Anda di halaman 1dari 10

BAB II

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS
Nama

: Tn. S

Umur

: 52 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Masaran, Sragen

Tgl pemeriksaan

: 23 September 2013

No. CM

: 01008832

II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama

: Kedua mata sakit

B. Riwayat Penyakit Sekarang :


Sejak kurang lebih 7 hari yang lalu kedua mata terasa sakit. Pasien juga
mengeluhkan kedua mata terasa perih, nrocos, terasa pusing, pandangan terlihat kabur,
dan silau apabila melihat cahaya. Penderita mengeluhkan mual dan muntah, mata pedas (), blobokan (-).
Pasien sudah memeriksakan matanya di Puskesmas setempat. Namun, karena
pasien merasakan keluhannya tidak cepat hilang, maka ia memeriksakan diri ke RSUD
Dr. Moewardi.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
-

Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat kencing manis

: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwayat trauma mata

: disangkal

Riwayat operasi mata

: disangkal

Riwayat alergi obat

: disangkal

Riwayat memakai obat tetes mata jangka lama : disangkal

Riwayat pakai kaca mata

: disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga


-

Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat kencing manis

: disangkal

Riwayat sakit serupa

: disangkal

E. Kesimpulan Anamnesis
OD

OS

Proses

Peradangan

Peradangan

Lokasi

Intra Okuler

Intra Okuler

Sebab

Idiopatik

Idiopatik

Perjalanan

Kronis

Kronis

Komplikasi

Penurunan Lapang Pandang Penurunan Lapang Pandang

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Kesan umum
Keadaan umum tampak sakit sedang, compos mentis, gizi kesan cukup
T = 160/100 mmHg N = 84x/1menit Rr = 20x/1menit

