Anda di halaman 1dari 3

1.

Trust Vs Mistrust (0 - 1 years)


Perkembangan rasa percaya atau kepercayaan dalam bentuk kejujuran dan keadilan merupakan
tantangan psikologi yang dihadapi semua orang. Seorang bayi yang diperhatikan dengan baik
oleh orang tuanya atau dengan orang dewasa lainnya dapat menimbulkan rasa percaya,
sebaliknya seorang bayi yang dibiarkan menangis dan tidak diperhatikan dapat menimbulkan
rasa tidak percaya, kecurigaan, atau kekhawatiran terhadap orang lain. 2.
Mandiri Vs malumalu/ragu-ragu (1-3 tahun) Pada tahap ini anak sudah melakukan sesuatu sesuai dengan
kemampuannya. Mereka belajar
makan, berpakaian sendiri dan belajar ke toilet. Dan bahkan mulai belajar bicara. Dalam ilmu
kognitif telah disebutkan bahwa anak-anak tiidak ingin tergantung pada oranglain secara
keseluruhan. Peranan orang tua dalam untuk mendorong anak-anak yang mencoba memakai
sepatu sendiri, menentramkan hatinya untuk untuk memperlihatkan kepercayaan bahwa ia
mampu untuk melakukannnya. Sebaliknya orang tua yang suka membatasi dan menghukum
kesalahan kecil seperti menumpahkan makanan ketika makan, dapat menyebabkan anak-anak
ragu akan kemampuannya ,akan merasa malu terhadap bentuk tubuhnya . Erikson percaya
bahwa sifat beragam yang dimiliki oleh anak pada tahap ini bersifat kekal
3.
Inisiatif Vs bersalah.(umur 3-6 tahun)
Setelah mengembangkan rasa mandiri, anak-anak selanjutnya ingin mengembangkan dan
merespon rasa ingin tahunya, misalnya seorang anak ingin membantu ibunya membuat roti dan
merasa bahwa keinginannya itu dihargai oleh ibunya, maka situasi ini dapat membantu anak
untuk mengembangkan inisiatifnya. Sebaliknya orang tua yang menghukum inisiatif anaknya
mengakibatkan anak merasa tertekan akan kegiatan yang dilakukannya.. Gangguan terhadap
inisiatif pribadi dapat menyebabkan timbulnya masalah dilingkungan sekolah. 4.
Percaya diri
Vs rendah diri (umur 6 - 12 tahun) Para pelajar menghabiskan banyak waktu dan tenaga di sekolah
karena itu pengaruh guru dan
teman-temanya pada tahap perkembangan ini sangat penting. Jika tantangan ini sangat sulit dan
menyebabkan kegagalan belajar dapat merasa rendah diri Pada studi perkembangan longitudinal,
Vaillant dan Vaillant (1981) mengemukakan bahwa
inteligensi, latar belakang keluarga dan kesehatan merupakan faktor yang sangat penting
terhadap penyesuaian diri seorang dikemudian hari disamping juga faktor ekonomi dan
hubungan sesama manusia. Pelajar yang mempunyai rasa percaya diri yang kuat, dapat
melibatkan diri dan tidak takut untuk
mengambil inisiatif dan mampu mengatasi segala ketidakpastian.

Para peneliti telah mengemukakan bahwa para pemuda cenderung untuk berada pada salah
satu
dari empat posisi sebagai berikut:
No 1
Posisi Uraian Penyebaran Identitas (Identity Diffusion)
Terjadi ketika individu gagal memutuskan
pilihan yang tepat. Kebingungan itu biasa. Pilihan itu mungkin sulit atau individu belum siap
menentukan pilihan 2
Penutupan Identitas (Identity Foreselosure) Terjadi ketika
individu mengikuti lebih
cepat seperti orang lain 3
Penundaan identitas (Identity Moratorium) Terjadi ketika
menunda atau berhenti untuk
memutuskan sesuatu. Keputusan untuk masa yang akan datang ditunda 4
Prestasi
Identitas (Identity Achievement)
Terjadi setelah individu menaglami proses
periode krisis atau pengambilan keputusan. Prestasi identitas menunjukkna suatu
keputusan
terhadap suatu tujuan yag ingin dicapai. Waterman (1985) mengemukakan bahwa prestasi
identitas lebih sering muncul pada pelajar di
SLTA atau perguruan tinggi daripada SLTP, sebab mereka di SLTA atau PT mempunyai
banyak waktu untuk memikirkan apa yang mereka ingin kerjakan dalam hidupnya. 5.
Mengenal Vs Bingung (Umur 12-18 tahun) Selama remaja SMP dan SMU perkembangan
fisik besar, intelektual, dan perubahan emosional.
Beberapa dorongan dan koordinasi mereka tidak mengikuti tubuh mereka . besarnya fisik
masa
remaja adalah melebihi masa pertumbuhan. 6.
Intimasi/keakraban Vs
Isolasi/pemisahan (masa dewasa Muda) Dalam tahap ke enam teori Erikson ini seseorang
dengan rasa identitas yang kokoh
dipersiapkan untuk bergaul akrab, atau memberanikan diri untuk bergaul dengan orang lain
tanpa
mengharapkan imbalan dari orang lain. Bedanya orang yang gagal memecahkan masalah
krisis
masih merasakan isolasi atau keterasingan secara emosional, sehingga tidak mampu
menerima
dan memberikan kasih sayang secara bebas.
7.
Generatifitas Vs Stagnasi (Masa Dewasa Menengah)
Kunci karakteristik generalitas adalah efektifitas produktivitas dan adanya komitmen untuk
membimbing generasi selanjutnya (Erikson). Generasi orang dewasa sudah memperhatikan
kehidupan sosial, lingkungan, keamanan dan kebebasan dunia obat terlarang. Pengajar yang

memperhatikan pelajar dengan tipe-tipe belajarnya meraka dapat


memecahkan krisis pada tahap
ini. 8.
Integritas Vs keputusan (Masa Tua) Erikson menjelaskan bahwa
orang yang menerima keadaan dirinya sendiri., menyimpulkan
bahwa mereka hanya mempunyai satu hidup untuk hidup, menjalaninya
sebaik mungkin dan
mempunyai sedikit keluhan, dianggap sebagai orang yang integritas. Mereka
menerima tanggung
jawab hidupnya dan menghadapi atau menerima akhir kehidupan .
sebaliknya orang yang selalu
menyesali atau mencemaskan sesuatu merupakan sifat putus asa.
Penerapan Teori Erikson dalam ruang Kelas
1.
dasar 2. 3. 4. 5.
Membantu pelajar dalam mencapai keberhasilan yang lebih tinggi
khususnya di Sekolah
Jadilah penagajar yang toleran dan jujur terhadap kesalahan pelajar pada
semua tingkat. Tanamkan rasa aman disaat memberikan materi di kelas
Ingatlah kebutuhan emosional remaja Jadilah contoh bagi pelajar yang baik
secara professional maupun secara praktisi.

Anda mungkin juga menyukai