PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia,
sesungguhnya peran fungsi bidan sangatlah besar. Karena bidan merupakan ujung
tombak dalam pelayanan di masyarkat, Bidan memberikan pelayanan kebidanan
secara komprehensif dan berkesinambungan yang berfokus kepada pelayanan
yang bersifat promotif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit),
tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitative (pemulihan
kesehatan).
Pelayanan bidan diutamakan pada kesehatan perempuan, tapi juga
memberikan pelayanan termasuk keluarga dan komunitasnya. Agar pelayanan
yang diberikan bermutu baik dan dapat memuaskan pasien, maka pemerintah
memeberikan batasan-batasan standard an juga aturan-aturan yang harus dipenuhi
oleh seorang bidan. Sandar-standar tersebut antara lain standar registrasi dan
praktik kebidanan yang didalamnya memuat tentang ketentuan umum, masa bakti,
perizinan penyelenggaraan prakrik, wewenang bidan dan lain-lain.
Selain standar registrasi dan praktik bidan, juga ada standar profesi bidan
yang memuat tentang standar pendidikan bidan, standar pelayanan kebidanan dan
lain-lain.
Semua standar-standar tersebut ada dasar hukumnya dan sudah dimuat dalam
bentuk Undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri kesehatan dan
peraturan daerah.
Dengan adanya dasar hokum praktik kebidanan diharapkan bidan dapat
memberikan pelayanan kebidanan dengan baik, bermutu dan sesuai dengan
standard hukum yang berlaku.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar semua tenaga kesehatan khususnya bidan mengetahui dan mengerti
dasar-dasar hukum yang ada di Indonesia yang ada hubungannya dengan
profesinya sebagai bidan atau tenaga kesehatan.
2.
Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui dasar-dasar hukum yang ada di Indonesia sesuai denag
tugas dan wewenang bidan.
- Sebagai dasar hukum dan pegangan bagi bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan dan dalam menjalankan tugasnya.
- Memberikan prelindungan hukum dan kepastian
hukum
dalam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DASAR HUKUM PRAKTIK KEBIDANAN
1. Undang-undang
: UUD 1945
UU Kesehatan No. 23 tahun 1992
2. Peraturan Pemerintah
: Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996
3. Keputusan Menteri
: KepMenKes No. 90 / MENKES / SK / VII / 2002
KepMenKes No. 369 / MENKES / SK / III / 2007
KepMenPan No. 93 Tahun 2001
KepMenKes No. 1239 Tahun 2002
4.
5.
6.
7.
2.2 DEFINISI
Definisi
bidan
menurut
kepmenkes
no.900/MENKES/SK/VII/2002
adalah : seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan
lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Sedangkan definisi bidan menurut IBI adalah seorang perempuan yang
lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk registrasi, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi
utnuk menjalankan praktik kebidanan.
Bidan merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan yang ada di Indonesia
dari sekian banyak tenaga kesahatan dan itupun diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Pengertian tenaga kesehatan menurut PP adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan
atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
2.3 TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG BIDAN
Dalam menjalankan atau memberikan pelayanan kepada masyarakat
bidan mempunyai tugas, fungsi dan wewenang yang tercantum dalam hukum
Wewenang bidan :
- sebagai pelaksana
- sebagai pengelola
- sebagai pendidik
- sebagai provider
- sebagai motivator
- sebagai peneliti
- memberikan pelayanan kebidanan
- memberikan pelayanan KB
- memberikan pelayanan kesehatan masyarakat
Pasal 53
(1) Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
(2) Tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat melakukan
tindakan medis terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan
dan keselamatan yang bersangkutan
ANGGARAN DASAR
IKATAN BIDAN INDONESIA
Pasal 1
Nama, Kedudukan dan Waktu
1.
Bidan Indonesia yang sudah masuk dalam anggota dalam ini dinamakan
ikatan bidan indonesia, yang disingkat IBI
2.
3.
IBI ini didirikan pada tanggal 24 Juni 1951 di Jakarta dan dinyatakan sebagai
hari jadi IBI.
