Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
BAB II
ORGAN AKSESORI PADA SISTEM PENCERNAAN
GIGI
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata. Mereka
memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan
banyak tugas. Akar dari gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki struktur pelindung yang
disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di gigi. Pulp dalam gigi menciut
dan dentin terdeposit di tempatnya.
Bagian-bagian gigi : Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas
gusi. Terdiri atas:
Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi.
Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar
gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi.
Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat pada
gusi. Terdiri atas:
Gigi seri atau Incisivi (I) yang memiliki fungsi untuk menggigit dan memotong.
Gigi taring atau Caninus (C) yang memiliki fungsi untuk menyobek.
Gigi geraham dapat dibedakan menjadi gigi geraham kecil atauPremolar (P) dan gigi
geraham besar atau Molar (M) yang memiliki fungsi mengunyah dan melumatkan
makanan.
Sulung, Mulai tumbuh pada anak usia anak anak umur 6 7 bulan. Lengkap pada
umur 2,5 tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu, terdiri dari : 8 buah gigi
seri, (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus) dan 8 buah gigi geraham
(molare).
Gigi Tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6 18 tahun, jumlahnya 32 buah,
terdiri dari : 8 buah gigi seri, (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus) 18
buah gigi geraham (molare) dan 12 buah gigi geraham (premolare).
LIDAH
Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa.
Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang, berkelompok
dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan penyambung. Pada permukaan
bawah lidah, membran mukosanya halus, sedangkan permukaan dorsalnya ireguler,
diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan papilae. Papilae lidah
merupakan tonjolan-tonjolan epitel mulut dan lamina propria yang diduga bentuk dan
fungsinya berbeda. Terdapat 4 jenis papilae.
1. Papilae filiformis: mepunyai bentuk penonjolan langsing dan konis, sangat
banyak, dan terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya tidak mengandung
puting kecap (reseptor).
2. Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena mereka mempunyai
tangkai sempit dan permukaan atasnya melebar. Papilae ini, mengandung puting
pengecap yang tersebar pada permukaan atas, secara tidak teratur terdapat di
sela-sela antara papilae filoformis yang banyak jumlahnya.
3. Papilae foliatae, tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat padat sepanjang
pinggir lateral belakang lidah, papila ini mengandung banyak puting kecap.
KELENJAR PENCERNAAN
1.
Kelenjar Saliva
Disamping kelenjar-kelenjar kecil yang tersebar di seluruh rongga mulut,
1.
KELENJAR PAROTIS
Kelenjar parotis merupakan kelenjar asinosa bercabang, bagian sekretorisnya
terdiri atas sel-sel seromukosa. Granula-granula sekresinya kaya akan protein dan
memiliki akitivitas amylase.
2.
KELENJAR SUBLINGUALIS
Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar tubulo-asiner bercabang.
PANKREAS
Pankreas tersusun atas bagian eksokrin dan endokrin. Bagian endokrin terdiri
atas pulau Langerhans, dan bagian eksokrin terdiri atas kelenjar asiner, maka disebut
bagian asini pancreas.
Sel asiner pancreas merupakan sel serosa, dan memiliki sifat mensintesi protein.
Setelah disintesis dalam bagian Basal sel, maka proenzim selanjutnya meninggalkan
Reticulum Endoplasma kasar dan masuk Apparatus Golgi. Proenzim-proenzim tersebut
dikumpulkan dalam vesikel-vesikel sekresi yang disebut sebagai Granula prozimogen.
Granula sekresi yang matang (Granula Zimogen), melekat pada membran dan
terkumpul pada bagian Apical (ujung) sel. Bagian eksokrin pancreas manusia
mensekresikan:
1. Air
2. Ion-ion: Bikarbonat
3. Enzim: Karboksipeptidase, Ribonuklease, Deoksiribonuklease, Lipase dan
Amilase
4. Proenzim sebagai berikut: Tripsinogen, Kimotripsinogen
HATI (HEPAR/LIVER)
Hati merupakan organ terbesar dari tubuh, setelah kulit. Berwarna coklat dan
beratnya 1.5 kg. Letaknya bagian atas dalam rongga abdomen di bawah diafragma.
