Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK SISTEM TUBUH II


PENGUKURAN TANDA TANDA VITAL

Oleh
Nama

: Danarwati Budiningrum

NIM

: 131610101074

LABORATORIUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2013/2014

PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL

1. Dasar Teori
Tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan
darah, denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh. Disebut tanda vital
karena penting untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh.
a. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap
satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat,
yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan
tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi
jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran,
yakni tekanan sistole dan diastole.
Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu
siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi
oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu
siklus jantung tersusun atas empat fase:
1. Pengisian ventrikel (ventricular filling)
Adalah fase diastolik, saat ventrikel mengembang dan tekanannya turun
dibandingkan dengan atrium. Pada fase ini, ventrikel terisi oleh darah
dalam tiga tahapan, yakni pengisian ventrikel secara cepat, diikuti dengan
pengisian yang lebih lambat (diastasis), hingga kemudian proses diakhiri
dengan sistole atrial. Hasil akhir diperoleh EDV (End Diastolic Volume),
yang merupakan volume darah total yang mengisi tiap ventrikel, besarnya
kurang lebih 130 mL.
2. Kontraksi isovolumetrik (isovolumetric contraction)
Mulai fase ini, atria repolarisasi, dan berada dalam kondisi diastole selama
sisa siklus. Sebaliknya, ventrikel mengalami depolarisasi dan mulai
berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat tajam, namun darah
masih belum dapat keluar dari jantung dikarenakan tekanan pada aorta (80
mmHg) dan pulmonary trunk (10 mmHg)masih lebih tinggi dibandingkan
tekanan ventrikel, serta masih menutupnya keempat katup jantung. Dalam
fase ini, volume darah dalam ventrikel adalah tetap, sehingga dinamakan
isovolumetrik.
3. Pompa ventrikuler (ventricular ejection)
Pompa darah keluar jantung dimulai ketika tekanan dalam ventrikel
melampaui tekanan arterial, sehingga katup semilunaris terbuka. Harga
tekanan puncak adalah 120 mmHg pada ventrikel kiri dan 25 mmHg pada
ventrikel kanan. Darah yang keluar jantung saat pompa ventrikuler
dinamakan Stroke Volume (SV), yang besarnya sekitar 54% dari EDV.
Sisa darah yang tertinggal disebut End Systolic Volume (ESV); dengan
demikian SV = EDV ESV.

4. Relaksasi isovolumetrik (isovolumetric relaxation)


Awal dari diastole ventrikuler, yakni saat mulai terjadinya repolarisasi.
Fase ini juga disebut sebagai fase isovolumetrik, karena katup AV belum
terbuka dan ventrikel belum menerima darah dari atria.
Maka yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan
puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam
pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole
adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke
pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan sistole
dan diastole, ini yang disebut dengan blood pressure amplitude atau pulse
pressure.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah
jantung, tahanan pembuluh darah tepi, volume darah total, viskositas
darah, dan kelenturan dinding arteri.
Parameter yang diukur pada pemeriksaan tekanan darah yaitu tekanan maksimal pada dinding arteri selama kontraksi ventrikel kiri, tekanan
diastolik yaitu tekanan minimal selama relaksasi, dan tekanan nadi yaitu
selisih antara tekanan sistolik dan diastolik (penting untuk menilai derajat
syok). Komponen suara jantung disebut suara korotkoff yang berasal dari
suara vibrasi saat manset dikempiskan. Suara korotkoff sendiri terbagi
menjadi 5 fase yaitu :
Fase I : Saat bunyi terdengar, dimana 2 suara terdengar pada
waktu bersamaan, disebut sebagai tekanan sistolik.
Fase II : Bunyi berdesir akibat aliran darah meningkat, intensitas
lebih tinggi dari fase I.
Fase III : Bunyi ketukan konstan tapi suara berdesir hilang, lebih
lemah dari fase I.
Fase IV : Ditandai bunyi yang tiba-tiba meredup/melemah dan meniup.
Fase V : Bunyi tidak terdengar sama sekali,disebut sebagai tekanan diastole.
Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah berdasarkan Joint
National Committee VII adalah sebagai berikut :
Klasifikasi tekanan darah pada usia 18 tahun :
Klasifikasi
Tekanan sistolik (mmHg)
Tekanan diastolik (mmHg)
Normal
<120
<80
Pre-hipertensi
120 139
80 89
Stadium 1
140 159
90 99
Stadium 2
160
100
b. Denyut nadi
Denyut nadi adalah gelombang darah yang dapat dirasakan karena
dipompa kedalam arteri oleh kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut nadi

