Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Sistem Pengapian
Suatu mesin dapat menghasilkan tenaga disebabkan didalam mesin
tersebut terjadi pembakaran. Mesin bertenaga panas menghasilkan
pembakaran yang dirubah menjadi tenaga mekanik, disebut motor bakar.
Motor bakar ada beberapa macam salah satunya adalah motor bensin.
Pada motor bensin energi panas diperoleh dari hasil pembakaran campuran
bensin dan udara di dalam silinder. Proses pembakaran pada motor bensin
dimulai adanya loncatan bunga api.
Pada motor bensin, gas yang masuk ke dalam silinder adalah campuran
antara udara dan bensin, campuran ini selanjutnya dibakar untuk menghasilkan
tekanan pembakaran yang nantinya dirubah menjadi daya mekanis.
Sistem yang digunakan adalah sistem pengapian listrik, dimana untuk
menghasilkan percikan api digunakan tegangan listrik sebagai pemercik.
Karena pada motor bensin proses pembakaran dimulai oleh loncatan api
tegangan tinggi yang dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan untuk
menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan.
Sistem pengapian (Ignition System) pada mobil berfungsi untuk menaikkan
tegangan rendah baterai menjadi 20 KV atau lebih dengan mempergunakan
ignition coil dan kemudian membagi-bagikan tegangan tinggi tersebut
kemasing-masing busi melalui distributor tegangan tinggi. Sistem pengapian
terdiri dari baterai, kunci kontak, ignition coil, distributor, kabel tegangan tinggi
dan busi.
C.
komponen dirakit dalam satu rumah di logam canister. Kadangkadang canister diisi dengan oli (pelumas) untuk membantu
meredam panas yang dihasilkan koil. Kontsruksi tipe canister
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
1.2.
Moulded
Tipe moulded coil merupakan tipe yang sekarang umum
digunakan. Pada tipe ini inti besi di bagian tengahnya dikelilingi
oleh kumparan primer, sedangkan kumparan sekunder berada
di sisi luarnya. Keseluruhan komponen dirakit kemudian
dibungkus dalam resin (damar) supaya tahan terhadap getaran
yang biasanya ditemukan dalam sepeda motor.
Tipe moulded coil menjadi pilihan yang populer sebab
konstruksinya yang tahan dan kuat. Pada mesin multicylinder
(silinder banyak) biasanya satu coil melayani dua busi karena
mempunyai dua kabel tegangan tinggi dari kumparan
sekunder.
d. Distributor
Pada sistem pengapian, distrubutor berfungsi sebagai alat untuk
membagi-bagikan tegangan tinggi yang diperoleh dari ignition coil ke busi
yang terdapat pada tiap silinder. Fungsi distributor dapat dibagi dalam 4
bagian yaitu:
1) Bagian Pemutus Arus
Pada bagian ini terdiri dari breaker ppint (contact point), cam lobe
(nok), dan kondeser.
a) Breaker Point (Platina)
Fungsi breaker point adalah untuk memutuskan arus listrik dan
menghubungkannya dari kumparan primer coil ke masa agar terjadi
induksi pada kumparan sekunder koil. Induksi terjadi saat breaker
point membuka atau menutup.
b)
d)
Sudut Dwell
Sudut pengapian merupakan sudut yang diperlukan untuk satu
kali pengapian pada satu silinder motor. Di mana secara detail
dapat diterangkan sebagai sudut putar nok/cam saat platina mulai
membuka sampai platina mulai membuka pada tonjolan nok/kam
berikutnya
Gambar 4.19 Perbedaan sudut pengapian dengan sudut
dwell
Berdasarkan gambar,
sudut dwell adalah lamanya posisi
platina dalam keadaan menutup. Oleh karena Dengan
memperbesar celah platina sudut dwell menjadi kecil, dan
sebaliknya bila celah platina diperkecil maka sudut dwell akan
menjadi besar.
Sudut dwell yang terlalu besar dapat menyebabkan
kemungkinan percikan busi pada sistem pengapian terlambat,
putaran mesin kasar, tidak optimalnya fungsi kondenser, dan
sebagainya. Sedangkan sudut dwell yang terlalu kecil, dapat
menyebabkan kemungkinan percikan bunga api yang lemah/kecil,
mesin overheating (mesin teralu panas), performa mesin jelek dan
sebagainya.
2)
Kondensor
Kondensor berfungsi untuk menghilangkan atau mencegah
terjadinya loncatan bunga api pada breaker point. Kemampuan dari
suatu kondenser ditunjukkan dengan seberapa besar kapasitasnya,
kapasitas kondenser diukur dalam mikro farad ( f).Contoh kondenser:
(a) Kondenser dengan warna kabel hijau, kapasitasnya 0, 15 f
(b) Kondenser dengan warna kabel kuning, kapasitasnya 0, 22 f
(c) Kondenser dengan warna kabel biru, kapasitasnya 0, 25 f
Dalam sistem penyalaan fungsi kondeser (Sumadi, 1979:93)
sebagai berikut:
(a) Untuk mencegah timbulnya bunga api pada kontak pemutus arus
sewaktu mulai membuka.
(b) Untuk mendapatkan arus induksi tegangan tinggi yang
sebesarbesarnya di dalam kumparan sekunder, sehingga bunga api
pada busi juga besar.
