Vital Signs
Vital Signs
Oleh
Nama
: Danarwati Budiningrum
NIM
: 131610101074
LABORATORIUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2013/2014
1. Dasar Teori
Tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan
darah, denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh. Disebut tanda vital
karena penting untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh.
a. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap
satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat,
yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan
tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi
jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran,
yakni tekanan sistole dan diastole.
Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu
siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi
oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu
siklus jantung tersusun atas empat fase:
1. Pengisian ventrikel (ventricular filling)
Adalah fase diastolik, saat ventrikel mengembang dan tekanannya turun
dibandingkan dengan atrium. Pada fase ini, ventrikel terisi oleh darah
dalam tiga tahapan, yakni pengisian ventrikel secara cepat, diikuti dengan
pengisian yang lebih lambat (diastasis), hingga kemudian proses diakhiri
dengan sistole atrial. Hasil akhir diperoleh EDV (End Diastolic Volume),
yang merupakan volume darah total yang mengisi tiap ventrikel, besarnya
kurang lebih 130 mL.
2. Kontraksi isovolumetrik (isovolumetric contraction)
Mulai fase ini, atria repolarisasi, dan berada dalam kondisi diastole selama
sisa siklus. Sebaliknya, ventrikel mengalami depolarisasi dan mulai
berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat tajam, namun darah
masih belum dapat keluar dari jantung dikarenakan tekanan pada aorta (80
mmHg) dan pulmonary trunk (10 mmHg)masih lebih tinggi dibandingkan
tekanan ventrikel, serta masih menutupnya keempat katup jantung. Dalam
fase ini, volume darah dalam ventrikel adalah tetap, sehingga dinamakan
isovolumetrik.
3. Pompa ventrikuler (ventricular ejection)
Pompa darah keluar jantung dimulai ketika tekanan dalam ventrikel
melampaui tekanan arterial, sehingga katup semilunaris terbuka. Harga
tekanan puncak adalah 120 mmHg pada ventrikel kiri dan 25 mmHg pada
ventrikel kanan. Darah yang keluar jantung saat pompa ventrikuler
dinamakan Stroke Volume (SV), yang besarnya sekitar 54% dari EDV.
Sisa darah yang tertinggal disebut End Systolic Volume (ESV); dengan
demikian SV = EDV ESV.
diatur oleh sistem saraf otonom. Lokasi untuk merasakan denyut nadi adalah:
1. Karotid : di bagian medial leher, dibawah angulus mandibularis,
hindari pemeriksaan dua sisi sekaligus pada waktu bersamaan.
2. Brakial : Diatas siku dan medial dari tendo bisep.
3. Radial : Bagian distal dan ventral dari pergelangan tangan.
4. Femoral : Disebelah inferomedial ligamentum inguinalis.
5. Popliteal : Di belakang lutut, sedikit ke lateral dari garis tengah.
6. Tibia posterior: Di belakang dan sedikit ke arah inferior dari maleolus
medialis.
7. Pedis dorsalis : Lateral dari tendo m. Extensor hallucis longus.
Hal-hal yang dinilai saat pemeriksaan denyut nadi adalah :
1. Kecepatan
a. Bradikardia : denyut jantung lambat (<60x/menit), didapatkan pada atlet
yang sedang istirahat, tekanan intrakranial meningkat, peningkatan tonus
vagus, hipotiroidisme, hipotermia, dan efek samping beberapa obat.
b. Takikardia : denyut jantung cepat (>100x/menit), biasa terjadi pada
pasien dengan demam, feokromositoma, congestif heart failure, syok
hipovolemik, aritmia kordis, pecandu kopi dan perokok.
c. Normal : 60-100x/menit pada dewasa.
2. Irama
a. Reguler
b. Regularly irregular : dijumpai pola dalam iregularitasnya.
c. Irregularly irregular : tidak dijumpai pola dalam iregularitasnya, terdapat pada fibrilasi atrium.
3. Volume nadi
a. Volume nadi kecil : tahanan terlalu besar terhadap aliran darah, darah
yang dipompa jantung terlalu sedikit (pada efusi perikardial, stenosis katup
mitral, payah jantung, dehidrasi, syok hemoragik).
b. Volume nadi yang berkurang secara lokal : peningkatan tahanan setempat.
c. Volume nadi besar : volume darah yang dipompakan terlalu banyak, tahanan terlalu rendah (pada bradikardia, anemia, hamil, hipertiroidisme ).
c. Pernafasan
Proses fisiologis yang berperan pada proses pernafasan adalah:
ventilasi pulmoner, respirasi eksternal dan internal. Laju pernafasan
meningkat pada keadaan stres, kelainan metabolik, penyakit jantung paru,
antara berat badan (kg) dan tinggi badan (m) kuadrat, yang disebut Indeks
Massa Tubuh (IMT) sebagai berikut :
BB (kg)
IMT = -------------TB x TB (m)
Status Gizi
Normal
Kegemukan
Obesitas
Wanita
17 23
23 - 27
> 27
Laki - laki
18 25
25 27
> 27
Stetoskop
Metronom
Stop Watch
Bangku step-test
Bak untuk tempat es
Sphygmanometer / tensimeter air raksa, aneroid dan digital
Termometer air raksa (suhu tubuh), dan thermometer digital
Timbangan BB, dan pengukut TB
3. Prosedur Percobaan
3.1 Prosedur Percobaan Tekanan Darah
Prosedur Percobaan Pengukuran Tekanan Darah
(1) Istirahatkan dulu orang selama 5 menit
(2) Lakukan pengukuran tekanan darah berdasarkan posisi sikap tubuh.
(3) Latihan mengukur tekanan darah pada posisi berbaring terlentang dan menset
terpasang pada lengan kanan atas.
(4) Naikkan tekanan sampai kira-kira 20 mmHg di atas tekanan sistole normal,
jaga sampai nadi A. Radialis dipergelangan tak teraba pada cara palpasi atau
hilangnya suara pada cara auskultasi.
(6) Lakukan tindakan seperti di atas untuk auskultasi. Turunkan tekanan
perlahan-lahan sampai terdengar kembali suara bising nadi (K-1) dan tentukan
(6) Gambarkan dalam kertas millimeter grafik hasil pengukuran frekuensi nadi
dengar tekanan sistole dan diastole, masing-masing pada absis dan ordinat (bila
milimeter tidak tersedia bisa digambar/dibuat grafik sendiri).
C. Pengaruh Stress : Cold Pressure Test
Test ini merupakan suatu test yang baik untuk menentukan labilitas
tekanan darah seperti halnya emosi dan perasaan yang tidak menyenangkan juga
mempengaruhi tekanan darah.
Pilihlah orang coba untuk masing-masing kelompok.
(1) Perintahkan orang coba untuk duduk tenang selama 5 menit, kemudian ukur
tekanan darahnya dengan tensimeter aneroid sampai didapatkan hasil yang
sama 3 kali berturut-turut.
(2) Perintahkan orang coba memasukkan tangan kirinya ke dalam bak air es (40C)
sampai 15 cm di atas pergelangan tangannya, selama 60 detik saja.
(3) Ukurlah tekanan darah pada detik ke-60 di dalam air es
(4) Ukurlah tekanan darah setelah perendaman dengan interval 2 menit sampai
tekanan darah menjadi kembali.
3.2 Prosedur Percobaan Pengukuran Denyut Nadi
Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan teknik papasi, yaitu meletakkan
jari di atas A. Radialis dekat permukaan kulit di pergelangan tangan (bawah ibu
jari).
Perhatikanlah pula kecepatan, irama, volume dan konturnya
(1) Minta orang coba untuk duduk
(2) Temukan tempat A. Radialis dengan benar dan rasakan dan hitung denyutan
per menit menggunakan dua jari (telunjuk dan tengah). Mulailah
menghitung ketika jarum panjang pada jam tangan menunjukkan angka 12.
(3) Hitung denyut dalam 60 detik atau 15 detik kemudian kalikan dengan 4.
Ketika melakukan hitungan jangan hanya melihat jam tangan, tetapi
konsentrasi pada denyut nadi. Rasakanlah kekuatannya.
(4) Jika merasa tidak yakin, lakukan penghitungan ulang sebanyak 3 kali.
(5) Jika kesulitan menghitung konsultasikan dengan instruktur.
(6) Ulangi percobaan 1 3 lakukan pada A. Brachialis. Pengukuran dilakukan
dengan meletakkan tangan orang coba agak fleksi.
(7) Ulangi percobaan 1 3 lakukan pada A. Karotis (tepat di bawah angulus
mandibular). dengan meletakkan kepala orang coba normal agak ekstensi.
Gambar 2.
