Anda di halaman 1dari 3

Pengetehauan Bahan Pakan Ikan

1,2,3

Pembuatan Pakan Ikan Menggunakan Bahan Tepung Maggot.


1

Junedi Tinambunan (05121005001), Indah Permata Sari (05121005002), Santa Dewi


(05121005006), Adi Chandra Sitorus (05121005008), Annisa Siregar (05121005009), Annga
Reza(05121005010), Dina Mauliya (05121005024), Rickondar Situmorang (05121005030)
2
Program Studi Akuakultur
3
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya

Tepung maggot atau tepung


larva lalat hijau (Calliphora sp.)
merupakan salah satu bahan baku

yang masih hidup, termasuk pada


manusia. (Hadadi, dkk., 2007).
Maggot

mengandung

protein

alternatif yang bisa menggantikan

sekitar 32,31%-60,20% dan lemak

tepung ikan sebagai sumber utama

yang tinggi sekitar 9,45%-13,30%

protein dalam pakan ikan, karena telah

tergantung umur dan kualitas substrat

memenuhi persyaratan tersebut, antara

sehingga

lain memiliki kandungan gizi yang

bahan

cukup tinggi, tersedia dalam jumlah

potensial. Maggot diproduksi secara

yang banyak sehingga bisa diproduksi

biokonversi

secara massal, dan harganya jauh lebih

substrat

murah dibandingkan dengan tepung

pembuatan

ikan,

Rp.1.500/kg

(bungkil kelapa sawit). Dari 2-3 kg

dibandingkan dengan tepung ikan

bungkil kelapa sawit, dapat dihasilkan

impor

maggot sebanyak 1 kg (Fahmi dan

yaitu

yang

hanya

harganya

mencapai

rp.15.000/kg dan tepung ikan lokal


Rp.

12.000/kg

serta

pemanfaatannya

pakan

ikan

dengan
dari

sebagai

yang

sangat

menggunakan

buangan

minyak

proses

kelapa

sawit

Subamia, 2007).

mempunyai

Maggot dapat ditemukan dimana

kandungan protein sekitar 45,01%.

saja, penyebarannya hampir diseluruh

Maggot berasal dari telur lalat yang

wilayah. Namun tidak ditemukan pada

mengalami metamorfosis pada fase

habitat

kedua setelah fase telur dan sebelum

sehingga maggot lebih higenis jika

fase pupa yang kemudian berubah

dibandingkan dengan lalat rumah atau

menjadi lalat dewasa. Larva itu hidup

lalat hijau. Hingga saat ini maggot

pada daging yang membusuk. Kadang

tidak terdeteksi sebagai penyebab

juga menginvestasi pada luka hewan

penyakit (Newton et al., 2005).

dan

makanan

manusia,

Telur

akan

menetas

setelah

24jam menjadi maggot (larva). Setelah


20hari

maggot

akan

dalam bentuk segar pada ikan (Priyadi


dkk., 2009).

memanjang

Maggot

memiliki

diantaranya:

beberapa

hingga 2-2,5cm, biasanya pada fase ini

karakter,

1)

maggot telah diberikan pada ikan

dewatering

sebagai pakan (Priyadi dkk., 2009).

berpotensi dalam pengolahan sampah

(menyerap

bersifat

air)

dan

organik, 2) dapat membuang liang


untuk

aerasi

terhadap

pH

sampah,
dan

3)

toleran

temperatur,

4)

melakuakan migrasi mendekati fase


pupa, 5) kandungan protein tinggi
mencapai 45%. Kandungan nutrisi
Maggot
memiliki
sebagai

sebagai

pakan

ikan

beberapa

fungsi

yaitu

penggangti

tepung

iakan

(fishmeal replacement) dan sebagai


pakan alternatif. Fungsi maggot ini

maggot sangat potensial dijadikan


sebagai

sumber

protein

alternatif

pakan ikan. Nilai nutrisi maggot dapat


dilihat pada Tabel (Priyadi dkk.,
2009).

pada akhirnya akan mempengaruhi


bentuk pengolahannya. Sebagai tepun
g ikan, maggot diolah dalam bentuk
tepung. Tepung maggot ini selanjutnya
dimasukkan dalam formulasi pakan
sebagai salah satu sumber protein
menggantikan tepung ikan. Sebagai
pakan alternatif, maggot diberikan

Seperti pada penelitian Hariyati,


dkk., pemberian komposisi bahan
baku sebagai penyusun pakan yang
berbeda dapat memberikan hasil yang
berbeda

juga.

Penelitian

ini

menggunakan hewan uji berupa ikan


bandeng,

berikut

tabel

komposisi

bahan baku penyusun bahan pakan.

Pemanfaatan Limbah
untuk Pakan Ikan.

Sawit

Haryati., Edison, S., Agus. P. 2010.


Pengaruh tingkat substitusi
tepung ikan dnegan tepung
maggot terhadap retensi dan
efisiensi pemanfaatan nutrisi
pada tubuh ikan bandeng.
Memiliki nilai retensi protein
sebagai berikut:

Tabel

tersebut

memberikan

kesimpulan bahwa tepung maggot ini


dapat mengganti tepung ikan sebagai
sumber protein pakan sampai 100%,
karena

tepung

maggot

memiliki

kandungan protein yang cukup tinggi,


tepung maggot juga memiliki berbagai
kandungan asam-asam amino esensial
yang relatif lengkap dan masih sesuai
dengan kebutuhan ikan bandeng, baik
untuk

pertumbuhan

memeperbaiki

sel-sel

maupun
tubuh

yang

rusak (Haryati, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Hadadi,
A.,
Herry,
Setyorini,
Surahman, A., Ridwan, E. 2007.

Fahmi, M.R. & Subamia , I.W. 2007.


Prospek
magot
untuk
meningkatkan pertumbuhan dan
status kesehatan ikan. Instalasi
Ikan Hias Air Tawar, Depok.
(tidak dipublikasi), 13 hlm.
NEWTON, L., C . SHEPPARD, D.W.
WATSON, G. BURTLE and R .
DOVE. 2005 . Using the Black
Soldier fly, Hermetia illucens, as
a value- added tool for the
management of swine manure .
Report for The Animal and
Poultry waste Management
Center. 17 hl
Priyadi, A., Azwar, Z.I, Subamia,
I.W., & Hem, S. 2009.
Pemanfaatan Maggot sebagai
pengganti tepung ikan dalam
pakan buatan untuk benih ikan
balashark
(Balanthiocheillus
melanopterus Bleeker). Dalam
proses J. Ris. Akuakultur, 12
hlm.

Anda mungkin juga menyukai