diatur oleh sistem saraf otonom. Lokasi untuk merasakan denyut nadi adalah:
1. Karotid : di bagian medial leher, dibawah angulus mandibularis,
hindari pemeriksaan dua sisi sekaligus pada waktu bersamaan.
2. Brakial : Diatas siku dan medial dari tendo bisep.
3. Radial : Bagian distal dan ventral dari pergelangan tangan.
4. Femoral : Disebelah inferomedial ligamentum inguinalis.
5. Popliteal : Di belakang lutut, sedikit ke lateral dari garis tengah.
6. Tibia posterior: Di belakang dan sedikit ke arah inferior dari maleolus
medialis.
7. Pedis dorsalis : Lateral dari tendo m. Extensor hallucis longus.
Hal-hal yang dinilai saat pemeriksaan denyut nadi adalah :
1. Kecepatan
a. Bradikardia : denyut jantung lambat (<60x/menit), didapatkan pada atlet
yang sedang istirahat, tekanan intrakranial meningkat, peningkatan tonus
vagus, hipotiroidisme, hipotermia, dan efek samping beberapa obat.
b. Takikardia : denyut jantung cepat (>100x/menit), biasa terjadi pada
pasien dengan demam, feokromositoma, congestif heart failure, syok
hipovolemik, aritmia kordis, pecandu kopi dan perokok.
c. Normal : 60-100x/menit pada dewasa.
2. Irama
a. Reguler
b. Regularly irregular : dijumpai pola dalam iregularitasnya.
c. Irregularly irregular : tidak dijumpai pola dalam iregularitasnya, terdapat pada fibrilasi atrium.
3. Volume nadi
a. Volume nadi kecil : tahanan terlalu besar terhadap aliran darah, darah
yang dipompa jantung terlalu sedikit (pada efusi perikardial, stenosis katup
mitral, payah jantung, dehidrasi, syok hemoragik).
b. Volume nadi yang berkurang secara lokal : peningkatan tahanan setempat.
c. Volume nadi besar : volume darah yang dipompakan terlalu banyak, tahanan terlalu rendah (pada bradikardia, anemia, hamil, hipertiroidisme ).
c. Pernafasan
Proses fisiologis yang berperan pada proses pernafasan adalah:
ventilasi pulmoner, respirasi eksternal dan internal. Laju pernafasan
meningkat pada keadaan stres, kelainan metabolik, penyakit jantung paru,

dan pada peningkatan suhu tubuh. Pernafasan yang normal bila


kecepatannya 14-20x/menit pada dewasa, dan sampai 44x/menit pada
bayi. Kecepatan dan irama pernafasan serta usaha bernafas perlu diperiksa
untuk menilai adanya kelainan:
1. Kecepatan :
Takipnea : pernafasan cepat dan dangkal.
Bradipnea : pernafasan lambat.
Hiperpnea/hiperventilasi : pernafasan dalam dan cepat (Kussmaul.
Hipoventilasi : bradipnea disertai pernafasan dangkal.
2. Irama
a. Reguler
b. Pernafasan cheyne-stoke : Periode apnea diselingi hiperpnea.
c. Pernafasan Biots (ataksia) : periode apnea yang tiba-tiba diselingi
periode pernafasan konstan dan dalam.
3. Usaha bernafas :
Adalah kontraksi otot-otot tambahan saat bernafas misalnya otot
interkostalis. Bila ada kontraksi otot-otot tersebut menunjukkan adanya
penurunan daya kembang paru.
d. Suhu
Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara pembentukan
dan pengeluaran panas. Pusat pengaturan suhu terdapat di hipotalamus
yang menentukan suhu tertentu dan bila suhu tubuh melebihi suhu yang
ditentukan hipotalamus tersebut, maka pengeluaran panas meningkat dan
sebaliknya bila suhu tubuh lebih rendah. Suhu tubuh dipengaruhi oleh
irama sirkadian, usia, jenis kelamin, stres, suhu lingkungan hormon, dan
olahraga. Suhu normal berkisar antara 36,5C 37,5C. Lokasi
pengukuran suhu adalah oral (dibawah lidah), aksila, dan rektal. Pada
pemeriksaan suhu per rektal tingkat kesalahan lebih kecil daripada oral
atau aksila. Peninggian semua terjadi setelah 15 menit, saat beraktivitas,
merokok, dan minum minuman hangat, sedangkan pembacaan semu
rendah terjadi bila pasien bernafas melalui mulut dan minum minuman
dingin.
e. Berat Badan dan Tinggi Badan
Postur tubuh ideal dinilai dari pengukuran antropometri untuk menilai
apakah komponen tubuh tersebut sesuai dengan standard normal atau
ideal. Pengukuran antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio

antara berat badan (kg) dan tinggi badan (m) kuadrat, yang disebut Indeks
Massa Tubuh (IMT) sebagai berikut :

