Anda di halaman 1dari 6

Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor

PKPBM :: Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat

MALANG
GAMBARAN UMUM
Kondisi Geografi dan Iklim
Kabupaten Malang adalah sebuah kawasan yang terletak pada bagian tengah selatan wilayah Propinsi
Jawa Timur. Berbatasan dengan enam kabupaten dan Samudera Indonesia. Sebelah Utara-Timur,
berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo. Sebelah Timur, berbatasan dengan
Kabupaten Lumajang. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sebelah Barat,
berbatasan dengan Kabupaten Blitar. Sebelah Barat- Utara, berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan
Mojokerto. Letak geografis sedemikian itu menyebabkan Kabupaten Malang memiliki posisi yang
cukup strategis. Hal ini ditandai dengan semakin ramainya jalur transportasi utara maupun selatan yang
melalui Kabupaten Malang dari waktu ke waktu. Posisi koordinat Kabupaten Malang terletak antara
112o17',10,90" Bujur Timur dan 122o57',00,00" Bujur Timur dan antara 7o44',55,11" Lintang Selatan
dan 8o26' ,35,45" Lintang Selatan.
Dengan luas wilayah sekitar 3.238,26 Km2 (sumber; Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Brantas),
Kabupaten Malang terletak pada urutan luas terbesar kedua setelah Kabupaten Banyuwangi dari 38
kabupaten/kota di wilayah Propinsi Jawa Timur. Kondisi topografi Kabupaten Malang merupakan
daerah dataran tinggi yang dikelilingi oleh beberapa gunung dan dataran rendah atau daerah lembah
pada ketinggian 250-500 meter diatas permukaan laut (dpl) yang terletak di bagian tengah wilayah
Kabupaten Malang. Daerah dataran tinggi merupakan daerah perbukitan kapur (Pegunungan Kendeng)
di bagian selatan pada ketinggian 0-650 meter dpl, daerah lereng Tengger-Semeru di bagian timur
membujur dari utara ke selatan pada ketinggian 500-3600 meter dpl dan daerah lereng Kawi-Arjuno di
bagian barat pada ketinggian 500-3.300 meter dpl.
Terdapat sembilan gunung dan satu penggunungan yang menyebar merata di sebelah Utara, Timur,
Selatan dan Barat wilayah Kabupaten Malang. Beberapa gunung telah dikenal secara nasional yaitu
Gunung Semeru (3.676 meter) gunung tertingi di Pulau Jawa, Gunung Bromo (2.329 meter), Gunung
Kawi (2.651 meter), Gunung Kelud (1.731 meter), Gunung Welirang (2.156 meter) dan Gunung Arjuno
(3.339 meter). Kondisi topografi yang demikian mengindikasikan potensi hutan yang besar. Hutan yang
merupakan sumber air yang cukup, yang mengalir sepanjang tahun melalui sungai-sungainya mengairi
lahan pertanian. Dari 18 sungai besar dan bernama di wilayah Kabupaten Malang, diantaranya, terdapat
Sungai Brantas, sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Timur. Hulu Sungai Brantas bagian atas
terdapat di wilayah Kota Batu dan hulu bawah berada di wilayah Kabupaten Malang. Kondisi topografi
pegunungan dan perbukitan menjadikan wilayah Kabupaten Malang sebagai daerah sejuk dan banyak
diminati sebagai tempat tinggal dan tempat peristirahatan. Tinggi pusat pemerintahan kecamatan
(Kantor Camat) dari permukaan laut berkisar antara 240-1.299 meter dpl. Berdasarkan hasil
pemantauan tiga pos pemantauan Stasiun Klimatologi Karangploso-Malang, pada Tahun 2009 suhu
udara rata-rata relatif rendah, berkisar antara 22,1 oC hingga 26,8oC. Kelembaban udara rata-rata
berkisar antara 69,0 persen hingga 87,0 persen dan curah hujan rata-rata berkisar antara 4 mm hingga
727,0 mm. Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada Bulan September, hasil pemantauan Pos

Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor


Karangploso. Sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi terjadi juga pada Bulan Oktober, hasil
pemantauan Pos Lanud A.R Saleh.

Kondisi Administratif
Unit administrasi pemerintahan dibawah kabupaten adalah kecamatan. Setiap kecamatan membawahi
beberapa kelurahan/desa dan setiap kelurahan/desa terbagi habis dalam dusun/dukuh ataupun rukun
warga (RW)/ Rukun Tetangga (RT). Secara rinci wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten Malang
terbagi menjadi 33 wilayah kecamatan yang membawahi 12 kelurahan dan 378 desa, yang terbagi habis
ke dalam 3.133 RW dan 14.054 RT. Keberhasilan pembangunan desa tidak terlepas dari kemampuan
sumberdaya manusia (SDM) yang ada sebagai pelaku maupun sebagai sasaran pembangunan. Salah
satu tolok ukur kemampuan SDM adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan kepala desa/lurah di
Kabupaten Malang. Kepala desa dengan tingkat pendidikan SMP sekitar 24,10 persen, SMU sekitar
52,56 persen, Akademi 1,80 persen, dan Universitas 21,54 persen.

Kondisi Demografi
Dalam perencanaaan dan evaluasi pembangunan sangat dibutuhkan data mengenai kependudukan.
Apalagi, jika dikaitkan dengan dwifungsi penduduk dalam pembangunan, yaitu sebagai fungsi subjek
dan fungsi objek. Fungsi subjek bermakna bahwa penduduk adalah pelaku pembangunan, dan fungsi
objek bermakna bahwa penduduk menjadi target dan sasaran pembangunan yang dilakukan. Kedua
fungsi tadi harus berjalan seiring dan sejalan secara intergral.
Menurut hasil Susenas penduduk Kabupaten Malang tahun 2009 berjumlah 2.425.248 jiwa. Jumlah
terserbut terdiri dari laki-laki 1.217.314 (50,19 persen) jiwa dan perempuan 1.207.934 (49,81 persen)
jiwa. Berdasarkan komposisi umurnya maka penduduk Kabupaten Malang termasuk Penduduk
Intermediate. Komposisi umur anak (0-14 tahun) sekitar 26,12 persen (dibawah 40 persen) dan umur
tua (65+ tahun) sekitar 7,81 persen (dibawah 10 persen). Sedangkan jika dilihat menurut umur median
(umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama) maka penduduk
Kabupaten Malang tergolong tua dengan umur median pada kelompok 30-34 tahun. Sementara umur
median intermediate berada pada kisaran 20-30 tahun dan umur median muda adalah 20 tahun
kebawah. Dengan komposisi umur produktif (15-64 tahun) sekitar 66,07 persen maka sumber daya
manusia Kabupaten Malang cukup potensial dalam mendukung pembangunan daerah.
Dalam publikasi kali ini BPS Kab Malang kembali bisa menampilkan data penduduk yang diambil dari
registrasi. Perlu diinformasikan bahwa ada perbedaan jumlah penduduk hasil Susenas 2009 dengan
data registrasi penduduk karena memang berbeda cara mendapatkannya. Menurut registrasi diantara 33
kecamatan di Kabupaten Malang, Kecamatan Singosari memiliki jumlah penduduk terbesar, yaitu
sebesar 154.354 jiwa dengan komposisi lakilaki 77.555 jiwa dan perempuan 76.799 jiwa. Kecamatan
yang memiliki penduduk terkecil adalah Kecamatan Kasembon dengan jumlah penduduk 31.368 jiwa
dengan komposisi laki-laki 15.760 jiwa dan perempuan 15.608 jiwa.
Kepadatan penduduk Kabupaten Malang pada tahun 2009 mencapai 810 jiwa/km2. Beberapa
kecamatan yang memiliki kepadatan tinggi diatas 2000 jiwa/km2 adalah Kecamatan Kepanjen dan
Pakis. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan 1500-1999 jiwa/km2 adalah Kecamatan Turen,
Sumberpucung dan Pakisaji. Selebihnya memiliki kepadatan dibawah 1500 jiwa/km2. Secara
keseluruhan penyebaran penduduk Kabupaten Malang memiliki ketimpangan rendah dengan nilai
Indeks Gini sekitar 0,1201.

Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor


Salah satu masalah pemerintah, baik pusat maupun daerah adalah ketersedian lapangan kerja bagi
penduduknya. Ketersediaan lapangan kerja kerap tidak mencukupi kebutuhan. Berdasarkan data yang
ada, pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri pada tahun 2009 mencapai 2.008
jiwa menurun sekitar 63,72 persen dibanding tahun 2008. Negara tujuan yang paling banyak diminati
adalah Saudi Arabia yaitu sekitar 834 jiwa (41,53 persen) dan Hongkong yaitu sekitar 680 jiwa (33,86
persen). Jika dicermati pada tabel 3.3.1 maka asal TKI Kabupaten Malang Sebagian besar dari wilayah
Malang Selatan. Kasus TKI yang banyak terjadi pada tahun 2009 adalah sakit yaitu sebanyak 3 kasus,
meninggal sebanyak 3 kasus. Jumlah pencari kerja yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Kabupaten Malang pada tahun 2009 turun dari 4.625 menjadi 4.389 jiwa terdiri atas 2.162
laki-laki dan 2.227 perempuan. Sementara penempatan tenaga kerja meningkat menjadi 2.512 terdiri
atas penempatan Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) 163 jiwa, dan Antar Kerja Antar Negara 2.008
jiwa.

Kondisi Perekonomian
Pertanian
Perekonomian di Kabupaten Malang didukung dari sektor pertanian. Kabupaten Malang, mayoritas
penduduknya bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor andalan dalam
perekonomian Kabupaten Malang. Menurut Dinas Pertanian dan Perkebunan sebagian besar wilayah
Kabupaten Malang merupakan lahan pertanian, yaitu sekitar 15,44 persen (49.522 hektar) merupakan
lahan sawah, 31,11 persen (99.764 hektar) adalah tegal/ladang/kebun, 6,11 persen (19.578 hektar)
adalah areal perkebunan dan 2,56 persen (6.404 hektar) adalah hutan.
Fasilitas jaringan irigasi telah banyak dibangun meliputi bendungan tetap, bangunan air, sumber air,
pintu air dan saluran pembawa air yang diperuntukkan untuk mencukupi kebutuhan pengairan lahan
sawah seluas 43.232 hektar (Dinas Pengairan). Sebagian besar jaringan irigasi merupakan irigasi teknis
yang mengairi sekitar 27.838 hektar (64,39 persen) lahan sawah. Sedangkan irigasi semi teknis sekitar
6.179 hektar (14,29 persen) dan irigasi sederhana sekitar 9.215 hektar (21,31 persen). Menurut catatan
Dinas Pengiran selama tahun 2009 tidak terjadi pengalihan fungsi (mutasi) lahan.
Produksi pangan terutama padi pada tahun 2009 mencapai 416.396 ton, meningkat dibanding tahun
sebelumnya, bahkan dibanding tahun 2007. Produksi jagung dan ubikayu sebagai komoditi
substitusinya juga mengalami kenaikan. Sementara itu, komoditi palawija lainnya seperti ubi jalar dan
kedelai dan kacang tanah mngalami kenaikan pula. Kenaikan produksi padi pada tahun 2009 ternyata
didukung oleh beberapa daerah penyangganya, bahkan diantaranya naik pesat, yaitu Kecamatan
Dampit, Turen,Kepanjen dan Singosari. Sementara itu,daerah penyangga lainnya yang tetap
memberikan andilnya adalah Kecamatan Donomulyo, Pagelaran, Sumberpucung dan Pakis.
Selain komoditi padi dan palawija, komoditi lain yang tercakup dalam tanaman bahan makanan
(tabama) yang cukup potensi adalah komoditi hortikultura. Melihat kondisi alam Kabupaten Malang
yang sejuk, maka wajar bila komiditi hotikultura cukup potensi. Menurut Dinas Pertanian dan
Perkebunan Kabupaten Malang, tercatat 18 komoditi sayuran dan 21 komoditi buah-buahan yang
potensi untuk dikembangkan di Kabupaten Malang. Produksi sayuran pada tahun 2009 umumnya
meningkat, sedangkan produksi buah-buahan berfluktuasi dari tahun ke tahun.
Beberapa komoditi perkebunan rakyat yang tercatat pada Dinas Pertanian dan Perkebunan adalah
cengkeh, kopi, tebu, kelapa, kapuk randu dan tembakau. Komoditi perkebunan rakyat umumnya
terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Malang bagian selatan kecuali tebu, kapuk randu dan tembakau.
Hampir semua komoditi perkebunan rakyat pada tahun 2009 produksinya meningkat kecuali produksi

Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor


cengkeh dan produksi tebu.
Populasi dan produksi ternak (daging, telor dan susu) pada tahun 2009 umumnya meningkat. Ternak
andalan Kabupaten Malang adalah ternak sapi, baik sapi perah maupun sapi potong. Populasi ternak
sapi (perah dan potong) dari tahun ke tahun selalu meningkat. Dari sekitar 55.833 ekor populasi sapi
perah sekitar 21.857 ekor (39,15 persen) berada di Kecamatan Pujon. Sementara penyebaran ternak
sapi potong cukup merata di seluruh wilayah Kabupaten Malang.
Perindustrian
Potensi pertambangan di Kabupaten Malang cukup besar baik dari sisi volume maupun variasi jenis
mineral. Potensi yang cukup besar ini belum dapat digali dan dikembangkan. Hal ini terlihat dari selisih
antara produksi dan potensi yang ada. Sektor industri adalah sektor yang mampu memacu laju
perekonomian suatu daerah, dan akan mampu memberikan nilai tambah dengan cepat, dan pada
akhirnya akan memberikan income daerah melalui PAD-nya. Tidak semua daerah cocok dan kondusif
untuk dijadikan kawasan industri. Banyak faktor yang dibutuhkan untuk menumbuhkembangkan sektor
industri, diantaranya : ketersediaan sumber daya manusia yang handal, sumber daya alam, dan investasi
yang cukup.
Beberapa kawasan di Kabupaten Malang posisinya cukup strategis untuk dijadikan kawasan industri,
dimana ketersediaan tenaga kerja dan sarana angkutan/infrastruktur sangat mendukung. Namun
demikian keberadaannya diharapkan tidak menggangu kelestarian ligkungan Kabupaten Malang, yang
juga merupakan daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur. Sejak tahun 1990 jumlah industri
besar/sedang di Kabupaten Malang terus meningkat yang puncaknya tahun 1996. Tahun 1996 tersebut
jumlah industry besar/sedang mencapai sekitar 197 perusahaan. Namun semenjak krisis ekonomi tahun
1997, jumlah industri besar/sedang terus mengalami penurunan. Tahun 2000 jumlah industri
besar/sedang yang masih survive/bertahan sekitar 153 perusahaan. Penurunan ini utamanya adalah
disebabkan banyaknya industri besar yang tutup karena terpaan badai krisis. Sejak tahun 2001 sektor
industri mulai bangkit, jumlah perusahaan industri besar/sedang naik menjadi 156 perusahaan.
Kecenderungan ini terus berlanjut hingga pada tahun 2006 mencapai 264 perusahaan. Namun pada
2007, kenaikan tersebut tertahan dan mengalami penurunan menjadi 214.
Dari sekitar 211 perusahaan industry pengolahan pada tahun 2008, menurut skalanya tercatat sekitar 44
industri besar dan 167 industri sedang. Sedangkan jika dilihat komposisi subsektornya maka sekitar
40,28 persen (85 unit usaha) merupakan industri makanan dan minuman. Sekitar 18,01 persen (38 unit
usaha) merupakan industri barang-barang dari logam, mesin dan mesin perlengkapan. Sedangkan
sisanyam adalah industri lainnya. Perusahaan industri besar dan sedang mampu menyerap tenaga kerja
sekitar 38.667 orang dengan rincian sekitar 84,31 persen (32.601 orang) tenaga produksi dan 15,69
persen (6.066 orang) tenaga lainnya. Sedangkan jika dilihat komposisi penyerapan tenaga kerja
menurut subsektornya maka sekitar 30,67 persen diserap oleh Subsektor industri pengolahan makanan,
minuman dan tembakau, 10,98 persen oleh industri kimia dan barangbarang dari bahan kimia, minyak
bumi, batu bara, karet dan barang-barang dari plastic dan sisanya oleh subsektor lainnya.
Perdagangan
Sektor perdagangan adalah sector tersier yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi sektor
andalan suatu daerah. Sektor ini akan selalu menjadi wadah aktifitas rutin penduduk untuk penyediaan
kebutuhan pangan ,sandang dan papan. Tersedianya bahan kebutuhan yang cukup, harga terjangkau dan
relatif stabil adalah dambaan setiap penduduk. Harga sembako bersumber dari Dinas Koperasi dan
Indag Kabupaten Malang. Dari tahun ke tahun umumnya harga eceran komoditi yang tergabung
kedalam Sembilan bahan pokok (sembako) mengalami peningkatan. Beberapa komoditi pangan yang

Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor


harganya naik tajam (>20 persen) adalah minyak tanah, wortel, kentang, dan daging ayam. Sedangkan
harga beras naik sekitar 3,64 persen, gula pasir 18,31 persen dan tepung terigu 14,29 persen. Komoditi
sandang diwakili tekstil kembang dan batik. Harga tekstil kembang naik 13,04 persen, sementara harga
batik sekitar 14,50 persen. Komoditi papan diwakili semen dan seng gelombang. Harga semen naik
sekitar 3,53 persen sedang seng gelombang relatif stabil.
Persediaan bahan pangan utama yang ada di gudang Bulog, menurut laporan Bulog Sub Divre VII
Malang masih baik, yaitu mencapai 75.907 ton beras. Pengisian lumbung tersebut terjadi selama
sebelas bulan yaitu selama periode bulan Pebruari s/d Desember 2009. Pengisian lumbung sedemikian
itu ternyata sebagian besar dipasok melalui pengadaan Non-KUD.
Ekspor Kabupaten Malang Pada Tahun 2009 mengalami kenaikan volume, dan nilainya. Nilai ekspor
tahun 2009 mencapai US$ 271.909.691,89 atau naik sekitar 2,18 persen dibanding tahun lalu. Jika
dilihat berdasarkan negara tujuan ekspor maka empat negara tujuan ekspor terbesar adalah Amerika,
Jepang, Malaysia, Inggris Raya dan Australia. Sementara Amerika, yang pada tahun lalu menempati
urutan pertama, pada periode ini tetap sebagai negara tujuan ekspor terbesar. Komoditi ekspor terbesar
dari Kabupaten Malang adalah kantong plastik, kopi dan udang, disusul kabinet audio/TV pada urutan
keempat. Nilai Impor pada tahun 2009, mengalami penurunan sekitar 13,50 persen dibanding tahun
lalu. Hal ini disebabkan adanya penurunan negara asal , jenis dan variasi komoditi impor. Sejalan
dengan penurunan impor, jumlah perusahaan importir di Kabupaten Malang mengalami penurunan
Pendapatan Regional
Pertumbuhan ekonomi adalah ukuran dinamis yang digunakan untuk melihat perubahan tingkat
ekonomi antar periode. Hal ini ditunjukkan bahwa geliat perekonomian Kabupaten Malang pada tahun
2007 mampu tumbuh 6,09 persen, dan pada tahun 2008 menurun menjadi 5,76 persen. Pada tahun 2009
laju pertumbuhannya melemah kembali yaitu menjadi 5,16 persen. Sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya, tiga sektor dominan sebagai pemicu roda perekonomian di Kabupaten Malang (dengan
kontribusi terhadap total PDRB masing-masing sebesar 28,77 persen, 20,28 persen dan 23,72 persen
pada tahun 2009, adalah sektor pertanian, sektor biasanya digunakan untuk melihat tingkat
kemakmuran suatu daerah.
Pada tahun 2009 PDRB ADHB meningkatan sebesar 10,80 persen dari tahun 2008. Dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun sebesar 2,425,311 jiwa sebagai faktor pembagi nilai PDRB diatas, maka
dapat diketahui besarnya PDRB per kapita yaitu sebesar 10,399.851 rupiah. Jika dibanding dengan
PDRB ADHB per kapita tahun 2008 yang sebesar 9,430.802 rupiah maka terjadi kenaikan sebesar
10,28 persen.
Sedangkan apabila kita lihat PDRB ADHK, maka pada tahun 2009 PDRB ADHK mengalami kenaikan
5,16 persen. Kenaikan sebesar itu jauh lebih tinggi disbanding kenaikan penduduk pertengahan
tahunnya yang sebesar 0,48 persen yaitu dari 2.413.779 jiwa pada tahun 2008 menjadi 2.413.779 jiwa
pada tahun 2009. Dengan kata lain tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang lebih tinggi
disbanding tingkat pertumbuhan penduduknya. Hal ini berindikasi bahwa tingkat kemakmuran
penduduk Kabupaten Malang semakin meningkat.

Kondisi Infrastruktur
Seiring dengan semakin meningkatkan pembangunan jalan yang terbagi atas jalan nasional jalan
propinsi dan kotamadya harus selalu ditingkatkan, baik panjang maupun kualitasnya, agar
pembangunan regional/nasional dapat berjalan lancar. Panjang jalan yang ada di Kabupaten Malang

Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor


mencapai 1.903,19 Km, terbagi atas jalan negara sepanjang 115,63 Km, jalan propinsi sepanjang
118,80 km dan jalan Kabupaten 1.668,76 km. Jika diamati menurut jenis permukaan, jalan aspal
merupakan proporsi terbesar dibanding dengan jalan non aspal yaitu dengan komposisi sebesar 93,58
persen dari total panjang jalan. Berikutnya berupa kerikil sebesar 6,29 persen.
Sejalan hal tersebut pemerintah juga terus meningkatkan sarana dan prasarana fisik beserta tenaga guru
hingga pelosok desa. Gambaran nyata tentang jumlah sekolah, guru dan murid negeri dan swasta pada
setiap jenjang pendidikan di Kabupaten Malang. Pada tahun 2009 terdapat penambahan jumlah
Sekolah Taman Kanakkanak (TK), yang diimbangi dengan penambahan jumlah guru. Hal ini
menunjukkan keseriusan di bidang pendidikan pra sekolah. Diharapkan dengan adanya penambahan
jumlah sekolah dan guru maka kebutuhan akan pendidikan pra sekolah yang layak akan terpenuhi.
Sejalan dengan perkembangan TK, Sekolah Dasar (SD), pada tahun 2009 jumlah SD juga meningkat.
Akan tetapi tidak demikian halnya dengan guru dan murid. Jumlah guru dan murid malah mengalami
penurunan. Wajib belajar sembilan tahun sudah meluas di masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari data
tahun 2009 bahwa jumlah Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP), guru dan murid mengalami
kenaikan yang cukup signifikan dibanding data tahun 2008. Demikian juga untuk Sekolah Menengah
Atas Umum (SMU) dan Kejuruan (SMK) menunjukkan gejala yang sama dengan perkembangan SMP.

Anda mungkin juga menyukai