Sebagian besar darahnya (sekitar 70%) berasal dari Vena Portal. Melalui vena portal,
semua zat yang diabsorpsi melalui usus mencapai hati kecuali asam lemak, yang
ditranspor melalui pembuluh limfe.
Hati terbagi atas dua lapisan utama: Permukaan atas berbentuk cembung,
terletak di bawah diafragma, dan permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan
lekukan fisura transversus. Fisura Longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di
bagian atas hati.
Lobulus Hati
Hati tersusun atas sel-sel hati yang disebut hepatosit. Sel-sel epitel ini
berkelompok dan saling berhubungan dalam sususnan radier (menjari) membentuk
suatu bangunan yang disebut Lobulus Hati.
9
Celah portal, terdapat pada sudut-sudut polygon hati (lobulus hati) dan diduduki
oleh segitiga portal (trigonum portal). Segitiga porta hati manusia mengandung venula
(cabang dari vena portal); dan Arteriol (cabang dari arteria hepatica); Duktus Biliaris
(bagian dari sistem saluran empedu); dan pembuluh-pembuluh limfe.
Sinusoid kapiler memisahkan sel-sel hati. Sinusoid merupakan pembuluh yang
melebar tidak teratur dan hanya terdiri atas satu lapisan sel-sel endotel yang tidak utuh
(continue). Sinusoid mempunyai pembatas yang tidak sempurna dan memungkinkan
pengaliran makromolekul dengan mudah dari lumen ke sel-sel hati dan sebaliknya.
Sinusoid berasal dari pinggir lobules, diisi oleh venula-venula dalam, cabang-cabang
terminal vena portal, dan arteriola hepatica, dan mereka berjalan ke arah pusat, dimana
mereka bermuara ke dalam vena centralis. Pada sinusoid juga mengandung sel-sel
fagosit yang dikenal sebagai sel Kupffer.
Kanalikuli empedu terdapat di antara sel-sel hati. Sel-sel endotel dipisahkan dari
hepatosit yang berdekatan oleh celah subendotel yang dikenal sebagai celah Disse, yang
sebenarnya merupakan kolagen dan lamina basalis bebas.
Suplai Darah Hati
Sirkulasi darah ke dan dari hati terjadi sebagai berikut:
1. Sistem Vena Portal Hepatica (VPH)
Sistem VPH ini berperan membawa darah dari usus ke hati, dengan demikian
darah ini banyak mengandung sari-sari makanan.
a) Vena portal bercabang-cabang menjadi venula interlobularis, mengalir ke
sinusoid-sinusoid, membentuk vena centralis. Pembuluh ini mempunyai
dinding tipis yang hanya terdiri atas sel-sel-sel endotel yang disokong oleh
serabut-serabut kolagen tipis. Sejumlah sinusoid pada dinding vena centralis
mengumpulkan darah dari sinusoid-sinusoid sekitarnya.
b) Vena centralis meninggalkan lobules pada basisnya dengan bersatu ke dalam
vena sublobularis yang lebih besar, menjadi bersatu, membentuk 2 vena
hepatica atau lebih yang berakhir pada vena cava inferior.
10
2. Sistem Arteri
Sistem arteri hepatica memberi darah yang banyak mengandung oksigen
(oxygenated)
ke
hepatosit.
Arteri
hepatica
bercabang
menjadi
arteri
Hepatosit
Sel-sel hati berbentuk polyhedral, dengan 6 sudut permukaan atau lebih dan
mempunyai garis tengah kira-kira 20-30m. sitoplasma hepatosit bersifat eosinofilik
karena adanya mitokondria dalam jumlah besar dan sedikit reticulum endoplasma halus.
