Anda di halaman 1dari 13

Seminar Pemeriksaan Akuntansi

Resume Sekar Mayangsari, SNA 6


Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, Serta Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan

Frieska 30110020
Kelas B

Kwik Kian Gie School of Business


September 2014

A. Pendahuluan
Kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi telah meningkat dalam
beberapa tahun terakhir ini. Skandal akuntansi tersebut bahkan melibatkan sejumlah
perusahaan terkemuka, seperti Enron, Xerox, Tyco, Global Crossing, dan Worldcom.
Kasus tersebut melibatkan banyak pihak dan berdampak luas. Terungkapnya skandal
akuntansi tersebut menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat pasar uang dan pasar
modal.
Akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran
terhadap laporan keuangan emiten juga menjadi salah satu pihak yang mau tidak mau ikut
bertanggung jawab atas merebaknya kasus-kasus manipulasi akuntansi. Akibatnya
peristiwa tuntutan hukum terhadap kantor akuntan juga ikut meningkat dalam beberapa
tahun terakhir ini (Krishnan dan Krishnan, 1997).
Knapp (1991) menunjukkan bahwa lamanya hubungan antara auditee dan auditor
juga dapat mengganggu independensi serta keakuratan auditor untuk menjalankan tugas
pengauditan. Schokley (1981) menyatakan bahwa hubungan yang lama antara klien dan
auditor menyebabkan auditor akan cenderung ceroboh, terlalu percaya pada klien, serta
kurang inovatif. St. Pierre dan Anderson (1984) menemu-kan bahwa kegagalan audit
tampaknya sering terjadi pada auditor yang memiliki masa penugasan 3 tahun atau kurang.
Sebaliknya Metcalf Committee (US.Senate 1977) menyatakan bahwa hubungan yang lama
antara auditor dan klien dapat merusak kualitas profesionalisme kantor akuntan.
Pertama, berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Stice (1991) serta
Krishnan dan Krishnan (1997) yang menggunakan ukuran dummy untuk mengukur masa
kerja maka penelitian ini menggunakan ukuran masa kerja sesungguhnya. Hal ini
disebabkan bukti empiris bahwa kegagalan audit tidak hanya terjadi pada masa kerja yang
masih singkat (kurang dari 3 tahun) tapi juga ketika hubungan kerja antara auditor dan
Page 2 of 13

klien terlalu lama (lebih dari 5 tahun). Dengan demikian secara intuitif dapat disimpulkan
bahwa integritas laporan keuangan yang rendah dapat terjadi pada saat hubungan kerja
masih singkat (kurang dari 3 tahun) maupun pada saat terlalu lama (lebih dari 5 tahun).
Kedua, menambahkan faktor lain yang diduga mempengaruhi tinggi rendahnya
integritas laporan keuangan perusahaan publik dan selama ini belum masuk dalam
penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu mekanisme corporate governance.

B. Tinjauan Teori dan Pengembangan Hipotesis


Integritas Laporan Keuangan
Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan
menunjukkan informasi yang benar dan jujur. Ukuran integritas laporan keuangan selama
ini belum ada walaupun demikian secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur
dengan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang biasanya diukur
dengan manajemen laba.
Palmrose (1988) menunjukkan bahwa auditor yang berasal dari kantor akuntan
non-Big Eight lebih sering berhadapan dengan risiko litigasi dibandingkan auditor yang
berasal dari kantor akuntan Big Eight. Disisi lain Lennox (1999) menyatakan bahwa
auditor dari kantor akuntan Big Eight lebih akurat dibandingkan auditor dari kantor
akuntan non-Big Eight. Walaupun demikian realitas yang tampak akhir-akhir ini
menunjukkan bahwa ternyata kasus-kasus manipulasi akuntansi justru melibatkan kantorkantor akuntan besar (Big-Eight).
Beberapa kasus skandal akuntansi menyebutkan bahwa lamanya hubungan klien
dan auditor menjadi penyebab kegagalan audit. Knapp (1991) menunjukkan bahwa
lamanya hubungan antara auditee dan auditor dapat mengganggu independensi serta
keakuratan

auditor

untuk

menjalankan

tugas

pengauditan.

Hasil

penelitiannya
Page 3 of 13

menunjukkan bahwa auditor yang memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun serta kurang
dari 5 tahun tidak dapat menemukan kesalahan pelaporan yang material.

Konservatisme
Pengertian. Merupakan prinsip kehatian-hatian seorang manajer (agen) dalam
menghadapi ketidakpastian dimasa yang akan datang akan mengakui biaya (dengan jumlah
terbesar) mendahului realisasinya. Jika prinsip kehati-hatian tidak diterapkan (dalam arti
tidak/belum mengakui biaya atau mengakui tidak jumlah yang tidak terbesar) ini berarti
manajer kontra konservatif atau liberal. Konservatif hanya berhubungan dengan pengakuan
biaya, dan tidak berhubungan dengan pengakuan pendapatan dalam menghadapi
ketidakpastian. Biaya yang dimaksud bersumber pada dua hal: biaya karena penilaian
aktiva (pemilihan metode depresiasi yang menghasilkan depreciation expense yang
terbesar) dan penilaian kewajiban (hutang jangka panjang, yaitu pemilihan metode
amortisasi discount on bond payable).
Sumber. Konservatisma bersumber pada dua hal: pertama, penilaian aktiva dan
kewajiban serta kedua, penilaian atas kondisi saat ini yang penyelesaiannya tergantung
pada beberapa keadaan dimasa mendatang (contingent liability). Pada sisi lain, penilaian
aktiva pun yang hanya berkaitan dengan turunnya (impairment of fixed assets) masa
manfaat dimasa mendatang (baik karena pola pemanfaatan dan faktor waktu sebagai faktor
internal; maupun karena faktor eksternal seperti kemajuan teknologi dan turunnya harga
pasar); dan tidak berkaitan dengan naiknya harga pasar. Pada penilaian kewajiban,
konservatisma hanya berkaitan dengan kondisi discount dan tidak berkaitan dengan
premium. Ingat bahwa discount menyebabkan interest expense bertambah, namun
premium menyebabkan interest income bertambah (interest expense berkurang).

Page 4 of 13

Contoh penerapan. Dalam akuntansi penilaian aktiva, manajer akan melaporkan


aktiva pada nilai (buku) terendah dengan memilih metode akuntansi yang menghasilkan
biaya tertinggi, meski aktiva belum didisposisi. Kedua, dalam akuntansi penilaian hutang
jangka panjang, manajer akan melaporkan hutang pada nilai saat ini (carrying value)
tertinggi dengan memilih metode akuntansi yang menghasilkan biaya tertinggi meski
hutang belum jatuh tempo. Pada penilaian atas aktiva tetap dan tak berwujud, manajer yang
konservatif akan menggunakan metode jumlah angka tahun (sum-of-the-years-digit-SYD),
sementara manajer liberal (LIB) akan menggunakan metode garis lurus (straight-line-SL).
Hal yang sama pada penilaian kewajiban (hutang), manajer yang konservatif akan
menggunakan metode bond-outstanding-method, sementara menajer liberal akan
menggunakan metode garis lurus.

C. Metode Penelitian
Sampel yang digunakan adalah perusahaan publik yang terdaftar selama perioda
1998-2002. Perusahaan yang digunakan hanya perusahaan yang tergolong katagori tidak
teregulasi. Hal ini disebabkan perusahaan yang teregulasi memiliki karakteristik yang lain.
Pemilihan sampel berdasarkan metoda purposive sampling. Data diperoleh dari catatan
laporan keuangan perusahaan publik, UGM DATABASE, serta data floor announcement
dari Bursa Efek Jakarta yang dapat dapat didownload dari website jakarta stock exchange.

Pengukuran conservatism. Dapat menggunakan beberapa cara, diantaranya: pertama,


Penmann & Zhang (2000), kedua, Givoly dan Hayn (2002), dan ketiga, Beaver dan Ryan
(2002). Pengukuran pertama berbasis pada hidden reserve (RES), kedua pada accrual, dan
ketiga pada perbedaan antara nilai buku dan nilai pasar

Page 5 of 13

Penmann & Zhang (2000)

Rumus: KONS=Cscore= (RP res + DEPR res) / NOA


Hidden reserve (RES) pada dasarnya merupakan selisih antara kos aktiva dengan biaya
(penyusutan atau amortisasi) dengan manggunakan metode jumlah angka tahun. Misalnya
n=6 tahun, maka syd=21 tahun. Manajer dipandang setiap tahun menghadapi hal tersebut,
maksudnya setiap tahun penelitian dipandang sebagai tahun pertama atas perhitungan
hidden reserve. Akibatnya adalah pada tahun berjalan biaya akan tampak dalam income
statement sejumlah hidden reserve (21/21 6/21 = 15/21; dimana 6/21 merupakan faktor
syd atas tahun 1) yang terbesar (sintaksis), sehingga konsekuensinya laba yang dilaporkan
adalah laba pada tingkat yang minimal (terendah). Laba yang demikian itu dipandang
sebagai laba yang laporan keuangan miliki integritas yang tinggi (semantic), dalam arti
tidak ada upaya manajer secara liberal justru membesarkan/ meninggikan laba. Ini berarti
LK konservatif memiliki integritas laporan keuangan (ILK) yang lebih tinggi
daripada/dibandingkan dengan LK liberal. Secara pragmatis (behavioral), pengguna
laporan keuangan (juga pasar) akan merespon LK lebih tinggi yang tercermin dari kinerja
pasar (harga saham dan return) yang lebih tinggi.

IS

KONS

LIB

xx

xx

HIDRES (TINGGI)

xx (RENDAH)

Gross profit
Operating exp:
Exp/depr/amort

Page 6 of 13

Net income (residual)

KECIL

BESAR

Minimal

YA

TDK

ILK

TINGGI

RENDAH

Melapor laba pd tingkat

Jadi: KONS (TINGGI) -> HIDRES (TINGGI) -> ILK TINGGI -> KONS BERMANFAAT

Makna

Konservatisma:

Bermanfaat

atau

Tidak.

Pemanfaatan

pripsip

konservatif oleh manajer bergantung pada bermanfaat atau tidaknya prinsip tersebut dalam
kaitannya

dengan

dapat

menyelaraskan/membentengi

menyelaraskan

(entrenchment)

atas

(elightment)
hubungan

atau

tidak

agen/manajer

dengan

principal (dhi pemegang saham). Jika agen (A) adalah manajer dan principal (P) adalah
pemegang saham, maka manajer konservatif akan melaporkan laba minimal (pada
pngumuman realisasi laba yang melampaui ekspektasi prinsipan baik pemegang saham
maupun pengambil keputusan), maka akan muncul apreasiasi berupa harga pasar naik, dan
pemegang saham akan menikmati capital gain (dividend kecil). Pada kondisi ini konflik
principal-agen (PA) kecil/rendah, ini berarti hubungan PA selaras. Tindakan manajer
konservatif dipandang sebagai tindakan yang efisien karena menurunkan konflik, atau
menyelaraskan hubungan PA. Namun sebaliknya, manajer liberal yang melaporkan laba
terbesar, dirinya mencapai target laba, dan bermaksud mendapatkan bonus yang
menguntungkan dirinya, namun ternyata direspon pasar rendah dengan harga pasar yang
rendah karena ILK rendah, berakibat seolah-olah perusahaan mampu membayar dividend
(kenyataannya tidak sebesar yang diharapkan, atau justru tidak membayar dividend) dan
juga prinsipal menghadapi capital loss. Atas tindakan ini manajer/agen dipandang sebagai
bertindak membentengi diri (menguntungkan diri sendiri dan merugikan principal).
Keadaan ini menyebabkan konflik (agency problem) PA tinggi.