(c) Mempercepat tegangan arus primer menjadi penuh kembali
sewaktu kontak pemutus arus telah menutup
Bagian distributor
Bagian-bagian ini berfungsi membagi-bagikan arus tegangan tinggi
yang dihasilkan oleh kumparan sekunder coil ke busi pada tiap-tiap
silinder sesuai dengan urutan pengapian. Bagian ini terdiri dari tutup
distributor dan rotor.
a) Tutup distributor
Fungsinya untuk menempatkan terminal-terminal tegangan tinggi
dimana jumlah dari terminalnya sama dengan jumlah silinder ditambah
satu. Tutup distributor dibuat dari bahan ebonit yang dapat menahan
bocornya tegangan tinggi dari terminal keluar.
b)
Rotor Distributor
Rotor berfungsi untuk meneruskan tegangan tinggi dari terminal
ignition coil ke terminal busi pada tutup distributor. Bahan dari rotor ini
sama dengan bahan tutup distributor.
sampai tinggi dan yang satu lagi khusus bekerja pada putaran sedang
sampai tinggi.
Dimana:
A = luas diafragma yang terkena vakum
P = tekanan vakum
K = konstanta pegas pembalik
I = besarnya pereseran batang penarik
Besarnya kavakuman pada ruang diafragma
Dimana:
P = kerapatan dari campuran yang mengalir melewati throttle valve
.
N = kecepatan udara pada daerah antara thotle valve dengan
lubang yang dihubungkan ke vakum advancer.
Harga V tergantung dari jumlah udara yang mengalir melewati
throtle valve, dan besar penampang laluan dari udara yang mengalir
yaitu celah antara thotle dengan bodi. Menurut hukum kontinuitas
(Toyota, 1990. 7-12):
Q=AxV
Q = jumlah udara yang melalui throtle vavle tergantung dari mesin.
(2)
F.
Analisa Kerusakan
Berdasarkan gejala yang nampak maka dapat dianalisa kerusakan sebagai
berikut:
a.
Busi sudah mati (banyak karbon pada elektrodanya).
Pada busi, loncatan bunga api terjadi antara elektroda masa dan
yang menonjol, jika elektrodanya ada deposit maka loncatan api akan
sukar. Sedangkan pada putaran tinggi loncatan busi harus sesuai dan
tepat agar dihasilkan pembakaran yang optimal dan kecepatan yang
dihasilkan juga sesuai seperti yang diharapkan.
b.
c.
d.
e.
Penanganan Masalah
Setelah diketahui keluahan dari customer danmesin dihidupkan maka
akan diketahui gejala yang ada dan mekanik menganalisa kerusakan yang ada.
adapun penangan masalah dari uraian di atas sebagai berikut:
a.
Pemeriksaan Busi
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah busi masih
bagus untuk dipakai atau tidak, adapun langkah kerjannya sebagai
berikut:
1) Melepas kabel tegangan tinggi dari busi.
2) Melepas busi dengan kunci busi.
3)
4)
5)
6)
7)
d.
5)
G.
Trouble Shoting
Beberapa trouble shouting pada sistem pengapian konvensional sebagai
berikut:
a. Tidak ada Bunga Api Pada Busi
Penyebabnya
1) Rotor atau tutup distributor rusak
2) kerusakan kabel koil
3) Tidak ada arus listrik prrimer ke
platina
4) Batera kosong
5) Kondensor rusak
6) kontak platina menuitup terus
7) Platina kotor
8) Kabel Sambungan primer ke
distributor longgar atau putus
9) Kerusakan
unit
pengontrol
pengapian
10) Platina tidak
11) Kerusakan
kabel
busi
berhubungan dengan masa
Perbaikan
Ganti tutup distributor dan rotor
Ganti kabel tegangan tinggi
Periksa koontak platina, koil, dan
tahanan
Charge batera
Ganti dengan yang baru.
Setel platina
Bersihkan platina
Bersihkan tutup distributor
Ganti unit pengontrol
Hubungan kabel ke masa
Perbaiki kabel busi
Perbaikan
Ganti yang baru
Bersihkan atau keraskan.
Charge batera
Setel celah platina
Pasang kondensor yang baru
Bersihkan atau ganti
Bebaskan atau Kumasi
Ganti kam
Ganti platina
Ganti tutup rotor
Perbaikan
Ganti busi
Ganti tipe busi.
3)
4)
5)
Perbaikan
Ganti busi
Setel busi
Bersihkan atau ganti
Keringkan busi
Ganti busi lemah
Setel celah platina
.e. Pada Saat Kendaraan Jalan dan Pada Kecepatan Tinggi Busi Tidak
Meloncatkan Bunga Api.
Penyebabnya
1) Saat pengapian tidak tepat
2) Busi rusak
3) Busi Sangat kotor
4) Urutan pengapian tidak benar
5) Tipe busi tidak tepat
6) Busi rusak
Perbaikan
Setel pengapian
Ganti busi
Bersihkan atau ganti
Atur urutan pengapian
Ganti busi
Ganti busi
Perbaikan
Ganti kondensor
Setel pengatur tegangan
Bersihkan platina secara berkala
Setel celah platina
Ganti kondensor
Perbaiki atau ganti
Ganti kunci kontak
Perbaiki atau ganti distributor
Ganti koil
g. Koil Mati
Penyebabnya
1) Retak atau pecah
2) Koil terlalu panas
3) Oli bocor dari koil
4) Tegangan
pengapian
terlalu
tinggi
5) Terminal koil sangat kotor
Perbaikan
Ganti dengan yang baru
Ganti koil
Ganti koil
Setel regulator
Ganti koil dan bersihkan kotoran
Sumber : Analisis Sistem Pengapian Pada Daihatsu Cllesy 4k,Yudi Kurniawan Universitas Negeri
Semarang