Anda di halaman 1dari 6

MUTASI

Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom
sehingga menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat
persilangan atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar. Mutasi
kecil hanya menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa perubahan
fenotif yang jelas, jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar menimbulkan perubahan besar
pada fenotif, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat. Mutasi terjadi karena perubahan
lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan
selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun buatan. Agar suatu
species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap
timbulnya suatu perubahan. Kejadian mutasi sangat jarang terlihat, hal ini disebabkan :
mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena
jumlah gen yang terdapat dalam satu individu banyak sekali
gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi tidak dapat diamati sebab
individu segera mati sebelum dewasa
gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan
hetreozigot tidak akan terlihat

A.

Jenis Mutasi

Pada umunya, gen-gen sebagai kesatuan kimia bersifat mantap walaupun mengalami
peristiwa pewarisan sel selama ratusan kali dari generasi sel ke sel berikutnya. Namun
demikian pengaruh alama dalam jangka waktu yang amat panjang dan spontan dapat saja
menyebabkan berubahnya sifat individu pembawanya dan diturunkan kepada generasi
berikutnya, yang lazim dikatan dengan mutasi. Individu yang bermutasi disebut mutan, dan
zat yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Berdasarkan bagian yang
bermutasi, mutasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.
Mutasi somatik
Mutasi somatik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- terjadi pada sel tubuh atau sel soma
- sifatnya tidak diturunkan pada keturunannya
- hanya berpengaruh pada individu yang mengalaminya
2. Mutasi germinal
Mutasi germinal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- terjadi pada sel induk kelamin atau sel kelamin
- apabila terjadi pada sel induk kelamin akan bersifat diturunkan dari generasi ke
generasi
- apabila terjadi pada sel kelamin akan bersifat diturunkan dari generasi ke generasi jika
terjadi fertilisasi, dan jika tidak terjadi akan hilang pengaruhnya.
3. Mutasi gen (poin mutation atau mutasi kecil)
Mutasi gen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- berskala kecil dan terjadi pada satu gen atau bagian dari gen
ada yang pengaruhnya tidak begitu nyata, biasanya berupa perubahan kimia
(misalnya perubahan kecil pada pigmen), disebut mutasi tampak
- ada yang pengaruhnya mengakibatkan kematian dini pada individu, disebut mutasi
letal
- dapat berlangsung secara spontan pada semua sel penyusun tubuh individu.
Mutasi gen adalah perbahan yang terjadi pada susunan molekul DNA atau gen. Mutasi
gen terjadi pada susunan kimianya (DNA). Bila struktur kimia gen berubah maka
fungsinya pun akan berubah pula. Gen yang mengalami mutasi terdapat pada sel-sel
tubuh (sel somatis) maka perubahan diturunkan ke sel anakan melalui pembelahan
mitosis. Bila gen yang mengalami mutasi terdapat pada sel kelamin (gamet) maka
perubahan akan diwariskan pada keturunannya.
Peristiwa mutasi merupakan proses acak (random), dan sukar diamati karena ;
- jarang terjadi pada proses biasa dari replikasi DNA
- tidak ada cara untuk mengetahui manakah gen yang akan mengalami mutasi dalam
suatu sel atau suatu generasi

munculnya bebas apakah ia mampu atau tidak beradaptasi terhadap lingkungan hidup
organisme bersangkutan.
Organisme yang mampu beradaptasi sangat penting untuk proses terjadinya evolusi
Mutasi kromosom (gross mutation atau mutasi besar)
Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan susunan kromosom,
yang disebut juga dengan mutasi aberasi. Mutasi ini dapat ditemui pada peristiwa gagal
berpisah pada saat peristiwa pindah silang (crossing over), apabila kromosom hilang atau
bertambah sehingga terjadi perubahan jumlah kromosom.
Mutasi kromosom dapat dibedakan menjadi :
a. Perubahan set (aneuploidi)
Perubahan set kromosom adalah perubahan pada jumlah N-nya. Keadaan heteroploidi
banyak ditemui pada hewan invertebrata dan tanaman perdu, pohon, jeruk, apel, bit
gula.
Menurut kejadiannya aneuploidi dapat dibedakan menjadi :
- Autopoliploidi adalah genom (n) mengganda sendiri. Hal ini dapat terjadi karena
gangguan meiosis.
- Allopoliploidi adalah terjadi pada hibrid antara species yang set kromosomnya
berbeda.
Macam-macam aneuploidi, yaitu :
- monoploid (n)
- tetrraploid (4n)
- triploid (3n)
- poliploid (4n ke atas)
Aneuploid pada manusia : dapat terjadi pada peristiwa :
- Digini adalah dua inti sel telur yang tetap terlindung satu plasma dan selanjutnya
dibuahi satu sperma, yang sering terjadi kaerana kegagalan sel kutub (polosit)
memeisah.
Diandri adalah satu sel telur yang dibuahi satu sperma, yang sering pada
terlambatnya pembuahan.
Seseorang yang mengalami aneuploidi umumnya berumur pendek, di samping itu
pada sel-sel soma yang mengalami kanker juga dapat terjadi peristiwa aneuploidi.
Perbahan set kromosom dapat diusahakan dengan cara menghambat pemisahan,
antara lain melalui :
induksi kolkisin, karena kolkisin dapat menghalangi pembentukan gelendong
pembelahan dan merintangi terjadinya anafase, sehingga kromatid yang terbentuk
tidak berpisah ke kutub yang berseberangan
- pada ujung jagung, dapat dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi
- pada tomat, dapat dilakukan dengan dekapitasi, yaitu dengan memotong tunas.
Dati bekas potongan tunas akan tumbuh tunas yang mengandung polulasi sel 4n,
dan selnjutnya dsapat dibiakan secara generatif.
b. Peruabahan penggandaan (aneusomi)
Umumnya sel soma memiliki 2n kromosom, namun tidak sedikit organisme yang
mempunyai susunan kromosom yang mempunyai susunan kromoaom yang
pengadaannya tidak benar sehingga jumlah kromosomnya menjdi lebih untuk kurang
dari normal.
Contoh :
- nulisomik
2n 2
- monosomik
2n 1
- trisomik
2n + 1
- tetrasomik
2n + 2
Aneusomik dapat terjadi karene beberapa hal, yaitu :
- anafase lag
:
tidak melekatnya kromatid pada gelendong waktu
anafase meiosis
- nondisjunction :
gagal berpisahnya kromosom homolog paa waktu anafase
dari meiosis I
Makhluk aneusomik dapat hidup sehat sampai dewasa, asal kromosom yang kurang
atau lebih tidak begitu besar dan tidak dapat mengandung gen yang berperan vital,
atau fungsi gen tersebut dapat digantikan oleh gen yang lain pada kromosom lain.
Manusia aneusomik dapat ditemukan pada :
- Sindrom turner adalah manusia yang menalami pengurangan kromosom Y-nya
sehingga mempunyai kariotipe 22AA + XO (2n 1). Orang ini berkelamin wanita
tetapi ovariumnya tidak tumbuh. Hal ini disebut ovariculardysgensis.
- Sindrom klinefelter adalah trisomik pada genosom, dan mempunyai kariotipe 22AA
+ XXY (2n + 1).
-

4.

Orang yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri testis tidak tumbuh,
aspermania, mandul, dan payudara tumbuh walaupun jenis kelamin pria.
kelaminini dikenal dengan istilah testicular dysgensis.
- Sindrom patau adalah trisomik autosom pada kromosom nomor 13, 14 dan 15,
dan mempunyai kariotipe 45A + XX atau 45A + XY (2n + 1). Orang yang
mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri kepala kecil, mata kecil, telinga
posisinya rendah dan biasanya tuli, jantung mengalmi kelainan dan mempunyia
kemampuan rendah. Kelainan yang berupa jumlah set kromosom yang melebihi
normal pada umumnya menyebabkan gigantisme (pertumbuhan yang cepat).
Sindrom down adalah trisomik autosom pada kromosom nomor 21, dan
mempunyai kariotipe 45A + XX atau 45A + XY (2n + 1), yang disebut juga
mongolisme. Orang yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri mata sipit,
kaki pendek, gerak lamban.
- Sindrom edwards adalah trisomik autosom pada kromosom nomor 16, 17 dan 18.
individu yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri tengkorak lonjong, dada
pendek danlebar, dan telinga rendah.
c. Kerusakan kromosom (aberasi)
Kerusakan kromosom terjadi karena perubahan jumlah atau susunan gen-gen di
dalam kromosm yang disebabkan karena sebagian benangnya lepas, berpilin,
melekat kembali dengan letak terbalik dan lain sebagainya.
Kerusakan kromosom ini dapat dibedakan atas 4 macam, yaitu :
- Inversi adalah perubahan urutan letak gen dalam suatu kromosom. Inversi ini pun
dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan letak sentromer pada saat terjadinya
inversi, yaitu inversi perisentrik dan inversi parasentrik.
- Delesi adalah kromosom homolog yang hilang sebagian gennya.
- Duplikasi adalah kromosom homolog yang mendapatkan penambahan sebagian
gen dari kromosom pasangannya.
- Traslokasi adalah pertukaran gen dari suatu kromosom ke kromosom lain yang
bukan homolognya.
- Katenasi adalah kromosom homolog yang ujungnya saling berdekatan, sehingga
membentuk lingkaran.
Gambar. Inversi