Page 7 of 13

KONS: Biaya/amort/depr HIDRES (besar) -> NI rendah -> ILK tinggi -> CP tinggi ->
TINGGI

TINGGI

TINGGI

konflik PA rendah -> elighment (A=WIN+P=WIN) -> KONS bermanfaat.

Kondisi KONS tidak bermanfaat adalah penerapan KONS yang tidak menurunkan konflik
atau meningkatkan keselarasan PA. Disebabkan oleh faktor eksternal yaitu pasar yang
tidak merespon secara positif, sementara faktor internal, pemegang saham mengganggap
besarnya capital gain yang tidak sesuai dengan harapannya (yang menimbulkan
ketidakpuasan).

LIB: Biaya/amort/depr (kecil) -> NI tinggi -> ILK rendah -> CP rendah ->
RENDAH

RENDAH

RENDAH

konflik PA tinggi -> A dpt bonus; P menghadapi capital loss -> entranchment
(A=WIN+P=LOSS) -> LIB bermanfaat.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

Konservatisma.

Penelitian

Sekar

Mayangsari (2003) mengelompokkan dalam tiga (3) aspek, yaitu: pertama, faktor auditor
sebagai mekanisme tata kelola (pengawasan) eksternal, dengan variabel: kualitas auditor
(KA), spektrum jasa (SJ), dan lamanya hubungan auditor-klien (MSKERJ). Kedua, faktor
tata kelola (pengawasan) internal perusahaan, dengan variabel: kepemilikan manajerial
(MAJN), institusional (INST), komite audit (KM), komisaris independent (KI). Tiga,
faktor internal manajer, dengan variabel: abnormal akrual (DACC). Namun variabel ini

Page 8 of 13

tampaknya dipandang sebagai variabel kontrol, terbukti dengan tidak dibentuknya


hipotesis atas variabel tersebut.

Model Pengembangan. Membentuk model pengembangan dari model tradisional


dapat dilakukan beberapa cara, diantaranya: Pertama, membangun efek Moderasi dalam
segmantasi (pengelompokan dalam sub kelompok), lihat 1) sd 3). Kedua, membangun
variabel intervening, lihat 4). Ketiga, lain2, lihat 5) berikut ini:
1) Berdasarkan kelompok aspek/faktor yang sama. Seperti kita ketahui bahwa KA
disamping dipandang sebagai faktor bawaan auditor, juga dapat terbentuk dari
pengalaman. Ini berarti bahwa MSKERJ mempengaruhi hubungan KA terhadap
KONS. Demikian juga halnya terhadap SJ, dalam hal kenyataan maupun
pemandangan pihak lain, dapat mempengaruhi hubungan KA terhadap KONS.
Semakin lama MSKERJ dan terdapatnya SJ akan memperlemah hubungan KA
terhadap KONS.
2) Berdasarkan kelompok aspek/faktor yang berbeda. Seperti: moderasi salah satu
variabel tata kelola internal terhadap hubungan KA terhadap KONS. MAJN yang
rendah menyebabkan agen cenderung bertindak oportunistik, sehingga meskipun
auditor

akan

berhati-hati

dalam

melakukan

audit

namun

akan

sulit

(MEMPERLEMAH) untuk dapat mendeteksi akuntansi liberalnya manajer (KONS


yang rendah). Jadi MAJN yang rendah (tata kelola yang rendah atau tidak efektif)
akan memperlemah hubungan/ pengaruh KA terhadap KONS, demikian
sebaliknya. Hal yang sama atas INST, KM dan KI. Intinya adalah semakin rendah
kemungkinan terjadinya KONS atau semakin rendahnya ILK atau semakin
liberalnya akuntansi yang diselenggarakan manajer, yang disebabkan faktor MAJN,
INST, KM dan KI, maka meski auditor akan semakin hati2, namun akan semakin