Hepatosit banyak mengandung inklusi glikogen yang merupakan depot penyimpanan
glukosa dan akan dimobilisasi apabila kadar glukosa darah turun di bawah normal.
Dengan cara ini, hepatosit mempertahankan kadar glukosa darah, metabolit utama yang
digunakan oleh tubuh.
11
Regenerasi Hati
Walaupun merupakan organ yang sel-selnya mengalami pembaharuan yang
lambat, hati mempunyai kemampuan regenerasi yang mengagumkan. Kehilangan
12
jaringan hati akibat kerja zat-zat toksik atau pembedahan memacu sel-sel hati membelah
dan hal ini terus berlangsung sampai perbaikan massa jaringan semula tercapai. Proses
regenerasi mungkin diawasi oleh zat dalam sirkulasi yang dinamakan Chalones, yang
menghambat pembelahan mitosis sel-sel tertentu. Bila suatu jaringan cedera atau
dibuang sebagian, jumlah chalones yang dihasilkan berkurang, akibatnya terjadi
aktivitas pembelahan yang hebat dalam jaringan tersebut.
Saluran Empedu
Empedu yang dihasilkan oleh sel hati mengalir melalui kanalikuli biliaris,
duktulus biliaris, dan saluran empedu kemudian bersatu membentuk duktus biliaris
communis atau duktus koledokus. Duktus hepatikus, sistikus, dan koledokus dibatasi
oleh membrane mukosa yang mempunyai epitel toraks yang terdiri atas sel-sel dengan
banyak mitokondria. Lamina propria tipis dan dikelilingi oleh lapisan otot polos yang
tidak ada keistimewaannya. Lapisan otot ini menjadi lebih tebal dekat duodenum dan
akhirnya membentuk, pada bagian intrafusal, suatu sfinkter yang mengatur aliran
empedu.
Kandung Empedu
Kandung empedu merupakan organ berbentuk buah pear berongga yang melekat
pada permukaan bawah hati. Ia berhubungan dengan duktus koledokus melalui duktus
sistikus. Dinding kandung empedu terdiri atas lapisan-lapisan berikut:
1. Lapisan mukosa yang terdiri dari epitel toraks dan lamina propria. Lapisan
mukosa mempunyai lipatan-lipatan yang khususnya nyata pada kandung empedu
yang kosong. Mikrovili sering terdapat pada daerah apical. Dekat duktus
sistikus, epitel mengalami invaginasi ke dalam lamina propria, membentuk
kelenjar tubule-asiner dengan lumen yang luas. Sel-sel kelenjar ini mempunyai
sifat sel yang mensekresi mucus dan bertanggung jawab akan pembentukan
mucus yang terdapat dalam empedu.
13
2. Lapisan otot polos tipis dan tidak teratur. Lapisan jaringan penyambung yang
tebal menghubungkan permukaan superior kandung empedu ke hati. Permukaan
yang berlawanan diliputi oleh lapisan serosa khas, Peritoneum.
3. Lapisan jaringan penyambung perimuskuler yang berkembang baik, dan
4. Membrane mukosa.
14
sistem ekskresi belum berkembang sempurna, sehingga batas toleransi terhadap air,
mineral keseluruhan dan spesifik sangat sempit dibandingkan dengan bayi yang berusia
lebih tua, karena pada saat lahir sampai dengan beberapa bulan ginjal belum mampu
mengkonsentersikan urine untuk mengeluarkan mineral yang memadai.
Pada saat bayi yang normal sanggup menghisap ASI. Bayi dapat menempatkan
ASI di mulut bagian belakang dan kemudian menelannya. Fungsi menghisap dan
menelan merupakan kemampuan yang vital bagi neonatus dan bayi selama bulanbulan
pertama kehidupannya. Jika makanan padat atau semi padat dimasukan ke dalam mulut
bayi biasanya secara sepontan akan ditolak. Sampai usia 4-6 bulan gerakan lidah yang
mendorong atau refleks menjulurkan lidah telah hilang dan bayi sudah dapat mengatur
makanan semi padat. Selanjutnya usia 7-9 bulan, gerakan gigitan yang ritmis mulai
terlihat dan pada sat bersamaan dengan pertubuhan gigi pertama sehingga perkemangan
kemampuan mengunyah dimulai.
Jadi, usia 4 -6 bulan pertama dalam kehidupan bayi normal merupakan tingkat
perkembangan fungsional yang memberikan kesempatan pada bayi untuk dapat
menerima diet yang esensial yang berbentuk cair, yang merupakan priode transisi dari
diet janin dalam kandungan menuju makanan dewasa.
Pencernaan Hidrat Arang. Proses pencernaan makanan dimulai dari mulut ;
selama mengunyah makanan bercampur dengan saliva yang memberikan kesempatan
Amilase untuk mencerna pati. Meskipun amilase ditemukan pada saliva bayi. Tetapi
tidak ada proses pencernaan hidrat arang dalam mulut atau esophagus selama bulan
bulan kehidupan.
Diperkirakan bayi yang lahir cukup bulan mempuyai aktivitas amilase 10%
amilase orang dewasa, dan agaknya ini adalah aktivitas utama glukoamilase. Informasi
sampai saat ini mengatakan bahwa amilase dari pangkereas tidak disekresi selama 3
bulan pertama usia bayi ; juga ditemukan hanya dalam kadar sangat rendah atau tidak
ada sama sekali, sampai bayi berusia enam bulan. Namun terdapat bukti bahwa bayi
dapat mencerna pati sebelum usia 3 bulan, ini mungkin disebabkan oleh glukomilase,
yang pada saat itu tidak aktif, namu dapat diaktifasikan oleh keberadaan dan sifat bahan
makanan atau cairan enzim yang bekerja padanya. Walaupun belum terdapat bukti
pencernaan pati dimungkinkan oleh amilase dari pancreas dari diproduksi karena
adanya pati dalam usus halus.
15
Bayi mudah membutuhkan suatu proses adaptasi untuk dapat mencerna pati, dan
ini dapat berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu dan proses tersebut mungin
dapat menjelaskan mengapa terjadi gangguan pencernaan yang sering timbul terutama
diare yang sering diderita oleh bayi muda yang diberi makan yang mengandung pati.
Diid pati dalam proporsi besar menyebabkan adanya pati yang tidak dapat dicerna, yang
dapat mengakibatkan gangguan nutrientnutrient lainya dan kemudain menghasilkan
bayi mengalami gangguan pertumbuhan.
Pada saat bayi lahir aktivitas disakaridase telah berkembang penuh. Ada 2
disakaridase, yaitu Delta Glukosidase yang menghidrolisis sukrosa dan maltosa dan
Beta Glukosidase yang menghidrolisis laktosa yang pada saat lahir mempunyai kadar
aktvitas yang sama dengan kadar pada bayi yang berusia lebih tua. Dengan demikian,
pada usia itu tidak ada masalah bagi bayi dalam pencernaan dan pemanfaatan gula yang
terkandung dalam susu.
Protein. Sekresi asam hidroklorat dan pepsin lambung berkembang baik pada
neonatus cukup bulan, tetapi konsenterasi masih rendah dan akan cepat meningkat pada
bulan - bulan pertama kehidupannya. Pencernaan utama protein adalah berlangsung di
usus halus, tetapi karena bayi muda mempunyai beberapa kesulitan dalam mencerna
protein, seperti kasien, aktivitas lambung bisa menjadi sangat penting sebagai sarana
untuk memulai pencernaan karena kapasitas bayi untuk mencerna protein, sebenarnya
telah berkembang sempurna sejak lahir. Sekalipun demikian masukan protein tinggi
harus dihindari terutama bayi premature dan yang masih sangat muda, karena beban
ginjal terhadap kepekatan cairan (Renal Solute Lood) yang sangat berlebihan akan
menyebabkan gangguan keseimbangan asambasa dan menyebabkan Asidosis
Metabolic.
