan/atau diterbitkan
dalam surat kabar lokal dan dalam laporan

tahunan 2009. Review ditekankan terutama

pada penyajian wajar dan kepatutan faktor


pertimbangan, dan ketepatan kebijakan pokok

akuntansi yang digunakan dalam penyusunan


laporan keuangan. Komite merasa puas dengan

keyakinan
eksternal

yang

diberikan

oleh

auditor

bahwa laporan keuangan telah

Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan


Perundangan

disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip

Komite telah bertemu dengan Pejabat Bagian

Departemen Audit dan Internal Control

terhadap berbagai peraturan hukum dan perun-

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.


Auditor Internal

berfungsi sebagai Auditor Internal Perseroan.


Komite telah mereview program dan rencana

kerja Departemen Audit dan Internal Control


untuk tahun 2009 dan melakukan review atas

kemajuan pelaksanaannya secara reguler.


Komite merasa puas dengan kemajuan yang

dicapai dalam implementasi, manajemen


resiko,

dan

termasuk

internal

control

implementasi

Perseroan,

Sarbanes-Oxley

Act. Dari waktu ke waktu Komite mendapat

laporan mengenai kegiatan yang dilakukan


oleh Departemen Audit dan Internal Control.
Auditor Eksternal

KAPTanudiredja,Wibisana&Rekan(sebelumnya
bernama KAP Haryanto Sahari & Rekan),

anggota firma dari PricewaterhouseCoopers


(PwC) telah ditunjuk kembali sebagai auditor
eksternal untuk mengaudit laporan keuangan

Perseroan untuk tahun yang berakhir pada

31 Desember 2009. Komite telah melakukan


review dan merasa puas dengan efisiensi dan
efektivitas pekerjaan yang dilakukan auditor

eksternal tersebut. Komite telah memperoleh


keyakinan dari auditor eksternal bahwa tidak

ada pembatasan lingkup audit dan bahwa


semua risiko penting telah dipertimbangkan
dalam audit yang dilakukan.

Legal untuk membicarakan perkembangan dan

perubahan dalam, dan kepatuhan Perseroan


dangan yang berkaitan dengan operasi bisnis

Perseroan. Pejabat legal Perusahaan menyatakan


kepada Komite bahwa tidak ada perkara/tuntutan hukum penting terhadap Perusahaan baik
dari pihak di dalam maupun di luar Perseroan.
Lain-lain

Komite telah membahas

dengan

Pejabat

Bagian Legal dan Pajak, transaksi-transaksi


benturan kepentingan yang diusulkan dan/atau

diimplementasikan dalam tahun 2009. Pada


tanggal 1 September 2008 Perusahaan mem-

peroleh fasilitas pinjaman antar perusahaan

dari Philip Morris Finance SA sampai dengan

10% dari jumlah pendapatan Perseroan (berdasarkan laporan keuangan tahunan terakhir

yang sudah diaudit). Fasilitas pinjaman ini akan

jatuh tempo pada tanggal 1 September 2018.


Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah saldo
pinjaman adalah sebesar US$10,0 juta (setara

dengan Rp94,0 miliar) yang jatuh tempo dan telah dibayar pada tanggal 5 Januari 2010 dengan
tingkat suku bunga 0,465%.

Phang Cheow Hock

Amir Abadi Jusuf

Chairman

Member

Timotius
Member

33

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI/
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DESEMBER 2009 DAN 2008/
DECEMBER 31, 2009 AND 2008

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
NERACA KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

CONSOLIDATED BALANCE SHEETS


AS AT DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Catatan/
Notes

2009

2008

ASET
Aset lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha
- Pihak ketiga - bersih
- Pihak hubungan istimewa
Piutang lainnya
- Pihak ketiga
- Pihak hubungan istimewa
Persediaan - bersih
Pajak dibayar di muka
Uang muka pembelian tembakau
Beban dibayar di muka dan
aset lainnya
Jumlah aset lancar

ASSETS

405,328
167,096
7,657,848
470,490
1,547,275

Current assets
Cash and cash equivalents
Trade receivables
Third parties - net Related parties Other receivables
Third parties Related parties Inventories - net
Prepaid taxes
Advance for purchase of tobacco

133,259

156,950

Prepaid expenses and other assets

12,688,643

11,037,287

Total current assets

74,435
22,373

Non-current assets
Deferred tax assets
Investments in shares

4,329,506
175,689
313,014
181,515

Fixed assets - net of accumulated


depreciation of Rp2,099,422
in 2009 (2008: Rp1,725,765)
Land for development
Goodwill - net
Other assets - net

527,681
447,361
48,658
25,325
198,758
9,539,067
472,741
1,295,793

3,23
4,23

499,362
116,591
16,347

22
23
22
5
24

Aset tidak lancar


Aset pajak tangguhan
Penyertaan saham
Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp2.099.422 pada tahun 2009
(2008: Rp1.725.765)
Tanah untuk pengembangan
Goodwill - bersih
Aset lainnya - bersih

4,310,194
175,772
275,167
182,858

Jumlah aset tidak lancar

5,027,804

5,096,532

Total non-current assets

17,716,447

16,133,819

TOTAL ASSETS

JUMLAH ASET

63,226
20,587

11
6

7
8
11

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasi secara keseluruhan
Halaman 1/1

The accompanying notes form an integral part


of these consolidated financial statements

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
NERACA KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

CONSOLIDATED BALANCE SHEETS


AS AT DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Catatan/
Notes

2009

2008

KEWAJIBAN
Kewajiban jangka pendek
Pinjaman jangka pendek
- Pihak ketiga
- Pihak hubungan istimewa
Hutang usaha
- Pihak ketiga
- Pihak hubungan istimewa
Hutang lainnya
- Pihak ketiga
- Pihak hubungan istimewa
Hutang pajak
Hutang cukai
Beban yang masih harus dibayar dan
kewajiban estimasian
Hutang dividen
Pinjaman jangka panjang yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
- Hutang obligasi
- Hutang sewa pembiayaan
Jumlah kewajiban jangka pendek

LIABILITIES
9
653,164
94,002
220,388
267,752
76,890
187,755
864,402
2,827,137
839,252
657,450

171,045
99,316
954,540
2,501,174

22
11
12

58,838

13,23
21

906,111
482,130

999,625
66,833

6,747,030

7,642,207

Total current liabilities

14

76,340
44,593
363,398

Jumlah kewajiban jangka panjang

EKUITAS
Modal saham
Modal dasar - 6.300.000.000
saham biasa dengan
nilai nominal Rp100
(Rupiah penuh) per saham
Modal ditempatkan dan disetor
penuh - 4.383.000.000
saham biasa
Tambahan modal disetor
Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan
Selisih transaksi perubahan ekuitas
anak perusahaan
Saldo laba
- Dicadangkan
- Belum dicadangkan

149,366
325,294

22
23

Accrued expenses and provisions


Dividends payable
Long-term debts maturing
in one year
Bonds payable Obligations under finance leases -

Kewajiban jangka panjang


Kewajiban pajak tangguhan
Pinjaman jangka panjang
- Hutang sewa pembiayaan
Pendapatan tangguhan
Kewajiban imbalan pasca-kerja

HAK MINORITAS

986,773
-

22,23
10,23

Current liabilities
Short-term borrowings
Third parties Related party Trade payables
Third parties Related parties Other payables
Third parties Related parties Taxes payable
Excise tax payable

112,699
57,211
243,961

Non-current liabilities
Deferred tax liabilities
Long-term debts
Obligations under finance leases Deferred revenue
Post-employment benefit obligations

503,492

441,377

Total non-current liabilities

4,309

2,339

MINORITY INTEREST

19,161

11
14

27,506

20

EQUITY
Share capital

438,300
42,077

Authorised capital - 6,300,000,000


ordinary shares with par value of
Rp100 (full Rupiah) per share
Issued and fully paid 4,383,000,000
438,300
ordinary shares
42,077
Additional paid-in capital

15

614,275

658,094

90,000
9,306,685

90,000
6,849,146

Cumulative translation adjustments


Difference in equity transactions
of subsidiaries
Retained earnings
Appropriated Unappropriated -

(29,721)

(29,721)

Jumlah ekuitas

10,461,616

8,047,896

Total equity

JUMLAH KEWAJIBAN DAN


EKUITAS

17,716,447

16,133,819

TOTAL LIABILITIES AND


EQUITY

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasi secara keseluruhan
Halaman 1/2

The accompanying notes form an integral part


of these consolidated financial statements

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali laba bersih per saham dasar)

CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME


FOR THE YEARS ENDED
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
except basic earnings per share)
Catatan/
Notes

2009

2008

Penjualan bersih

38,972,186

16,22

34,680,445

Net sales

Beban pokok penjualan

27,737,465

7,16,17
22,24

24,695,196

Cost of goods sold

Laba kotor

11,234,721

9,985,249

Gross profit

Beban usaha
Penjualan
Umum dan administrasi

3,148,441
788,513

2,955,457
804,559

Operating expenses
Selling
General and administrative

Jumlah beban usaha

3,936,954

3,760,016

Total operating expenses

Laba operasi

7,297,767

6,225,233

Operating income

(Beban)/penghasilan lainnya
Laba penjualan aset tetap
Penghasilan bunga
Beban pembiayaan
Amortisasi goodwill
Beban penurunan nilai aset
Beban kurtailmen dari
program pensiun
Lain-lain - bersih
Beban lainnya - bersih
Bagian laba/(rugi) bersih
perusahaan asosiasi

7,18,20,22

16

54,731
50,327
(166,606)
(37,847)
(4,487)

7
22
19,22
8

18,844
37,423
(166,846)
(37,847)
(69,403)

Other (expenses)/income
Gain on sale of fixed assets
Interest income
Financing costs
Goodwill amortisation
Assets impairment expense

19,335

20

(145,391)
(64,533)

Curtailment of pension plan


Miscellaneous - net

(427,753)

Other expenses - net

(191)

Share of results/(losses)
of associates

(84,547)
246

6,16

Laba sebelum pajak penghasilan

7,213,466

Beban pajak penghasilan


- Kini
- Tangguhan

2,121,292
2,864

1,925,005
(24,836)

Beban pajak penghasilan - bersih

2,124,156

1,900,169

Income tax expense - net

Laba konsolidasi sebelum


hak minoritas

5,089,310

3,897,120

Consolidated profit before


minority interest

1,971

1,840

Minority interest

5,087,339

3,895,280

Net income

Hak minoritas
Laba bersih
Laba bersih per saham dasar
(Rupiah penuh) dihitung
berdasarkan jumlah rata-rata
tertimbang saham yang beredar
sebesar 4.383.000.000 saham

5,797,289
11

Income tax expense


Current Deferred -

Basic earnings per share


(full Rupiah) calculated based on
outstanding weighted average
number of shares of
889
4,383,000,000 shares

1,161

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasi secara keseluruhan
Halaman

Profit before income tax

The accompanying notes form an integral part


of these consolidated financial statements

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah)

Catatan/
Notes

Saldo 1 Januari 2008

CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY


FOR THE YEARS ENDED
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah)
Selisih kurs
karena
penjabaran
laporan
keuangan/
Cumulative
translation
adjustments

Tambahan
modal
disetor/
Additional
paid-in
capital

Modal
saham/
Share
capital

Selisih
transaksi
perubahan
ekuitas anak
perusahaan/
Difference in
equity
transaction s of
subsidiaries

Selisih
penilaian
kembali aset
tetap/ Fixed
assets
revaluation
reserve

438,300

42,077

624,320

Selisih kurs karena penjabaran


laporan keuangan

33,774

Reklasifikasi sehubungan dengan


penerapan PSAK 16 (Revisi 2007)

Laba bersih

438,300

42,077

658,094

Selisih kurs karena penjabaran


laporan keuangan

Laba bersih

438,300

Dividen

21

Saldo 31 Desember 2008

Dividen
Saldo 31 Desember 2009

21

Saldo laba belum


dicadangkan/
Retained
earnings unappropriated

Jumlah/
Total

16

90,000

6,898,550

8,063,542

Balance at January 1, 2008

33,774

Cumulative translation
adjustments

16

Reclassification from adoption of


SFAS 16 (Revised 2007)

3,895,280

3,895,280

Net income

(3,944,700)

(3,944,700)

90,000

6,849,146

8,047,896

5,087,339

5,087,339

(2,629,800)

(2,629,800)

42,077

614,275

90,000

9,306,685

10,461,616

(43,819)

(29,721)

Saldo laba dicadangkan/


Retained
earnings appropriated

(16)

(29,721)

(29,721)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan

(43,819)

Dividends
Balance at December 31, 2008
Cumulative translation
adjusments
Net income
Dividends
Balance at December 31, 2009

The accompanying notes form an integral part


of these consolidated financial statements
Halaman 3

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
FOR THE YEARS ENDED
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah)

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI


UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah)

Catatan/
Notes

2009
Arus kas dari aktivitas operasi
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada
- Pemasok
- Karyawan
Pajak dan cukai
Beban pembiayaan
Penghasilan bunga
Kegiatan usaha lainnya
Arus kas bersih yang diperoleh dari
aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas investasi
Penerimaan dari penjualan
- Aset tetap
- Saham anak perusahaan
Pembayaran untuk
pembelian aset tetap
Arus kas bersih yang digunakan
untuk aktivitas investasi
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Penerimaan dari
- Pinjaman jangka pendek
- Pinjaman
pihak hubungan istimewa
Pembayaran kembali
- Pinjaman jangka pendek
- Hutang obligasi
- Sewa pembiayaan
Dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham
Pemberian pinjaman kepada pihak
hubungan istimewa

2008
Cash flows from operating activities
38,529,830
Cash receipts from customers
Cash payments to
(12,648,231)
Suppliers (2,008,759)
Employees (18,940,392)
Taxes and excise tax
(211,670)
Financing costs
37,422
Interest income
(13,087)
Other operating activities

42,175,778
(15,441,090)
(2,093,805)
(20,245,308)
(166,926)
50,327
26,620
4,305,596

4,745,113

81,512
-

Cash flows from investing activities


Proceeds from sale of
47,934
Fixed assets 155,337
Shares in subsidiary Payments for purchases of
(1,194,954)
fixed assets
Net cash flows used in
(991,683)
investing activities

(575,183)
(493,671)

Cash flows from financing activities


Proceeds from
7,557,385
Short-term borrowings Receipt of loan from related party
Repayments of
(8,521,274)
Short-term borrowings Bonds payable (60,711)
Finance leases -

9,762,595
281,699
(9,668,593)
(1,000,000)
(69,282)

14

(2,454,480)

21

Net cash flows provided


from operating activities

(301,936)

(154,931)

Dividends paid to shareholders


Placement of loan to
related party

(3,449,997)

(4,642,101)

Net cash flows used in


financing activities

361,928

(888,671)

Net increase/(decrease) in
cash and cash equivalents

(487,411)

401,260

(125,483)

(487,411)

Kas dan setara kas pada


akhir tahun terdiri dari
- Kas dan setara kas
- Cerukan

527,681
(653,164)

Cash and cash equivalents


at the end of the year comprises
499,362
Cash and cash equivalents (986,773)
Overdraft -

Jumlah

(125,483)

Arus kas bersih yang digunakan


untuk aktivitas pendanaan
Kenaikan/(penurunan) bersih
kas dan setara kas
Kas dan setara kas
pada awal tahun
Kas dan setara kas
pada akhir tahun

Transaksi non kas


Kapitalisasi beban pembiayaan
ke aset dalam penyelesaian
Perolehan aset tetap melalui
sewa pembiayaan

(3,462,570)

3
9

(487,411)

7,19

59,198

84,168

32,668

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasi secara keseluruhan
Halaman

Cash and cash equivalents


at the beginning of the year
Cash and cash equivalents
at the end of the year

Total
Non-cash transactions
Capitalisation of financing costs
to construction in progress
Acquisition of fixed assets
using finance leases

The accompanying notes form an integral part


of these consolidated financial statements

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
1.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

INFORMASI UMUM

1.

GENERAL INFORMATION

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (Perusahaan)


didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963
berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H.,
No. 69. Akta Pendirian Perusahaan disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. J.A.5/59/15 tanggal 30 April 1964 serta
diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik
Indonesia No. 94 tanggal 24 Nopember 1964,
Tambahan No. 357. Anggaran dasar Perusahaan telah
mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan
Akta Notaris Aulia Taufani, S.H. No. 107 tanggal 15
Desember 2009 dalam rangka menyesuaikan dengan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar ini
sudah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. AHU-0006503.AH.01.09.Tahun
2010 tanggal 26 Januari 2010.

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (the Company)


was established in Indonesia on October 19, 1963
based on Notarial Deed No. 69 of Anwar Mahajudin,
S.H. The Deed of Establishment of the Company was
approved by the Minister of Justice of the Republic of
Indonesia by virtue of Decision Letter No. J.A.5/59/15
dated April 30, 1964, and was published in the State
Gazette of the Republic of Indonesia No. 94 dated
November 24, 1964, Supplement No. 357. The Articles
of Association of the Company have been amended
several times, lastly by Notarial Deed No. 107 of Aulia
Taufani, S.H., dated December 15, 2009 in order to
comply with Law Number 40 of 2007 regarding Limited
Liability Companies. This Articles of Association
amendment was approved by the Minister of Law and
Human Rights of the Republic of Indonesia by virtue of
Decision Letter No. AHU-0006503.AH.01.09.Year 2010
dated January 26, 2010.

Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri


dan perdagangan rokok serta investasi saham pada
perusahaan-perusahaan lain. Kegiatan produksi rokok
secara komersial telah dimulai pada tahun 1913 di
Surabaya sebagai industri rumah tangga. Pada tahun
1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan
dibentuknya NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.

The scope of activities of the Company comprises


manufacturing and trading of cigarettes and investing in
other companies. The Company started its commercial
operations in 1913 in Surabaya, as a home industry. In
1930, this home industry was officially organised under
the name of NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.

Perusahaan berkedudukan di Surabaya, dengan kantor


pusat berlokasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18,
Surabaya, serta memiliki pabrik yang berlokasi di
Surabaya, Pandaan, Malang dan Karawang.
Perusahaan juga memiliki kantor perwakilan korporasi
di Jakarta.

The Company is domiciled in Surabaya, with its head


office located in Jl. Rungkut Industri Raya No. 18,
Surabaya, and its plants are located in Surabaya,
Pandaan, Malang and Karawang. The Company also
has a corporate office in Jakarta.

Pada tanggal 31 Desember 2009, PT Hanjaya Mandala


Sampoerna Tbk. dan anak perusahaan (bersamasama disebut Grup) memiliki kurang lebih 28.300
orang karyawan tetap (2008: 28.800 orang).

As at December 31, 2009, PT Hanjaya Mandala


Sampoerna Tbk. and subsidiaries (together the
Group) had approximately 28,300 permanent
employees (2008: 28,800 employees).

Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran


umum saham sebanyak 27.000.000 lembar dengan
nilai nominal sebesar Rp1.000 (Rupiah penuh) per
saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga
penawaran sebesar Rp12.600 (Rupiah penuh) per
saham. Sejak saat itu, Perusahaan telah
melaksanakan transaksi-transaksi yang berkaitan
dengan modal saham sebagai berikut:

In 1990, the Company made a public offering of its


27,000,000 shares with a par value of Rp1,000 (full
Rupiah) per share through the Indonesia Stock
Exchange at the offering price of Rp12,600 (full Rupiah)
per share. Since then, the Company has conducted the
following capital transactions:

Halaman 5/1

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
1.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

INFORMASI UMUM (lanjutan)

Tahun/
Year
1994

1996

1999

2001

2002
2004

1.

GENERAL INFORMATION (continued)


Jumlah saham
yang beredar
setelah transaksi/
Total outstanding
shares after the
transactions

Keterangan/
Description
Penerbitan saham bonus, setiap pemegang dua saham lama menerima tiga
saham baru/
Issue of bonus shares, whereby each shareholder holding two shares is entitled
to receive three new shares

450,000,000

Perubahan nilai nominal saham dari Rp1.000 (Rupiah penuh) per saham
menjadi Rp500 (Rupiah penuh) per saham/
Change in par value per share from Rp1,000 (full Rupiah) per share to Rp500
(full Rupiah) per share

900,000,000

Penerbitan 28.000.000 saham baru dengan nilai nominal Rp500 (Rupiah penuh)
per saham/
Issue of 28,000,000 new shares with par value of Rp500 (full Rupiah) per share

928,000,000

Perubahan nilai nominal saham dari Rp500 (Rupiah penuh) per saham menjadi
Rp100 (Rupiah penuh) per saham/
Change in par value per share from Rp500 (full Rupiah) per share to Rp100 (full
Rupiah) per share

4,640,000,000

Perolehan kembali 140.000.000 saham/


Repurchase of 140,000,000 shares

4,500,000,000

Perolehan kembali 108.130.500 saham/


Repurchase of 108,130,500 shares

4,391,869,500

Perolehan kembali 8.869.500 saham/


Repurchase of 8,869,500 shares

4,383,000,000

Pada tanggal 31 Desember 2009, susunan Komisaris


dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Komisaris:
Presiden Komisaris
Wakil Presiden Komisaris
Komisaris

As at December 31 , 200 9, the Companys


Commissioners and Directors are as follows:

Matteo Lorenzo Pellegrini


Douglas Walter Werth

Eunice Carol Hamilton

Commissioners:
President Commissioner
Vice President Commissioner
Commissioners

Ekadharmajanto Kasih (*)


Phang Cheow Hock (*)
Direksi:
Presiden Direktur
Direktur

(*)

Directors:
President Director
Directors

John Gledhill
Yos Adiguna Ginting
Paul Norman Janelle
Wayan Mertasana Tantra
Shea Lih Goh

Menjalankan fungsi sebagai Komisaris Independen

(*)

Halaman 5/2

Page

Act as Independent Commissioners

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
1.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

INFORMASI UMUM (lanjutan)

1.

GENERAL INFORMATION (continued)

Gaji dan kompensasi lainnya yang dibayarkan kepada


komisaris dan direksi Perusahaan berjumlah Rp66,5
miliar dan Rp79,5 miliar masing-masing untuk tahun
2009 dan 2008.

Salaries and other compensation benefits paid to the


Companys commissioners and directors amounted to
Rp66.5 billion and Rp79 .5 billion in 2009 and 2008,
respectively.

Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun


Perusahaan dan anak-anak perusahaan sebagaimana
disebutkan pada Catatan 2b. Anak perusahaan yang
signifikan adalah sebagai berikut:

The consolidated financial statements include the


accounts of the Company and its subsidiaries as
mentioned in Note 2b. The significant subsidiaries of
the Company are listed below:

Nama perusahaan/
Company name

Kegiatan usaha/
Business activity

Domisili/
Domicile

Tahun
beroperasi
komersial/
Year of
commercial
operations

Persentase
kepemilikan
efektif/
Percentage of
effective
ownership
2009

2008

Jumlah aset/
Total assets
2009

2008

PT Perusahaan Dagang dan


Industri Panamas (*)

Distribusi rokok/
Cigarette distribution

Indonesia

1989

99.9

99.9

1,252,193

784,391

PT Sampoerna Printpack (*)

Percetakan dan industri


produk kemasan/
Printing and packaging

Indonesia

1989

100.0

100.0

770,596

593,343

PT Handal Logistik Nusantara (*)

Jasa ekspedisi
dan pergudangan/
Expedition and
warehousing

Indonesia

1989

100.0

100.0

113,299

123,488

PT Asia Tembakau

Industri dan perdagangan


rokok/Cigarette
manufacturing and
trading

Indonesia

2002

100.0

100.0

208,615

126,869

PT Sampoerna Air Nusantara

Jasa transportasi udara/


Air transportation

Indonesia

1989

100.0

100.0

80,208

99,852

PT Union Sampoerna Dinamika

Investasi saham pada


perusahaan-perusahaan
lain/Equity holdings

Indonesia

2005

100.0

100.0

45,397

47,374

PT Taman Dayu

Pengembangan properti/
Property development

Indonesia

1990

100.0

100.0

271,851

293,569

PT Sampoerna Joo Lan


Sdn. Bhd. (*)

Industri dan perdagangan


rokok/Cigarette
manufacturing and
trading

Malaysia

1998

100.0

100.0

208,167

330,319

Sampoerna International
Pte. Ltd.

Investasi saham pada


perusahaan-perusahaan
lain/Equity holdings

Singapura/Singapore

1995

100.0

100.0

87,132

23,198

(*) Lihat Catatan 26/See Note 26

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


Laporan keuangan konsolidasi Grup disusun oleh
Direksi dan diselesaikan pada tanggal 24 Maret 2010.

Halaman 5/3

2.

SUMMARY
POLICIES

OF

SIGNIFICANT

ACCOUNTING

The Groups consolidated financial statements were


prepared by the Board of Directors and completed on
March 24, 2010.

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


(lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

ACCOUNTING

Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan


prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia yang termasuk di dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK) tentang Pedoman Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik.

The consolidated financial statements have been


prepared in accordance with accounting principles and
practices generally accepted in Indonesia, which are
set out in the Statements of Financial Accounting
Standards and The Capital Market Supervisory Agency
and Financial Institution (BAPEPAM-LK) Rules on
Guidelines in Presentation and Disclosure of Financial
Statements of a Public Company.

a.

a.

Dasar
penyusunan
konsolidasi

laporan

keuangan

Basis of preparation of consolidated financial


statements

Laporan
keuangan
konsolidasi
disusun
berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali
untuk instrumen derivatif yang dinyatakan sebesar
nilai wajar.

The consolidated financial statements are


prepared on the historical cost basis of accounting,
except for derivative instruments which are valued
at fair value.

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan


menggunakan basis akrual, kecuali untuk laporan
arus kas konsolidasi.

These consolidated financial statements are


prepared using the accrual basis, except for the
consolidated statements of cash flows.

Laporan
arus
kas
konsolidasi
disusun
menggunakan metode langsung dan arus kas
dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi,
investasi dan pendanaan.

The consolidated statement of cash flows is


prepared based on the direct method by classifying
cash flows on the basis of operating, investing and
financing activities.

Laporan
keuangan
konsolidasi
disusun
menggunakan asumsi kelangsungan usaha.
Asumsi ini digunakan berdasarkan pengetahuan
manajemen atas fakta-fakta dan keadaan
sekarang, asumsi-asumsi yang timbul atas
pengetahuan tersebut dan ekspektasi saat ini atas
kejadian dan tindakan di masa yang akan datang.
Manajemen menyimpulkan, berdasarkan penilaian
atas risiko-risiko (jika ada) seperti risiko kredit,
likuiditas, pendanaan, pasar dan penawaran,
bahwa asumsi kelangsungan usaha ini telah
sesuai.

The consolidated financial statements have been


prepared using the going concern assumption.
This assumption is being used based on
managements knowledge of current facts and
circumstances, assumption based on that
knowledge, and current expectations of future
events and actions. Management has concluded,
based on assessment of risks (if any) around
credit, liquidity, funding, market and supply risks,
the going concern basis is appropriate.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi


berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia mengharuskan manajemen untuk
membuat
estimasi
dan
asumsi
yang
mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan
penjualan bersih dan beban-beban yang
dilaporkan. Karena adanya ketidakpastian yang
melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah
sesungguhnya yang akan dilaporkan di masa
mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang
diestimasi tersebut.

The preparation of consolidated financial


statements in conformity with accounting principles
generally accepted in Indonesia requires
management to make estimates and assumptions
that affect the reported amounts of assets and
liabilities and net sales and expenses during the
reporting periods. Due to the inherent uncertainty
in making estimates, actual results reported in
future periods may differ from those estimates.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam


laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.
Sel uruh angka dalam laporan keuangan
konsolidasi ini dibulatkan menjadi dan disajikan
dalam jutaan Rupiah yang terdekat, kecuali bila
dinyatakan lain.

The reporting currency used in the consolidated


financial statements is Indonesian Rupiah. Figures
in the consolidated financial statements are
rounded to and stated in millions of Rupiah, unless
otherwise stated.

Halaman 5/4

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


(lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

b. Akuntansi Grup

b. Group accounting

(1) Anak perusahaan

(1) Subsidiaries

ACCOUNTING

Semua anak perusahaan dikonsolidasikan. Anak


perusahaan adalah suatu entitas dimana
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki
kepemilikan sebesar lebih dari 50% hak suara
atau mempunyai pengendalian atas kebijakan
keuangan dan operasional.

Subsidiaries, which are those entities in which the


Company and subsidiaries have an interest of
more than 50% of the voting rights or otherwise
have power to govern the financial and operating
policies, are consolidated.

Anak perusahaan dikonsolidasikan sejak tanggal


kendali atas anak perusahaan tersebut beralih
kepada Grup dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak
tanggal kendali tidak lagi dimiliki oleh Grup. Dalam
mencatat akuisisi anak perusahaan digunakan
metode pembelian. Biaya akuisisi diukur sebesar
nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang
diterbitkan atau kewajiban yang diambil alih pada
tanggal akuisisi, ditambah biaya yang berkaitan
secara langsung dengan akuisisi. Kelebihan biaya
akuisisi atas proporsi nilai wajar aset bersih anak
perusahaan yang dapat diidentifikasi dicatat
sebagai goodwill (lihat Catatan 2k untuk kebijakan
akuntansi atas goodwill).

Subsidiaries are consolidated from the date on


which control is transferred to the Group and are
no longer consolidated from the date that control
ceases. The purchase method is used to account
for the acquisition of subsidiaries. The cost of an
acquisition is measured as the fair value of the
assets given, shares issued or liabilities incurred or
assumed at the date of acquisition plus costs
directly attributable to the acquisition. The excess
of the cost of acquisition over the proportion of the
fair value of the identifiable net assets of the
subsidiary acquired is recorded as goodwill (see
Note 2k for the accounting policy on goodwill).

Transaksi antar perusahaan dalam Grup, saldo


dan keuntungan yang belum direalisasi dari
transaksi antar perusahaan dalam Grup,
dieliminasi.

Intercompany transactions, balances and


unrealised gains on transactions between Group
companies are eliminated.

Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam


laporan keuangan konsolidasi, telah diterapkan
secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali
bila dinyatakan lain.

The accounting policies adopted in preparing the


consolidated financial statements have been
consistently applied by the subsidiaries, unless
otherwise stated.
(2) Associates

(2) Perusahaan asosiasi


Perusahaan asosiasi adalah seluruh entitas
dimana Grup mempunyai pengaruh signifikan,
namun tidak sampai mengendalikan entitasentitas tersebut. Dalam hal ini Grup umumnya
memiliki antara 20% sampai 50% hak suara.
Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas dan pada
awalnya dicatat sebesar harga perolehan.
Investasi Grup pada perusahaan asosiasi
mencakup juga goodwill (dikurangi akumulasi
penurunan nilai) yang diidentifikasi pada saat
akuisisi (Catatan 2k).

Halaman 5/5

Associates are all entities over which the Group


has significant influence but not control, generally
accompanying a shareholding of between 20%
and 50% of the voting rights. Investments in
associates are accounted for using the equity
method of accounting and are initially recognised
at cost. The Groups investment in associates
includes goodwill (net of any accumulated
impairment loss) identified on acquisition
(Note 2k).

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


(lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

b. Akuntansi Grup (lanjutan)

b. Group accounting (continued)

(2) Perusahaan asosiasi (lanjutan)

(2) Associates (continued)

c.

ACCOUNTING

Bagian Grup atas keuntungan atau kerugian


perusahaan asosiasi yang diperoleh setelah
tanggal akuisisi diakui dalam laporan laba rugi
konsolidasi. Mutasi kumulatif keuntungan atau
kerugian setelah tanggal akuisisi akan
mempengaruhi nilai tercatat investasi. Apabila
bagian Grup atas kerugian dalam perusahaan
asosiasi menyamai atau melebihi bagian
kepemilikannya dalam perusahaan asosiasi, Grup
tidak mengakui kerugian lebih lanjut, kecuali Grup
telah mengakui kewajiban atau melakukan
pembayaran atas nama perusahaan asosiasi.

The Groups shares of its associates postacquisition profits or losses are recognised in the
consolidated statement of income. The cumulative
post-acquisition movements are adjusted against
the carrying amount of the investment. When the
Groups share of losses in an associate equals or
exceeds its interest in the associate, the Group
does not recognise further losses, unless it has
incurred obligations or made payments on behalf
of the associate.

Keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi


antara Grup dengan perusahaan asosiasi,
dieliminasi sebesar jumlah yang mencerminkan
proporsi kepemilikan Grup dalam perusahaan
asosiasi. Kerugian yang belum direalisasi juga
dieliminasi kecuali transaksi tersebut memberikan
bukti adanya penurunan nilai aset yang dialihkan.

Unrealised gains on transactions between the


Group and its associates are eliminated to the
extent of the Groups interest in the associates.
Unrealised losses are also eliminated unless the
transaction provides evidence of an impairment of
the asset being transferred.
c. Foreign currency translation

Penjabaran mata uang asing

(1) Transactions and balances

(1) Transaksi dan saldo


Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke
mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs
yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal
neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata
uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku
pada tanggal neraca.

Transactions denominated in a foreign currency are


converted into Rupiah at the exchange rate
prevailing at the date of the transaction. At the
balance sheet date, monetary assets and liabilities
in foreign currencies are translated at the exchange
rates prevailing at that date.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul


dari transaksi dalam mata uang asing dan dari
penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam
mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi
konsolidasi.

Exchange gains and losses arising on transactions


in foreign currency and on the translation of foreign
currency monetary assets and liabilities are
recognised in the consolidated statement of
income.

Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, nilai


tukar yang digunakan, yang dihitung berdasarkan
kurs tengah transaksi terakhir yang dipublikasikan
oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal
31 Desember 2009 dan 200 8, adalah sebagai
berikut:

As at December 31 , 2009 and 2008, the exchange


rates used based on the last published average
transactions exchang e rates by Bank Indonesia as
at December 31, 2009 and 2008 , respectively,
were as follows:

Rupiah penuh/
Full Rupiah
2009
2008
1 Euro
1 Dolar Amerika Serikat
1 Franc Swiss

13,510
9,400
9,087

Halaman 5/6

15,432
10,950
10,349

Page

1 Euro
1 United States Dollar
1 Swiss Franc

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


(lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

ACCOUNTING

c. Penjabaran mata uang asing (lanjutan)

c.

Foreign currency translation (continued)

(2) Kegiatan usaha Grup yang merupakan entitas


asing

(2) Foreign entities within the Group

Laporan laba rugi dan laporan arus kas entitas


asing dijabarkan ke dalam mata uang pelaporan
Grup dengan menggunakan nilai tukar rata-rata
sepanjang tahun sedangkan neraca dijabarkan
dengan menggunakan nilai tukar yang berlaku
pada tanggal neraca dan akun ekuitas dijabarkan
berdasarkan kurs historis. Selisih kurs karena
penjabaran laporan keuangan anak perusahaan di
luar negeri dilaporkan secara terpisah dalam akun
Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan pada komponen ekuitas dalam neraca
konsolidasi. Ketika suatu entitas asing dijual,
selisih nilai tukar tersebut diakui dalam laporan
laba rugi konsolidasi sebagai bagian dari
keuntungan atau kerugian atas penjualan.

Statement of income and cash flows of foreign


entities are translated into the Groups reporting
currency at average exchange rates for the year
and their balance sheets are translated at the
exchange rates prevailing on the balance sheet
date and their equity accounts are translated at the
historical rate. The resulting difference arising from
the translation of the financial statements of foreign
subsidiaries is presented as Cumulative
translation adjustments under the equity section in
the consolidated balance sheet. When a foreign
entity is sold, such exchange differences are
recognised in the consolidated statement of
income as part of the gain or loss on sale.

Penyesuaian atas goodwill dan nilai wajar yang


timbul dari akuisisi entitas asing diperlakukan
sebagai bagian dari aset dan kewajiban entitas
asing dan dijabarkan dengan menggunakan kurs
pada tanggal neraca.

Goodwill and fair value adjustments arising on the


acquisition of a foreign entity are treated as assets
and liabilities of the foreign entity and translated at
the rate prevailing on the balance sheet date.

Akun-akun anak perusahaan di luar negeri


dikonversikan ke mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada
tanggal neraca dan kurs tengah rata-rata Bank
Indonesia selama tahun berjalan sebagai berikut:

The accounts of the foreign subsidiaries are


translated into Rupiah amounts using the Bank
Indonesias middle rates on the balance sheet date
and Bank Indonesias average middle rates during
the year as follows:

Rupiah penuh/Full Rupiah


Aset dan kewajiban/
Laba rugi/
Assets and liabilities
Profit and loss
2009
2008
2009
2008
1 Dolar Amerika Serikat
1 Dolar Singapura

9,400
6,699

10,950
7,607

d. Kas dan setara kas

10,402
7,156

1 United States Dollar


1 Singapore Dollar

d. Cash and cash equivalents

Kas dan setara kas mencakup kas, bank dan


deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh
tempo tiga bulan atau kurang. Cerukan disajikan
sebagai bagian dari pinjaman jangka pendek
pada kewajiban lancar dalam neraca konsolidasi.
e.

9,731
6,881

Piutang usaha

Cash and cash equivalents include cash on hand,


cash in bank and time deposits with original
maturities of three months or less. Bank overdrafts
are shown within short-term borrowings in current
liabilities on the consolidated balance sheet.
e. Trade receivables

Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto


setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak
tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan
atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang
dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan
tidak akan tertagih.

Halaman 5/7

Trade receivables are recorded net of a provision


for doubtful accounts, based on a review of the
collectibility of outstanding amounts. Accounts are
written-off as bad debts during the period in which
they are determined to be non-collectible.

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


(lanjutan)
f.

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
f.

Persediaan

ACCOUNTING

Inventories

Barang jadi, bahan baku dan supplies, barang


dalam proses, barang dagangan, tanah dan
bangunan untuk dijual diakui sebesar nilai yang
lebih rendah antara harga perolehan dan nilai
realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan
dengan metode rata-rata tertimbang (weightedaverage method), kecuali untuk persediaan pita
cukai yang biayanya ditentukan dengan metode
identifikasi khusus (specific identification method).
Harga perolehan barang jadi dan barang dalam
proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, biaya-biaya langsung lainnya dan biaya
overhead yang terkait dengan produksi. Nilai
realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan
dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi
biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan.