Pasal 2
Asas IBI
IBI berazaskan Pancasila
Pasal 3
Tujuan
Pasal 4
Upaya-upaya yang dilaksanakan
Pasal 5
Susunan Kepengurusan
a. Ketua I
b. Ketua II
c. Penulis I
d. Penulis II
e. Bendahara
f. Juru Periksa/Komisaris
Pasal 6
Keanggotaan IBI
1) Keanggotaan Ikatan Bidan Indonesia adalah Warga negara Indonesia yang
telah mempunyai Ijazah Bidan & mempunyai KTA (Surat tanda pengenal
sebagai anggota IBI) dan kartu tersebut masih berlaku.
2) Keanggotaan Ikatan Bidan Indonesia sesuai dengan tempat
domisili.
Pasal 7
Hak Anggota
1. Anggota berhak untuk mendapatkan pengayoman dari organisasi.
2. Berhak mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi.
3. Berhak mengemukakan pendapat; saran dan usul untuk kepentingan
organisasi.
4. Anggota berhak menghadiri rapat dan mengajukan usul, baik tertulis maupun
lisan.
5. Anggota aktif berhak memilih dan dipilih.
6. Anggota berhak memiliki (dengan ketentuan berlaku):
- Kartu Tanda Anggota IBI (KTA) yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat dan di
-
1.
2.
3.
4.
5.
Kewajiban Anggota
Tunduk pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi.
Memahami, menghayati dan mengamalkan kode etik bidan.
Membayar uang pangkal bagi anggota baru.
Membayar iuran secara teratur.
Menjaga IBI tetap sebagai organisasi profesi yang tidak berafiliasi dengan
partai politik manapun.
Pasal 9
Sanksi
Bentuk sanksi adalah teguran lisan, teguran tertulis dan pencabutan selaku anggota
IBI. Sanksi dijatuhkan kepada anggota yang :
1. Diberlakukan kepada anggota yang merusak citra IBI.
2. Sengaja mencemarkan nama baik organisasi.
3. Menggunakan nama organisasi untuk kepentingan pribadi.
Pasal 10
Jenis Sanksi
1. Teguran lisan 1 - 3 kali.
2. Teguran tertulis 1 - 3 kali.
3. Skorsing akan dikeluarkan dari anggota setelah dikonsultasikan dan
diputuskan oleh Pengurus secara berjenjang oleh PC, PD, PP.
Pasal 11
Sebab Berhenti dari Keanggotaan
1. Mengundurkan diri atas kemauan sendiri.
2. Meninggal dunia.
3. Diberhentikan karena sesuatu hal yang merugikan IBI.
Pasal 12
CARA MENJADI MENDAFTAR UNTUK MENJADI ANGGOTA IBI
1. Calon anggota mengisi formulir pendaftaran.
2. Formulir yang sudah diisi diteliti kebenarannya, diputuskan dalam rapat
pengurus cabang.
3. Calon anggota yang memenuhi persyaratan diregister di pengurus Cabang.
3. Download formulir pendaftaran anggota IBI atau hubungi pengurus cabang
didaerah domisili anda.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas, maka disimpulkan bahwa oganisasi kebidanan seperti
IBI sangat membawa peran besar bagi kemajuan bidan dan adanya dasar hukum
anggaran dasar yang dibuat sangat penting untuk diketahui oleh bidan. Di
B. SARAN
Sebaiknya mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai peran
bidan dalam organisasi profesi dan bagi masyarakat menambah informasi dari
bidan maupun organisasi profesi, bagi anggota organisasi disarankan untuk
menambah fasilitas dalam meningkatkan mutu dan kualitas organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Asri dkk . 2008 . Catatan Kuliah Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan
Delima. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
Ikatan Bidan Indonesia, 2001, 50 Tahun IBI Menyongsong Masa depan, PP IBI,
Jakarta.
Musbir,Wastidar, 2006, 50 tahun IBI, PP IBI, Jakarta.
Purwandari, Atik . 2008. Konsep Kebidanan: Sejarah & Profesionalisme.
Pengurus pusat Ikatan Bidan Indonesia, 2001, 9 Modul kebidanan, BAB standar
Kopetensi Bidan, Jakarta.
Pranata, 2009, Peran Bidan Sebagai Peneliti, Gramedia, Jakarta.
Soepardan, Suryani . 2007 . Konsep Kebidanan . Penerbit Buku Kedokteran EGC.