Page 9 of 13

sulit mendeteksinya, yaitu KA semakin rendah (variabel moderasi dhi ICGM yang
lemah/tdk efektif akan memperlemah hubungan KA-KONS).
3) Modeling: IV=KA, DV=KONS, MV=MSKERJ. Maka:
Model tanpa MV: (1)

KONS= a1 + b1 KA

Model dgn MV sbg IV: (2)

KONS= a2 + b2 KA + b3 MSKERJ

Full model (dgn efek): (3)

KONS= a3 + b4 KA + b5 MSKERJ + b6 KA*MSKERJ

H1: KA berpengaruh positif thd ILK.


H2: MSKERJ akan memperlemah hubungan KA thd ILK.
Analisis atas hasil: Pertama, jika b3 tdk sama dgn nol dan sig serta b6 sama dgn nol
dan tdk sig, maka MSKERJ merupakan IV murni. Kedua, jika b3 sama dgn nol dan
tdk sig serta b6 tdk sama dgn nol dan sig maka MSKERJ merupakan MV murni
(Model Quasy: KONS= a3 + b4 KA + b6 KA*MSKERJ). Ketiga, jika b5 dan b6
tdk sama dgn nol dan sig maka MSKERJ merupakan quasy moderasi (full model),
artinya bukan hanya terdapat pengaruh MSKERJ (IV murni) terhadap KONS, tetapi
juga interaksi KA*MSKERJ (efek quasy) juga berpengaruh thd KONS. Jika
terdapat dua MV, yaitu MSKERJ dan SJ, maka prinsipnya sama spt MSKERJ, dgn
menggantikan MSKERJ dgn SJ atau justru menggunakan keduanya dgn posisi atas
bawah atah sejajar.
Jadi jika b3 sama dgn nol dan tdk sig, dapat diperiksa lebih lanjut apakah: pertama,
terdapat moderasian murni (yaitu apakah b3 sama dgn nol dan tdk sig serta b3 tdk
sama dgn nol dan sig). Kedua, jika b3 tdk sama dgn nol dan sig, dapat diperiksa
lebih lanjut apakah: terdapat quasy moderasian (yaitu apakah b3 dan b6 tdk sama
dgn nol dan sig).
4) Model pengembangan misalnya: pengaruh manajemen laba (DA) terhadap kualitas
laba (ERC) dengan konservatisma (CONS) sebagai intervening variabel. Maka ada

Page 10 of 13

dua persamaan utama: (1) CONS = a1 + b1 DA; (2) ERC = a2 + b2 DA + b3


CONS. Persamaan tersebut dapa diuji dengan model regresian, atau dapat pula diuji
dengan analisis jalur. Jadi bagan modelnya: DA CONS ERC. Dengan
demikian CONS berpengaruh langsung thd ERC, DA berpengaruh tdk langsung thd
ERC melalui CONS, juga berpengaruh langsung thd ERC. Dengan demikian model
akan menggambarkan pengaruh langsung, tidak langsung dan pengaruh total.
5) Aspek lainnya yang kiranya perlu diperhatikan diantaranya: Pertama, mencari cara
pengukuran konservatisma dengan proksi lain. Kedua, juga mencari proksi
pengukuran lain atas variabel independen, intervening dan moderating, baik dengan
maupun tanpa transformasian. Ketiga, memasukkan variabel kontrol ke dalam
model. Keempat, memasukkan variabel unobservable (latent) dengan melakukan
analisis faktor atas variabel observable (teramati) kedalam model.

D. Hasil Penelitian
Perusahaan publik yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah perusahaan
yang tidak teregulasi. Pemilihan jenis industri yang digunakan sebagai sampel penelitian,
sesuai dengan definisi Craswell dkk. (1995). Industri yang memiliki perusahaan lebih dari
30 adalah industri dasar, aneka industri , industri barang konsumen, industri properti dan
estat real, industri keuangan serta industri perdagangan dan jasa. Kriteria sampel yang
diteliti adalah perusahaan yang tidak teregulasi maka industri keuangan serta industri
barang-barang konsumen tidak diikutsertakan, karena subindustrinya yaitu industri
makanan tergolong dalam industri yang teregulasi sehingga mengurangi jumlah perusahaan
dalam industri barang-barang konsumen, dari 37 menjadi 20, dan jumlah ini tidak sesuai
dengan syarat minimal industri yang digunakan sebagai sampel.

Page 11 of 13

Dengan demikian sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang


berada dalam industri dasar, aneka industri, industri properti dan estat real serta industri
perdagangan dan jasa.

Uji Asumsi Klasik


Hasil pengujian multicollinearity menunjukkan tidak terjadi masalah ini karena
angka tolerance dan VIF di bawah 10. Hasil pengujian autokorelasi dengan DurbinWatson juga menunjukkan tidak terdapat masalah autokorelasi (D=1,985). Pengujian
heteroskedasitas dengan whites heteroscedasticity menunjukkan bahwa nR2 (0,0103)<
nilai chi-square (6,6349 untuk nilai critical chi square 1%). Dengan demikian tidak
terdapat masalah heteroskedasitas.

Analisa Regresi
Hasil regresi ditunjukkan pada Tabel 4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variasi perubahan KONSR (skor konservatisme) dipengaruhi secara statistik signifikan
(p<0.05) dengan perubahan variabel-variabel komite audit (KA), komisaris independen
(KI), manipulasi akrual (MAKR), kepemilikan institusi (KI) serta kepemilikan manajemen
(KM). Meskipun demikian tanda yang dihasilkan regresi ini beberapa bertentangan dengan
hipotesa yang diajukan.

Analisa Sensitivitas
Analisa ini untuk menguji ukuran lain yang bisa digunakan untuk mengukur
industri spesialisasi auditor. Ukuran yang dimaksud adalah dengan menggunakan angka
Herfindahl. Hasil ini pada analisis ini tidak berbeda dengan hasil regresi dengan
menggunakan variabel dummy hanya saja meskipun sampel dalam jumlah yang tidak

Page 12 of 13

seimbang pengaruh spsesialisasi industri auditor terhadap KONSR secara statistis


signifikan (p=0.000).

E. Simpulan, Keterbatasan dan Implikasi


Motivasi penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh spesialisasi industri
auditor, yang di klaim dapat digunakan sebagai proksi lain dari kualitas audit, terhadap
integritas laporan keuangan yang diukur dengan skor konservatisme. Sedangkan proksi
kualitas audit berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan proksi
spesialisasi industri auditor.
Penelitian ini juga menggunakan analisa sensitivitas dengan menggunakan ukuran
spesialisasi yang lain. Selain itu juga menggunakan faktor lain yang pada penelitianpenelitian sebelumnya belum dipertimbangkan sebagai faktor yang dapat mempengaruhi
integritas laporan keuangan yaitu mekanisme corporate governance. Berdasarkan motivasi
tersebut maka penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kualitas audit, independensi dan
mekanisme corporate governance terhadap integritas laporan keuangan.

Penelitian ini memiliki keterbatasan pada generalisasi karena sampel yang


digunakan hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan yang tidak teregulasi. Selain itu
laporan keuangan tahun 2002 beberapa perusahaan yang tergolong nonregulasi belum
terpublikasi. Kondisi ini semakin mengurangi jumlah sampel penelitian.
Dengan hasil penelitian ini maka diharapkan IAI mendorong diadakannya
pelatihan-pelatihan, seminar-seminar maupun diskusi-diskusi dengan berbagai pihak untuk
mempertinggi pemahaman auditor terhadap seluk-beluk suatu industri tertentu. Dengan
demikian auditor lebih memahami karakteristik dan operasional industri tertentu

Page 13 of 13

Anda mungkin juga menyukai