BB (kg)
IMT = -------------TB x TB (m)

Status Gizi
Normal
Kegemukan
Obesitas

Wanita
17 23
23 - 27
> 27

Laki - laki
18 25
25 27
> 27

2. Alat dan Bahan


(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Stetoskop
Metronom
Stop Watch
Bangku step-test
Bak untuk tempat es
Sphygmanometer / tensimeter air raksa, aneroid dan digital
Termometer air raksa (suhu tubuh), dan thermometer digital
Timbangan BB, dan pengukut TB

3. Prosedur Percobaan
3.1 Prosedur Percobaan Tekanan Darah
Prosedur Percobaan Pengukuran Tekanan Darah
(1) Istirahatkan dulu orang selama 5 menit
(2) Lakukan pengukuran tekanan darah berdasarkan posisi sikap tubuh.
(3) Latihan mengukur tekanan darah pada posisi berbaring terlentang dan menset
terpasang pada lengan kanan atas.
(4) Naikkan tekanan sampai kira-kira 20 mmHg di atas tekanan sistole normal,
jaga sampai nadi A. Radialis dipergelangan tak teraba pada cara palpasi atau
hilangnya suara pada cara auskultasi.
(6) Lakukan tindakan seperti di atas untuk auskultasi. Turunkan tekanan
perlahan-lahan sampai terdengar kembali suara bising nadi (K-1) dan tentukan

tingkat-tingkat suara dari Korotkoff sampai suara melemah/ menghilang (K-4


/ K-5).
(8) Ulangi percobaan butir 1 sampai 4 pada tangan kanan dan kiri menggunakan
tensimeter aneroid dan digital (bila alat tersedia).
(9) Catat hasil percobaan anda.
A. Posisi sikap tubuh :
(1) Berbaring terlentang,
Ukurlah secara auskultasi tekanan darah orang coba sampai 3 kali berturutturut dan ambillah nilai rata-ratanya.
(2) Duduk,
Perintahkan orang coba duduk tenang selama 3 menit, kemudian ukurlah
tekanan darahnya 3 kali berturut-turut dan ambillah nilai rata-ratanya.
(3) Berdiri,
Perintahkan orang coba berdiri dengan tenang dalam sikap bersiap selama
2-3 menit, kemudian ukurlah tekanan darahnya 3 kali berturut-turut dan
ambillah nilai rata-ratanya.
B. Pengaruh Latihan
Pilih salah satu orang coba untuk masing-masing kelompok.
(1) Menset tensimeter aneroid dipasang dan tekanan darahnya diukur dalam
keadaan duduk dan mencatat frekuensi nadinya.
(2) Dengan manset tetap terpasang, orang coba melakukan aktivitas naik turun
bangku dengan kecepatan 20 kali per menit selama 2 menit.
(3) Segera setelah naik turun bangku berakhir, ukur tekanan darah dan catat
frekuensi nadinya.
(4) Teruskan mengukur tekanan darah dan frekuensi dengan interval 3 menit
sampai menjadi normal kembali.
(5) Masukkan hasil yang diperoleh ke dalam tabel yang meliputi frekuensi nadi,
tekanan sistole dan diastole.