Gambar. delesi dan duplikasi

Kerusakan kromosom yang lain dapat terjadi karena beberapa peristiwa seperti :
- fusion dan fision
- pindah silang
Gambar. Translokasi

B.

Gambar. Katenasi

Penyebab Mutasi (mutagen)

Zat atau sesuatu yang menyebabkan mutasi disebut dengan mutagen. Macammacam penyebab mutasi dapat di bedakan sebagai berikut :
1.
Mutasi alami (mutasi spontan)
Mutasi spontan adalah perubahan yang terjadi secara alamiah atau dengan sendirinya.
Diduga faktor penyebabnya adalah panas, radiasi sinar kosmis, batuan radioaktif, sinar
ultraviolet matahari, radiasi dan ionisasi internal mikroorganisme serta kesalahan DNA
dalam metabolisme.
2. Mutasi buatan
Mutasi buatan adalah adalah mutasi yang disebabkan oleh usaha manusia, antara lain
dengan :
- pemakaian bahan radioaktif untuk diagnosis, terapi, deteksi suatu penyakit, sterilisasi
dan pengawetan makanan.
- Penggunaan senjata nuklir
- Penggunaan roket, televisi
- Pemakaian bahan kimia, fisika, dan biologi
Mutasi pada manusia sebenarnya tidak bis dicegah, sebab kita tahu bahwa alam juga
menyebabkan mutasi, misalnya disebabkan oleh sinar kosmis, sinar radioaktif dan
perbuatan manusia sendiri. Pada umumnya mutasi pada manusia adalah merugikan,
maka sebaliknya dicegah. Mencegah supaya tidak banyak terjadi mutasi, di antaranya

harus waspada terhadap bahaya radiasi seprti di atas. Perintis mutasi buatan dengan
sinar X adalah Herman J. Muller, dengan adanya prinsip yang mula-mula diketahui yaitu
mutasi berarti perubahan gen dalam kromosom. Jadi kalau bisa mengadakan perubahan
gen tanpa mematikan individunya , maka akan bisa membuat penyebab mutasi dan ia
berfikir kalau dapat mengubah gen dengan sinar X, maka akan di dapat mutan baru.
Dengan melakukan percobaan memakai lalat buah, ternyata memperoleh petunjuk
bahwa gagasan itu benar. Sehingga ia yakin bahwa mutasi dapat di adakan secara
sengaja.
Contoh dengan penyinaran radioaktif :
- tanaman cabai dalam keadaan berbunga diberi penyinaran radioaktif pada putiknya,
hasilnya menyebabkan buah cabai besar ( 3x asal ). Bila biji ditanam ulang hasilnya
sebesar asal buah.
- Pada padi dihasilkan atomita I dan II
- Pada jagung diperoleh jenis jagung hibrida
- Pada kedelai diperoleh kedelai muria
Contoh dengan bahan kimia :
- kolkisin dilakukan pada tomat, semangka menghasilkan buah tanpa biji
- acenaphena dan asetat indol 3 dilakuka pada apel, gandum dan tanaman hias
- dengan asam nitrat, digitonin, gas metan
a. Mutasi Fisika
Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan fisika, antara lain :
- sinar kosmis, sinar ultraviolet, unsur radioaktif seperti thorium, uranium, radium
dan isotop K.
- alat nuklir dapat mlepaskan energi yang besar yang dapat menimbulkan radiasi
pengionisasi.
- Radiasi sinar X, , ,
- Neutron
- Suhu tinggi
b. Mutasi Kimia
Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan kimia, antara lain :
- pestisida, seperti DDT, BHC
- agen alkilase, seperti mustard, dimetil, dimetilsulfat, eter mulan sulfat, dapat
memberikan gugus alkil yang bereaksi dengan gugus fosfat dari DNA yang dapat
mengganggu replikasi DNA.
Hidroksil Amino (NH2OH) merupakan mutagen pada bakteriofage yang dapat
menyerang sitosina DNA dan urasil pada RNA.
- Eosin, eritrin dan fluoresen
- Peroksida organik
- Fe dan Mg
- Formaldehide
- Asam nitrit, natrium nitrit
- Antibiotik
- H2O2
- Glikidol
c. Mutasi Biologi
Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan biologi atau makhluk hidup terutama
mikroorganisme, yaitu : virus, bacteri dan penyisipan DNA.
Virus dan bakteri diduga dapat menyebebkan terjadinya mutasi. Tidak kurang dari
20 macam virus dapat menimbulkan kerusakan kromosom. Bagian dari virus yang
mampu mengadakan mutasi adalah asam nukleatnya yaitu DNA.
C.

Dampak Mutasi
Akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya mutasi bermacam-macam. Jika mutasi
terjadi pada sel soma (sel vegetatif) dapat menimbulkan terjadinya kanker. Sedang jika terjadi
pada sel generatif dapat menimbulkan mutasi. Bila mutasi terjadi pada sel soma dari janin
maka dapat menyebabbkan teratogen (cacat sejak lahir), dan beberapa mutasi dapat
menyebabkan letal (kematian). Mutasi yang menyebabkan kematian adalah merupakan
usaha untuk menjaga keseimbangan genetika dalam suatu populasi. Bila mutasi berjalan
terus menerus dari generasi ke generasi maka pada suatu saat akan muncul turunan baru
yang sifatnya berbeda dengan moyangnya, sehingga terjadilah peristiwa evolusi.
Pengaruh negatif mutasi buatan :

D.