Lemak. Selama priode intrauterine, glukosa merupakan sumber utama untuk
perkembanggan janin. Tetapi setelah lahir lemak menjadi sumber energy utama yang
sangat penting, dekitar 40 50 % energy yang terkandung dalam ASI terbentuk sebagai
lemak.
Pada waktu lahir ukuran hati relatif dua kali lebih besar dibandingkan hati pada
dewasa dan batas inferiornya dapat dipalpasi di bawah iga. Waktu lahir berat hati sekitar
120 160 g. Kemudian berat ini bertambah sesuai pertumbuhan anak. Pada umur 2
tahun berat hati bertambah 2 kali lipat, pada usia 3 tahun beratnya menjadi 3 kali lipat,
16
sedangkan pada umur 9 tahun dan masa pubertas mencapai masing-masing 6 dan 10
kali berat hati waktu lahir. Fungsi hati dan pangkreas belum berkembang dengan
sempurna. Oleh kerena itu konsentrasi lipase pankreas dan garam empedu masih sangat
rendah. Namun bayi muda sanggup mengasorbsi lemak cukup adekuat, terutama dari
ASI. Pencernaan dan penyerapan lemak pada bayi muda ini dipacu oleh adanya
aktivitas lipase lingual dan aktivitas lipase yang terdapat dalam ASI. Lipase lingual
disekresi oleh papil papil pada bagian posterior lidah yang mulai bekerja jika sudah
dilambung dan produk lipopisisnya (asam lemak dan monogliserida) akan berperan
dalam emulsifikasi campuran lemak tersebut sehingga bayi dapat mengimbangi keadaan
garam empedu yang tersedian masih rendah. Lipopisis praduodenal pada bayi muda
akan dilengkapi oleh lipase yang terdapat dalam ASI. Lipsse dalam ASI juga
mempunyai aktivitas esterase, hal ini sangat vital untuk memanfaatkan viatamin A yang
berupa
ester
ester
retinol,
yang
terdapat
dalam
ASI.
Jadi meskipun fungsi hati dan pangkereas belum matang, bayi muda telah dilengkapi
dengan kemampuan untuk dapat memanfaatkan, baik lemak dalam ASI, maupun
komponen komponen ASI yang larut dalam lemak, tetapi pemanfaatan lemak akan
kurang efisien jika susu sapi dan lemak lainnya yang diperkenalkan pada diet bayi
muda.
Vitamin dan Mineral. Dalam kehidupan awal bayi tampaknya tidak ada masalah
yang besar dalam pemanfaatan vitamin dan mineral. Absorbsi vitamin yang larut dalam
lemak berhubungan erat dengan absorbsi lemak. Zat besi absorbsinya jauh lebih tinngi
pada bayi dari pada anak dan orang dewasa. Ini berhubungan erat dengan kebutuhan
mineral yang lebih banyak pada awal kehidupan. Nilai biologis zat besi pada ASI jauh
lebih dari pada susu sapi atau zat besi yang ditambahkan dalam makanan. Nilai biologis
zat besi dalam ASI akan menurun dengan drastis apabila makanan pelengkap yang
padat dan yang berasal dari sayur sayuran diberikan pada bayi yang mendapat ASI.
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang
mulai dari mulut sampai rectum.
Sistem pencernaan terdiri dari semua organ yang berfungsi untuk mengunyah,
menelan, mencerna, dan mengabsorbsi makanan serta mengeliminasi makanan yang
tidak dapat dicerna dan tidak dicerna tubuh.
Sistem ini terdiri dari saluran cerna ( alimentry tract ) dan organ organ
tambahan dalam sistem pencernaan.
Saluran cerna terdiri dari mulut, faring, esofagus, usus halus, usus besar, rektum
dan anus.
18