Gambar 1. Pengukuran Tekanan darah

(6) Gambarkan dalam kertas millimeter grafik hasil pengukuran frekuensi nadi
dengar tekanan sistole dan diastole, masing-masing pada absis dan ordinat (bila
milimeter tidak tersedia bisa digambar/dibuat grafik sendiri).
C. Pengaruh Stress : Cold Pressure Test
Test ini merupakan suatu test yang baik untuk menentukan labilitas
tekanan darah seperti halnya emosi dan perasaan yang tidak menyenangkan juga
mempengaruhi tekanan darah.
Pilihlah orang coba untuk masing-masing kelompok.
(1) Perintahkan orang coba untuk duduk tenang selama 5 menit, kemudian ukur
tekanan darahnya dengan tensimeter aneroid sampai didapatkan hasil yang
sama 3 kali berturut-turut.
(2) Perintahkan orang coba memasukkan tangan kirinya ke dalam bak air es (40C)
sampai 15 cm di atas pergelangan tangannya, selama 60 detik saja.
(3) Ukurlah tekanan darah pada detik ke-60 di dalam air es
(4) Ukurlah tekanan darah setelah perendaman dengan interval 2 menit sampai
tekanan darah menjadi kembali.
3.2 Prosedur Percobaan Pengukuran Denyut Nadi
Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan teknik papasi, yaitu meletakkan
jari di atas A. Radialis dekat permukaan kulit di pergelangan tangan (bawah ibu
jari).
Perhatikanlah pula kecepatan, irama, volume dan konturnya
(1) Minta orang coba untuk duduk
(2) Temukan tempat A. Radialis dengan benar dan rasakan dan hitung denyutan
per menit menggunakan dua jari (telunjuk dan tengah). Mulailah
menghitung ketika jarum panjang pada jam tangan menunjukkan angka 12.
(3) Hitung denyut dalam 60 detik atau 15 detik kemudian kalikan dengan 4.
Ketika melakukan hitungan jangan hanya melihat jam tangan, tetapi
konsentrasi pada denyut nadi. Rasakanlah kekuatannya.
(4) Jika merasa tidak yakin, lakukan penghitungan ulang sebanyak 3 kali.
(5) Jika kesulitan menghitung konsultasikan dengan instruktur.
(6) Ulangi percobaan 1 3 lakukan pada A. Brachialis. Pengukuran dilakukan
dengan meletakkan tangan orang coba agak fleksi.
(7) Ulangi percobaan 1 3 lakukan pada A. Karotis (tepat di bawah angulus
mandibular). dengan meletakkan kepala orang coba normal agak ekstensi.

Gambar 2.

Cara Pemeriksaan Denyut Nadi Pada A. Radialis, A. Brachialis dan A.


Carotis

3.3 Prosedur Percobaan Pengukuran Frekuensi Nafas


Dudukkan orang coba dengan tenang. Pengukuran frekuensi nafas
dilakukan dengan memperhatikan dengan cermat naik turunnya dinding dada dan
hitung jumlah naik turunnya selama 60 detik. Perhatikan pula apakah ada
Penyumbatan nafas, pola nafas. Apakah ditunjukkan dengan kontraksi otot-otot
leher atau otot-otot yang lain.
3.4 Prosedur Percobaan Pengukuran Suhu Tubuh
(1) Masukkan termometer ke dalam mulut (di bawah lidah) orang coba selama 3
menit.
(2) Perhatikan tinggi air raksa berada pada skala berapa. Lakukan percobaan
sebanyak 2 kali.
(3) Lakukan pengukuran pada ketiak sebanyak 2 kali. Lihatlah apakah ada
perbedaannya.
3.5 Prosedur Percobaan Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
(1) Ukurlah BB dan TB semua anggota kelompok.
(2) Hitunglah berapa BB ideal maksimal dan minimal.
(3) Hitung berapa IMT masing-masing.
(4) Masukkan dalam klasifikasi, anda termasuk klasifikasi yang mana.

4 Hasil Percobaan
Pengukuran Tekanan Darah
Sphygmomanometer
Orang

Ke-1

Parameter

Tangan
kanan

Tangan kiri

Ke-2

Tangan

II

III

110/

106/

100/

80

75

70

rera

Arenoid
I

II

III

105

95/

95/

95/

/75

60

60

60

ta

Digital
rera

rerat

II

III

95/

106

104

102

104

60

72

74

73

73

88

86

86

87

ta

100/

95/

95/

96

85/

85/

90/

86/

92

93

123

102

75

65

70

/70

65

65

65

65

72

71

78

74

67

89

93

83

120

114

119

118

95/

90/

90/

92/

90/

90/

90/

90/

kanan

60

Tangan kiri

65

60

62

60

60

60

60

74

74

78

75

85

88

88

87

85/

90/

90/

88/

85/

85/

85/

85/

127

119

120

122

65

65

65

65

60

60

60

60

72

71

70

71

80

79

81

80

Pengukuran Sikap Tubuh


Berbaring
Orang

Ke-1

Parameter

Tangan kanan

Tangan kiri

Ke-2

Tangan kanan

Tangan kiri

Duduk

II

III

rera
ta

II

111

122

105

113

107

100

58

58

63

60

81

74

84

77

78

111

106

109

63

58

74

Berdiri
rera
ta

II

III

rera
ta

96

101

106

104

102

104

57

57

65

72

74

73

73

86

88

83

86

88

86

85

86

109

106

98

97

100

93

93

123

103

58

60

84

57

58

66

72

71

78

74

79

78

77

80

73

56

70

67

59

53

60

112

121

125

119

117

118

119

118

120

114

119

118

68

66

71

68

63

66

58

62

74

74

78

75

65

63

68

65

71

72

71

71

85

88

88

87

121

122

117

120

116

110

113

113

127

119

120

122

66

54

61

60

58

50

63

57

72

71

76

73

64

61

63

63

77

77

70

75

80

79

81

80

III

Pengaruh Latihan
Orang

Ke-1

Nadi

Sistole

Diastole

(kali/mnt)

(mmHg)

(mmHg)

Parameter

3 menit pertama

136

133

81

6 menit

108

112

76

Ke-2

9 menit

98

112

73

11 menit

97

98

74

93

105

72

Normal

101

146

76

3 menit pertama

81

122

63

6 menit

79

114

70

9 menit

82

111

62

11 menit

76

116

67

Pengaruh Stress : Cold Pressure Test


Orang
Ke-1

Sistole

Diastole

(mmHg)

(mmHg)

Parameter
Pra-stress

105

70

30 detik

100

70

2 menit

100

76

60 detik

96

72

2 menit

88

72

Pengukuran Denyut Nadi

Orang
Coba

Jenis
Kelamin

Denyut Nadi (pada tiga tempat arteri)


Radialis

Brachialis

Carotis

Putri

92

80

84

Zoe

88

76

84

Arum

92

88

60

Lilis

80

88

84

Pengukuran Frekuensi Nafas

Orang Coba

Jenis Kelamin

Frekuensi Nafas ( / 60 detik )

Lilis

24

Zoe

18

Arum

22

Putri

16

Orang Coba

Lokasi

Suhu Tubuh (C)

Elisa

Aksial

36,2

Zoe

Aksial

36,6

Rohma

Aksial

35,9

Putri

Aksial

36,2

Pengukuran Suhu Tubuh

Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan

Orang
Coba

Jenis
kelamin

Berat
Badan
dan
Tinggi

BB Ideal
(minimal
dan
maksimal)

IMT
(Indeks
Massa
Tubuh)

Klasifikasi

Badan
Zoe

50/161

19,289

Normal

Elisa

51/164

18,96

Normal

Rohma

48/156

19,72

Normal

Arum

60/152

25,96

Agak
gemuk

5. Pembahasan dan Jawaban Pertanyaan


Setelah melakukan pengukuran tanda-tanda vital terhadap beberapa orang
coba, maka pertanyaan-pertanyaan ini dapat dijawab.
PERTANYAAN PERCOBAAN TEKANAN DARAH
(1) Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan
tensimeter konvensional dan digital ?
Jawab : Ada. Pada penggunaan tensimeter konvensional, hasil yang
ditunjukkan lebih tinggi daripada tensimeter digital. Baik untuk tekanan
sistol maupun diastolnya. Hal ini dikarenakan tekanan air raksa yang
berada pada tensimeter itu sendiri.
(2) Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan
kanan dan kiri?
Jawab : Ada. Perbedaan yang nampak pada pengukuran ini adalah tekanan
sistol pada tangan kanan menunjukkan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tangan kiri.
(3) Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan
tensimeter konvensional dan digital ?
Jawab : Ada. Pada penggunaan tensimeter konvensional, hasil yang
ditunjukkan lebih tinggi daripada tensimeter digital. Baik untuk tekanan
sistol maupun diastolnya. Hal ini dikarenakan tekanan air raksa yang
berada pada tensimeter itu sendiri.
(4) Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis dan A.
Bracialis ?
Jawab : Ada. Arteri Radialis yang berada pada pergelangan tangan tercatat
paling banyak. Hal itu mungkin disebabkan karena arteri Radialis paling
mudah untuk diraba.
(5)Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan
posisi ? jelaskan mengapa ?

Jawab : Ada. Dapat dilihat dari data yang berhasil diperoleh, tekanan sistol
tertinggi terdapat pada pengukuran tekanan darah dalam posisi berbaring.
Posisi tubuh mempengaruhi tekanan darah karena berhubungan
dengan efek gravitasi. Pada kondisi berbaring, gaya gravitasi
mempengaruhi seluruh tubuh secara uniform. Pada posisi tegak, selain
akibat kontraksi jantung, pembuluh darah di bawah jantung mendapat
beban tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat jantung dan pembuluh.
Karena peningkatan tekanan ini, darah mengumpul dalam pembuluh
pengumpul venosa di ekstremitas bawah sehingga isi sekuncup berkurang..
(6) Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah ?
Jawab :
Faktor-faktor yang menentukan tekanan darah adalah :
- Faktor Fisiologis :
a. Kelenturan dinding arteri
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi
tekanan darah.
c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi
terhadap aliran.
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah
meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh darah maka
makin tinggi tekanan darah.
- Faktor Patologis:
a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun
dan berusaha menstabilkan tekanan darah.
b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh
aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik).
c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin vasokontriksi
perifer
d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah
(berkurangnya elastisitas pembuluh darah )
e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena
komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih
untuk pembakaran.
f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur
emosi akan menset baroresepsor untuk menaikkan tekanan darah.

(7) Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika
pada penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu ?
Jawab : Jika tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu
kemungkinannya adalah pasien mengalami hipertensi yang pada keadaan
tekanan darah darah lebih tinggi gigi tidak boleh dicabut karena Saat
tekanan darah sedang tinggi, maka tekanan yang dihasilkan di pembuluh
darah juga besar. Jika dilakukan cabut gigi, maka bisa menyebabkan
pendarahan atau darah susah sekali dihentikan.
PERTANYAAN PERCOBAAN DENYUT NADI
(1) Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi sebelum
melakukan tindakan operatif ?
Jawab : Pengukuran denyut nadi sangat penting karena apabila akan
dilakukan anastesi sebelum tindakan operasi, maka denyut nadi harus
normal terlebih dahulu. Apabila dilakukan anastesi ketika denyut nadi
tidak normal
(2) Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi ?
Jawab : Usia, aktivitas, jenis kelamin, berat badan, keadaan psikis.
(3) Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh
? Jelaskan mengapa !
Jawab : Ada karena adanya perbedaan gaya gravitasi. pada saat berbaring
denyut nadinya akan lebih rendah dibandingkan saat duduk atau berdiri,
karena efek gravitasi tubuh akan berkurang yang membuat darah lebih
banyak mengalir kembali ke jantung. Yang berarti denyut nadi yang
diperlukan lebih sedikit.
Sedangkan pada posisi berdiri, denyut nadinya akan meningkat karena
darah yang kembali ke jantung lebih sedikit sehingga menyebabkan
peningkatan detak jantung. Pada posisi duduk denyut nadi cenderung
stabil karena jumlah darah yang
tersedia bagi jantunguntuk dipompa
menjadi meningkat.
(4) Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat ?
Jawab : Karena saat bekerja otot bekontraksi, sehingga otot perlu suplai
oksigen lebih banyak. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, jantung
memompa darah lebih cepat agar aliran darah ke otot meningkat sehingga
denyut nadi dan tekanan darah juga meningkat.
(5) Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal ?
Jawab : Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat
dilakukan pada saat melakukan aktivitas maksimal.untuk menentukan
denyut nadi maksimal digunakan rumus 220-umur. Denyut jantung yang
optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada kapan waktu

mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah berolahraga).


Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang diperlukan
oleh tubuh saat itu.
PERTANYAAN PERCOBAAN SUHU TUBUH
(1) Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda ? Berapa perbedaannya
? Jelaskan !
Jawab : Angka pada termometer pada pengukuran suhu tubuh di ketiak
lebih rendah sekitar 0,3 derajat celcius. Hal tersebut dikarenakan
kelembapan di daerah ketiak lebih tinggi sehingga menurunkan suhu tubuh
inti.
(2) Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau
pengukuran di bagian tubuh yang lain ?
Jawab : Ketika ingin mengetahui suhu internal dan permukaan.
PERTANYAAN PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN
(1) Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran gigi ?.
Jelaskan untuk apa.
Jawab : Iya, karena dari tinggi badan dan berat badan diperlukan dalam
memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis terutama
yang berkaitan dengan hormonal metabolic. Selain itu, pengukuran TB dan
BB juga dapat digunakan untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh yang
dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan penderita.
(2) Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat
bagi yang terlalu gemuk ?. Jelaskan !.
Jawab : Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami
oleh mereka yang memiliki IMT kurang dari 18, yaitu:
a. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penipisan jaringan tulang atau hilangnya kepadatan
tulang seiring dengan waktu. Osteoporosis terjadi apabila tubuh tidak
mampu membentuk jaringan tulang baru, atau jaringan tulang yang telah
ada diserap terlalu banyak oleh tubuh, atau keduanya..
b.
Masalah reproduksi
Keadaan sangat kurus pada wanita, menjadi salah satu penyebab beberapa
masalah reproduksi pada wanita. Yang pertama, siklus menstruasi akan
berhenti atau menjadi tidak teratur pada wanita yang terlalu kurus. Bukan
hanya itu, wanita yang terlalu kurus, juga akan mengalami kesulitan saat
akan konsepsi (terjadinya pembuahan), mereka juga sulit untuk
mempertahankan kehamilannya. Pria yang terlalu kurus memiliki resiko
untuk mengalami disfungsi seksual menetap sebanyak 22 kali lebih tinggi

daripada orang dengan berat badan normal. Masalah-masalah seperti


disfungsi ereksi, sakit saat berhubungan seksual atau ketidakmampuan
untuk ejakulasi. Menurut penelitian juga terdapat hubungan antara berat
badan pria dan kesehatan spermanya.
c. Anemia
Kebanyakan orang yang terlalu kurus sering mengalami kelelahan
sepanjang waktu. Kekurangan energi dan fatigue atau kelemahan adalah
meripakan gejala khas anemia. Anemia adalah penyakit yang terjadi saat
tubuh mengalami kekurangan sel darah merah. Sel darah merah
bertanggung jawab untuk transportasi oksigen menuju organ. Apabila sel
darah merah kurang, maka oksigen yang diangkut menuju organ tubuh
juga tidak memadai. Sehingga organ tubuh mengalami kekurangan
oksigen, dan muncullah gejala anemia. Gejala lain dari anemia adalah,
pucat, pusing, detak jantung tidak teratur, nafas pendek. Anemia
disebabkan karena kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat. Hal
ini menjadi salah satu alasan lagi bagi penderita anoreksia untuk
mengkonsumsi cukup makanan yang bergizi.
d.
Rendahnya sistem imun
Sistem imun tubuh membutuhkan cukup sumber energi untuk dapat
berfungsi dengan baik. Dan energi tersebut didapatkan dari makanan yang
masuk ke tubuh kita. Bagi penderita anoreksia, karena energi yang masuk
sedikit, maka sel-sel tubuh kurang maksimal dalam menghasilkan sistem
imun. Sehingga orang yang terlalu kurus gampang terserang penyakit flu,
bahkan dapat menjadi lebih parah, seperti kanker, yang dimulai dengan
aktivitas sel yang abnormal.
e.
Penyakit Jantung dan Diabetes
Pada penelitian, disebutkan bahwa orang yang memiliki gen kurus,
memiliki kecenderungan untuk menyimpan lemak ditempat yang dalam,
seperti disekitar jantung dan hati, daripada dibawah kulit. Dan studi
menyatakan bahwa hal itu beresiko lebih tinggi untuk terjadinya diabetes
dan serangan jantung dikemudian hari.
Akibat dari obesitas :
a. Penyakit jantung dan strok
Mereka dengan IMT paling sedikit 30 mempunyai 50-100% peningkatan
risiko kematian dibandingkan mereka dengan IMT 20-25. Obesitas tipe
buah apel mempunyai risiko hampir 3 kali untuk menderita penyakit
jantung dibandingkan dengan BB normal. Meningkatnya lemak pada
daerah perut secara spesifik dihubungkan dengan kekakuan pembuluh

darah aorta, yaitu pembuluh darah arteri utama yang memberikan darah ke
organ-organ tubuh.
b. Tekanan darah tinggi
Hubungan antara obesitas dan hipertensi adalah kompleks dan mungkin
menggambarkan interaksi faktor genetik, demografi dan biologik.
Berbagai penelitian telah melaporkan bahwa penurunan BB bermanfaat
untuk mengurangi tekanan darah.
c. Gagal jantung
Suatu penelitian tahun 2002 melaporkan bahwa obesitas mungkin
bertanggung jawab terhadap 11% gagal jantung pada pria dan 14 %
pada wanita. Mekanismenya belum jelas.
d. Gangguan lemak darah (Dislipidemia)
Efek obesitas pada kadar kolesterol adalah kompleks. Walaupun
obesitas tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar
kolesterol, tetapi kadar trigliserida (TG) biasanya tinggi sedang
kolesterol baik (HDL) cenderung menurun yang keduanya
menyebabkan penyakit jantung.
e. Resistensi insulin dan DM tipe2
Kebanyakan penderita DM tipe 2 adalah obesitas dan pada
kenyataannya memberikan kesan yang kuat bahwa penurunan BB
dapat menjadi kunci di dalam mengontrol terhadap DM tipe 2, yang
mempunyai kelainan berupa ketidakmampuan menggunakan insulin di
dalam metabolisme glukosa.
f. Sindroma metabolik (sindroma X)
Terdiri dari obesitas yang ditandai dengan penumpukan lemak pada
daerah perut, gangguan kolesterol, hipertensi, dan resistensi insulin.
Tampaknya faktor genetik berperanan, walaupun obesitas dan makan
yang cepat memegang peranan penting di dalam perkembangan
sindroma ini. Sindroma metabolik secara signifikan dihubungkan
dengan penyakit jantung dan angka kematian yang lebih tinggi.
g. Kanker
Obesitas dihubungkan dengan jenis kanker tertentu, dan beberapa ahli
percaya bahwa kontrol BB yang efektif bagi anak2 dan dewasa dapat
mengurangi kejadian kanker 30-40 %. Obesitas dapat meningkatkan
risiko kanker dalam hubungannya dengan kadar hormon yang tinggi
yang disebut growth factor, yang mana dapat merangsang pertumbuhan
sel yang menyebabkan kanker.
PEMBAHASAN
5.1 Percobaan Pengukuran Tekanan Darah