poliploid umumnya gagal mengahasilkan keturunan secara generatif


menguntungkan bila diperbanyak secara vegetatif

Manfaat Pengetahuan Mutasi


Para ilmuwan biologi mengetahui bahwa sinar X dapat menimbulkan ionisasi pada selsel pembentuk jaringan tubuh. Ionisasi terjadi bila elektron terlepas dari suatu atom dan
menggabung ke atom lainnya. Molekul DNA yang banyak mengandung atom-atom yang
terionisasi dapat menjadikan gen labil dan akhirnya berubah. Gen yang berubah susunan
kimianya, fungsinya berubah pula. Bila gen ini sel-sel gamet, manifestasi perubahan ini dapat
diamati pada generasi berikutnya. Dengan dasar pengetahuan ini, para ilmuwan menggunakan
sinar X atau sinar-sinar lain yang berenergi tinggi sebagai mutagen buatan. Dari eksperimen
yang telah banyak dilakukan, diperoleh data bahwa mutasi pada sel-sel generatif kebanyakan
bersifat letal, yaitu membawa kernatian pada keturunannya sebelum atau beberapa waktu
setelah kelahiran. Karena itu, pembuatan mutan dengan cara ini, misalnya biji-biji yang akan
diunggulkan perlu dilakukan pada jumlah yang amat besar dan intensitas radiasi yang optimal.
Masalahnya adalah bagaimana cara pengaturan intensitas ini. Hal ini memerlukan riset
berulang kali dan berjangka panjang untuk menemukan mutan yang dikehendaki.
Sinar X dapat juga membuat mutasi kromosom menjadi dua bagian atau lebih.
Bagian-bagian ini dapat hancur dan lenyap atau menggabung pada kromosom lain, terjadilah
aberasi kromosom. Dengan ini dapatlah terjadi mutasi kromosom. Jika hal itu terjadi pada sel
generatif dan individunya tidak mati, maka individu tersebut dapat mewariskan sifat-sifat
barunya ke keturunannya. Radiasi sebagai akibat peledakan-peledakan bom A dan bom H baik
dalam peperangan atau percobaan, radiasi bocoran reaktor atom, kendaraan bertenaga nuklir
dan sampah radioaktif, juga merupakan penyebab mutasi yang kebanyakan orang tidak
menyadari karena efeknya tidak segera tampak atau terasa. Lagi pula, pada umumnya gengen mutan barulah bersifat letal bila dalam keadaan homozigot resesif, yang heterozigot tetap
hidup dan bertindak sebagai pembawa sifat dan penurun warisan yang telah
berubah/bermutasi.
Aplikasi mutasi buatan dalam memperoleh bibit tanaman yang diharapkan. Mutan
yang sudah dapat dibuat menjadi tanaman yang poliploid artinya berkromosom banyak. Cara
mendapatkan poliploid dengan menggunakan kolkisin. Pengaruh positif mutasi buatan
diantaranya tanaman poliploid biasanya mempunyai ukuran yang lebih besar. Tindakan
pembibitan dari mutasi buatan harus diulang-ulang supaya di dapatkan sampai menjadi
galur murni, yaitu jenisnya sudah mantap. Apabila tidak diulang-ulang kemungkinan jenis itu
mengadakan perkawinan dengan jenis asal sebelum mutasi, maka akan ada kecenerungan
untuk menurunkan keturunan seperti semula. Seperti telah kita ketahui bahwa mutasi juga
ada yang menguntungkan bila dipandang darti hidupnya suatu organisasi atau individu. Hal ini
sebenarnya merupakan bahan baku bagi terselenggaranya evolusi dari sgala organisme.
Sebagai contoh adanya mutan (individu yang bermutasi) keturunan ini mengadakan mutasimutasi lagi dan keturunan ini mampu mempertahankan hidup sampai beberapa generasi
kemudian. Maka mungkin dapat bergenotif maupun fenotifnya jauh berbeda dengan nenek
moyangnya, sehingga akan terjadi individu baru yang mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (evolusi dari sini perlu diingat bahwa mutasi itu tidak selalu menjadi species
baru).

INDUKSI MUTASI ANGGREK Oncidium panamensis DENGAN


PEMBERIAN COLCHICINE SECARA In Vitro
Galuh Setiorini

Abstract
Peningkatan keragaman karakteristik tanaman anggrek dapat dilakukan dengan cara
pemberian colchicine (secara mutasi buatan). Tingkat keberhasilan mutasi ini sangat
dipengaruhi oleh tingkat ketahanan dan kepekaan tanaman terhadap pemberian
colchicine, karena tiap jenis tanaman anggrek mempunyai
tingkat ketahanan atau kepekaan yang berbeda-beda terhadap perlakuan colchicine yang
diberikan. Selain itu, konsentrasi senyawa kimia yang diberikan juga mempengaruhi
keberhasilan mutasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh
anggrek Oncidium panamensis terhadap pemberian senyawa colchicine dengan beberapa
konsentrasi. Penelitian ini merupakan percobaan sederhana dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengakap (RAL) sederhana dengan 6 ulangan. Adapun konsentrasi
colchicine yang diberikan adalah: C0= 0 %; C1 = 0,01%; C2 = 0,03%; C3 = 0,05%; C4 =
0,07 %; C5 = 0,09 %. Masing-masing diberikan sebanyak 15 l. Pengamatan dilakukan
pada saat tanaman berumur 6 sampai 26 hari setelah penetesan (HSP). Adapun peubah
yang diamati adalah ukuran stomata (?m), jumlah stomata (stomata/ ?m), kandungan
klorofil (?g/cm2), jumlah daun (Helai), jumlah tunas, dan persentase hidup planlet (%).
Perlakuan konsentrasi colchicine berpengaruh nyata terhadap jumlah stomata, Perlakuan
konsentrasi colchicine belum dapat meningkatkan variabel beberapa parameter
pengamatan antara lain : ukuran stomata, jumlah klorofil, pertambahan jumlah daun, dan
jumlah tunas.

Anda mungkin juga menyukai