Anda di halaman 1dari 33

PERKOSAAN

Bella Nabila
115

KASUS KEJAHATAN SEKSUAL YANG DITEMUKAN


DI MASYARAKAT

Perkosaan
Homoseksual
Pencabulan
Perlecehan seksual pada anak

Perkosaan
Kekerasan atau ancaman kekerasan menyetubuhi
seorang wanita di luar perkawinan
Hukuman maksimal 12 tahun penjara
KUHP pasal 285

Definisi Perkosaan
KUHP Pasal 285 : Kekerasan atau ancaman
kekerasan menyetubuhi seorang wanita di
luar perkawinan
Bukan berarti harus terjadi penetrasi alat
kelamin pria ke dalam alat kelamin wanita,
tetapi usaha untuk melakukan tindakan
tersebut saja sudah dianggap perkosaan

PENGERTIAN PERKOSAAN MENURUT


UNDANG UNDANG
Perkosaan adalah tindak kekerasan atau kejahatan
yang berupa hubungan seksual yang dilakukan
oleh laki laki terhadap perempuan yg bukan
isterinya dengan kondisi :
tidak atas kehendak dan persetujuan perempuan.
dengan persetujuan perempuan namun dibawah
ancaman.
dengan persetujuan perempuan namun melalui
penipuan.

Kategori Bukti Medik

Ada tidaknya tanda-tanda persetubuhan


Ada tidaknya tanda-tanda kekerasan
Perkiraan umur
Apakah seseorang itu sudah pantas/mampu
dikawini atau tidak

Kejahatan Seksual Selain Perkosaan


Persetubuhan di luar perkawinan
Perzinahan
Perbuatan cabul

Perkosaan

Syarat syarat formal pelaksanaan


pemeriksaan medis terhadap korban
kejahatan seksual.
Dokter harus mempunyai izin sebelum
melakukan pemeriksaan pada korban
(permintaan tertulis dari pihak yang berwenang)
Korban harus diantar polisi
Jelaskan prosedur pemeriksaan pada korban
Pada saat pemeriksaan, dokter harus didampingi
perawat
Selang waktu antara saat kejadian dan
pemeriksaan sebaik-baiknya dalam waktu
kurang dari 72 jam.
Langsung catat hasil pemeriksaan

Gambaran Keseluruhan Pemeriksaan

Nama, tanggal, waktu korban datang dan atas


permintaan siapa pemeriksaan tersebut
dilakukan.
Observasi terhadap prilaku korban.
Cerita tentang saat kejadian oleh korban
sendiri.
Kelainan kelainan pada rambut, pakaian,
alat genital dan anggota tubuh lain (ttd
kekerasan)

Pemeriksaan pada tubuh korban secara umum


atau lokal.
Mengambil dan memeriksa cairan dari vagina.
Menuliskan semua hasil pemeriksaan dan
menyimpan salinannya.

Keterangan penting yang perlu


didapatdan diobservasi pada korban
anamnesa
Umum : umur, ttl, status perkawinan, siklus
haid,haid terahir, menarche, penyakit kelamin,
Khusus : waktu kejadian, tempat kejadian,
adakah perlawanan dari korban robeknya
pakaian,ada ttd kekerasan pada tubuh
Apakah korban pingsan saat kejadian
pemberian obat bius ? Px urin dan darah
apakah terjadi penetrasi dan ejakulasi ?

Pemeriksaan fisik umum / lokal terhadap


korban kejahatan seksual
Dimulai dengan korban sendiri yang membuka
pakaiannya dengan disaksikan oleh seseorang
dari pihak yang berkepentingan dan dokter.
Benda-benda yang jatuh seperti rambut, serat
kain atau bukti bukti lain dapat diambil dan
dilakukan pemeriksaan khusus.

Px umum penampilannya, rapih/ kusut,


keadaan emosional (tenang,gelisah), adakah ttd
bekas kehilangan kesadaran
Px pakaian helai demi helai, robekan lama/
baru, kancing terputus, darah, sperma, lumpur
,pakaian dalam rapih/tidak
Px fisik status generalis,perkembangan
sekunder, jika tidak diketahui umur bisa dilihat
dari pertumbuhan gigi
Cek ttd kekerasan pada seluruh tubuh

Pemeriksaan fisik umum / lokal


terhadap korban kejahatan seksual
Px ginekolohi ttd kekerasan pada vulva,
perineum, paha
Sisir rambut pubis
Ttd penyakit kelamin
Cek ttd persetubuhan : ttd langsung dan tidak
langsung
Ttd lgsung robeknya himen, introitus vagina
yang hiperemis, sperma
Ttd tdk langsung kehamilan, pms
Yang mempengaruhi hasil ttd persetubuhan
besar kecilnya penis, derajat penetrasi, bentuk
himen

Pada cairan yang mongering, dapat ditetes


dengan clean saline dan dibuat slides.
Pada vagina, swab diambil dari vulva,
pertengahan dan puncak vagina. Tujuan diambil
adalah untuk melihat spermatozoa yang
dikatakan boleh hidup di vagina atau cairan
yang kecil dalam jangka waktu yang agak lama.
Kesan lebam, cakar atau robekan pada vulva dan
disekitarnya, termasuk disekitar hymen.
Ukuran dan bentuk hymen.

Gambaran hymen yang telah pernah


terjadi penetrasi

Gambaran hymen yang telah


direkonstruksi

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium Korban Kejahatan
Seksual

menentukan adanya sperma melalui


pemeriksaan cairan vagina dan pakaian
yang digunakan korban
menentukan adanya cairan ejakulat
(caitran mani) dengan pemeriksaan cairan
vagina melalui metode kertas Whatman,
metode Florence, Berberio, reaksi asam
fosfatase

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium Pelaku Kejahatan
Seksual

menentukan adanya sel epitel vagina


dan rambut pubis korban pada penis

Pemeriksaan Laboratorium pada Kasus


Homoseksual

menentukan adanya sperma dalam


dubur pasangannya dan mendapatkan
unsur-unsur yang terdapat dalam anus
melalui metode anal swab

Kendala Dalam Pembuktian Kasus


Perkosaan
Keterbatasan system medikolegal dalam
penemuan, pengumpulan dan pengajuan
bukti segera dari tubuh korban.
Korban tidak berdaya,mengalami depressi
akibat aib sosial ataupun ketakutan.
Terlambat atau tidak melaporkan pada pihak
polisi.

PENULISAN VER BERKAITAN KASUS


KEJAHATAN SEKSUAL
Tanda-tanda persetubuhan :

Adanya penetrasi atau tidak


Adanya ejakulat atau tidak
Adanya sperma atau tidak
Adanya enzim asam fosfatase, kolin dan
spermin yang terdapat dalam ejakulat
Waktu terjadinya persetubuhan
Anal swab
Pemeriksaan air mani dari rambut dan kulit

tanda-tanda kekerasan
perkiraan umur
pembuktian apakah seseorang itu memang
sudah pantas atau sudah mampu untuk dikawini
atau tidak.

Dampak Psikologis Bagi Korban


Dampak emosional :

Stress
Depresi
Goncangan jiwa
Menyalahkan diri sendiri
Takut berhubungan intim dengan lawan jenis
Takut kehamilan yang tidak diinginkan

Dampak lain :

Penurunan nafsu makan


Sulit tidur
Sakit kepala
Rasa tidak nyaman disekitar vagina
Luka akibat kekerasan ataupun lainnya

Pemeriksaan Medis Terhadap Pelaku


Hal yang penting diperhatikan
Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan dan
kemungkinan bisa memberatkan dirinya
Suatu persetujuan tertulis harus diperoleh
Jika tidak mendapatkan persetujuan, maka yang
dicatat hanya temuan dari pemeriksaan luar dan
hasilnya dikirimkan disertai dengan keterangan bahwa
tertuduh menolak untuk diperiksa
Waktu, tempat dan tanggal pemeriksaan harus dicatat

Pemeriksaan Medis Terhadap Pelaku


Pemeriksaan
Adanya bercak sperma, darah, tanah pada pakaian
(juga pakaian dalam), demikian juga jika pada
pakaian terdapat robekan
Bentuk tubuh juga penting diperhatikan karena
menunjukkan apakah tertuduh memungkinkan
dalam melakukan tindakan kekerasan

Pemeriksaan Medis Terhadap Pelaku


Pemeriksaan(continued)
Tanda-tanda cedera, karena cedera tersebut bisa
disebabkan karena perlawanan dari korban
Berusaha mencari rambut yang terlepas
Pemeriksaan menyeluruh pada bagian alat
kelamin
Dicari adanya tanda-tanda cedera di sekitar alat
kelamin

Pemeriksaan Medis Terhadap Pelaku


Pemeriksaan(continued)
Tanda-tanda infeksi kuman gonokokus, lalu dibuat
sediaan untuk pewarnaan dan pemeriksaan di bawah
mikroskop
Dilakukan pijatan pada prostat sehingga keluar sekret
yang akan diambil contohnya untuk pemeriksaan
Periksa adanya smegma. Dapat menunjukkan belum
terjadinya hubungan seksual karena biasanya smegma
akan terbilas pada saat melakukan hubungan seksual

KESIMPULAN
Upaya pembuktian secara kedokteran
forensik pada setiap kasus kejahatan seksual
sebenarnya terbatas di dalam upaya
pembuktian ada tidaknya tanda-tanda
persetubuhan, ada tidaknya tanda-tanda
kekerasan, perkiraan umur serta pembuktian
apakah seseorang itu memang sudah pantas
atau sudah mampu untuk dikawini atau
tidak.

Anda mungkin juga menyukai