Finished goods, raw materials and supplies, work


in progress, merchandise inventory, land and
buildings held for sale are stated at the lower of
cost or net realisable value. Cost is determined by
the weighted-average method, except for the
excise tax inventory, for which cost is determined
by the specific identification method. The cost of
finished goods and work in progress comprises
raw materials, direct labor, other direct costs and
related production overheads. Net realisable value
is the estimated selling price in the ordinary course
of business, less the estimated costs of completion
and the estimated selling expenses.

Penyisihan untuk persediaan usang ditentukan


berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan
masing-masing jenis persediaan pada masa
mendatang.

A provision for obsolete and slow moving


inventories is determined on the basis of estimated
future usage or sale of individual inventory items.

g. Instrumen derivatif

g. Derivative instruments

Instrumen derivatif dicatat sebagai aset atau


kewajiban dalam neraca dan diakui sebesar nilai
wajar. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
perubahan nilai wajar atas instrumen derivatif
dibukukan pada laporan laba rugi konsolidasi.

Derivative instruments are recorded in the balance


sheet as either an asset or liability and measured
at their fair value. The gains or losses arising from
changes in derivative instruments fair values are
recognised in the consolidated statement of
income.
h. Fixed assets

h. Aset tetap

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan,


(kecuali untuk aset tetap tertentu yang telah dinilai
kembali berdasarkan peraturan pemerintah)
dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan
metode garis lurus. Tanah tidak disusutkan.
Taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap
adalah sebagai berikut:
Tahun/Years
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Perabot dan peralatan kantor
Alat-alat pengangkutan
Lapangan golf

4 - 40
10 - 15
3 - 10
5 - 16
20

Nilai residu dan umur manfaat setiap aset ditelaah,


dan disesuaikan jika perlu, pada setiap tanggal
neraca.

Halaman 5/8

Fixed assets are stated at historical cost, (except


for assets revalued in accordance with government
regulation) less accumulated depreciation.
Depreciation is computed using the straight-line
method. Land is not depreciated. The economic
useful lives of the assets are estimated as follows:

Building and improvements


Machinery and equipment
Furniture, fixture and office equipment
Transportation equipment
Golf course
The assets residual values and useful lives are
reviewed, and adjusted if appropriate, at each
balance sheet date.

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


(lanjutan)
h. Aset tetap (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

ACCOUNTING

h. Fixed assets (continued)

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar


biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari
aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan
dipindahkan ke akun aset tetap yang
bersangkutan pada saat aset tersebut telah
selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan
sesuai
dengan
tujuan
penggunaannya.
Penyusutan mulai dibebankan sejak tanggal aset
tersebut siap untuk digunakan untuk tujuan
penggunaannya.

Construction in progress is stated at historical cost


and presented as part of fixed assets. The
accumulated costs are reclassified to the
appropriate fixed asset account when the
construction is complete and the asset is ready for
its intended use. Depreciation is charged from the
date the asset is ready for its intended use.

Biaya bunga untuk mendanai konstruksi aset tetap


tertentu dikapitalisasi selama periode yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan dan menyiapkan
aset tetap tersebut sampai siap digunakan sesuai
tujuan penggunaannya. Biaya-biaya pinjaman
lainnya diakui sebagai beban tahun berjalan.

Interest costs to finance the construction of certain


fixed assets are capitalised during the period of
time that is required to complete and prepare the
assets for their intended use. Other borrowing
costs are expensed.

Biaya-biaya setelah perolehan awal diakui sebagai


bagian dari nilai tercatat aset tetap atau sebagai
aset yang terpisah hanya apabila kemungkinan
besar manfaat ekonomis sehubungan dengan aset
tersebut di masa mendatang akan mengalir ke
Grup dan biaya perolehannya dapat diukur secara
handal. Jumlah tercatat komponen yang diganti,
dihapusbukukan. Biaya pemeliharaan dan
perbaikan lainnya dibebankan di laporan laba rugi
konsolidasian pada saat terjadinya.

Subsequent costs are included in the fixed assets


carrying amount or recognised as a separate
asset, as appropriate, only when it is probable that
future economic benefits associated with the item
will flow to the Group and the cost of the item can
be measured reliably. The carrying amount of the
replaced part is derecognised. All other repairs and
maintenance are charged to the consolidated
statement of income as incurred.

Biaya perolehan tanah tidak termasuk biaya-biaya


lain yang dikeluarkan sehubungan dengan
perolehan atau perpanjangan ijin atas tanah.
Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
perolehan atau perpanjangan ijin atas tanah
tersebut, ditangguhkan dan disajikan pada akun
Aset lainnya - tidak lancar serta diamortisasi
sepanjang periode hak atas tanah.

The acquisition cost of land does not include the


related costs incurred to acquire or renew the
licence for the land. The related costs incurred to
acquire or renew the licence for the land are
deferred and presented under Other assets - noncurrent and amortised over the legal term of the
land rights.

Halaman 5/9

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


(lanjutan)
i.

j.

2.

Sewa

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
i.

ACCOUNTING

Leases

Grup menyewa aset tetap tertentu. Apabila dalam


suatu kontrak sewa porsi yang signifikan atas
risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap berada
di tangan lessor, maka sewa tersebut
diklasifikasikan
sebagai
sewa
operasi.
Pembayaran sewa operasi dibebankan ke laporan
laba rugi konsolidasi atas dasar garis lurus selama
masa sewa.

The Group leases certain fixed assets. Leases in


which a significant portion of the risks and rewards
of ownership are retained by the lessor are
classified as operating leases. Payments made
under operating leases are charged to the
consolidated statement of income on a straight-line
basis over the period of the lease.

Dalam persewaan aset tetap dimana risiko dan


manfaat kepemilikan secara substansi berpindah
ke lessee (Grup), maka sewa tersebut
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa
pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa
sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai
kini pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih
rendah dari nilai wajar.

Leases of fixed assets where the Group has


substantially all the risks and rewards of ownership
are classified as finance leases. Finance leases
are capitalised at the leases commencement at
the lower of the fair value of the leased asset and
the present value of the minimum lease payments.

Setiap
pembayaran
sewa
pembiayaan
dialokasikan antara bagian yang merupakan
pelunasan kewajiban dan bagian yang merupakan
beban pembiayaan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan
atas saldo pembiayaan. Jumlah kewajiban sewa,
neto beban pembiayaan disajikan sebagai hutang
jangka panjang lainnya. Unsur bunga dalam beban
pembiayaan dibebankan di laporan laba rugi
konsolidasi selama masa sewa sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga
periodik yang konstan atas saldo kewajiban setiap
periode. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa
pembiayaan disusutkan selama jangka waktu yang
lebih pendek antara umur manfaat aset dan masa
sewa.

Each finance lease payment is allocated between


the liability and finance charges so as to achieve a
constant rate on the finance balance outstanding.
The corresponding rental obligations, net of
finance charges, are included in other long-term
payables. The interest element of the finance cost
is charged to the consolidated statement of income
over the lease period so as to produce a constant
periodic rate of interest on the remaining balance
of the liability for each period. The fixed assets
acquired under finance leases are depreciated
over the shorter of the useful life of the assets and
the lease term.

Tanah untuk pengembangan

j.

Land for development

Tanah yang akan dikembangkan dan dimaksudkan


untuk dijual setelah dikembangkan disajikan dalam
akun Tanah untuk pengembangan dan
dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara
biaya tercatat dan nilai realisasi bersih.

Land which has yet to be developed and for which


the intention is to sell after being developed, is
presented under Land for development and
stated at the lower of carrying cost or net realisable
value.

Pada saat dimulainya pengembangan dan


pembangunan infrastruktur, nilai tanah yang
dimiliki oleh PT Taman Dayu akan dipindahkan ke
akun Persediaan - tanah dan bangunan untuk
dijual.

The cost of the land belonging to PT Taman Dayu


is transferred to Inventory - land and buildings
held for sale upon commencement of the
development and construction of infrastructure.

Halaman

5/10

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


(lanjutan)
k.

2.

Goodwill

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
k.

Goodwill merupakan selisih lebih antara harga


perolehan investasi anak perusahaan/perusahaan
asosiasi atau bisnis dan nilai wajar bagian Grup
atas aset bersih anak perusahaan/perusahaan
asosiasi yang dapat diidentifikasi, atau bisnis pada
tanggal akuisisi. Goodwill diamortisasi dengan
metode garis lurus selama estimasi masa
manfaatnya, yaitu sepuluh tahun. Manajemen
menentukan estimasi masa manfaat goodwill
berdasarkan evaluasi atas manfaat yang akan
diperoleh dari perusahaan atau bisnis yang
bersangkutan pada saat akuisisi.
l.

ACCOUNTING

Goodwill
Goodwill represents the excess of the cost of an
acquisition of a subsidiary/associate or business
over the fair value of the Groups share of the
identifiable net assets of the acquired
subsidiary/associate, or business at the date of
acquisition. Goodwill is amortised using the
straight-line method over its estimated useful life,
which is ten years. Management determined the
estimated useful life of goodwill, based on its
evaluation of the benefits the respective
companies or businesses will bring at the time of
the acquisition.

Penurunan nilai aset

l.

Impairment of assets

Pada tanggal neraca, Grup menelaah ada atau


tidaknya indikasi penurunan nilai asset.

At balance sheet date, the Group reviews whether


there is any indication of asset impairment or not.

Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, termasuk


goodwill ditelaah untuk mengetahui apakah telah
terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian
atau
perubahan
keadaan
yang
mengidentifikasikan bahwa nilai tercatat aset
tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian
akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih
antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat
diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang
dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih
tinggi diantara harga jual netto atau nilai pakai
aset. Dalam rangka mengukur penurunan nilai,
aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang
menghasilkan arus kas terpisah.

Fixed assets and other non-current assets,


including goodwill, are reviewed for impairment
whenever events or changes in circumstances
indicate that the carrying amount may not be
recoverable. An impairment loss is recognised for
the amount by which the carrying amount of the
asset exceeds its recoverable amount, which is the
higher of an assets net selling price or value in
use. For the purpose of assessing impairment,
assets are grouped at the lowest levels for which
there are separately identifiable cash flows.

m. Provisions

m. Kewajiban estimasian
Kewajiban estimasian diakui apabila Grup
mempunyai kewajiban kini (baik bersifat hukum
maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat
peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan
penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan
arus keluar sumber daya dan kewajiban tersebut
dapat diestimasi dengan handal.

Provisions are recognised when the Group has a


present obligation (legal as well as constructive) as
a result of past events and it is more likely than not
that an outflow of resources embodying economic
benefits will be required to settle the obligation and
a reliable estimate of the amount of the obligation
can be made.

n. Biaya emisi efek

n.

Biaya emisi obligasi (setelah dikurangi akumulasi


amortisasi) yang terjadi sehubungan dengan
penerbitan obligasi disajikan sebagai pengurang
dari hasil penerimaan emisi obligasi. Biaya emisi
obligasi diamortisasi dengan menggunakan
metode garis lurus selama jangka waktu obligasi
yaitu selama lima tahun.

Halaman

Bonds issuance costs


Bonds issuance costs (presented as net of
accumulated amortisation) incurred in connection
with the issue of bonds are presented as a
deduction from the proceeds from the bonds issue.
The bonds issuance costs are amortised using the
straight-line method over the life of the bonds,
which is five years.

5/11

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI


(lanjutan)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
PENTING

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

ACCOUNTING

o. Revenue and expense recognition

o. Pengakuan pendapatan dan beban


Pendapatan dari penjualan diakui pada saat
penyerahan barang atau jasa kepada distributor
atau pelanggan. Di dalam penjualan bersih
termasuk cukai atas rokok yang telah dijual dan
telah dikurangi retur penjualan dan pajak
pertambahan nilai.

Revenue from sales is generally recognised when


the products are delivered or services are
rendered to the distributors or customers. Net
sales revenue includes excise taxes attributable on
cigarettes being sold and is net of returns and
value added tax.

Beban diakui pada saat terjadinya.

Expenses are recognised when incurred.

p. Imbalan pasca-kerja

p.

Post-employment benefits

Perusahaan dan anak perusahaan tertentu di


dalam negeri menyelenggarakan program pensiun
imbalan pasti hingga 31 Maret 2008, yang
kemudian dihentikan dan diganti dengan program
pensiun iuran pasti mulai 1 April 2008.

The Company and certain of its domestic


subsidiaries had a defined benefit pension plan
until March 31, 2008, which was curtailed and
replaced by a defined contribution pension plan
starting April 1, 2008.

Program pensiun imbalan pasti adalah program


pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun
yang akan diterima oleh karyawan pada saat
pensiun, biasanya tergantung pada satu faktor
atau lebih, seperti umur, masa kerja dan jumlah
kompensasi.

A defined benefit pension plan is a pension plan


that defines the pension benefits that will be
received by an employee on entitlement, usually
dependent on one or more factors such as age,
years of service and compensation.

Program iuran pasti adalah program pensiun


dimana Grup membayar iuran tetap kepada
sebuah entitas yang terpisah. Iuran ini dicatat
sebagai biaya karyawan pada saat terhutang.
Grup tidak lagi memiliki kewajiban pembayaran
lebih lanjut setelah iuran tersebut dibayarkan.

A defined contribution plan is a pension plan under


which the Group pays fixed contributions into a
separate entity. Contributions are recognised as an
employee benefit expense when they are due. The
Group has no further payment obligations once the
contributions have been paid.

Perusahaan dan anak perusahaan tertentu di


dalam negeri harus menyediakan imbalan
minimum yang diatur dalam Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 (UUTK).
Karena UUTK menentukan rumus tertentu untuk
menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada
dasarnya kewajiban pensiun berdasarkan UUTK
adalah kewajiban imbalan pasti. Bila jumlah yang
diterima karyawan dari program pensiun lebih kecil
dari imbalan seperti yang ditetapkan dalam UUTK,
Perusahaan dan anak perusahaan tertentu di
dalam negeri akan melakukan penyisihan atas
kekurangan yang ada. Tambahan penyisihan
imbalan sesuai dengan UUTK tersebut tidak
didanai (unfunded). Perusahaan dan anak
perusahaan tertentu di dalam negeri juga
mencatat kewajiban imbalan kerja sesuai UUTK
untuk karyawan lainnya yang tidak ikut serta
dalam program pensiun yang diselenggarakan
oleh Perusahaan dan beberapa anak perusahaan
di dalam negeri.

The Company and certain of its domestic


subsidiaries are required to provide minimum
benefits as stipulated in the Labor Law No.
13/2003 (Labor Law). Since the Labor Law sets the
formula for determining the minimum amount of
benefits, in substance the pension obligation under
the Labor Law represents a defined benefit
obligation. If the employee funded portion of the
pension plan benefit is less than the benefit as
required by the Labor Law, the Company and
certain of its domestic subsidiaries will provide for
such shortage. The additional benefit as required
by the Labor Law is unfunded. The Company and
certain of its domestic subsidiaries recognise the
estimated liabilities for employee benefits
obligations stipulated in the Labor Law for their
employees which are not covered by the pension
plans operated by the Company and certain of its
domestic subsidiaries.

Halaman

5/12

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR
(lanjutan)
p.

q.

KEBIJAKAN

AKUNTANSI

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
PENTING

2.

Imbalan pasca-kerja (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

ACCOUNTING

p. Post-employment benefits (continued)

Dalam penentuan kewajiban imbalan kerja,


Perusahaan dan anak perusahaan tertentu di
dalam negeri menentukan nilai kini kewajiban
imbalan pasti, biaya jasa kini dan biaya jasa lalu
ditentukan berdasarkan perhitungan aktuarial
dengan menggunakan metode Projected Unit
Credit. Dalam program pensiun imbalan pasti,
keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai
penghasilan atau beban jika akumulasi
keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang
belum diakui pada akhir tahun pelaporan
sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban
imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset
program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau
kerugian aktuarial diakui atas dasar metode garis
lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan
yang diharapkan. Biaya jasa lalu yang timbul
ketika program pensiun imbalan pasti pertama kali
diterapkan atau perubahan atas imbalan terhutang
pada program imbalan pasti yang ada diamortisasi
selama periode sampai dengan imbalan tersebut
menjadi hak pekerja.

In determining the estimated employee benefit


obligations, the Company and certain of its
domestic subsidiaries determine the present value
of the defined benefit obligation, current service
cost and past service cost using the Projected
Unit Credit actuarial valuation method. In the
defined benefit pension obligation, actuarial gains
or losses are recognised as income or expense
when the net cumulative unrecognised actuarial
gains or losses at the end of the previous reporting
period exceed 10% of the present value of defined
benefit obligations or 10% of the plan assets at fair
value at that date. These gains or losses are
recognised on a straight-line basis over the
expected average remaining working lives of the
employees. Past service costs arising from the
introduction of a defined benefit pension obligation
or changes in the benefit payable of an existing
plan are amortised over the period until the
benefits concerned become vested.

Perusahaan dan anak perusahaan tertentu di


dalam negeri mengakui keuntungan atau kerugian
pada laporan laba rugi atas kurtailmen atau
penyelesaian suatu program imbalan pasti ketika
kurtailmen atau penyelesaian tersebut terjadi.
Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau
penyelesaian terdiri dari perubahan yang terjadi
dalam nilai kini kewajiban imbalan pasti,
perubahan yang terjadi dalam nilai wajar aset
program, dan keuntungan dan kerugian aktuarial
dan biaya jasa lalu yang belum diakui sebelumnya
di laporan laba rugi.

The Company and certain of its domestic


subsidiaries recognised gains or losses in the
statement of income on the curtailment or
settlement of a defined benefit plan when the
curtailment or settlement occurs. The gain or loss
on a curtailment or settlement comprises any
resulting change in the present value of the defined
benefit obligation, any resulting change in the fair
value of the plan assets, and any related actuarial
gains and losses and past service cost which had
not previously been recognised in the statement of
income.

Perpajakan

q. Taxation

Grup menggunakan metode liabilitas neraca


(balance sheet liability method) pada akuntansi
pajak tangguhan yang timbul akibat perbedaan
temporer yang ada antara aset dan kewajiban atas
dasar pajak dengan nilai tercatat aset dan
kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasi.
Untuk masing-masing anak perusahaan yang
dikonsolidasi, aset atau kewajiban pajak
tangguhan disajikan dalam jumlah bersih.

The Group applies the balance sheet liability


method of deferred tax accounting which arises on
temporary differences between tax bases of assets
and liabilities and their carrying amounts in the
consolidated financial statements. For each of the
consolidated subsidiaries, the deferred tax assets
or liabilities are shown at the applicable net
amounts.

Pajak penghasilan tangguhan ditentukan dengan


menggunakan tarif pajak berdasarkan undangundang yang telah diberlakukan atau secara
substansi telah diberlakukan pada tanggal neraca
dan diharapkan berlaku pada saat aset pajak
tangguhan direalisasikan atau kewajiban pajak
tangguhan diselesaikan.