Pada pengukuran tekanan darah ini didapatkan hasil yang berbedabeda. Pada penggunaan tensimeter konvensional hasil yang didapatkan lebih
tinggi baik tekanan sistol maupun diastolnya daripada menggunakan
tensimeter digital. Begitu pula saat dilakukan variasi posisi tubuh. Hasil
yang paling tinggi menunjukkan pada posisi berbaring. Hal ini disebabkan
pada kondisi berbaring, gaya gravitasi mempengaruhi seluruh tubuh secara
uniform. Pada posisi tegak, selain akibat kontraksi jantung, pembuluh darah
di bawah jantung mendapat beban tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat
jantung dan pembuluh. Karena peningkatan tekanan ini, darah mengumpul
dalam pembuluh pengumpul venosa di ekstremitas bawah sehingga isi
sekuncup berkurang.
Pada pengukuran tekanan darah karena pengaruh latihan dapat
dilihat bahwa tekanan darah berbeda saat sebelum dimulainya aktivitas dan
setelah berhenti aktivitas. Hasil tekanan darah pada orang coba laki-laki
juga lebih tinggi dibandingkan orang coba perempuan.
Pada percobaan pengaruh pengaruh dingin tekanan darah menurun
dibandingkan sebelum terkena dingin.
5.2 Pengukuran Denyut Nadi
Pada pengukuran denyut nadi didapatkan hasil yang berbeda-beda
di antara masing-masing orang coba dan letak arteri pengamatan. Arteri
yang paling mudah diraba dan dihitung jumlah denyut nadinya adalah
pada A. Radialis dimana pada arteri ini didapatkan hasil yang paling
tinggi.
5.3 Pengukuran Suhu Tubuh
Suhu tubuh pada orang coba yang diukur secara oral dan aksial
ditunjukkan hasil yang berbeda dengan perbedaan yang relatif kecil yaitu
0.3. Hal ini disebabkan karena kelembapan di daerah ketiak lebih tinggi
sehingga menurunkan suhu tubuh inti.
5.4 Pengukuran Tinggi dan Berat Badan
Indeks massa tubuh orang coba normal yaitu berkisar 18 25.
Tetapi ada yang indeks massa tubuhnya 25,96 dan dikategorikan agak
gemuk.

6. Kesimpulan
1. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
dengan digital, sphygmomanometer, arenoid. Yang dapat dilakukan di di
arteri brachialis, karotis, dan fascialis.
Tekanan darah dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu:
a. Alat yang digunakan.
b. Sikap tubuh ketika pengukuran.
c. Aktivitas.
d. Pengaruh stress atau psikis.
e. Jenis kelamin.
2. Denyut nadi setiap orang berbeda. Faktor-faktornya:
a. Jenis kelamin.
b. Berat badan.
c. Tempat penghitungan denyut nadi (arteri).
d. Aktivitas.
e. Faktor psikis.
3. Pernafasan normal pada orang dewasa adalah 15-20 kali/menit saat
istirahat
Faktor yang mempengaruhi frekuensi nafas:
a. Jenis kelamin.
b. Aktivitas.
c. Berat badan.
d. Faktor psikis.
4. Suhu tubuh normal adalah 36.5-37.2 derajat celcius yang dapat dilakukan
dengan melalui oral, rektal, aksial, dan telinga.
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:
a. Jenis kelamin.
b. Aktivitas.
c. Kesehatan.
d. Tempat mengukur suhu tubuh.
e. Alat yang digunakan.
5. Pengukuran berat badan dan tinggi badan dapat digunakan untuk
menentukan Indeks Massa Tubuh sehingga dapat diketahui termasuk
dalam golongan yang mana. IMT yang normal berkisar antara 18-25 kg/m2

DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel. 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai