Optimasi Teknologi Penanganan Panen Pasca Panen Padi Jagung Dan Kedelai Secara Mekanis Di Pasang Surut
Optimasi Teknologi Penanganan Panen Pasca Panen Padi Jagung Dan Kedelai Secara Mekanis Di Pasang Surut
Dengan demikian pada pengeringan jagung pipil tidak perlu dilakukan pembalikan.
Pengeringan jagung tongkol 1849 kg dengan kadar air awal 26,4% menjadi 19,0 % memerlukan waktu 6
jam. Proses pengeringannya sendiri berlangsung dengan suhu rata-rata 47,8C. Kadar air rata-rata akhir
pengeringan jagung tongkol 19,0 % didapat dengan kadar air lapisan bawah 17,9 %; tengah 18,7 %; dan atas
20,5 %.
Pengeringaan jagung pipil sebanyak 1331 kg dengan kadar air rata-rata 19,0 % menjadi 14.3 % memerlukan
waktu 3 jam. Proses pengeringannya berlangsung pada suhu rata-rata 47,OC. Dengan beroperasi pada
kapasitas tidak penuh, yaitu 1331 kg jagung pipil (45 % dari kapasitas maksimum), biaya operasi cukup
tinggi yaitu Rp. 57,00/kg, jagung pipil kering atau Rp.38,32/kg jagung tongkol basah.
Sebagai pembanding, pengeringan dengan kapasitas 3500 kg jagung pipil. biayanya Rp. 15,00/kg jagung
pipil. Kadar air jagung sekitar 19,5 % mengandung resiko tinggi untuk disimpan, sebaliknya jagung dengan
kadar air 15 - 16% masih aman setelah 2 bulan disimpan. Dari mutu awal 94,19 %, jagung berkadar air 1516% setelah disimpan selam 2 bulan, mutu menurun menjadi 89 - 71 %, sebaliknya yang berkadar air 19,5
% menurun menjadi 20,50 %.
Box dryer dengan bahan bakar minyak tanah dan menggunakan sistem pemanasan langsung (direct heating)
dapat digunakan untuk mengeringkan kedelai bentuk brangkasan, tanpa mengganggu aroma produk
keringnya. Kedelai brangkasan 1000 kg dengan kadar air awal 26,6 % dikeringkan menjadi 16 %
memerlukan waktu 11 jam, dengan pembalikan sekali yaitu setelah proses pengeringan berlangsung selama
5 jam. Box dryer yang dirancang dengan kapasitas maksimum 3000 kg gabah basah, dapat digunakan untuk
pengeringan kedelai brangkasan dengan kapasitas maksimum sekitar 1200 kg basah, atau sekitar 40 % dari
berat gabah basah.
Power threser buatan "Aceh" atau power threser "TH-6" dapat digunakan untuk perontokan kedelai,
sedangkan power threser lain, seperti power threser buatan Telang dan power threser tipe kecil tidak dapat
digunakan untuk merontok kedelai. Proses pembalikan yang dilakukan, mempunyai dampak terhadap
penyeragaman kadar air kedelai antar lapisan ( bawah. tengah, dan atas) pada akhir pengeringan, walaupun
pekerjaan ini dapat menyita waktu dan tenaga. Namun demikian pembalikan harus dilakukan dalam
pengeringan kedelai brangkasan karena sukar untuk mendapatkan tumpukan brangkasan yang homogen.