Deferred income tax is determined using tax rates


based on laws that have been enacted or
substantially enacted by the balance sheet date
and are expected to apply when the related
deferred income tax asset is recognised or the
deferred income tax liability is settled.

Halaman

5/13

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR
(lanjutan)

KEBIJAKAN

AKUNTANSI

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
PENTING

2.

q.

q. Perpajakan (lanjutan)

r.

s.

t.

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

ACCOUNTING

Taxation (continued)

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat


kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada
masa
datang
akan
memadai
untuk
mengkompensasi perbedaan temporer yang
menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.

Deferred tax assets are recognised to the extent


that it is probable future taxable profits will be
available against which the temporary differences
can be utilised.

Amendemen terhadap kewajiban perpajakan


dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan,
atau apabila dilakukan keberatan/banding, ketika
keputusan atas keberatan/banding sudah
diputuskan.

Amendments to taxation obligations are recorded


when an assessment is received or, if objected
to/appealed against, when the results of the
objection/appeal are determined.

Pelaporan segmen

r.

Segment reporting

Suatu segmen usaha adalah sekelompok aset dan


operasi yang menyediakan barang atau jasa yang
memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang
berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah
segmen geografis menyediakan barang maupun
jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang
memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang
berbeda dengan segmen operasi lainnya yang
berada dalam lingkungan ekonomi lain.

A business segment is a group of assets and


operations engaged in providing products or
services which are subject to risks and returns that
are different from those of other business
segments. A geographical segment is engaged in
providing products or services within a particular
economic environment which are subject to risks
and return that are different from those of
segments
operating in other economic
environments.

Grup mensegmentasikan pelaporan keuangan


sebagai berikut:

The Group segments its financial reporting as


follows:

(i) segmen
usaha
(primer),
yang
mengklasifikasikan aktivitas bisnis Grup
menjadi industri dan perdagangan rokok;
percetakan, pengemasan dan pengangkutan;
serta segmen usaha lainnya.

(i) business segments (primary), where the


Groups business activities are classified into
manufacturing and distribution of cigarettes;
printing, packaging and transportation; and
others.

(ii) segmen geografis (sekunder), yang terdiri dari


kegiatan usaha dalam negeri dan luar negeri.

(ii) geographical segments (secondary), which


consist of Indonesia and outside of Indonesia
operations.

Transaksi
istimewa

dengan

pihak-pihak

hubungan

s. Transactions with related parties

Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak


tertentu yang mempunyai hubungan istimewa
seperti yang dijelaskan dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 tentang
Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa.

The Group has transactions with certain parties,


which have related party relationships as defined in
accordance with the Statement of Financial
Accounting Standards No. 7, Related Party
Disclosures.

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihakpihak hubungan istimewa telah diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

All significant transactions with related parties are


disclosed in the notes to the consolidated financial
statements.

Laba bersih per saham dasar

t.

Laba bersih per saham dasar dihitung


berdasarkan laba bersih tahun berjalan dibagi
dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang
beredar selama tahun yang bersangkutan.
Halaman

Basic earnings per share


Basic earnings per share are computed by dividing
the net income for the year by the weighted
average number of shares outstanding during the
year.

5/14

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
3.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

KAS DAN SETARA KAS

3.
2009

CASH AND CASH EQUIVALENTS


2008

Kas
Bank
Deposito berjangka

77,115
448,480
2,086

13,583
480,466
5,313

Cash on hand
Cash in bank
Time deposits

Jumlah

527,681

499,362

Total

Tidak terdapat saldo bank atau deposito berjangka


yang ditempatkan pada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.

There are no bank balances or time deposits placed at


related parties.

a.

a. Cash in bank

Bank
2009
Rupiah
Deutsche Bank AG
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
ABN-AMRO Bank N.V.
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Lain-lain
Jumlah

2008

342,891

284,105

18,164
7,938
4,502
1,659
5,677

22,084
11,204
15,784
49,888
6,538

Rupiah
Deutsche Bank AG
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
ABN-AMRO Bank N.V.
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Others

380 ,831

389,603

Total

Dolar Amerika Serikat


The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Limited
ABN-AMRO Bank N.V.
Lain-lain
Mata uang asing lainnya

38,298
82
158
29,111

39,924
1,653
904
48,382

United States Dollars


The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Limited
ABN-AMRO Bank N.V.
Others
Other foreign currencies

Jumlah

67,649

90,863

Total

448,480

480,466

Total cash in bank

Jumlah bank
b. Deposito berjangka

b. Time deposits
2009

2008

Rupiah
Mata uang asing

2,086
-

2,166
3,147

Rupiah
Foreign currency

Jumlah deposito berjangka

2,086

5,313

Total time deposits

Deposito berjangka di atas memperoleh tingkat bunga


tahunan sebagai berikut:

Rupiah
Mata uang asing

The above time deposits received interest income at


the following rates:

2009

2008

4.50% - 8.00%
1.25% - 2.80%

5.25% - 9.25%
2.25% - 3.40%

Halaman

5/15

Page

Rupiah
Foreign currency

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
4.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

PIUTANG USAHA

4.
2009

TRADE RECEIVABLES
2008

Pihak ketiga
Dikurangi
Penyisihan piutang tidak tertagih

451,278

Bersih

447,361

116,591

Net

48,658

16,347

Related parties (Note 22)

496,019

132,938

Total

Pihak hubungan istimewa (Catatan 22)


Jumlah

121,303

(3,917)

(4,712)

Third parties
Less
Provision for doubtful accounts

Piutang usaha - pihak ketiga terutama terdiri dari


tagihan kepada pedagang-pedagang rokok.

Trade receivables from third parties mainly consist of


receivables from cigarette merchants.

Tidak ada transaksi penjualan kepada satu pelanggan


dengan nilai transaksi lebih dari 10% penjualan bersih
konsolidasi.

There were no sales to any single customer exceeding


10% of the consolidated net sales.

Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:

The aging analysis of trade receivables is as follows:

2009

2008

Lancar
Jatuh tempo
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
> 90 hari

362,688

80,235

113,085
18,273
164
5 ,726

50,893
447
336
5,739

Jumlah
Dikurangi
Penyisihan piutang tidak tertagih

499,936

137,650

Bersih

496,019

(3,917)

132,938

Mutasi penyisihan piutang tidak tertagih adalah


sebagai berikut:

Saldo pada akhir tahun

Net

2008

4,712
779
(1,574)

6,066
1,219
(2,573)

3,917

4,712

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun


piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun,
manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang
tidak tertagih tersebut cukup untuk menutup
kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang
usaha di kemudian hari.

Halaman

Total
Less
Provision for doubtful accounts

The movements in the provision for doubtful accounts


are as follows:

2009
Saldo pada awal tahun
Penambahan penyisihan tahun berjalan
Penghapusan

(4,712)

Current
Overdue
1 - 30 days
31 - 60 days
61 - 90 days
> 90 days

Balance at beginning of the year


Provision raised during the year
Write-off
Balance at the end of the year

Based on a review of the status of the individual


receivable accounts at the end of the year,
management believes the provision for doubtful
accounts is adequate to cover possible losses from
non-collectible receivables in the future.

5/16

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
5.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

PERSEDIAAN

5.

INVENTORIES

2009

2008

Barang jadi
Barang dalam proses
Bahan baku
Pita cukai
Suku cadang
Bahan pembantu dan lainnya
Persediaan dalam perjalanan

1,547,860
4 ,897
6,316,224
1,000,461
145,254
6,225
47,388

1,320,049
7,090
4,757,939
922,549
120,521
52,995
129,294

Finished goods
Work in progress
Raw materials
Excise tax
Spare parts
Sub-materials and others
Goods in transit

Barang dagangan

9,068,309
487,257

7,310,437
311,084

Merchandise inventory

9,555,566

7,621,521

Jumlah
Dikurangi
Penyisihan persediaan usang

(86,279)

(34,031)

Total
Less
Provision for obsolete and
slow moving inventories

Bersih
Tanah dan bangunan untuk dijual

9,469,287
69,780

7,587,490
70,358

Net
Land and buildings held for sale

Jumlah persediaan

9,539,067

7,657,848

Total inventories

Mutasi penyisihan persediaan usang adalah sebagai


berikut:

The movements in the provision for obsolete and slow


moving inventories are as follows:

2009
Saldo pada awal tahun
Penambahan penyisihan tahun berjalan
Penghapusan
Saldo pada akhir tahun

2008

34,031
67 ,993
(15,745)

41,929
6,950
(14,848)

86,279

34,031

Balance at beginning of the year


Provision raised during the year
Write-off
Balance at the end of the year

Manajemen
berkeyakinan
bahwa
penyisihan
persediaan usang cukup untuk menutup kemungkinan
kerugian yang terjadi di kemudian hari.

Management believes the provision for obsolete and


slow moving inventories is adequate to cover possible
losses in the future.

Aset tetap dan persediaan Grup telah diasuransikan


terhadap berbagai risiko industri (industrial all risks),
termasuk risiko-risiko business interruption dan marine
cargo, dengan keseluruhan nilai pertanggungan
sampai dengan US$1,5 miliar pada tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Catatan 7). Manajemen
berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi
tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian
yang timbul dari risiko tersebut.

Fixed assets and inventories of the Group are insured


against industrial all risks, including business
interruption and marine cargo, with an insured limit of up
to US$1.5 billion as at December 31, 2009 and 2008
(Note 7). Management believes the insurance coverage
is adequate to cover possible losses from the risks
mentioned above.

Halaman

5/17

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
6.

7.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
6.

PENYERTAAN SAHAM

INVESTMENTS IN SHARES

Penyertaan saham terdiri atas 49% kepemilikan Grup di


Vinasa Tobacco Joint Venture Company dan PT San
Miguel Sampoerna Packaging Industries yang dicatat
berdasarkan metode ekuitas, dan kepemilikan minoritas
di PT Titan Kimia Nusantara Tbk. yang dicatat
berdasarkan metode biaya.

Investments in shares includes the Groups 49%


interests in Vinasa Tobacco Joint Venture Company
and PT San Miguel Sampoerna Packaging Industries
which it equity accounts for, and a minority interest in
PT Titan Kimia Nusantara Tbk. which it accounts for
using the cost method.

Grup telah menandatangani perjanjian bersyarat atas jual


beli saham pada tanggal 29 Desember 2009 untuk
menjual seluruh 49% kepemilikan pada PT San Miguel
Sampoerna Packaging Industries.

The Group entered into a conditional sale and purchase of


shares agreement on December 29, 2009 to sell all of its
49% interest in PT San Miguel Sampoerna Packaging
Industries.

ASET TETAP

7.

FIXED ASSETS

2009

Saldo awal/
Beginning
balance

Biaya perolehan
Pemilikan langsung
Tanah
Lapangan golf
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Perabot dan peralatan
kantor
Alat-alat pengangkutan

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Deductions

Selisih kurs
karena
penjabaran
laporan
keuangan/
Translation
adjustments

Saldo akhir/
Ending
balance

328,832
24,385
1,719,993
2,786,487

21,037
128,890
136,779

4,188
16,982
43,500

(17)
(94)
(19,884)

345,664
24,385
1,831,807
2,859,882

544,790
206,843

118,370
75,335

11,844
37,627

(520)
(329)

650,796
244,222

Historical cost
Direct ownership
Land
Golf course
Building and improvements
Machinery and equipment
Furniture, fixture and
office equipment
Transportation equipment

5,611,330

480,411

114,141

(20,844)

5,956,756

Total

Sewa pembiayaan
Alat-alat pengangkutan

247,940

32,668

39,701

240,907

Finance leases
Transportation equipment

Aset dalam penyelesaian

196,001

414,891

398,939

211,953

Construction in progress

(398,939)

(398,939)

529,031

153,842

Jumlah

Reklasifikasi
Jumlah biaya perolehan
Akumulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Lapangan golf
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Perabot dan peralatan
kantor
Alat-alat pengangkutan

6,055,271

(20,844)

Reclassifications

6,409,616

Total historical cost

14,530
350,805
821,408

1,219
89,826
190,064

15,436
14,190

(81)
(13,347)

15,749
425,114
983,935

345,569
115,632

117,030
23,128

11,755
30,862

(668)
(299)

450,176
107,599

Accumulated depreciation
Direct ownership
Golf course
Building and improvements
Machinery and equipment
Fu rniture, fixture and
office equipment
Transportation equipment

1,647,944

421,267

72,243

(14,395)

1,982,573

Total

77,821

70,988

31,960

116,849

Finance leases
Transportation equipment

Jumlah akumulasi
penyusutan

1,725,765

492,255

104,203

2,099,422

Total accumulated
depreciation

Nilai buku bersih

4,329,506

4,310,194

Net book value

Jumlah
Sewa pembiayaan
Alat-alat pengangkutan

Halaman

5/18

Page

(14,395)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
7.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

ASET TETAP (lanjutan)

7.

FIXED ASSETS (continued)

2008

Saldo awal/
Beginning
balance

Biaya perolehan
Pemilikan langsung
Tanah
Lapangan golf
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Perabot dan peralatan
kantor
Alat-alat pengangkutan
Jumlah
Sewa pembiayaan
Alat-alat pengangkutan
Aset dalam penyelesaian
Reklasifikasi
Jumlah biaya perolehan
Akumulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Lapangan golf
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Perabot dan peralatan
kantor
Alat-alat pengangkutan

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Deductions

Selisih kurs
karena
penjabaran
laporan
keuangan/
Translation
adjustments

Saldo akhir/
Ending
balance

273,954
24,385
669,350
1,999,312

54,865
1,053,163
1,016,035

2,595
244,057

13
75
15,197

328,832
24,385
1,719,993
2,786,487

426,297
213,889

133,690
3,385

15,594
10,707

397
276

544,790
206,843

Historical cost
Direct ownership
Land
Golf course
Building and improvements
Machinery and equipment
Furniture, fixture and
office equipment
Transportation equipment

3,607,187

2,261,138

272,953

15,958

5,611,330

Total

174,817

84,168

11,045

247,940

Finance leases
Transportation equipment

1,234,084

2,233,775

196,001

Construction in progress

(2,233,775)

(2,233,775)

Reclassifications

15,958

6,055,271

Total historical cost

1,195,692
4,977,696

1,345,615

283,998

13,412
284,075
745,400

1,118
68,941
178,618

2,274
111,683

63
9,073

14,530
350,805
821,408

285,274
112,586

73,622
12,829

13,915
10,023

588
240

345,569
115,632

Accumulated depreciation
Direct ownership
Golf course
Building and improvements
Machinery and equipment
Furniture, fixture and
office equipment
Transportation equipment

1,440,747

335,128

137,895

9,964

1,647,944

Total

14,613

68,162

4,954

77,821

Finance leases
Transportation equipment

Jumlah akumulasi
penyusutan

1,455,360

403,290

142,849

9,964

1,725,765

Total accumulated
depreciation

Nilai buku bersih

3,522,336

4,329,506

Net book value

Jumlah
Sewa pembiayaan
Alat-alat pengangkutan

Pada tanggal 14 Juli 2006, Perusahaan menerima


Surat Persetujuan Perluasan Penanaman Modal
Dalam Negeri dari Badan Koordinasi Penanaman
Modal Republik Indonesia sehubungan dengan proyek
perluasan modal dalam negeri sebesar lebih kurang
Rp2,8 triliun. Sebagian besar rencana investasi telah
direalisasikan dan pabrik baru telah beroperasi secara
komersial pada kuartal tiga tahun 2008.

On July 14, 2006, the Company received an approval


letter from the Investment Coordinating Board for a
domestic capital expansion project of approximately
Rp2.8 trillion. The expansion project was substantially
completed and the new factory started its commercial
production in the third quarter of 2008.

Pada tahun 2008, biaya pinjaman sebesar Rp59,2 miliar


yang timbul dari pembiayaan untuk membangun pabrik
baru, dikapitalisasi pada tahun berjalan. Tingkat
kapitalisasi yang digunakan berkisar antara 8,50% 8,84%.

In 2008, borrowing costs of Rp59.2 billion arising on


financing for the construction of a new factory, were
capitalised during the year. The capitalisation rates used
ranged from 8.50% - 8.84%.

Halaman

5/19

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

zx

7.

ASET TETAP (lanjutan)

7.

FIXED ASSETS (continued)

Pada tanggal 31 Des ember 2009, persentase


penyelesaian rata-rata atas aset dalam penyelesaian
yang diakui dalam pelaporan keuangan adalah sekitar
63% (2008: 52%). Aset dalam penyelesaian yang
sebagian besar terdiri atas bangunan dan prasarana
dan mesin dan peralatan diharapkan akan selesai
pada tahun 2012.

As at December 31, 2009, the average percentage of


completion of the construction in progress recognised
for financial reporting was approximately 63%
(2008: 52%). Construction in progress which mainly
consists of building and improvements and machinery
and equipment is expected to be completed in 2012.

Laba atas penjualan aset tetap yang diakui untuk tahun


yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan
2008 ditentukan sebagai berikut:

Gain on sale of fixed assets for the years ended


December 31, 2009 and 2008 was determined as
follows:

2009
Hasil penjualan
Nilai buku bersih

2008

81 ,512
(26 ,781)

47,934
(29,090)

54,731

18,844

Penyusutan yang dibebankan untuk tahun-tahun yang


berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
dialokasikan sebagai berikut:

The depreciation charge for the years ended December


31, 2009 and 2008 was allocated as follows:

2009
Beban pokok penjualan
Beban penjualan
Beban umum dan administrasi

Proceeds of sale
Net book value

2008

357,688
81,594
52,973

287,122
69,488
46,680

492 ,255

403,290

Cost of goods sold


Selling expenses
General and administrative expenses

Aset tetap dan persediaan Grup telah diasuransikan


terhadap berbagai risiko industri (industrial all risks),
termasuk risiko-risiko business interruption dan marine
cargo dengan keseluruhan nilai pertanggungan sampai
dengan US$1,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2009
dan 2008 (Catatan 5).

Fixed assets and inventories of the Group are insured


against industrial all risks, including business
interruption and marine cargo risks, with an insured
limit of up to US$1.5 billion as at Dec ember 31, 200 9
and 2008 (Note 5).

Aset tetap anak perusahaan tertentu juga


diasuransikan terhadap berbagai risiko industri, antara
lain risiko atas kerugian kebakaran dan pencurian,
berdasarkan paket polis tertentu dengan nilai
pertanggungan sebesar US$44.1 juta dan Rp42,0
miliar
pada
tanggal
31 Desember
200 9
(2008: US$15,5 juta dan Rp40,7 miliar).

Fixed assets of certain subsidiaries are also covered


for industrial all risks insurance against, amongst
others, losses from fire and theft, based on certain
blanket policies which amounted to US$44.1 million
and Rp42.0 billion as at December 31, 200 9
(2008: US$15.5 million and Rp40.7 billion).

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan


tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian
yang timbul dari risiko tersebut.

Management believes the sum insured is adequate to


cover possible losses from the risks mentioned above.

Perusahaan memiliki tanah dengan status Hak Guna


Bangunan (HGB) untuk jangka waktu antara 20 tahun
dan 30 tahun yang dapat diperpanjang pada saat
berakhirnya masa berlaku. Beberapa HGB yang masa
berlakunya telah berakhir pada 31 Des ember 200 9
hingga kini masih dalam proses perpanjangan.
Manajemen yakin bahwa
Pemerintah akan
memberikan perpanjangan hak atas seluruh HGB pada
saat berakhirnya masa berlaku.

The Group has parcels of land with strata titles of


Building Utilization Rights (HGB) ranging from 20 years
to 30 years which are expected to be renewed at their
expiration dates. Several HGB that have expired as at
December 31, 200 9 are currently still under the renewal
process. Management believes the government will
renew all rights at expiration date.

Halaman

5/20

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
8.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

GOODWILL

8.
2009

2008

Biaya perolehan

379,952

379,952

Akumulasi amortisasi
Saldo pada awal tahun
Amortisasi tahun berjalan

(66,938)
(37,847)

(29,091)
(37,847)

Accumulated amortisation
At the beginning of the year
Current year amortisation

(104,785)

(66,938)

At the end of the year

275,167

313,014

Saldo pada akhir tahun


Nilai buku bersih

9.

GOODWILL

PINJAMAN JANGKA PENDEK

9.
2009

Pihak ketiga
Cerukan
- Deutsche Bank AG
- PT Bank Central Asia Tbk.

Pihak hubungan istimewa (Catatan 22)


Philip Morris Finance SA
Jumlah

Cost

Net book value

SHORT-TERM BORROWINGS
2008
Third parties
Overdraft
Deutsche Bank AG PT Bank Central Asia Tbk. -

653,164
-

927,596
59,177

653,164

986,773

94,002

Related party (Note 22)


Philip Morris Finance SA

747,166

986,773

Total

Pihak ketiga

Third parties

Tingkat bunga tahunan yang berlaku untuk cerukan


dan pinjaman bank jangka pendek:

The annual interest rates of the overdraft and shortterm bank loans:

Cerukan
Pinjaman bank jangka pendek

2009

2008

6.00% - 14.35%
7.63% - 13.85%

7.50% - 14.74%
7.95% - 16.00%

Overdraft
Short-term bank loan

Pada tanggal 31 Des ember 2009, Grup memperoleh


fasilitas-fasilitas pinjaman tanpa jaminan dari beberapa
bank dengan pagu pinjaman keseluruhan sebesar
Rp1,5 triliun dan US$85,0 juta (2008: Rp3,4 triliun dan
US$145,0 juta).

At Dec ember 31, 2009, the Group had unsecured


credit facilities from several banks with maximum limits
of Rp1.5 trillion and US$85.0 million (2008: Rp3.4
trillion and US$145.0 million).

Pihak hubungan istimewa

Related party

Pada tanggal 1 September 2008 Perusahaan


memperoleh fasilitas dari Philip Morris Finance SA
sampai dengan 10% dari jumlah pendapatan
Perusahaan (berdasarkan laporan keuangan tahunan
terakhir yang sudah diaudit). Fasilitas pinjaman ini
akan jatuh tempo pada tanggal 1 September 2018.

On September 1, 2008, the Company obtained an


intercompany loan facility from Philip Morris Finance
SA of up to 10% of the total revenue of the Company
(based on the latest audited annual financial
statements). This facility will expire on September 1,
2018.

Halaman

5/21

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
9.

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)

9.

SHORT-TERM BORROWINGS (continued)

Pihak hubungan istimewa (lanjutan)

Related party (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah saldo pinjaman


adalah sebesar US$10,0 juta (setara dengan
Rp94,0 miliar) (2008: nihil) yang jatuh tempo dan telah
dibayar pada tanggal 5 Januari 2010 dengan memiliki
tingkat suku bunga 0,465% (Catatan 22).

As at December 31, 2009, the outstanding intercompany


loan amounted to US$10.0 million (equivalent to
Rp94.0 billion) (2008: nil) whichmatured and was paid on
January 5, 2010 and bore annual interest at the rate of
0.465% (Note 22).

Untuk mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar pinjaman


jangka pendek sebesar US$10,0 juta, Perusahaan
menandatangani kontrak foreign currency swap dengan
Citibank, N.A. sebesar US$10,0 juta yang mencakup
pokok pinjaman dan bunga. Kurs atas kontrak foreign
currency swap adalah sebesar Rp9.463 per US$1.
Kontrak ini jatuh tempo pada tanggal 5 Januari 2010.

To mitigate the risk of fluctuations in the foreign


exchange rate from short-term loans of US$10.0
million, the Company entered into foreign currency
swap contracts with Citibank, N.A. totalling US$10.0
million, which covered the underlying loan principal
and interest. The foreign currency swap contract rate
was Rp9,463 for US$1. The contracts matured on
January 5, 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2009, kontrak foreign currency


swap di atas menghasilkan posisi kewajiban bersih
sebesar Rp0,54 miliar (disajikan sebagai bagian dari
Hutang lainnya - pihak ketiga).

As at December 31, 2009, the above foreign currency


swap contracts resulted in a net liability position
amounting to Rp0.54 billion (presented as part of Other
payables - third parties).

10. TRADE PAYABLES

10. HUTANG USAHA


2009

2008

Pihak ketiga
Pihak hubungan istimewa (Catatan 22)

220,388
267 ,752

149,366
325,294

Third parties
Related parties (Note 22)

Jumlah

488 ,140

474,660

Total

Hutang usaha - pihak ketiga terutama timbul dari


pembelian cengkeh, tembakau, saos dan bahan
pembungkus.

Trade payables - third parties are mostly derived from


purchases of cloves, tobacco, sauces and wrapping
materials.

Analisis umur hutang usaha adalah sebagai berikut:

The aging analysis of trade payables is as follows:

2009

2008

Lancar
Jatuh tempo
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
> 90 hari

483 ,409

471,283

4,204
101
188
238

2,838
414
84
41

Current
Overdue
1 - 30 days
31 - 60 days
61 - 90 days
> 90 days

Jumlah

488 ,140

474,660

Total

11. PERPAJAKAN
a.

11. TAXATION

Hutang pajak

a.
2009

Taxes payable

2008

Pajak Penghasilan Badan Pasal 29


Pajak Pertambahan Nilai
Lain-lain

46,963
606,123
211,316

81,313
683,006
190,221

Corporate Income Tax


Value Added Tax
Others

Jumlah

864 ,402

954,540

Total

Halaman

5/22

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

11. PERPAJAKAN (lanjutan)

11. TAXATION (continued)


b.

b. Beban/(manfaat) pajak penghasilan

Income tax expense/(benefit)

2009

2008

Perusahaan
Kini
Tangguhan

1,914 ,110
13 ,300

1,758,255
(18,074)

Jumlah

1,927 ,410

1,740,181

Anak perusahaan
Kini
Tangguhan

207,182
(10 ,436)

166,750
(6,762)

Jumlah

196,746

159,988

Konsolidasi
Kini
Tangguhan

2,121 ,292
2 ,864

1,925,005
(24,836)

Jumlah

2,124,156

1,900,169

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak


penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi
dengan penghasilan kena pajak Perusahaan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

Laba sebelum pajak penghasilan


menurut laporan laba rugi
konsolidasi
Dikurangi
Laba anak perusahaan
sebelum pajak penghasilan
Bagian (laba)/rugi bersih
perusahaan asosiasi
Laba sebelum pajak penghasilan
Perusahaan
Beda temporer
Kewajiban imbalan pasca-kerja
Amortisasi biaya ditangguhkan
Aset tetap
Beban yang masih harus dibayar
dan kewajiban estimasian
Beda permanen
Beban yang tidak dapat
dikurangkan
Penghasilan yang telah dikenakan
pajak penghasilan final
- Bunga
- Sewa
Penghasilan kena pajak
Perusahaan

The Company
Current
Deferred
Total
The Subsidiaries
Current
Deferred
Total
Consolidated
Current
Deferred
Total

The reconciliation between profit before income


tax, as shown in the consolidated statements of
income and the Companys estimated taxable
income for the years ended December 31, 2009
and 2008 is as follows:

2009

2008

7,213,466

5,797,289

(546,962)

(409,214)

(246)

191

Profit before income tax per


consolidated statements of income
Less
Profit of subsidiaries
before income tax

6,666,258

5,388,266

Shares of (results)/losses of associates


Profit before income tax
attributable to the Company

95,861
1,126
(196,907)

20,531
701
(68,114)

Temporary differences
Post-employment benefit obligations
Amortisation of deferred charges
Fixed assets

87,554

97,709

Accrued expenses and provisions


Permanent differences

228,091

146,091

(36,050)
(9,826)

(20,399)
(7,305)

6,836,107

Halaman

5,557,480

5/23

Page

Non-deductible expenses
Income already subject to final tax
Interest Rent Taxable income of the Company

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

11. PERPAJAKAN (lanjutan)

11. TAXATION (continued)

b. Beban/(manfaat) pajak penghasilan (lanjutan)

b.

Income tax expense/(benefit) (continued)

Penghasilan kena pajak Perusahaan tahun 2009


akan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) tahun 2009, sedangkan jumlah
penghasilan kena pajak Perusahaan tahun 2008
telah sesuai dengan SPT tahun 2008 yang
dilaporkan ke Kantor Pajak.

The taxable income of the Company for 2009 will


be reported in the 2009 Annual Tax Return (SPT),
while the taxable income of the Company for 2008
agrees with the 2008 SPT filed with the Tax Office.

Perhitungan pajak penghasilan tahun berjalan,


hutang pajak penghasilan dan tagihan pajak
penghasilan adalah sebagai berikut:

The computations of income tax - current , income


tax payable and claims for tax refunds are as
follows:

2009

2008

Beban pajak penghasilan - kini


- Perusahaan
- Anak perusahaan
- Sunset policy (Perusahaan)
- Sunset policy (Anak perusahaan)

1,914 ,110
207,182
-

1,667,226
165,161
91,029
1,589

Income tax expense - current


The Company Subsidiaries Sunset policy (Company) Sunset policy (Subsidiaries) -

Jumlah

2,121,292

1,925,005

Total

Dikurangi pembayaran
pajak penghasilan
- Perusahaan
- Anak perusahaan
- Sunset policy

1,913 ,852
160,477
-

1,599,966
151,108
92,618

Less payments of income taxes


The Company Subsidiaries Sunset policy -

Jumlah

2,074,329

1,843,692

Total

Hutang pajak penghasilan badan


- Perusahaan
- Anak perusahaan

258
46,705

67,260
14,053

Corporate income tax payables


The Company Subsidiaries -

Jumlah

46,963

81,313

Total

Tagihan pajak penghasilan


oleh anak perusahaan (disajikan
sebagai bagian dari Aset
lainnya - tidak lancar)
- 2009
- 2008
- 2007
- 2006
- 2005
- 2004

7 ,724
6 ,291
12 ,324
11,928

5,938
19,026
668
207
8,603

Claims for tax refunds by


subsidiaries (presented as part of
Other assets - non-current)
2009 2008 2007 2006 2005 2004 -

Jumlah

38 ,267

34,442

Total

Pada bulan Desember 2008, perusahaanperusahaan tertentu di dalam Grup melakukan


perbaikan atas perhitungan pajak penghasilan
badan untuk tahun-tahun fiskal 2000 dan 2002
sampai dengan 2006 sesuai dengan kebijakan
sunset policy yang berlaku di tahun 2008. Atas
koreksi tersebut, Grup melakukan pembayaran
pajak tambahan sebesar Rp92,6 miliar pada tahun
2008.

Halaman

In December 2008, certain Group companies


amended their corporate income tax calculation for
the fiscal years 2000 and 2002 through 2006 as
allowed under the sunset policy regulations
introduced in 2008. As a result of the amendments,
the Group paid additional tax of Rp92.6 billion in
2008.

5/24

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

11. PERPAJAKAN (lanjutan)

11. TAXATION (continued)

b. Beban/(manfaat) pajak penghasilan (lanjutan)

b.

Income tax expense/(benefit) (continued)

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang


dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang
berlaku dari laba sebelum pajak penghasilan
dengan beban pajak penghasilan seperti yang
tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi
adalah sebagai berikut:

The reconciliations between the income tax


expense by applying the applicable tax rate to
profit before income tax and the income tax
expense as shown in the consolidated statements
of income are as follows:

2009

2008

Laba sebelum pajak penghasilan


Perusahaan

6,666 ,258

5,388,266

Profit before income tax


attributable to the Company

Pajak dihitung dengan


tarif pajak yang berlaku

1,866 ,552

1,616,462

Tax calculated at
applicable tax rate

Efek pajak yang berasal dari


perbedaan permanen:
Beban yang tidak dapat
dikurangkan
Penghasilan yang telah dikenakan
pajak penghasilan final
- Bunga
- Sewa
Efek perubahan tarif pajak

Tax effect of permanent differences:


63 ,865

43,827

(10 ,094)
(2 ,751)
9,838

(6,120)
(2,192)
(2,825)

Non-deductible expenses
Income already subjected to final tax
Interest Rent Impact of tax rate changes

Pajak penghasilan
- Perusahaan
- Anak perusahaan
- Sunset policy

1,927,410
196 ,746
-

1,649,152
158,399
92,618

Income tax
The Company Subsidiaries Sunset policy -

Beban pajak penghasilan menurut


laporan laba rugi konsolidasi

2,124 ,156

1,900,169

Income tax expense per


consolidated statements of income

Rincian manfaat pajak penghasilan - tangguhan


adalah sebagai berikut:

The details of income tax benefit - deferred are as


follows:

2009

2008

Perusahaan
- Beban yang masih harus dibayar
dan kewajiban estimasian
- Kewajiban imbalan pasca-kerja
- Amortisasi biaya ditangguhkan
- Aset tetap

(17 ,183)
(23,399)
724
53,158

(28,678)
4,303
11,180
(4,879)

Anak perusahaan

13 ,300
(10 ,436)

(18,074)
(6,762)

Subsidiaries

2,864

(24,836)

Total

Jumlah

The Company

Halaman

5/25

Page

Accrued expenses and provisions


Post-employment benefit obligations
Amortisation of deferred charges
Fixed assets

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

11. PERPAJAKAN (lanjutan)


c.

11. TAXATION (continued)

Pajak penghasilan tangguhan

c.

Deferred income tax

Aset dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal


31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai
berikut:

The deferred tax assets and liabilities as at


December 31, 2009 and 2008 are as follows:

2009
Perusahaan
Aset/(kewajiban) pajak
tangguhan - bersih
- Beban yang masih harus dibayar
dan kewajiban estimasian
- Kewajiban imbalan pasca-kerja
- Beban tangguhan
- Aset tetap

2008
The Company
Deferred tax assets/(liabilities) - net

122,807
79 ,111
(11 ,966)
(156 ,132)

105,624
55,712
(11,242)
(102,974)

Jumlah

33 ,820

47,120

Total

Anak perusahaan
Aset pajak tangguhan - bersih

29 ,406

27,315

Subsidiaries
Deferred tax assets - net

Kewajiban pajak tangguhan bersih

(19 ,161)

(27,506)

Konsolidasi
Aset pajak tangguhan - bersih

63 ,226

74,435

Kewajiban pajak tangguhan bersih

(19 ,161)

(27,506)

Pada tanggal 31 Desember 2009, Grup tidak


mengakui aset pajak tangguhan yang timbul dari
akumulasi rugi fiskal dari anak perusahaan
tertentu di dalam negeri sebesar Rp83.0 miliar
(2008: Rp145,8 miliar) karena manajemen
berpendapat bahwa kecil kemungkinan manfaat
aset pajak tangguhan tersebut dapat direalisasi di
masa mendatang.

Accrued expenses and provisions


Post-employment benefit obligations
Deferred charges
Fixed assets

Deferred tax liabilities - net


Consolidated
Deferred tax assets - net
Deferred tax liabilities - net

As at December 31, 2009, the Group did not


recognise deferred tax assets related to the
accumulated tax losses in certain domestic
subsidiaries amounting to Rp83.0 billion (2008:
Rp145.8 billion) as in the opinion of management,
it is unlikely that the benefit of the deferred tax
assets will be realisable in the foreseeable future.

d. Peraturan baru

d.

New regulation

Di bulan September 2008, pemerintah Indonesia


menerbitkan perubahan atas undang-undang
pajak penghasilan yang berlaku efektif sejak 1
Januari 2009. Dengan berlakunya undang-undang
baru ini, tarif pajak penghasilan badan berkurang
menjadi tarif tetap sebesar 28% di tahun fiskal
2009 dan 25% di tahun fiskal 2010 dan
seterusnya.

In September 2008, the Indonesian government


issued an amendment to the income tax law which
became effective commencing January 1, 2009.
With this law, the corporate income tax rate was
reduced to a fixed rate of 28% for the fiscal year
2009 and 25% for the fiscal year 2010 onwards.

Pada tanggal 11 Desember 2008, Menteri


Keuangan Republik Indonesia telah mengeluarkan
Peraturan PMK-210/PMK.03/2008 yang berlaku
sejak tanggal 1 Januari 2009. Berdasarkan
peraturan ini, produsen rokok tidak lagi ditunjuk
sebagai pemungut Pajak Penghasilan pasal 22.
Sejak tanggal 1 Januari 2009, pajak penghasilan
badan distributor rokok dihitung berdasarkan
Pasal 17 Undang-Undang No. 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan.

On December 11, 2008, the Minister of Finance of


Republic of Indonesia issued a Regulation PMK210/PMK.03/2008, which was effective January 1,
2009. Under this regulation, the cigarette
producers are no longer appointed as a collector
of Income Tax article 22. From January 1, 2009,
cigarette distributors are subject to income tax
under article 17 of the Income Tax Law No. 36
Year 2008.

Halaman

5/26

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

11. PERPAJAKAN (lanjutan)

11. TAXATION (continued)

d. Peraturan baru (lanjutan)

d.

Oleh sebab itu, PT Perusahaan Dagang dan


Industri Panamas (Panamas), anak perusahaan
yang bergerak dalam usaha distribusi rokok,
menentukan
pajak
penghasilan
badan
berdasarkan metode pajakpenghasilan dan bukan
berdasarkan metode pajak final sejak tanggal
tersebut.

New regulation (continued)


Accordingly, PT Perusahaan Dagang dan Industri
Panamas (Panamas), a subsidiary engaged in
cigarette distribution, determined its income tax
based on the income tax method instead of the
final tax method from this date.

12. HUTANG CUKAI

12. EXCISE TAX PAYABLE

Hutang cukai merupakan hutang yang timbul dari


pembelian pita cukai.

Excise tax payable represents payables arising from


the purchase of excise stamps.
13. ACCRUED EXPENSES AND PROVISIONS

13. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR DAN


KEWAJIBAN ESTIMASIAN
2009

2008

Iklan dan promosi


Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan
Sumbangan kepada Yayasan Putera
Sampoerna
Honorarium tenaga ahli
Lain-lain

294,621
259,040

415,079
212,748

24,125
14,989
246 ,477

25,875
14,720
237,689

Advertising and promotion


Salaries, wages and employee benefits
Donation to Putera Sampoerna
Foundation
Professional fees
Others

Jumlah

839 ,252

906,111

Total

14. LONG-TERM DEBTS

14. PINJAMAN JANGKA PANJANG


2009
Hutang obligasi
Biaya emisi obligasi setelah dikurangi
dengan amortisasi

2008
-

1,000,000

(375)

Bonds payable
Bonds issuance cost - net of
amortisation

Bersih
Hutang sewa pembiayaan

135,178

999,625
179,532

Net
Obligations under finance leases

Jumlah

135,178

1,179,157

Total

58,838

999,625
66,833

Less current maturities


Bonds payable Obligations under finance leases -

58,838

1,066,458

76,340

112,699

Dikurangi bagian yang akan jatuh


tempo dalam waktu satu tahun
- Hutang obligasi
- Hutang sewa pembiayaan
Bagian jangka panjang

Long-term portion

Hutang obligasi

Bonds payable

Pada bulan Oktober 2004, Perusahaan menerbitkan


obligasi tanpa jaminan dengan nilai nominal Rp1,0
triliun (Obligasi III) yang jatuh tempo pada tanggal
26 Oktober 2009, dengan tingkat bunga tetap sebesar
10,75% per tahun yang dibayarkan setiap tiga bulan.
Obligasi III telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 26 Oktober 2004.

In October 2004, the Company issued unsecured


bonds with a nominal value of Rp1.0 trillion (Bond III)
which matured on October 26, 2009, bearing a fixed
interest rate at 10.75% a year, payable quarterly. Bond
III was listed on the Indonesia Stock Exchange on
October 26, 2004.

Perusahaan telah melunasi hutang obligasi di atas


pada tanggal 26 Oktober 2009.

The Company settled the bonds above on October 26,


2009.

Halaman

5/27

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

14. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan)

14. LONG-TERM DEBTS (continued)

Hutang sewa pembiayaan

Obligations under finance leases

Grup mengadakan perjanjian sewa pembiayaan


dengan PT Serasi Auto Raya, PT CSM Corporatama
dan PT Adira Sarana Armada untuk pembelian alat
transportasi dengan jangka waktu antara tiga sampai
dengan lima tahun yang akan berakhir pada beberapa
tanggal.

The Group has lease commitments with PT Serasi Auto


Raya, PT CSM Corporatama and PT Adira Sarana
Armada covering transportation equipment under
finance leases with lease terms ranging from three to
five years and expiring on various dates.

Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008,


pembayaran sewa minimum di masa yang akan datang
berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut adalah
sebagai berikut:

As at December 31, 2009 and 2008, the future


minimum rental payments required under the lease
agreements are as follows:

2009
Dalam 1 tahun
Lebih dari 1 tahun
Jumlah
Dikurangi beban bunga yang
belum jatuh tempo
Nilai kini atas pembayaran
sewa minimum
Dikurangi bagian yang akan jatuh tempo
dalam waktu satu tahun
Bagian jangka panjang

2008

70,951
85,828

83,832
127,479

Within 1 year
More than 1 year

156,779

211,311

Total

(21,601)

(31,779)

135,178

179,532

(58,838)

(66,833)

76,340

112,699

Hutang sewa pembiayaan dijamin dengan aset tetap


terkait.
15. MODAL SAHAM

Less amount applicable to interest


Present value of minimum
rental payments
Less current portion
Long-term portion

Obligations under finance leases are secured by the


respective fixed assets.
15. SHARE CAPITAL

Saham Perusahaan bernilai nominal Rp100,0 (Rupiah


penuh) per saham. Rincian kepemilikan saham
Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan
2008 adalah sebagai berikut:

The Companys shares have a par value of Rp100.0


(full Rupiah) per share. The share ownership details of
the Company as at December 31, 2009 and 2008 are
as follows:
2009

Pemegang saham/
Shareholders

Jumlah saham
ditempatkan dan
disetor penuh/
Number of shares
issued and fully paid

Persentase
pemilikan/
Percentage of
ownership

Jumlah/
Amount

PT Philip Morris Indonesia


Masyarakat/Public

4,303,168,205
79,831,795

98.18
1.82

430,317
7,983

Modal saham yang beredar/


Outstanding share capital

4,383,000,000

100.00

438,300

2008

Pemegang saham/
Shareholders

Jumlah saham
ditempatkan dan
disetor penuh/
Number of shares
issued and fully paid

Persentase
pemilikan/
Percentage of
ownership

Jumlah/
Amount

PT Philip Morris Indonesia


Masyarakat/Public

4,297,067,705
85,932,295

98.04
1.96

429,707
8,593

Modal saham yang beredar/


Outstanding share capital

4,383,000,000

100.00

438,300

Halaman

5/28

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

16. INFORMASI SEGMEN

16. SEGMENT INFORMATION

Grup mengklasifikasikan usahanya ke dalam segmen


usaha primer dan sekunder.

The Group classifies its operations into primary and


secondary business segments.

Informasi Segmen Usaha (Primer)

Business Segment Information (Primary)


2009

Industri dan
perdagangan
rokok/
Manufacturing
and
distribution of
cigarettes

Percetakan,
pengemasan
dan
pengangkutan/
Printing,
packaging and
transportation

Lain -lain/
Others

Eliminasi/
Elimination

Konsolidasi/
Consolidated

Informasi Segmen
Usaha (Primer)
Penjualan bersih segmen
Eksternal
Antar segmen

38,783,938
-

155,494
1,006,008

32,754
26,603

(1,032,611)

38,972,186
-

Business Segment
Information (Primary)
Segment net sales
External
Inter-segment

Jumlah penjualan bersih


segmen

38,783,938

1,161,502

59,357

(1,032,611)

38,972,186

Total segment net sales

Beban pokok penjualan


Eksternal
Antar segmen

26,869,247
933,204

845,885
2

22,333
18,695

(951,901)

27,737,465
-

Cost of goods sold


External
Inter-segment

Jumlah beban pokok


penjualan

27,802,451

845,887

41,028

(951,901)

2 7,737,465

Total segment cost of


goods sold

7,0 46,055

242,366

(25,771)

35,117

7,297,767

Operating income/(loss)

1,159

(913)

246

Share of results/(losses) of
associates

16,435,059
10,911

922,611
9,676

367,903
-

(247,253)
-

1 7,478,320
20,587

Segment assets
Investments in shares

217,540

Unallocated assets

1 7,716,447

Total consolidated assets

5,242,522

Segment liabilities

2,008,000

Unallocated liabilities

7,250,522

Total consolidated
liabilities

Laba/(rugi) operasi
Bagian laba/(rugi) bersih
perusahaan asosiasi
Aset segmen
Penyertaan saham
Aset yang tidak dapat
dialokasikan
Jumlah aset konsolidasi
Kewajiban segmen
Kewajiban yang tidak dapat
dialokasikan

5,245,988

80,378

66,341

(150,185)

Jumlah kewajiban
konsolidasi
Pengeluaran modal

592,650

21,452

750

(7,001)

607,851

Penyusutan dan amortisasi

499,369

52,410

4,645

556,424

Capital expenditure
Depreciation and
amortisation

Informasi Segmen Geografis (Sekunder)

Geographical Segment Information (Secondary)

Penjualan bersih, beban pokok penjualan, aset dan


pengeluaran modal Grup dari usaha di dalam negeri,
pada tahun 2009, masing-masing mencerminkan
98,5%, 98,5%, 96,9% dan 99,9% dari jumlah penjualan
bersih, beban pokok penjualan, aset dan pengeluaran
konsolidasi.

The Groups net sales, cost of goods sold, assets and


capital expenditure in Indonesia in 2009, represents
98.5%, 98.5%, 96.9% and 99.9% from the respective
total consolidated net sales, cost of goods sold, assets
and capital expenditure.

Halaman

5/29

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

16. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan)

16. SEGMENT INFORMATION (continued)


2008

Industri dan
perdagangan
rokok/
Manufacturing
and
distribution of
cigarettes

Percetakan,
pengemasan
dan
pengangkutan/
Printing,
packaging and
transportation

Lain -lain/
Others

Eliminasi/
Elimination

Konsolidasi/
Consolidated

Informasi Segmen
Usaha (Primer)
Penjualan bersih segmen
Eksternal
Antar segmen

34,508,461
-

103,462
876,958

68,522
42,512

(919,470)

34,680,445
-

Business Segment
Information (Primary)
Segment net sales
External
Inter-segment

Jumlah penjualan bersih


segmen

34,508,461

980,420

111,034

(919,470)

34,680,445

Total segment net sales

Beban pokok penjualan


Eksternal
Antar segmen

23,939,905
823,903

731,855
-

23,436
32,097

(856,000)

24,695,196
-

Cost of goods sold


External
Inter-segment

Jumlah beban pokok


penjualan

24,763,808

731,855

55,533

(856,000)

24,695,196

Total segment cost of


goods sold

6,003,406

195,424

(10,202)

36,605

6,225,233

Operating income/(loss)

800

(991)

(191)

Share of results/(losses) of
associates

14,967,039
11,940

764,127
10,433

417,649
-

(202,046)
-

15, 946,769
22,373

Segment assets
Investments in shares

164,677

Unallocated assets

1 6,133,819

Total consolidated assets

4,354,162

Segment liabilities

3,729,422

Unallocated liabilities

8,083,584

Total consolidated
liabilities

Laba/(rugi) operasi
Bagian laba/(rugi)bersih
perusahaan asosiasi
Aset segmen
Penyertaan saham
Aset yang tidak dapat
dialokasikan
Jumlah aset konsolidasi
Kewajiban segmen
Kewajiban yang tidak dapat
dialokasikan

4,275,654

96,560

97,499

(115,551)

Jumlah kewajiban
konsolidasi
Pengeluaran modal
Penyusutan dan amortisasi

1,049,585

74,200

1,123,785

385,507

52,843

4,666

443,016

Capital expenditure
Depreciation and
amortisation

Informasi Segmen Geografis (Sekunder)

Geographical Segment Information (Secondary)

Penjualan bersih, beban pokok penjualan, aset dan


pengeluaran modal Grup dari usaha di dalam negeri,
pada tahun 2008, masing-masing mencerminkan
98,2%, 96,0%, 96,0% dan 99,6% dari jumlah penjualan
bersih, beban pokok penjualan, aset dan pengeluaran
konsolidasi.

The Groups net sales, cost of goods sold, assets and


capital expenditure in Indonesia in 2008, represents
98.2%, 96.0%, 96.0% and 99.6% from the respective
total consolidated net sales, cost of goods sold, assets
and capital expenditure.

Halaman

5/30

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

17. BEBAN POKOK PENJUALAN

17. COST OF GOODS SOLD


2009

2008

Beban produksi
Pita cukai
Persediaan barang jadi dan
barang dagangan awal tahun
Pembelian barang dagangan
Persediaan barang jadi dan
barang dagangan akhir tahun

7,839 ,550
15,071 ,137

7,009,425
13,422,111

1,631 ,133
5,210 ,356

1,375,283
4,494,057

(2,035 ,117)

(1,631,133)

Beban pokok penjualan rokok


Beban pokok penjualan lainnya

27,717 ,059
20,406

24,669,743
25,453

Cost of goods sold for cigarettes


Cost of other sales

Jumlah

27,737,465

24,695,196

Total

Tidak ada pembelian dari pihak tertentu dengan nilai


transaksi lebih dari 10% penjualan bersih konsolidasi
selain dengan PT Philip Morris Indonesia (Catatan 22).

18. BEBAN USAHA

Penjualan
Iklan dan promosi
Gaji, upah dan kesejahteraan
karyawan (Catatan 20)
Jasa manajemen (Catatan 22)
Pengangkutan dan distribusi
Penyusutan
Sewa
Honorarium tenaga ahli
Lain-lain (masing-masing di bawah
Rp50 miliar)
Jumlah

Production costs
Excise tax
Beginning balance of finished goods and
merchandise inventory
Purchase of merchandise inventory
Ending balance of finished goods and
merchandise inventory

There were no purchases from any party exceeding


10% of the consolidated net sales other than purchases
from PT Philip Morris Indonesia (Note 22).

18. OPERATING EXPENSES


2009

2008

1,190,429

1,165,458

739,975
452,007
344,647
81,594
78,601
57,463

634,989
395,238
333,650
69,488
67,591
79,903

203,725

209,140

Selling
Advertising and promotion
Salaries, wages and employee
benefits (Note 20)
Management services (Note 22)
Transportation and distribution
Depreciation
Rent
Professional fees
Others (less than
Rp50 billion each)

3,148,441

2,955,457

Total

Umum dan administrasi


Gaji, upah, dan kesejahteraan
karyawan (Catatan 20)
Honorarium tenaga ahli
Penyusutan
Sewa
Lain-lain (masing-masing di bawah
Rp50 miliar) (Catatan 22)

412,045
60,719
52,973
44,094

409,358
49,645
46,680
54,148

218 ,682

244,728

General and administrative


Salaries, wages, and employee
benefits (Note 20)
Professional fees
Depreciation
Rent
Others (less than
Rp50 billion each) (Note 22)

Jumlah

788 ,513

804,559

Total

3,936 ,954

3,760,016

Total operating expenses

Jumlah beban usaha

Halaman

5/31

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

19. BEBAN PEMBIAYAAN

19. FINANCING COSTS


2009

Beban bunga
Hutang obligasi
Pinjaman bank
Hutang sewa pembiayaan
Pinjaman jangka pendek pihak hubungan istimewa
(Catatan 22)
Kapitalisasi beban pembiayaan
(Catatan 7)

2008

88,389
34,998
18,638

107,500
65,793
22,256

1,471

12,915

(59,198)

Interest expense
Bonds payable
Bank borrowings
Obligations under finance leases
Short-term borrowings - related party
(Note 22)
Capitalisation of financing costs
(Note 7)

Jumlah
Biaya lindung nilai
Lain-lain

143,496
20,266
2,844

149,266
14,935
2,645

Total
Hedging costs
Others

Jumlah beban pembiayaan

166,606

166,846

Total financing costs

20. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA-KERJA

20. POST-EMPLOYMENT BENEFIT OBLIGATIONS

Program pensiun

Pension plan

Sejak tahun 1999, Perusahaan dan anak perusahaan


tertentu di dalam negeri menyelenggarakan program
pensiun imbalan pasti untuk seluruh karyawan bulanan
tetap yang memenuhi syarat yang didanai melalui
kontribusi Perusahaan dan anak perusahaan tertentu
di dalam negeri, yang dihitung/ditentukan berdasarkan
perhitungan aktuarial yang dilakukan setiap tahun.
Aset program pensiun imbalan pasti tersebut dikelola
oleh Dana Pensiun Sampoerna, yang pendiriannya
sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. Kep-398/KM.17/1999
tanggal 15 Nopember 1999.

Since 1999, the Company and certain of its domestic


subsidiaries had a defined benefit pension plan
covering substantially all of their eligible permanent
monthly employees, funded through contributions from
the Company and certain domestic subsidiaries, at
contribution levels determined using annual actuarial
computations. The assets of the defined benefit
pension plan were managed by Dana Pensiun
Sampoerna, the establishment of which was approved
based on the Decision Letter No. Kep-398/KM.17/1999
dated November 15, 1999 from the Minister of Finance
of the Republic of Indonesia.

Pada tanggal 1 April 2008, Perusahaan memperoleh


persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia
untuk membubarkan Dana Pensiun Sampoerna
sehubungan dengan rencana perubahan program
pensiun dari program pensiun imbalan pasti menjadi
program pensiun iuran pasti yang dikelola oleh Dana
Pensiun Lembaga Keuangan AIG (DPLK AIG).
Berdasarkan program pensiun iuran pasti, imbalan
yang akan diterima ditentukan dari besarnya kontribusi
yang dibayarkan oleh pemberi kerja dan karyawannya
ditambah dengan hasil investasi atas dana
tersebut. Kontribusi dari karyawan adalah bersifat
sukarela. Bagian Perusahaan dan anak perusahan
tertentu di dalam negeri atas program pensiun iuran
pasti adalah sebesar 8,50% dari gaji karyawan atau
Rp54,7 miliar pada tahun 2009 (2008: Rp37,5 miliar).

On April 1, 2008, the Company obtained approval from


the Minister of Finance of the Republic of Indonesia to
liquidate Dana Pensiun Sampoerna in relation to the
change of pension plan from a defined benefit pension
plan to a defined contribution pension plan managed by
Dana Pensiun Lembaga Keuangan AIG (DPLK AIG).
Under the defined contribution pension plan, the benefit
received by the employee will be determined based on
the contribution paid by the employer and the employee
and the return on investment of the fund. Contributions
from employees are voluntary. The Company and
certain of its domestic subsidiaries contribution to the
defined contribution pension plan is 8.50% of the
employees basic salary or Rp54.7 billion for the year
2009 (2008: Rp37.5 billion).

Halaman

5/32

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

20. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)

20. POST-EMPLOYMENT
(continued)

BENEFIT

OBLIGATIONS

Program pensiun (lanjutan)

Pension plan (continued)

Perhitungan kurtailmen dari perubahan program


pensiun imbalan pasti menjadi program pensiun iuran
pasti ini didasarkan pada penilaian aktuarial yang
dilakukan oleh PT Watson Wyatt Purbajaga, aktuaris
independen, pada tanggal 31 Maret 2008 berdasarkan
metode Projected Unit Credit.

The curtailment calculation for the change from the


defined benefit pension plan to the defined contribution
pension plan was determined based on the actuarial
valuation undertaken by PT Watson Wyatt Purbajaga,
an independent actuary, as at March 31, 2008 using
the Projected Unit Credit method.

Nilai bersih aset program pensiun imbalan pasti pada


tanggal 31 Maret 2008 adalah sebagai berikut:

The net funded status of the defined benefit pension


plan as at March 31, 2008 was as follows:

31 Maret/
March 31, 2008
Nilai kini kewajiban
Nilai wajar aset program
Selisih nilai kini kewajiban dengan
nilai wajar aset program
Kerugian aktuarial yang belum diakui
Kurtailmen dari program pensiun

(287,737)
474,883

Present value of obligation


Fair value of plan assets

187,146
(41,755)
(145,391)

Funded status
Unrecognised actuarial losses
Curtailment of pension plan

Biaya pensiun dibayar di muka

Kurtailmen ini mengakibatkan penghapusan Biaya


pensiun dibayar di muka sebesar Rp145,4 miliar yang
diakui pada laporan laba rugi pada tahun 2008.

The curtailment resulted in a write-off of the Prepaid


pension costs amounting to Rp145.4 billion being
recognised in the statement of income for the year
2008.

Imbalan pasca-kerja yang tidak dicakup oleh


program pensiun

Post-employment benefits not covered by a


pension plan

Imbalan pasca-kerja yang tidak dicakup oleh program


pensiun meliputi bagian imbalan berdasarkan UndangUndang Ketenagakerjaan atas karyawan-karyawan
yang tidak ikut serta dalam program pensiun iuran pasti
yang disebut di atas dan bagian imbalan berdasarkan
Undang-Undang Ketenagakerjaan atas karyawankaryawan yang ikut dalam keanggotaan program
pensiun iuran pasti yang melebihi nilai imbalan mereka
sebagai anggota dari program.

Post-employment benefits not covered by a pension


plan include the benefit entitlements under Labor Law
of those employees who are not members of the
defined contribution pension plan referred to above and
that portion of benefit entitlements under the Labor Law
attributable to employees who are members of the
defined contribution pension plan which are in excess
of their benefits as members of the plan.

Halaman

5/33

Page

Prepaid pension costs

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

20. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)

20. POST-EMPLOYMENT
(continued)

BENEFIT

OBLIGATIONS

Imbalan pasca-kerja yang tidak dicakup oleh


program pensiun (lanjutan)

Post-employment benefits not covered by a


pension plan (continued)

Perhitungan atas imbalan pasca-kerja yang tidak


dicakup oleh program pensiun didasarkan pada
penilaian aktuarial yang dilakukan oleh PT Watson
Wyatt Purbajaga, aktuaris independen berdasarkan
metode the Projected Unit Credit dengan
menggunakan asumsi sebagai berikut:

Estimated post-employment benefits not covered by a


pension plan have been determined based on the
annual actuarial valuation undertaken by PT Watson
Wyatt Purbajaga, an independent actuary using the
Projected Unit Credit method with the following
assumptions:

Tingkat diskonto tahunan


Tingkat kenaikan gaji tahunan
Usia pensiun normal
Usia pensiun dini
Tabel tingkat kematian

2009

2008

10.75%
8.00%
55 tahun/years
45 tahun/years
TMI99 Indonesian
Mortality Table 1999

12.50%
10.00%
55 tahun/years
45 tahun/years
TMI99 Indonesian
Mortality Table 1999

Kewajiban imbalan pasca-kerja pada tanggal


31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

The post-employment benefit obligations as at


December 31, 2009 and 2008 were as follows:

2009

2008

Nilai kini kewajiban


(Keuntungan)/kerugian aktuarial
yang belum diakui
Biaya jasa lalu yang belum diakui yang belum menjadi hak

(490,076)

(329,370)

(15,380)

56,258

142,058

29,151

Kewajiban imbalan pasca-kerja

(363,398)

(243,961)

Rincian beban imbalan pasca-kerja yang tidak dicakup


oleh program pensiun adalah sebagai berikut:

Jumlah beban

Present value of obligation


Unrecognised actuarial (gains)/losses
Unrecognised past service costs non-vested
Post-employment benefit obligations

The details of the post-employment benefit expenses


not covered by the pension plan were as follows:

2009
Biaya jasa kini
Beban bunga
Biaya jasa lalu
Biaya terminasi
Kerugian bersih aktuarial yang diakui
pada tahun berjalan

Annual discount rate


Annual salary increase
Retirement age
Early retirement age
Mortality table

2008

26 ,617
40 ,514
65,951
-

24,061
28,792
3,000
16,985

3,348

245

Current service cost


Interest cost
Past service cost
Termination cost
Net actuarial losses recognised
during the year

136,430

73,083

Total expense

Halaman

5/34

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

20. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)

20. POST-EMPLOYMENT
(continued)

BENEFIT

OBLIGATIONS

Imbalan pasca-kerja yang tidak dicakup oleh


program pensiun (lanjutan)

Post-employment benefits not covered by a


pension plan (continued)

Mutasi kewajiban imbalan pasca-kerja adalah sebagai


berikut:

The movements in post-employment


obligations were as follows:

2009

2008

Saldo awal tahun


Beban imbalan pasca-kerja tahun
berjalan
Pembayaran imbalan kepada karyawan

243,961

214,889

136,430
(16,993)

73,083
(44,011)

Saldo akhir tahun

363,398

243,961

21. DIVIDEN

benefit

Balance at the beginning of the year


Post-employment benefit expense
Payments to employees
Balance at the end of the year

21. DIVIDENDS

2009

2009

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang


Tahunan tanggal 27 Mei 2009, para pemegang saham
Perusahaan telah menyetujui pembayaran dividen kas
sebesar Rp2,63 triliun atau Rp600,0 (Rupiah penuh)
per saham yang berasal dari laba bersih tahun buku
2008, yang telah dibagikan sebagai berikut:
- Rp1,49 triliun atau Rp340,0 (Rupiah penuh) per
saham telah dibayar pada tanggal 6 Juli 2009;
- Rp0,48 triliun atau Rp110,0 (Rupiah penuh) per
saham telah dibayar pada tanggal 22 Desember
2009;
- Rp0,66 triliun atau Rp150,0 (Rupiah penuh) telah
dibayar pada tanggal 25 Pebruari 2010.

Based on a resolution of the Annual Shareholders


General Meeting on May 27, 2009, the Companys
shareholders approved a cash dividend of Rp2.63
trillion or Rp600.0 (full Rupiah) per share from the 2008
net income, which distributed as follows:

2008

2008

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang


Tahunan tanggal 27 Mei 2008, para pemegang saham
Perusahaan telah menyetujui pembayaran dividen kas
sebesar Rp1,7 triliun atau Rp390,0 (Rupiah penuh) per
saham yang berasal dari laba bersih tahun buku 2007
dimana sebesar Rp1,2 triliun atau Rp280,0 (Rupiah
penuh) per saham dibayar pada tanggal 29 Oktober
2008 dan Rp0,5 triliun atau Rp110,0 (Rupiah penuh)
per saham dibayar pada tanggal 25 Maret 2009.

Based on a resolution of the Annual Shareholders


General Meeting on May 27, 2008, the Companys
shareholders approved a cash dividend of Rp1.7 trillion
or Rp390.0 (full Rupiah) per share from the 2007 net
income in which Rp1.2 trillion or Rp280.0 (full Rupiah)
per share was paid on October 29, 2008 and Rp0.5
trillion or Rp110.0 (full Rupiah) per share was paid on
March 25, 2009.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang


Saham Luar Biasa tanggal 1 Pebruari 2008, para
pemegang saham Perusahaan telah menyetujui
pembayaran dividen kas sebesar Rp2,2 triliun atau
Rp510,0 (Rupiah penuh) per saham yang berasal dari
akumulasi laba ditahan tahun-tahun buku sebelum
tahun 2007 dan telah dibayar pada tanggal 17 Maret
2008.

Based on a resolution of the Extraordinary


Shareholders General Meeting on February 1, 2008,
the Companys shareholders approved a cash dividend
of Rp2.2 trillion or Rp510.0 (full Rupiah) per share from
the accumulated retained earnings before 2007, which
was paid on March 17, 2008.

Halaman

- Rp1.49 trillion or Rp340.0 (full Rupiah) per share


paid on July 6, 2009;
- Rp0.48 trillion or Rp110.0 (full Rupiah) per share
paid on December 22, 2009;
- Rp0.66 trillion or Rp150.0 (full Rupiah) per share paid on
February 25, 2010.

5/35

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
22. INFORMASI
ISTIMEWA

MENGENAI

PIHAK

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
HUBUNGAN

22. RELATED PARTY INFORMATION

Dalam kegiatan usaha normal, Grup melakukan


transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa dengan metode perhitungan harga
cost plus.

The Group, in its regular conduct of business, has


engaged in transactions with related parties which
have been priced using a cost plus method.

Sifat transaksi material dan hubungan istimewa

Nature of material transactions and relationship


with related parties

Pihak yang mempunyai


hubungan istimewa/
Related parties

Sifat hubungan dengan pihak


yang mempunyai hubungan
istimewa/
Relationship with the related
parties

Transaksi yang signifikan/


Significant transactions

PT Philip Morris Indonesia

Pemegang saham pengendali/


Controlling shareholder

- Penjualan bahan kemasan rokok/Sales of


cigarette packaging materials
- Penjualan mesin dan suku cadang/Sales of
machinery and spare parts
- Pembelian rokok/Purchase of cigarettes
- Pembelian tembakau/Purchase of tobacco
- Pembelian mesin/Purchase of machinery
- Pendapatan jasa manajemen/Management
services income
- Pendapatan jasa kepegawaian/Personnel
services income
- Biaya
jasa
kepegawaian/Personnel
services charges

Philip Morris Products SA

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

Philip
Morris
International
Management SA

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

- Biaya jasa teknis/Technical services


charges
- Biaya jasa manajemen/Management
service charges

Philip Morris
Services SA

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

- Pendapatan jasa kepegawaian/Personnel


services income
- Biaya
jasa
kepegawaian/Personnel
services charges

(Malaysia)

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

- Biaya jasa manajemen/Management


services charges

Philip Morris International IT


Service Center SARL

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

- Biaya jasa
charges

teknis/Technical services

Philip
Morris
Information
Services Limited

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

- Biaya jasa
charges

teknis/Technical services

Management

Godfrey Phillips
Sdn. Bhd.

Halaman

5/36

Page

Penjualan rokok/Sales of cigarettes


Pendapatan royalti/Royalty income
Biaya royalti/Royalty charges
Pendapatan
jasa
teknis
untuk
pengembangan produk/Technical services
income for product development

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
22. INFORMASI MENGENAI
ISTIMEWA (lanjutan)

PIHAK

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
HUBUNGAN

22. RELATED PARTY INFORMATION (continued)

Sifat transaksi material dan hubungan istimewa


(lanjutan)

Nature of material transactions and relationship


with related parties (continued)

Pihak yang mempunyai


hubungan istimewa/
Related parties

Sifat hubungan dengan pihak


yang mempunyai hubungan
istimewa/
Relationship with the related
parties

Philip Morris International


Management SA (Tolling)

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

Philip Morris (Malaysia) Sdn.


Bhd.

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

Transaksi yang signifikan/


Significant transactions
- Penjualan rokok/Sales of cigarettes
products
- Pembelian
tembakau/Purchase
of
tobacco
- Penjualan tembakau/Sales of tobacco
- Pendapatan
jasa
teknis/Technical
services income
- Pembelian
mesin
dan
suku
cadang/Purchase of machinery and spare
parts
- Penjualan mesin dan suku cadang/Sales
of machinery and spare parts
- Pembelian
tembakau,
saos
dan
flavor/Purchase of tobacco, sauce and
flavor
- Biaya jasa manajemen/Management
service charges
- Biaya jasa teknis/Technical service
charges
- Pembiayaan/Financing

Philip Morris Finance SA

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

- Pembiayaan/Financing

Philip Morris Brazil Industria E


Comercio

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

- Penjualan cengkeh/Sales of clove

Intertaba S.P.A., Zola Predosa


(Bologna)

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

- Pembelian
mesin
cadang/Purchase of
spareparts

dan
suku
machinery and

Philip Morris Limited Australia

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

- Pembelian
mesin
cadang/Purchase of
spareparts

dan
suku
machinery and

Philip
Morris
Philippines
Manufacturing Inc

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

- Pembelian tembakau dan flavor/Purchase


of tobacco and flavor

Philip Morris Ukraine

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

- Pembelian
mesin
cadang/Purchase of
spareparts

Philip Morris Global Services


Inc

Pemegang saham utama yang sama/


The same ultimate shareholder

- Biaya jasa manajemen/Management


service charges

Halaman

5/37

Page

dan
suku
machinery and

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
22. INFORMASI MENGENAI
ISTIMEWA (lanjutan)

PIHAK

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
HUBUNGAN

22. RELATED PARTY INFORMATION (continued)

Transaksi hubungan istimewa yang material

Significant transactions with related parties

Rincian transaksi dengan pihak-pihak hubungan


istimewa sebagai berikut:

The details of transactions with related parties are as


follows:

2009

2008

Transaksi usaha
Penjualan
Philip Morris International Management
SA (Tolling)
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris Products SA
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Brazil Industria E Comercio
Lain-lain (di bawah Rp1,0 miliar)

Persentase terhadap penjualan


bersih konsolidasi
Pembelian
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris International
Management SA (Tolling)
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Philippines
Manufacturing Inc
Lain-lain (di bawah Rp1,0 miliar)

Persentase terhadap penjualan


bersih konsolidasi

Trade transactions

95,980
92 ,325
17 ,469
3,398
801
83

495
31,364
16,376
1,235
73

210 ,056

49,543

0.54%

0.14%

5,253 ,844

4,394,508

317 ,129
5 ,407

311,835
7,743

110
347

1,372
-

5,576,837

4,715,458

14 .31%

13.60%

Transaksi lainnya
Penjualan lainnya
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
PT Philip Morris Indonesia
Lain-lain (di bawah Rp1,0 miliar)

Persentase terhadap penjualan


bersih konsolidasi
Pembelian lainnya
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris Ukraine
Intertaba S.P.A., Zola Predosa (Bologna)
Philip Morris Limited Australia
Lain-lain (di bawah Rp1,0 miliar)

Persentase terhadap penjualan


bersih konsolidasi

Sales
Philip Morris International Management
SA (Tolling)
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris Products SA
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Brazil Industria E Comercio
Others (below Rp1.0 billion)

As a percentage of
the consolidated net sales
Purchases
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris International
Management SA (Tolling)
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Philippines
Manufacturing Inc
Others (below Rp1.0 billion)

As a percentage of
the consolidated net sales
Other transactions
Other sales
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
PT Philip Morris Indonesia
Others (below Rp1.0 billion)

4,881
2,393
406

8,309
27,746
-

7,680

36,055

0.02%

0.10%

As a percentage of
the consolidated net sales

2,854
2,791
336
745

4,030
1,319
2,326
53

Other purchases
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris Ukraine
Intertaba S.P.A., Zola Predosa (Bologna)
Philip Morris Limited Australia
Others (below Rp1.0 billion)

6 ,726

7,728

0.02%

0.02%

Halaman

5/38

Page

As a percentage of
the consolidated net sales

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
22. INFORMASI MENGENAI
ISTIMEWA (lanjutan)

PIHAK

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
HUBUNGAN

22. RELATED PARTY INFORMATION (continued)


Significant
(continued)

Transaksi hubungan istimewa yang material


(lanjutan)
2009
Biaya jasa dan lainnya
Philip Morris International
Management SA
Philip Morris Management Services SA
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris International
IT Service Center SARL
Godfrey Phillips (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Product SA
Philip Morris Information Services Limited
Philip Morris Global Services Inc
Lain-lain (di bawah Rp1,0 miliar)
Persentase terhadap penjualan
bersih konsolidasi
Beban pembiayaan
Philip Morris Finance SA
Persentase terhadap penjualan
bersih konsolidasi
Pendapatan jasa dan lainnya
Philip Morris Products SA
Philip Morris International Management
SA (Tolling)
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris Management Services SA
Lain-lain (di bawah Rp1,0 miliar)
Persentase terhadap penjualan
bersih konsolidasi
Penghasilan bunga
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Finance SA
Persentase terhadap penjualan
bersih konsolidasi

transactions

with

related

parties

2008
Service charges and others
Philip Morris International
Management SA
Philip Morris Management Services SA
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris International
IT Service Center SARL
Godfrey Phillips (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Product SA
Philip Morris Information Services Limited
Philip Morris Global Services Inc
Others (below Rp1.0 billion)

441 ,992
188 ,347
70 ,459

384,532
153,813
74,385

26 ,864
25 ,242
20 ,690
9 ,789
4,678
740

23,203
24,336
25,655
6,100
36

788,801

692,060

2 .02%

2.00%

As a percentage of
the consolidated net sales

1,471

12,915

Financing costs
Philip Morris Finance SA

0.00%

0.04%

As a percentage of
the consolidated net sales

29 ,826

33,925

27,450
26 ,592
31,016
424
505

19,823
17,848
1,044
1,096

115,813

73,736

0.30%

0.21%

As a percentage of
the consolidated net sales

5 ,043
16

4,535
-

Interest income
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Finance SA

5 ,059

4,535

0.01%

0.01%

Halaman

5/39

Page

Service income and others


Philip Morris Products SA
Philip Morris International Management
SA (Tolling)
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris Management Services SA
Others (below Rp1.0 billion)

As a percentage of
the consolidated net sales

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
22. INFORMASI MENGENAI
ISTIMEWA (lanjutan)

PIHAK

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
HUBUNGAN

22. RELATED PARTY INFORMATION (continued)

Saldo akun dengan pihak-pihak hubungan istimewa

Account balances with related parties

Rincian saldo dengan pihak-pihak hubungan istimewa


adalah sebagai berikut:

The details of balances from related parties are as


follows:

2009
Piutang usaha
Philip Morris International Management
SA (Tolling)
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris Products SA
Lain-lain (di bawah Rp1,0 miliar)
Persentase terhadap aset konsolidasi
Piutang lainnya
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Finance SA
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris International IT Services
Center
Philip Morris Products SA
Philip Morris International Management
SA (Tolling)
Philip Morris Management Services SA
Lain-lain (di bawah Rp1,0 miliar)
Persentase terhadap aset konsolidasi

2008
Trade receivables
Philip Morris International Management
SA (Tolling)
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris Products SA
Others (below Rp1.0 billion)

40,250
7,721
313
374

14,060
2,287
-

48,658

16,347

0.27%

0.10% As a percentage of the consolidated assets

105,600
63,070
17,724

158,194
2,778

3,947
3,402

4,930

3,278
1,541
196

1,194
-

198,758

167,096

1 .12%

Other receivables
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Finance SA
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris International IT Services
Center
Philip Morris Products SA
Philip Morris International Management
SA (Tolling)
Philip Morris Management Services SA
Others (below Rp1.0 billion)

1.04% As a percentage of the consolidated assets

Pada bulan September 2009, Sampoerna International


Pte. Ltd., anak perusahaan di Singapura, memberikan
fasilitas pinjaman kepada Philip Morris Finance SA.

In September 2009, Sampoerna International Pte. Ltd.,


a subsidiary in Singapore, provided an intercompany
loan to Philip Morris Finance SA.

Jumlah saldo piutang adalah sebesar US$6,9 juta


(setara dengan Rp63,1 miliar) dan memiliki tingkat
suku bunga antara 0,09%-0,12%.

The outstanding intercompany loan amounted to


US$6.9 million (equivalent to Rp63.1 billion) and bore
annual interest rates of 0.09%-0.12%.

Pada bulan Januari 2008, PT Sampoerna Joo Lan Sdn.


Bhd., anak perusahaan di Malaysia, memberikan
fasilitas pinjaman kepada Philip Morris (Malaysia) Sdn.
Bhd. maksimum sampai dengan setara US$32,0 juta.

In January 2008, PT Sampoerna Joo Lan Sdn. Bhd., a


subsidiary in Malaysia, provided an intercompany loan
facility to Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd. up to the
equivalent of US$32.0 million.

Jumlah saldo piutang adalah sebesar RM37,5 juta


(setara dengan Rp102,9 miliar) (2008: RM49,0
juta/setara dengan Rp154,9 miliar) dan memiliki tingkat
suku bunga antara 3,40%-4,70% (2008: 3,80%-4,10%).

The outstanding intercompany loan amounted to


RM37.5 million (equivalent to Rp102.9 billion)(2008:
RM49.0 million/equivalent to Rp154.9 billion) and bore
annual interest rates of 3.40%-4.70% (2008: 3.80%4.10%).

2009

2008

Pinjaman jangka pendek


Philip Morris Finance SA

94,002

Short-term borrowings
Philip Morris Finance SA

Persentase terhadap
kewajiban konsolidasi

1.30%

As a percentage of the consolidated


liabilities

Halaman

5/40

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
22. INFORMASI MENGENAI
ISTIMEWA (lanjutan)

PIHAK

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
HUBUNGAN

22. RELATED PARTY INFORMATION (continued)

Account balances with related parties (continued)

Saldo akun dengan pihak-pihak hubungan istimewa


(lanjutan)
2009
Hutang usaha
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris International
Management SA (Tolling)
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Lain-lain (di bawah Rp 1,0 miliar)

2008

246,882

255,131

16,711
4,159
-

65,883
4,239
41

267 ,752

325,294

3.69%

4.02%

83,282

15,393

67,374
21,692
4,640
3,798
2,791
2,190
1,483
397

66,058
1,924
4,295
2,145
4,433

108

4,335
733

187 ,755

99,316

2 .59%

1.23%

Persentase terhadap
kewajiban konsolidasi
Hutang lainnya
Philip Morris Management Services SA
Philip Morris International
Management SA
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Global Services Inc
Philip Morris Information Services Limited
Philip Morris Ukraine
Godfrey Phillips (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Products SA
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris International
IT Service Center SARL
Lain-lain (di bawah Rp1,0 miliar)
Persentase terhadap
kewajiban konsolidasi

Trade payables
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris International
Management SA (Tolling)
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Others (below Rp 1.0 billion)
As a percentage of the consolidated
liabilities
Other payables
Philip Morris Management Services SA
Philip Morris International
Management SA
Philip Morris (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Global Services Inc
Philip Morris Information Services Limited
Philip Morris Ukraine
Godfrey Phillips (Malaysia) Sdn. Bhd.
Philip Morris Products SA
PT Philip Morris Indonesia
Philip Morris International
IT Service Center SARL
Others (below Rp1.0 billion)
As a percentage of the consolidated
liabilities

23. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA


UANG ASING

23. MONETARY
ASSETS
AND
LIABILITIES
DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES

Pada tanggal 31 Desember 2009, operasi Grup dalam


negeri memiliki aset dan kewajiban moneter dalam
mata uang asing sebagai berikut:

As at December 31, 2009, the Groups domestic


operations had monetary assets and liabilities
denominated in foreign currencies, as follows:
2009
Setara Rupiah/
Rupiah
equivalent

Mata uang asing/


Foreign currencies
Aset
Kas dan setara kas
Piutang usaha dan
piutang lainnya
Jumlah aset
Kewajiban
Pinjaman jangka pendek
Hutang usaha dan
hutang lainnya
Beban yang masih harus
dibayar dan kewajiban
estimasian
Jumlah kewajiban
Kewajiban - bersih

US$ 3, 666,279

CHF

EUR

158

Assets
34,465 Cash and cash equivalents
Trade receivables and
52,714
other receivables

5,187,902

434,374

8,854,181

434,374

158

87,179

94,002

Total assets

18,121,263

8,849,888

2,462,098

284,025

Liabilities
Short-term borrowings
Trade payables and
other payables

13, 405,407
41, 526,903

27,548
8,877,436

154,121
2,616,219

128,343
506,370

Accrued expenses
and provisions
Total liabilities

US$(32,672,722) CHF (8,443,062) EUR (2,616,061)

(419,191)

Liabilities - net

US$ 10,000,233

CHF

Halaman

5/41

EUR

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

24. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING


a.

b.

c.

d.

24. SIGNIFICANT AGREEMENTS

Pada tanggal 31 Maret 2008, Perusahaan


menandatangani perjanjian pembelian tembakau
dengan PT Sadhana untuk membeli sebagian
besar kebutuhan tembakau domestik selama lima
tahun berdasarkan harga pasar.

a. On March 31, 2008, the Company entered into a


leaf supply agreement with PT Sadhana to procure
a significant portion of the Companys total
Indonesian packed leaf tobacco requirements for
five years at market price.

Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan


memiliki uang muka sejumlah Rp1,3 triliun (2008:
Rp1,5 triliun) untuk pembelian tembakau yang
belum direalisasikan. Pembayaran uang muka
telah dijamin sepenuhnya oleh Standby Letter of
Credit.

As at December 31, 2009, the Company had


advanced Rp1. 3 trillion (2008: Rp1.5 trilion) for the
purchase of tobacco that had yet to be settled.
These advance payments are fully covered by
Standby Letter of Credit.

Grup menandatangani berbagai perjanjian dengan


PT Philip Morris Indonesia atau pihak-pihak
terafiliasi sehubungan dengan:
- penyediaan barang (tembakau, bahan baku,
bahan kemasan rokok, mesin dan suku
cadang),
- penyediaan
jasa
(pengelolaan
gudang
tembakau, jasa manajemen, jasa sistem
informasi, jasa penjualan dan manajemen
merek, jasa teknis untuk penelitian dan
pengembangan dan jasa kepegawaian),
- lisensi merek dagang, sub-lisensi merek
dagang, kontrak manufaktur,
- pembiayaan.

b. The Group has various agreements with PT Philip


Morris Indonesia or its affiliated companies in
relation to:
- supply transactions (tobacco, raw materials,
cigarette packaging materials, machinery and
spare parts),
- service
transactions
(leaf
warehouse
management, management services, information
system services, sales and brand management
services, technical support for research and
development and personnel services),
- trademark license, trademark sub-licence,
contract manufacturing,
- financing.

Transaksi hubungan istimewa di atas telah


disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa tanggal 27 Juni 2006 dan 18 Oktober
2006.

The above related party arrangements were


approved in the Extraordinary Shareholders
General Meetings on June 27, 2006 and October
18, 2006.

Pada tanggal 10 Januari 2005, Panamas


menandatangani perjanjian distribusi dengan
PT Philip Morris Indonesia untuk jangka waktu
sepuluh tahun sebagai distributor tunggal untuk
menjual rokok-rokok produksi PT Philip Morris
Indonesia di Indonesia, berlaku sejak tanggal
10 Januari 2005 sampai dengan 28 Pebruari 2015.

c. On January 10, 2005, Panamas entered into a


distribution agreement with PT Philip Morris
Indonesia for ten years as the sole distributor of PT
Philip Morris Indonesias cigarette products in
Indonesia, effective from January 10, 2005 until
February 28, 2015.

Pada tanggal 22 Desember 2009, perjanjian


distribusi diatas telah dirubah dengan mengalihkan
seluruh hak Panamas sebagai distributor tunggal
kepada Perusahaan terhitung sejak tanggal
1 Januari 2010.

On December 22, 2009, the distribution agreement


was amended by assigning all Panamass rights as
the sole distributor to the Company effective from
January 1, 2010.

PT Taman Dayu (TD) menandatangani perjanjian


kerjasama pengembangan proyek dengan PT
Ciputra Surya Tbk. selama 20 tahun sehubungan
dengan properti milik TD, berlaku sejak tanggal 7
April 2005. Persentase pendapatan TD terhadap
penjualan konsolidasi adalah sebesar 0,06% .

d. PT Taman Dayu (TD) has a 20 year joint project


development agreement with PT Ciputra Surya
Tbk. in relation to property owned by TD, effective
from April 7, 2005. TD revenue as a percentage of
the consolidated revenue was 0.06%.

Halaman

5/42

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

24. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan)


e.

24. SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued)

Perusahaan
menandatangani
perjanjian
kerjasama dengan Mitra Produksi Sigaret (MPS)
untuk memproduksi sigaret kretek tangan.
Perjanjian ini umumnya berlaku untuk jangka
waktu bervariasi antara satu sampai dengan tiga
tahun dan dapat diperpanjang atas persetujuan
kedua belah pihak.

e. The Company has agreements with third party


operators (TPO) to produce hand-rolled cigarettes.
These agreements vary from one to three years
and are extendable based on mutual agreement by
both parties.

Biaya produksi dan jasa manajemen yang


dibebankan oleh MPS masing-masing sebesar
Rp1,17 triliun pada tahun 2009 (2008: Rp1,19
triliun), termasuk dalam biaya produksi.

Total production costs and management fees


charged by the TPOs of Rp1.17 trillion in 2009
(2008: Rp1.19 trillion), are included within cost of
production.

25. KOMITMEN

25. COMMITMENTS
a. Purchase of fixed assets

a. Pembelian aset tetap

As at December 31, 2009, the Group had


outstanding commitments relating to the purchase
of fixed assets of Rp122.0 billion (2008: Rp79.9
billion).

Pada tanggal 31 Desember 2009, Grup


mempunyai komitmen sehubungan dengan
pembelian aset tetap sebesar Rp122,0 miliar
(2008: Rp79,9 miliar).

b. Rent

b. Sewa
Jumlah pembayaran minimum sewa operasi di
masa mendatang yang berasal dari sewamenyewa biasa adalah sebagai berikut:

The future aggregate minimum lease payments


under operating leases are as follows:

2009

2008

Tidak lebih dari 1 tahun


Antara lebih dari 1 tahun
sampai 5 tahun

70,117

37,610

141,599

56,570

Not later than 1 year


Later than 1 year and not
later than 5 years

Jumlah

211,716

94,180

Total

26. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA

26. SUBSEQUENT EVENTS

a. Sehubungan dengan akan diberlakukannya


perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA) sejak
tanggal
1
Januari
2010,
Perusahaan
merencanakan untuk merestrukturisasi kegiatan
usaha produksi rokok di Malaysia melalui PT
Sampoerna Joo Lan Sdn. Bhd. (SJL) dan anak
perusahaannya.

a. In relation with the implementation of ASEAN Free


Trade Area (AFTA) effective January 1, 2010, the
Company is planning to restructure the cigarette
operations in Malaysia through its subsidiary PT
Sampoerna Joo Lan Sdn. Bhd. (SJL) and
subsidiary.

Perusahaan akan mengalihkan produksi rokok di


pasar Malaysia yang dilakukan oleh SJL ke
Perusahaan di Indonesia. Dengan pengalihan ini,
Perusahaan bermaksud menutup semua kegiatan
produksi rokok SJL di Malaysia.

The Company will move the manufacture of the


cigarettes for the Malaysian market from SJL to
the Company in Indonesia. As part of this plan, the
Company plans to close down all SJLs cigarette
production in Malaysia.

Rencana Perusahaan saat ini masih dalam proses


dan rencana tersebut tidak akan menimbulkan
dampak yang signifikan pada laporan konsolidasi
Perusahaan dan anak perusahaan.

The Companys business plan is currently under


process and this plan will have no significant
impact to the consolidated financial statements of
the Company and subsidiaries.

Halaman

5/43

Page

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

26. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA (lanjutan)


b.

26. SUBSEQUENT EVENTS (continued)

Mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan


melakukan perluasan kegiatan, yaitu menjual dan
mendistribusikan produk rokok secara langsung
dan melakukan sendiri percetakan kemasan
produk rokok. Sehubungan dengan hal tersebut,
Perusahaan telah melakukan pembelian aset-aset
tertentu dan kewajiban-kewajiban tertentu dari PT
Perusahaan Dagang dan Industri Panamas, PT
Sampoerna Printpack dan PT Handal Logistik
Nusantara, yang semuanya merupakan anak
perusahaan yang dimiliki seluruhnya oleh
Perusahaan, pada tahun 2010 (Catatan 1).

b. Starting January 1, 2010, the Company has


expanded its activity such that it directly sells and
distributes its cigarettes and does its own printing
for cigarette packaging. In connection with it, the
Company has acquired certain assets and assume
certain liabilities of PT Perusahaan Dagang dan
Industri Panamas, PT Sampoerna Printpack and
PT Handal Logistik Nusantara, all of which are
wholly owned subsidiaries of the Company, in 2010
(Note 1).

Transaksi tersebut telah di selesaikan pada bulan


Januari 2010 dan tidak menimbulkan dampak
yang signifikan pada laporan konsolidasi
Perusahaan dan anak perusahaan.

The transaction was finalised in January 2010 and


gave no significant impact to the consolidated
financial statements of the Company and
subsidiaries.
27. ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS

27. STANDAR AKUNTANSI


Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan
beberapa standar akuntansi revisi yang mungkin
relevan terhadap Grup, dengan ringkasan sebagai
berikut:

The Indonesian Institute of Accountants has issued the


following revised accounting standards which may be
applicable to the Group, with a summary as follows:

- tiga standar yang berlaku untuk laporan keuangan


yang mencakup periode laporan yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2010 sehubungan
dengan biaya pinjaman dan instrumen keuangan.

- three standards applicable for financial statements


covering periods beginning on or after January 1,
2010 relating to borrowing costs and financial
instruments.

- sembilan standar dan satu interpretasi yang dicabut


pada tanggal 1 Januari 2010.

- nine standards and one interpretation withdrawn as


of January 1, 2010.

- 11 standar dan lima interpretasi yang berlaku untuk


laporan keuangan yang mencakup periode laporan
yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2011.

- 11 standards and five interpretations applicable for


financial statements covering periods beginning on
or after January 1, 2011.

Grup masih mempelajari dampak yang mungkin timbul


dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan
keuangan.

The Group is still evaluating the possible impact of


these standards on the financial statements.

Halaman

5/44

Page

I N F O R M A S I

P E N D A F T A R A N

D A N

P E R D A G A N G A N

S A H A M

Saham biasa atas nama PT HM Sampoerna Tbk. terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Para pemegang
saham dapat melihat harga hari sebelumnya di berbagai surat kabar di Indonesia di bawah nama PT

HM Sampoerna Tbk. dan dari perusahaanperusahaan pialang di seluruh dunia. Kode perdagangan
sahamnya adalah HMSP.

PT HM Sampoerna Tbk.

Bursa Efek Indonesia

Kantor Pusat

The Indonesia Stock Exchange Building,

Jl. Rungkut Industri Raya No. 18


Surabaya 60293

Phone: +62 31 8431 699


Fax

: +62 31 8430 986

Biro Administrasi Efek

Kantor Jakarta

Jl. Johar No. 18, Menteng

Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Lot 3 & 5


Jakarta 12190 Indonesia
Phone: +62 21 5151 234
Fax

: +62 21 5152 234

PT HM Sampoerna Tbk.
Laporan Tahunan 2009

Jakarta 12190

PT Sirca Datapro Perdana

Sudirman Central Business District (SCBD)

Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 52-53,

PT HM Sampoerna Tbk.
One Pacific Place Building

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Tower 1, 4th Floor

Sekretaris Perseroan & Hubungan Investor


One Pacific Place Building

Jakarta 10340

Akuntan Publik Terdaftar


KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan
(dahulu KAP Haryanto Sahari & Rekan)
PricewaterhouseCoopers

Jl. HR. Rasuna Said Kav. X-7 No. 6,


Jakarta 12940

Sudirman Central Business District (SCBD)

Penasehat Hukum

Phone: +62 21 5151 234

Jl. Jenderal Sudirman Kav. 31

Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Lot 3 & 5

Mochtar Karuwin Komar

Fax

Jakarta 12920

Jakarta 12190 Indonesia


: +62 21 5152 234

Wisma Metropolitan II, 14th Floor

H A R G A

2009

S A H A M

H I S T O R I S

Rata-rata
Volume Harian

Tertinggi

Terendah

Harga
Penutupan

Apr - Jun

10.502

11.500

9.300

9.300

Okt - Des

10.226

Jan - Mar
Jul - Sept

2008

10.055
9.240

10.800
10.400
10.500

9.300

10.800

8.550

10.200

9.900

10.400

Rata-rata
Volume Harian

Tertinggi

Terendah

Harga
Penutupan

Apr - Jun

12.032

12.950

11.000

11.000

Okt - Des

34.636

Jan - Mar
Jul - Sept

10.895
7.603

14.800
11.500
9.900

12.600
10.000
8.000

13.000
10.200
8.100

D A F T A R

A N A K

P E R U S A H A A N

PT Agasam
PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas
PT Sampoerna Air Nusantara
PT Wahana Sampoerna
Jl. Taman Sampoerna No. 6
Krembangan Utara, Pabean Cantian
Surabaya 60163
PT Asia Tembakau
Jl. Kedung Baruk No. 25, Surabaya 60298

PT Golf Taman Dayu


PT Taman Dayu
Jl. Raya Surabaya Malang Km. 48, Pasuruan 67156
PT Handal Logistik Nusantara
Jl. Kalirungkut 9-11, Surabaya 60293

PT Harapan Maju Sentosa


Jl. Berbek Industri I No. 22, Waru, Sidoarjo 61256

PT Persada Makmur Indonesia


PT Union Sampoerna Dinamika
One Pacific Place, Lantai 18, Lot 3 & 5,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan 12190
PT Sampoerna Printpack
Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya 60293

Batavia Trading Corporation


Sampoerna Investment Corporation
Sampoerna Latin America Limited
Sampoerna Taiwan Corporation
Vinasa Investment Corporation
d/a Trident Trust Company (B.V.I) Limited,
Trident Chambers, P.O. Box 146,
Road Town, British Virgin Islands

IBSA Singapore Pte. Ltd.


Sampoerna Asia Pte. Ltd
Sampoerna International Pte. Ltd.
d/a Allen & Gledhill LLP
One Marina Boulevard #28-00, Singapore 018989

Sampoerna Packaging Asia Pte. Ltd.


d/a Boardroom Corporate & Advisory Services Pte. Ltd.
(a member of Boardroom Limited)
50 Raffles Place, #32-01
Singapore Land Tower, Singapore 048623
PT Sampoerna Distribusi (Malaysia) Sdn Bhd
Suite 13.01, 13th Floor, Menara Tan & Tan
No. 207 Jalan Tun Razak,
50400 Kuala Lumpur, Malaysia
PT Sampoerna JL. Sdn Bhd
Menara TM Asia Life, Level 16,
No. 189 Jalan Tun Razak,
50400 Kuala Lumpur, Malaysia

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Laporan Tahunan 2009

Sampoerna International Finance Company B.V.


Prins Bernhardplein 200
1097 JB Amsterdam
P.O. Box 990, 1000 AZ Amsterdam
The Netherlands
Sampoerna Tabacos America Latina Ltda.
Avendia Jurubatuba No. 261
Vila Cordeiro, CEP 04583-100
Sao Paulo, Brazil

Sterling Tobacco Corporation


d/a Ponce Enrile Reyes & Manalastas Law Office
3rd floor, Vernida IV Bldg,
Alfaro Street, Salcedo Village 1227
City of Makati, Philippines

P E R N Y A T A A N

D E W A N

K O M I S A R I S

D A N

D I R E K S I

Dewan Komisaris dan Direksi menyatakan bahwa Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab
penuh atas kebenaran isi laporan tahunan 2009 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

Dewan Komisaris:

Direksi:

Matteo Lorenzo Pellegrini


Presiden Komisaris

John Gledhill
Presiden Direktur

Douglas Walter Werth


Wakil Komisaris

Paul Janelle
Direktur

Eunice Carol Hamilton


Komisaris

Shea Lih Goh


Direktur

Phang Cheow Hock


Komisaris Independen

Yos Adiguna Ginting


Direktur

Ekadharmajanto Kasih
Komisaris Independen

Wayan Mertasana Tantra


Direktur

PT HM SAMPOERNA Tbk.

Laporan Tahunan 2009

PT HM SAMPOERNA Tbk.
Jl. Rungkut Industri Raya No. 18
Surabaya 60293
Indonesia
Tel +62 31 8431 699
Fax +62 31 8430 986

Laporan Tahunan 2009

|
PT HM SAMPOERNA Tbk.

40

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.


Laporan Tahunan 2009

Anda mungkin juga menyukai