S = 36,30C

B. Pemeriksaan subyektif

OD

OS

Visus sentralis jauh

3/60

2/60

Pinhole

tidak dilakukan

tidak dilakukan

Koreksi

Refraksi

Visus Perifer
Konfrontasi test

tidak dilakukan

tidak dilakukan

Proyeksi sinar

normal

normal

Persepsi warna

normal

normal

C. Pemeriksaan Obyektif
1. Sekitar mata
Tanda radang

tidak ada

tidak ada

Luka

tidak ada

tidak ada

Parut

tidak ada

tidak ada

Kelainan warna

tidak ada

tidak ada

Kelainan bentuk

tidak ada

tidak ada

2. Supercilium
Warna

hitam

hitam

Tumbuhnya

normal

normal

sawo matang

sawo matang

Kulit
Geraknya

dalam batas normal

dalam batas normal

3. Pasangan Bola Mata dalam Orbita


Heteroforia

tidak ada

tidak ada

Strabismus

tidak ada

tidak ada

Exophtalmus

tidak ada

tidak ada

Enophtalmus

tidak ada

tidak ada

Anopthalmus

tidak ada

tidak ada

Mikrophtalmus

tidak ada

tidak ada

Makrophtalmus

tidak ada

tidak ada

Ptisis bulbi

tidak ada

tidak ada

Atrofi bulbi

tidak ada

tidak ada

Bufthalmus

tidak ada

tidak ada

Temporal superior

normal

normal

Temporal inferior

normal

normal

Temporal

normal

normal

Nasal

normal

normal

Nasal superior

normal

normal

Nasal inferior

normal

normal

4. Ukuran bola mata

5. Gerakan Bola Mata

6. Kelopak Mata
Gerakannya

normal

normal

Oedem

tidak ada

tidak ada

Hiperemi

tidak ada

tidak ada

9 mm

9 mm

Lebar rima
Tepi kelopak mata
Oedem

tidak ada

tidak ada

Hiperemis

tidak ada

tidak ada

Entropion

tidak ada

tidak ada

Ekstropion

tidak ada

tidak ada

Oedem

tidak ada

tidak ada

Hiperemis

tidak ada

tidak ada

Odem

tidak ada

tidak ada

Hiperemis

tidak ada

tidak ada

kesan meningkat

kesan meningkat

7. Sekitar saccus lakrimalis

8. Sekitar Glandula lakrimalis

9. Tekanan Intra Okuler


Palpasi
Tonometer Schiotz

0/5,5

0/5,5

3/10

3/10

Oedem

tidak ada

tidak ada

Hiperemis

tidak ada

tidak ada

Sikatrik

tidak ada

tidak ada

Oedem

tidak ada

tidak ada

Hiperemis

tidak ada

tidak ada

Benjolan

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

10. Konjungtiva
Konjungtiva palpebra

Konjungtiva Fornix

Konjungtiva Bulbi
Pterigium

Oedem

tidak ada

tidak ada

Hiperemis

tidak ada

tidak ada

Caruncula dan Plika Semilunaris


Oedem

tidak ada

tidak ada

Hiperemis

tidak ada

tidak ada

Sikatrik

tidak ada

tidak ada

Warna

putih

putih

Penonjolan

tidak ada

tidak ada

Ukuran

11 mm

11 mm

Limbus

jernih

jernih

Permukaan

licin

licin

Sensibilitas

normal

normal

Arcus senilis

(+)

(+)

Medium

jernih

jernih

Keratoskop (Placido)

reguler

reguler

Fluoresin Test

tidak dilakukan

tidak dilakukan

Isi

jernih

jernih

Kedalaman

dangkal

dangkal

Warna

coklat

coklat

Bentuk

reguler

reguler

Sinekia Anterior

tidak ada

tidak ada

Ukuran

4 mm

4 mm

Bentuk

bulat

bulat

Letak

sentral

sentral

(+)

(+)

11. Sklera

12. Cornea

13. Kamera Okuli Anterior

14. Iris

15. Pupil

Reaksi terhadap
- cahaya langsung

- cahaya tidak langsung

(+)

(+)

Reflek konvergensi

(+)

(+)

Tepi

rata

rata

Sinekia posterior

tidak ada

tidak ada

16. Lensa
Ada/tidak

ada

ada

Kejernihan

jernih

jernih

Letak

sentral

sentral

Shadow test

(-)

(-)

tidak dilakukan

tidak dilakukan

17. Corpus vitreum


Kejernihan

IV. KESIMPULAN PEMERIKSAAN


OD
Visus sentralis jauh
Pinhole

3/60
tidak dilakukan

OS
2/60
tidak dilakukan

Koreksi

Refraksi

Konfrontasi Tes

tidak dilakukan

tidak dilakukan

Proyeksi sinar

baik

baik

Persepsi warna

baik

baik

Visus Perifer

Tekanan Intra Okuler


Palpasi
Tonometer Schiotz

kesan meningkat

kesan meningkat

0/5,5

0/5,5

3/10

3/10

Konjunctiva bulbi
Injeksi konjunctiva

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

arcus senilis (+)

arcus senilis (+)

Sklera
Injeksi sklera
Kornea

Kamera Okuli Anterior

jernih, dangkal

jernih, dangkal

Iris

coklat, reguler

coklat, reguler

Pupil

4 mm, bulat,tepi rata

4 mm, bulat, tepi rata

Reflek pupil

(+)

(+)

Lensa

jernih

jernih

V. DAFTAR MASALAH
-

Mata nrocos, COA dangkal

Tekanan intra okular meningkat

Pupil midriasis

Nausea, vomitus

VI. DIAGNOSIS
-

ODS Glaukoma Sudut-Terbuka Primer

VII. TERAPI
Medikamentosa:
-

Beta bloker (Tetes mata Timolol Maleat 0,25% 2 kali 1 tetes )

Miotikum (Tetes mata Pilokarpin 3% 3 kali 1 tetes)

Inhibitor karbonik anhidrase (Acetazolamide tablet 4 x 250 mg)

Simptomatis: Ranitidin tablet 3 x 30 mg

VIII. PROGNOSIS
OD

OS

Ad vitam

dubia ad malam

dubia ad malam

Ad sanam

dubia ad malam

dubia ad malam

Ad fungsionam

dubia ad malam

dubia ad malam

Ad kosmetikum

dubia ad malam

dubia ad malam

PENULISAN RESEP

RSUD DR. MOEWARDI

R/ Timolol Maleat 0,25% Guttae Opthalmicus fl. I


S 2 dd Gtt I ODS

R/ Pilocarpine HCl 2% Guttae Opthalmicus fl. I


S 3 dd Gtt I ODS

R/ Acetazolamide Tab mg 250 No. XX


S 4 dd tab I

R/ Ranitidine Tab mg 30 No XV
S 3 dd tab 1

Pro : Tn. S (52 th)


BAB III
PEMBAHASAN

Pengobatan pada glaukoma sudut terbuka primer meliputi terapi medikamentosa dan non
medikamentosa.
Terapi

medikamentosa

dapat

dengan

pemberian

obat

tetes

mata.

Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol,
levobunolol atau metipranolol), yang dapat menghambat produksi cairan di dalam mata, dan
dapat menurunkan tekanan bola mata dengan mengeblok reseptor beta adrenergik. Dapat
diberikan Timolol maleate 0,25-0,50%, 1-2x tetes sehari.
Juga diberikan agen miotikum, seperti pilocarpine 2-4%, 3-6x 1 tetes sehari, atau Eserin
-1%, 3-6x 1 tetes sehari untuk memperkecil pupil sehingga dapat meningkatkan pengaliran
cairan dari bilik anterior (outflow).
Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase, misalnya acetazolamide. 250 mg, 4 kali
1 tablet untuk menghambat produksi akuos humor. Asetazolamid oral biasanya diberikan hanya

setelah terapi topikal dan laser trabekulopasti telah dilakukan atau dalam penatalaksanaaan
jangka panjang, pasien tidak dapat dioperasi.
Obat lainnya yang juga diberikan adalah simpatomimetik seperti epinephrine 0,5-2%, 1-2
x 1 tetes sehari, dipivephrine dan carbacol, untuk memperbaiki pengaliran cairan atau
mengurangi pembentukan cairan.
Berikut penjelasan tentang tiap obat yang dipergunakan tersebut:
a.

Pilocarpin HCl
1)

Bentuk dan sediaan: Tetes mata

2)

Nama paten: Cendocarpin

3)

Dosis: 2 % diberikan satu tetes tiap 8-12 jam

4)

Mekanisme kerja: Merupakan golongan agonis kolinergik. Bekrja pada anyaman


trabekular dengan meningkatkan kontraksi muskulus siliaris sehingga pupil
mengalami miosis. Keadaan tersebut menyebabkan iris teratrik ke belakang dan
sudut bilik mata depan terbuka. Sebagai miotik untuk memebesarkan saluran
pengeluaran cairan mata dengan cara perangsangan reseptor kolinergik muskarinik.

5)

Metabolisme: Mula kerjanya cepat, efek puncak terjadi antara 30-60 menit dan
berlangsung selama 8-12 jam. Metabolisme di hepra, diekskresikan melalui urin.

6)

Indikasi: Glaukoma sudut terbuka kronik, glaukoma sudut tertutup akut, hipertensi
okuler

b.

7)

Kontraindikasi: Pasien dengan risiko retinal detachment, radang iris akut, uveitis,

8)

Efek samping: Salivasi, reaksi alergi

Betabloker (timolol maleat)


1)

Bentuk dan sediaan: Tetes mata

2)

Nama paten: betimol

3)

Dosis: 1 tetes dapat diberikan dalam interval 8-12 jam sehari

4)

Mekanisme kerja: Menurunkan tekanan intraokuler dengan mengurangi produksi


humor akuos dengan cara memblok reseptor 2 dalam prosesus siliaris.

5)

Metabolisme: Timolol dan metabolitnya diekskresikan dalam urin. Half life timolol
dalam plasma adalah sekitar 4 jam.

6)

Indikasi: Glaukoma, hipertensi okuler

7)

Kontraindikasi: Asma bronkhial, bradikardi, gagal jantung

8)
c.

Efek samping: Reaksi alergi, pandangan kabur, bradikardi, aritmia

Karbonik anhidrase inhibitor (Asetazolamide)


1)

Bentuk dan sediaan: Tablet, injeksi

2)

Nama paten: Diamox

3)

Dosis: 2 x 250 mg secara oral, 500 mg untuk injeksi

4)

Mekanisme kerja: Menurunkan tekanan intraokuler dengan menghambat produksi


humor akuos. Hal tersebut dilakukan dengan cara menghambat kerja enzim karbonik
and\hidrase di korpus siliaris

5)

Metabolisme: Asetazolamide di ekskresikan melalui ginjal.

6)

Indikasi: Glaukoma

7)

Kontraindikasi: wanita hamil, penyakit ginjal

8)

Efek samping: Dispepsia, polakisuria, batu ginjal, paresthesia

Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak dapat
ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari
bilik anterior. Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan
pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
Terapi simptomatis pada kasus ini yaitu dengan pemberian ranitidin 3x30 mg sebagai
pengeblok reseptor histamin-2 di sel gaster yang dapat mengurangi keluhan mual muntah.

Anda mungkin juga menyukai