4 Hasil Percobaan
Pengukuran Tekanan Darah
Sphygmomanometer
Orang
Ke-1
Parameter
Tangan
kanan
Tangan kiri
Ke-2
Tangan
II
III
110/
106/
100/
80
75
70
rera
Arenoid
I
II
III
105
95/
95/
95/
/75
60
60
60
ta
Digital
rera
rerat
II
III
95/
106
104
102
104
60
72
74
73
73
88
86
86
87
ta
100/
95/
95/
96
85/
85/
90/
86/
92
93
123
102
75
65
70
/70
65
65
65
65
72
71
78
74
67
89
93
83
120
114
119
118
95/
90/
90/
92/
90/
90/
90/
90/
kanan
60
Tangan kiri
65
60
62
60
60
60
60
74
74
78
75
85
88
88
87
85/
90/
90/
88/
85/
85/
85/
85/
127
119
120
122
65
65
65
65
60
60
60
60
72
71
70
71
80
79
81
80
Ke-1
Parameter
Tangan kanan
Tangan kiri
Ke-2
Tangan kanan
Tangan kiri
Duduk
II
III
rera
ta
II
111
122
105
113
107
100
58
58
63
60
81
74
84
77
78
111
106
109
63
58
74
Berdiri
rera
ta
II
III
rera
ta
96
101
106
104
102
104
57
57
65
72
74
73
73
86
88
83
86
88
86
85
86
109
106
98
97
100
93
93
123
103
58
60
84
57
58
66
72
71
78
74
79
78
77
80
73
56
70
67
59
53
60
112
121
125
119
117
118
119
118
120
114
119
118
68
66
71
68
63
66
58
62
74
74
78
75
65
63
68
65
71
72
71
71
85
88
88
87
121
122
117
120
116
110
113
113
127
119
120
122
66
54
61
60
58
50
63
57
72
71
76
73
64
61
63
63
77
77
70
75
80
79
81
80
III
Pengaruh Latihan
Orang
Ke-1
Nadi
Sistole
Diastole
(kali/mnt)
(mmHg)
(mmHg)
Parameter
3 menit pertama
136
133
81
6 menit
108
112
76
Ke-2
9 menit
98
112
73
11 menit
97
98
74
93
105
72
Normal
101
146
76
3 menit pertama
81
122
63
6 menit
79
114
70
9 menit
82
111
62
11 menit
76
116
67
Sistole
Diastole
(mmHg)
(mmHg)
Parameter
Pra-stress
105
70
30 detik
100
70
2 menit
100
76
60 detik
96
72
2 menit
88
72
Orang
Coba
Jenis
Kelamin
Brachialis
Carotis
Putri
92
80
84
Zoe
88
76
84
Arum
92
88
60
Lilis
80
88
84
Orang Coba
Jenis Kelamin
Lilis
24
Zoe
18
Arum
22
Putri
16
Orang Coba
Lokasi
Elisa
Aksial
36,2
Zoe
Aksial
36,6
Rohma
Aksial
35,9
Putri
Aksial
36,2
Orang
Coba
Jenis
kelamin
Berat
Badan
dan
Tinggi
BB Ideal
(minimal
dan
maksimal)
IMT
(Indeks
Massa
Tubuh)
Klasifikasi
Badan
Zoe
50/161
19,289
Normal
Elisa
51/164
18,96
Normal
Rohma
48/156
19,72
Normal
Arum
60/152
25,96
Agak
gemuk
Jawab : Ada. Dapat dilihat dari data yang berhasil diperoleh, tekanan sistol
tertinggi terdapat pada pengukuran tekanan darah dalam posisi berbaring.
Posisi tubuh mempengaruhi tekanan darah karena berhubungan
dengan efek gravitasi. Pada kondisi berbaring, gaya gravitasi
mempengaruhi seluruh tubuh secara uniform. Pada posisi tegak, selain
akibat kontraksi jantung, pembuluh darah di bawah jantung mendapat
beban tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat jantung dan pembuluh.
Karena peningkatan tekanan ini, darah mengumpul dalam pembuluh
pengumpul venosa di ekstremitas bawah sehingga isi sekuncup berkurang..
(6) Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah ?
Jawab :
Faktor-faktor yang menentukan tekanan darah adalah :
- Faktor Fisiologis :
a. Kelenturan dinding arteri
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi
tekanan darah.
c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi
terhadap aliran.
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah
meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh darah maka
makin tinggi tekanan darah.
- Faktor Patologis:
a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun
dan berusaha menstabilkan tekanan darah.
b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh
aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik).
c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin vasokontriksi
perifer
d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah
(berkurangnya elastisitas pembuluh darah )
e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena
komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih
untuk pembakaran.
f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur
emosi akan menset baroresepsor untuk menaikkan tekanan darah.
(7) Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika
pada penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu ?
Jawab : Jika tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu
kemungkinannya adalah pasien mengalami hipertensi yang pada keadaan
tekanan darah darah lebih tinggi gigi tidak boleh dicabut karena Saat
tekanan darah sedang tinggi, maka tekanan yang dihasilkan di pembuluh
darah juga besar. Jika dilakukan cabut gigi, maka bisa menyebabkan
pendarahan atau darah susah sekali dihentikan.
PERTANYAAN PERCOBAAN DENYUT NADI
(1) Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi sebelum
melakukan tindakan operatif ?
Jawab : Pengukuran denyut nadi sangat penting karena apabila akan
dilakukan anastesi sebelum tindakan operasi, maka denyut nadi harus
normal terlebih dahulu. Apabila dilakukan anastesi ketika denyut nadi
tidak normal
(2) Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi ?
Jawab : Usia, aktivitas, jenis kelamin, berat badan, keadaan psikis.
(3) Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh
? Jelaskan mengapa !
Jawab : Ada karena adanya perbedaan gaya gravitasi. pada saat berbaring
denyut nadinya akan lebih rendah dibandingkan saat duduk atau berdiri,
karena efek gravitasi tubuh akan berkurang yang membuat darah lebih
banyak mengalir kembali ke jantung. Yang berarti denyut nadi yang
diperlukan lebih sedikit.
Sedangkan pada posisi berdiri, denyut nadinya akan meningkat karena
darah yang kembali ke jantung lebih sedikit sehingga menyebabkan
peningkatan detak jantung. Pada posisi duduk denyut nadi cenderung
stabil karena jumlah darah yang
tersedia bagi jantunguntuk dipompa
menjadi meningkat.
(4) Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat ?
Jawab : Karena saat bekerja otot bekontraksi, sehingga otot perlu suplai
oksigen lebih banyak. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, jantung
memompa darah lebih cepat agar aliran darah ke otot meningkat sehingga
denyut nadi dan tekanan darah juga meningkat.
(5) Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal ?
Jawab : Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat
dilakukan pada saat melakukan aktivitas maksimal.untuk menentukan
denyut nadi maksimal digunakan rumus 220-umur. Denyut jantung yang
optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada kapan waktu
darah aorta, yaitu pembuluh darah arteri utama yang memberikan darah ke
organ-organ tubuh.
b. Tekanan darah tinggi
Hubungan antara obesitas dan hipertensi adalah kompleks dan mungkin
menggambarkan interaksi faktor genetik, demografi dan biologik.
Berbagai penelitian telah melaporkan bahwa penurunan BB bermanfaat
untuk mengurangi tekanan darah.
c. Gagal jantung
Suatu penelitian tahun 2002 melaporkan bahwa obesitas mungkin
bertanggung jawab terhadap 11% gagal jantung pada pria dan 14 %
pada wanita. Mekanismenya belum jelas.
d. Gangguan lemak darah (Dislipidemia)
Efek obesitas pada kadar kolesterol adalah kompleks. Walaupun
obesitas tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar
kolesterol, tetapi kadar trigliserida (TG) biasanya tinggi sedang
kolesterol baik (HDL) cenderung menurun yang keduanya
menyebabkan penyakit jantung.
e. Resistensi insulin dan DM tipe2
Kebanyakan penderita DM tipe 2 adalah obesitas dan pada
kenyataannya memberikan kesan yang kuat bahwa penurunan BB
dapat menjadi kunci di dalam mengontrol terhadap DM tipe 2, yang
mempunyai kelainan berupa ketidakmampuan menggunakan insulin di
dalam metabolisme glukosa.
f. Sindroma metabolik (sindroma X)
Terdiri dari obesitas yang ditandai dengan penumpukan lemak pada
daerah perut, gangguan kolesterol, hipertensi, dan resistensi insulin.
Tampaknya faktor genetik berperanan, walaupun obesitas dan makan
yang cepat memegang peranan penting di dalam perkembangan
sindroma ini. Sindroma metabolik secara signifikan dihubungkan
dengan penyakit jantung dan angka kematian yang lebih tinggi.
g. Kanker
Obesitas dihubungkan dengan jenis kanker tertentu, dan beberapa ahli
percaya bahwa kontrol BB yang efektif bagi anak2 dan dewasa dapat
mengurangi kejadian kanker 30-40 %. Obesitas dapat meningkatkan
risiko kanker dalam hubungannya dengan kadar hormon yang tinggi
yang disebut growth factor, yang mana dapat merangsang pertumbuhan
sel yang menyebabkan kanker.
PEMBAHASAN
5.1 Percobaan Pengukuran Tekanan Darah
Pada pengukuran tekanan darah ini didapatkan hasil yang berbedabeda. Pada penggunaan tensimeter konvensional hasil yang didapatkan lebih
tinggi baik tekanan sistol maupun diastolnya daripada menggunakan
tensimeter digital. Begitu pula saat dilakukan variasi posisi tubuh. Hasil
yang paling tinggi menunjukkan pada posisi berbaring. Hal ini disebabkan
pada kondisi berbaring, gaya gravitasi mempengaruhi seluruh tubuh secara
uniform. Pada posisi tegak, selain akibat kontraksi jantung, pembuluh darah
di bawah jantung mendapat beban tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat
jantung dan pembuluh. Karena peningkatan tekanan ini, darah mengumpul
dalam pembuluh pengumpul venosa di ekstremitas bawah sehingga isi
sekuncup berkurang.
Pada pengukuran tekanan darah karena pengaruh latihan dapat
dilihat bahwa tekanan darah berbeda saat sebelum dimulainya aktivitas dan
setelah berhenti aktivitas. Hasil tekanan darah pada orang coba laki-laki
juga lebih tinggi dibandingkan orang coba perempuan.
Pada percobaan pengaruh pengaruh dingin tekanan darah menurun
dibandingkan sebelum terkena dingin.
5.2 Pengukuran Denyut Nadi
Pada pengukuran denyut nadi didapatkan hasil yang berbeda-beda
di antara masing-masing orang coba dan letak arteri pengamatan. Arteri
yang paling mudah diraba dan dihitung jumlah denyut nadinya adalah
pada A. Radialis dimana pada arteri ini didapatkan hasil yang paling
tinggi.
5.3 Pengukuran Suhu Tubuh
Suhu tubuh pada orang coba yang diukur secara oral dan aksial
ditunjukkan hasil yang berbeda dengan perbedaan yang relatif kecil yaitu
0.3. Hal ini disebabkan karena kelembapan di daerah ketiak lebih tinggi
sehingga menurunkan suhu tubuh inti.
5.4 Pengukuran Tinggi dan Berat Badan
Indeks massa tubuh orang coba normal yaitu berkisar 18 25.
Tetapi ada yang indeks massa tubuhnya 25,96 dan dikategorikan agak
gemuk.
6. Kesimpulan
1. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
dengan digital, sphygmomanometer, arenoid. Yang dapat dilakukan di di
arteri brachialis, karotis, dan fascialis.
Tekanan darah dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu:
a. Alat yang digunakan.
b. Sikap tubuh ketika pengukuran.
c. Aktivitas.
d. Pengaruh stress atau psikis.
e. Jenis kelamin.
2. Denyut nadi setiap orang berbeda. Faktor-faktornya:
a. Jenis kelamin.
b. Berat badan.
c. Tempat penghitungan denyut nadi (arteri).
d. Aktivitas.
e. Faktor psikis.
3. Pernafasan normal pada orang dewasa adalah 15-20 kali/menit saat
istirahat
Faktor yang mempengaruhi frekuensi nafas:
a. Jenis kelamin.
b. Aktivitas.
c. Berat badan.
d. Faktor psikis.
4. Suhu tubuh normal adalah 36.5-37.2 derajat celcius yang dapat dilakukan
dengan melalui oral, rektal, aksial, dan telinga.
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:
a. Jenis kelamin.
b. Aktivitas.
c. Kesehatan.
d. Tempat mengukur suhu tubuh.
e. Alat yang digunakan.
5. Pengukuran berat badan dan tinggi badan dapat digunakan untuk
menentukan Indeks Massa Tubuh sehingga dapat diketahui termasuk
dalam golongan yang mana. IMT yang normal berkisar antara 18-25 kg/m2
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel. 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC