Anda di halaman 1dari 10

Makalah Aqidah Akhlak

Adab dalam Kehidupan Beragama

kelompok 1 :
1.
2.
3.
4.
5.

Fina Faradina
Muhammad Rizal
Jenny Neriza Amanda
Agus Prasetyo
Arnizam

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN


MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhlak yang paling sempurna dan paling tinggi, amal yang paling bagus
dan paling baik, adalah adab dalam beragama yang diikuti oleh orang-orang
yang beriman dari tindak kerja Tuhan Semesta Alam dan dari akhlak para Nabi
dan Rasul Allah. Allah telah mendidik kita dengan aneka penjelasan yang
tertulis di dalam Alquran. Dia mendidik kita melalui tuntunan Nabi-Nya,
Muhammad Saw, yakni as-Sunnah, dengan kewajiban-kewajiban yang
dipikulkan kepada kita. Karena itu, milik-Nya segala kenikmatan. Demikian
pula melalui para sahabat, para tabiin, dan generasi sesudah mereka, yakni
orang-orang beradab dari kalangan orang-orang beriman yang mengharuskan
kita untuk mengikuti mereka. Adab dalam kehidupan beragama sangat penting
kedudukannya

dan

jumlahnya

pun

banyak.

Sopan

santun

(akhlak)

menunjukkan karakteristik kualitas kepribadian seorang muslim. Bahkan Nabi


Muhammad saw mengukur kesempurnaan iman seseorang dengan orang yang
berbudi pekerti yang baik (Akhlak Karimah) .
Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan
atas aturan agama, terutama Agama Islam. Norma tentang adab ini digunakan
dalam pergaulan antarmanusia, antartetangga, dan antarkaum. Sebutan orang
beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab
atau sopan santun yang ditentukan dalam agama Islam. Namun, dalam

perkembangannya, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan dari segi


kesopanan secara umum dan tidak khusus digabungkan dalam agama Islam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana adab dalam kehidupan beragama?

1.3. Tujuan
Tujuan dari pemuatan makalah ini yaitu untuk mempelajari leih dalam
tentang bagaimana adab dalam kehidupan beragama dan sebagai bahan
untuk presentasi mata kuliah aqidah akhlak.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Adab Mukmin di Hadapan Allah


Seorang mukmin semestinya selalu menundukkan pandangan
matanya dan memusatkan segenap perhatiannya hanya kepada Allah.
Membiasakan diam dan menenangkan anggota-anggota badan. Bersegera
melaksanakan perintah, menjauhi larangan, tidak suka membantah dan
berakhlak

baik.

Membiasakan

Mengendalikan

anggota-anggota

Mengagungkan

kebesaran

berzikir

dan

badan

dan

Tuhan,

menjauhi

mensucikan

pikiran.

menenangkan
sifat

marah,

hati.
dan

menyembunyikan cinta. Memelihara keikhlasan. Tidak riya dan pamer.


Mendakwah kebenaran. Tidak berpedoman kepada makhluk dan
mengikhlaskan amal. Berkata benar, menyucikan pandangan dan
mengupayakan pendekatan diri kepada Allah (taqarrub) secara terusmenerus. Tidak banyak memerintah, menyembunyikan keutamaan dan
bersemangat memperbaiki diri. Marah ketika melanggar yang haram,
mengekalkan haybah (keseganan akan kewibawaan Allah), menumbuhkan
rasa malu, dan merasa takut (kepada Allah). Menjadikan sikap tenang
sebagai keyakinan bathin dan tawakal sebagai kesadaran terhadap baiknya
suatu ikhtiar.
Menyempurnakan wudhu tatkala merasa berat dan menunggu
(kembali) shalat berikutnya setelah mengerjakan suatu shalat. Kalbu

bergetar karena takut akan meninggalkan fardhu. Membiasakan bertaubat


karena takut bergelimang dosa, dan memelihara keyakinan terhadap yang
ghaib. Kalbu merasa takut saat berzikir dan cahayanya bertambah ketika
menerima petuah. Mengembangkan sikap tawakkal ketika miskin dan
ketika mampu mengeluarkan sedekah tanpa sikap kikir.
B. Adab Kaum Terpelajar
Adab seorang terpelajar antara lain adalah selayaknya terusmenerus mencari ilmu dan mengamalkannya. Memelihara ketenangan.
Meninggalkan sifat takabur dan tidak memancingnya. Mengasihi para
pencari

ilmu

dan

tidak

merespon

orang-orang

yang

sombong.

Menyelesaikan masalah orang-orang awam dan tidak merasa gengsi untuk


mengatakan, Saya tidak tahu. Memberikan perhatian yang serius atas
sebuah pertaanyaan. Tidak berpura-pura. Dan memperhatikan serta
menerima sebuah argumentasi kebenaran, walaupun berasal dari lawan.
C. Adab Seorang Murid di Hadapan Guru
Seorang murid di hadapan gurunya selayaknya memulai setiap
pertemuan dengan mengucapkan salam, tidak banyak bicara di
hadapannya, ikut berdiri ketika ia berdiri dan tidak mengatakan, Fulan
mengatakan sesuatu yang berbeda dengan apa yang kamu katakan. Tidak
bertanya kepada teman ketika duduk di hadapannya. Tidak tertawa ketika
guru sedang berbicara. Tidak mengemukakan pendapat yang bertentangan
dengan pendapatnya. Tidak memegang bajunya ketika dia berdiri. Tidak
meminta penjelasan tentang suatu masalah di tengah perjalanan hingga

sampai ke rumahnya. Dan tidak banyak bertanya ketka dia terlihat merasa
jenuh.
D. Adab Pembaca Alquran
Seorang pembaca Alquran seyogianya membiasakan duduk di
hadapan Alquran seperti duduknya orang yang tawadhu. Memusatkan
perhatian. Menundukkan kepala, dan memohon izin sebelum membaca.
Memohon perlindungan kepada Allah dan membaca basmalah serta
berdoa ketika selesai membaca Alquran.
E. Adab Tidur
Senantiasa bersuci sebelum tidur. Tidur pada sisi badan sebelah
kanan. Berzikir kepada Allah Azza wa Jalla hingga tertidur. Berdoa dan
memuji Allah ketika bangun dari tidur.
F. Adab Berwudhu
Bersiwak dan membiasakan berzikir sambil membasuh anggota
wudhu. Merasakan ketakziman kepada Yang Dituju dan bertobat kepadaNya dari segala dosa. Diam setelah bersuci hingga memasuki waktu shalat.
Bersuci dilakukan setelah mencukur kumis, bulu ketiak dan bulu
kemaluan, serta setelah memotong kuku. Mencuci sela-sela jari,
membersihkan lubang hidung serta membersihkan pakaian dan badan.
G. Adab Memasuki Masjid
Berjalan mulai dengan kaki kanan, menghilangkan kotoran dari
sandal, menyebut nama Allah Azza wa Jalla dan memberi salam kepada
orang-orang yang telah hadir terlebih dahulu. Apabila masjid kosong,

berilah salam kepada diri sendiri. Memohon kepada Allah agar dibukakan
pintu-pintu rahmat-Nya. Duduk menghadap kiblat, melekatkan fungsi
muraqabah (control Allah atas diri sendiri), mengurangi berbicara dan
menghindari bicara keras. Tidak mengeraskan suara di dalam masjid dan
tidak menghunus pedang. Apabila membawa pedang, peganglah
tangkainya. Tidak melakukan pekerjaan, mencari benda yang hilang,
melakukan jual beli, dan melakukan persetubuhan. Apabila keluar dari
masjid, dahulukan kaki kiri dan memohon kepada Allah akan keutamaan
karunia-Nya.
H. Adab Bersedekah
Hendaklah memberi sedekah sebelum diminta. Menyembunyikan
sedekah, baik ketika memberi maupun setelah memberi. Bersikap ramah
kepada peminta, tidak tergesa-gesa menolak permintaannya, dan berkata
pelan jika dia meminta dengan suara yang perlahan. Menghindari sikap
bakhil dengan memberi apa yang diminta atau menolaknya dengan ramah.
Jika Iblis semoga Allah melaknatnya membisikkan bahwa peminta itu
tidak berhak menerima sedekah, maka ingatlah jangan sekali-kali menahan
apa yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab dia berhak atas harta
tersebut.
I. Adab Berpuasa
Mencari makanan yang halal dan baik. Tidak bertengkar dan
meningalkan pergunjingan. Menghindari perbuatan bohong, tidak

menyakiti orang lain, dan menjaga seluruh anggota badan dari perbuatan
tercela.
J. Adab Makan
Hendaklah senantiasa membasuh tangan sebelum dan sesudah
makan. Mulai dengan membaca basmalah. Makan dimulai dari orang yang
berada di sebelah kanan terlebih dahulu, lalu orang berikutnya.
Mengecilkan suap dan memperhalus kunyahan. Tidak memandang wajah
teman yang sedang makan. Tidak makan sambil bersandar. Tidak makan
ketika merasa kenyang. Hendaklah memberi alas an yang tepat ketika
kenyang, sehingga membuat malu tamu atau orang yang memerlukan
makanan lebih banyak. Memulai pengambilan makanan dari sisi piring
dan tidak mulai dari tengahnya. Menjilat jemari ketika selesai makan dan
membaca hamdalah. Tidak berbicara masalah kematian agar tidak
menggelisahkan para hadirin.
K. Adab Minum
Hendaklah melihat ke dalam gelas sebelum meminumnya.
Membaca basmalah sebelumnya dan mengucapkan hamdalah sesudahnya.
Menyesap air dan tidak menegaknya. Bernafas ketika minum sebanyak
tiga kali, diikuti dengan membaca hamdalah lalu membaca basmalah
ketika hendak meminumnya lagi.
Tidak minum sambil berdiri. Menawari minum kepada yang lain, jika ada
orang lain bersamanya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam menjalani kehidupan beragama, hendaknya kita melakukan
segalanya dengan berdasar pada tuntunan yang diajarkan dalam agama
Islam.
Islam sebagai agama yang sempurna, telah mengatur segalanya
dalam menjalankan kehidupan beragama dan bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai