PENDAHULUAN
Bagaimana teknik sampling air tanah dan air kran dengan benar?
2.
Bagaimana kualitas air tanah dan air kran berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 mengenai
syarat air bersih dan air minum dengan parameter suhu, kekeruhan, pH, dan
oksigen terlarut di PPLH Seloliman?
1.3 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah:
1.
Mengetahui teknik sampling air tanah dan air kran dengan benar.
2.
Mengetahui kualitas air tanah dan air kran berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 mengenai
syarat air bersih dan air minum dengan parameter suhu, kekeruhan, pH, dan
oksigen terlarut di PPLH Seloliman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk
hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa
lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air
minum. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh. Menurut Notoadmodjo
(2003), sekitar 55 - 60% berat badan orang dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak
sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%. Air merupakan komponen penyusun terbesar
permukaan bumi, yaitu 71% dan sisanya adalah daratan. Oleh karena itu air lebih
berpengaruh terhadap kehidupan di bumi. Air yang terdapat di bumi, 97% berada di
laut, 3% sisanya berupa air tawar yang tersimpan di darat sebagai air tanah, air danau,
air sungai, air sumur dan lain-lain (Soegianto, 2010).
pengambil
contoh
harus
memenuhi
persyaratan
sebagai
jenis
alat
pengambil
contoh
yang
dapat
digunakan
seperti Na, Ca, Mg, dan Fe. Air tanah terdiri atas air tanah preatis dan air
tanah artesis. Air tanah preatis letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada
di atas lapisan kedap air, sedangkan air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam
tanah serta berada diantara dua lapisan kedap udara (Wibawanto, 2012).
2.3.1 Lokasi pengambilan contoh
Air tanah dapat berasal dari air tanah bebas (tidak tertekan) dan air tanah
tertekan dengan penjelasan sebagai berikut (Anonim1, 1991):
1. Air tanah bebas (tidak tertekan):
a) Di sebelah hulu dan hilir dari lokasi penimbunan/pembuangan sampan
kota/industri.
b) Di sebelah hilir daerah pertanian yang intensif menggunakan pestisida dan pupuk
kimia.
c) Di daerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin.
d) Tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
2. Air tanah tertekan:
a) Di sumur produksi air tanah untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan, pedesaan,
pertanian dan industri
b) Di sumur produksi air tanah PAM maupun sarana umum
c) Di sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah
d) Di lokasi kawasan industri
e) Di sumur observasi untuk pengawasan imbuhan
f) Pada sumur observasi air tanah di suatu cekungan air tanah artesis (misalnya :
cekungan artesis Bandung)
g) Pada sumur observasi di wilayah pesisir dirnana terjadi penyusupan air asin
h) Pada sumur observasi penimbunan/pengolahan limbah industri bahan berbahaya
2.3.2
(Anonim1, 1991):
1. Air tanah bebas :
5
a) Pada sumur gali contoh diambil pada kedalaman 20 cm di bawah permukaan air
dan sebaiknya diambil pada pagi hari.
b) Pada sumur bor dengan pompa tangan/mesin, contoh diambil dari kran/mulut
pompa tempat keluarnya air setelah air dibuang selama lebih kurang lima menit.
2. Air tanah tertekan (artesis):
a) Pada sumur bor eksplorasi contoh diambil pada titik yang telah ditentukan sesuai
keperluan eksplorasi.
b) Pada sumur observasi contoh diambil pada dasar sumur setelah air dalam sumur
bor/pipa dibuang sampai habis (dikuras) sebanyak tiga kali.
c) Pada sumur produksi contoh diambil pada kran/mulut pompa keluarnya air.
2.4 pH
Menurut Sary (2006), nilai pH merupakan suatu ekspresi dari konsentrasi ion
hidrogen (H+) di dalam air. Nilai pH yang rendah mengindikasikan bahwa perairan
asam, sedangkan pH yang tinggi mengindikasikan perairan basa. pH yang ideal bagi
kestabilan perairan air tawar adalah 7,8 8,3 (Affrianto, 1988). Derajat keasaman
suatu perairan sering dipakai sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya
suatu perairan (Odum, 1971).
Nilai pH dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya
keseimbangan unsur-unsur kimia dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur
kimia dan unsur-unsur hara yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup
vegetasi akuatik. Tinggi rendahnya pH dipengaruhi oleh fluktuasi kandungan O2
maupun CO2. Tidak semua organisme mampu bertahan terhadap perubahan nilai pH.
Kenaikan pH di atas netral akan meningkatkan konsetrasi amoniak yang bersifat
sangat toksik bagi organisme (Odum, 1971).
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas
antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh faktor
kanopii (penutup oleh vegetari) dari pepohonan yang tumbuh sel tepi (Brehm dan
Melfering, 1990, dalam Barus, 2010).
DO Meter
DO meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur oksigen terlarut
11
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3.1. Lokasi Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Trawas, Mojokerto, Jawa
Timur, Indonesia.
Sumber: Anonim, 2014.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:
1. pH meter
2. Thermometer air
3. Turbidimeter
4. Botol polietilen
5. Botol Winkler
13
6. Tisu
7. Aquades
8. Kertas Label
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sumber air di Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Trawas, Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia.
3.3 Metode
3.3.1 Pengujian Kualitas Air Kran
Pengambilan Sampel
Kualitas Air Kran
Alat
pengambilan
contoh
disiapkan
diambil
sesuai
dengan
peruntukan analisis
Sampel dimasukkan ke dalam wadah
yang sesuai peruntukan analisis
Pengukuran PH
Wadah
dibilas
untuk
sampel
dengan
aquades
menganalisis
kemudian
pH
dihubungkan
ke
logam
berwarna
perak
1
menit
Pengukuran Kekeruhan
Botol cuvet disiapkan, kemudian dibilas
dengan aquades bagian luar dan dalam
botol
Sampel air dituangkan ke dalam botol
cuvet
Cuvet ditutup dan bagian luar botol cuvet
dikeringkan dengan tissue
15
16
pengambilan
contoh
disiapkan
diambil
sesuai
dengan
peruntukan analisis
Sampel dimasukkan ke dalam wadah
yang sesuai peruntukan analisis
Pengukuran PH
Wadah
dibilas
untuk
sampel
dengan
aquades
menganalisis
kemudian
pH
dihubungkan
ke
17
logam
berwarna
perak
menit
Pengkuran Kekeruhan
Botol cuvet disiapkan, kemudian dibilas
dengan aquades bagian luar dan dalam
botol
Sampel air dituangkan ke dalam botol
cuvet
Cuvet ditutup dan bagian luar botol cuvet
dikeringkan dengan tissue
Tombol READ ditekan, kemudian akan
muncul hasilnya
18
dibilas
untuk
sampel
dengan
akuades,
menganalisis
kemudian
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni. 2011. Termometer. Ara1106.blogspot.com. Diakses tanggal 26 Mei 2014
pukul 23.00 WIB.
Anonim1. 1991. SNI 06-2412-1991 Metode Pengambilan Contoh Kualitas Air.
Standar Nasional Indonesia, Jakarta.
Anonim2. 2014. pH Meter. www.labequib.com. Diakses tanggal 27 Mei 2014 pukul
06.20 WIB.
Anonim3 . 2012. http://www.weighingworld.com/products/analytical/. Diakses 29
Oktober 2014.
Anonim4. 2001. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Kementrian Lingkungan
Hidup Republik Indonesia, Jakarta.
Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita. Erlangga,
Jakarta.
Canter, L.W,. dan Soemarno.1977. Beberapa Parameter Kualitas Sumberdaya Air.
Malang : Universitas Brawijaya.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta,
Jakarta.
Odum, E. P. 1971. Fundamentals of Ecology. W.B. Sounders Company Ltd.,
Philadelphia.
PPLH . 2013 . http://pplhselo.or.id/. Diakses tanggal 29 Oktober 2014.
Sary. 2006. Bahan Kuliah Manajemen Kualitas Air. Politehnik Vedca, Cianjur.
Soegianto, A. 2010. Materi Perkuliahan Pencemaran Laut dan Pengendaliannya.
Universitas Airlangga, Surabaya.
Subarijanti, H. U. 2005. Pemupukan dan Kesuburan Perairan. Fakultas Perikanan.
Universitas Brawijaya, Malang.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta.
Wibawanto, Teguh. 2012. http://teguhwibawanto.com/seputar-air/. Diakses tanggal
29 Oktober 2014.
21
22
LAMPIRAN
1. Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990
No.
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum
Keterangan
yang
3
Diperbolehkan
4
Tidak berbau
terlarut (TDS)
mg/L
1.500
3.
Kekeruhan
Skala
NTU
25
4.
Rasa
Tidak berasa
5.
Suhu
6.
Warna
Skala
TCU
15
B.
KIMIA
1.
Air raksa
mg/L
0,001
2.
Arsen
mg/L
0,05
3.
Besi
mg/L
1,0
4.
Fluorida
mg/L
1,5
5.
Kadnium
mg/L
0,005
6.
Kesadahan
(CaCO3)
mg/L
500
7.
Klorida
mg/L
600
8.
Kromium, Valensi
6
mg/L
0,05
9.
Mangan
mg/L
0,5
A.
FISIKA
1.
Bau
2.
23
10.
Nitrat, sebagai N
mg/L
10
11.
Nitrit, sebagai N
mg/L
1,0
12.
pH
6,5 9,0
Merupakan batas
minimum
dan maksimum,
khusus air
13.
Selenium
mg/L
14.
Seng
mg/L
15.
Sianida
mg/L
16.
Sulfat
mg/L
17.
Timbal
mg/L
hujan pH minimum
5,5
0,01
15
0,1
400
0,05
Kimia Organik
1.
mg/L
0,0007
2.
Benzena
mg/L
0,01
3.
mg/L
0,00001
4.
Chlordane (total
mg/L
0,007
isomer)
5.
Coloroform
mg/L
0,03
6.
2,4 D
mg/L
0,10
7.
DDT
mg/L
0,03
8.
Detergen
mg/L
0,5
9.
1,2 Discloroethane
mg/L
0,01
10.
1,1 Discloroethene
mg/L
0,0003
11.
Heptaclor dan
mg/L
0,003
heptaclor epoxide
12.
Hexachlorobenzene
mg/L
0,00001
13.
Gamma-HCH
(Lindane)
mg/L
0,004
24
Methoxychlor
14.
Pentachlorophanol
mg/L
0,10
15.
Pestisida Total
mg/L
0,01
16.
2,4,6
urichlorophenol
mg/L
0,10
mg/L
0,01
mg/L
10
Mikro biologik
Jumlah per
100 ml
50
Total koliform
(MPN)
Jumlah per
100 ml
10
Air perpipaan
Bq/L
0,1
17.
Zat organik
(KMnO4)
18.
C.
D.
Radio Aktivitas
1.
Aktivitas Alpha
(Gross Alpha
Activity)
2.
Aktivitas Beta
(Gross Beta
Activity)
Bq/L
1,0
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum
Keterangan
yang
1
A.
FISIKA
1.
Bau
2.
diperbolehkan
4
Tidak berbau
1.000
mg/L
terlarut (TDS)
3.
Kekeruhan
Skala
NTU
25
4.
Rasa
5.
Suhu
6.
Warna
B.
KIMIA
a.
Kimia Anorganik
1.
Tidak berasa
Skala
TCU
15
Air raksa
mg/L
0,001
2.
Alumunium
mg/L
0,2
3.
Arsen
mg/L
0,05
4.
Barium
mg/L
1,0
5.
Besi
mg/L
0,3
6.
Fluorida
mg/L
1,5
7.
Kadnium
mg/L
0,005
8.
Kesadahan
(CaCO3)
mg/L
500
mg/L
250
9.
Klorida
10.
Kromium, Valensi
6
mg/L
0,05
11.
Mangan
mg/L
0,1
12.
Natrium
mg/L
200
13.
Nitrat, sebagai N
mg/L
10
14.
Nitrit, sebagai N
mg/L
1,0
15.
Perak
mg/L
0,05
16.
pH
6,5 8,5
Merupakan batas
minimum
dan maksimum
26
17.
Selenium
mg/L
0,01
18.
Seng
mg/L
5,0
19.
Sianida
mg/L
0,1
20.
Sulfat
mg/L
400
21.
Sulfida (sebagai
H2S)
mg/L
0,05
22.
Tembaga
mg/L
1,0
23.
Timbal
mg/L
0,05
b.
Kimia Organik
1.
mg/L
0,0007
2.
Benzena
mg/L
0,01
3.
mg/L
0,00001
4.
Chlordane (total
mg/L
0,0003
isomer)
5.
Coloroform
mg/L
0,03
6.
2,4 D
mg/L
0,10
7.
DDT
mg/L
0,03
8.
Detergen
mg/L
0,05
9.
1,2 Discloroethane
mg/L
0,01
10.
1,1 Discloroethene
mg/L
0,0003
11.
Heptaclor dan
mg/L
0,003
heptaclor epoxide
12.
Hexachlorobenzene
mg/L
0,00001
13.
Gamma-HCH
(Lindane)
mg/L
0,004
14.
Methoxychlor
mg/L
0,03
15.
Pentachlorophanol
mg/L
0,01
16.
Pestisida Total
mg/L
0,10
2,4,6
27
17.
18.
urichlorophenol
Zat organik
(KMnO4)
C.
Mikro biologik
1.
Koliform Tinja
2.
Total koliform
mg/L
0,01
mg/L
10
Jumlah per
100 ml
Jumlah per
100 ml
D.
Radio Aktivitas
1.
Aktivitas Alpha
Bq/L
0,1
Bq/L
1,0
(Gross Alpha
Activity)
2.
Aktivitas Beta
(Gross Beta
Activity)
28