Anda di halaman 1dari 15

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN

PNEUMONIA RINGAN PADA BALITA DI RUMAH


DI DESA SAYANG KECAMATAN JATINANGOR
Marini Pita Sari1, Helwiyah Ropi1, Siti Yuyun Rahayu Fitri1
1

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat

ABSTRAK
Pneumonia masih menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian
pada balita. Pengetahuan tentang perawatan yang baik akan mencegah pneumonia
menjadi pneumonia berat dan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan pneumonia pada balita di rumah.
Jenis penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan
sampel proporsionate random sampling kepada 80 ibu yang memiliki balita yang
mengalami pneumonia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (53,75 %) memiliki
pengetahuan yang kurang tentang perawatan pneumonia di rumah. Pemberian
makanan bergizi (61,25 %) memiliki pengetahuan yang kurang, pemberian cairan
(58,75 %) memiliki pengetahuan yang baik, kompres saat demam (40,00 %)
memiliki pengetahuan yang cukup, membersihkan jalan nafas (65,00%) memiliki
pengetahuan yang kurang dan perkembangan penyakit (78,75 %) memiliki
pengetahuan yang kurang. Berdasarkan hasil penelitian di atas diharapkan lebih
mengembangkan metode penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang perawatan pneumonia.
Kata kunci : Balita, Perawatan di rumah, Pneumonia.

ABSTRACT
Pneumonia one of morbidity and mortality causes in children under five
years. Knowledge about treatment will prevent pneumonia becomes severe
pneumonia and death. The goal of this research is to find the description
treatment of pneumonia on children under five years. This research is descriptive
by using proportionate random sampling to 80 mother of children under five
years having pneumonia. The results of this research indicate that (53,75 %) has
a less knowledge. Provide nutrients (61,25 %) has a less kowledge, give fluids
(58,75 %) has a good knowledge, fever treatment (40,00 %) has a moderate
knowledge, clear airway (65,00%) has a less knowledge and observe the
development of disea11se (78,75 %) has a less knowledge. Based on the results
above is expected further develop methods of counseling and training to improve
knowledge about the treatment of pneumonia.

Key words : Children under five years, Pneumonia, Treatment at home

Marini Pita Sari


Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
1

PENDAHULUAN
Menurut WHO pneumonia adalah penyebab terbesar kematian pada anak
di seluruh dunia. Setiap tahun diperkirakan membunuh 1,4 juta anak di bawah
usia lima tahun. Pneumonia membunuh lebih banyak anak dibandingkan penyakit
lain di dunia. Pneumonia adalah masalah yang signifikan dalam masyarakat
dengan tingkat kematian balita yang tinggi. Oleh karena itu, kontrol pneumonia
menjadi penting dalam mencapai MDGs 4 (Global Action Plan for The
Prevention and Control of Pneumonia (GAPP)).
Berdasarkan data, jumlah penderita pneumonia pada balita pada tahun
2010 di Jawa barat sebanyak 193.980 dari 3. 9876. 200 balita. Berdasarkan data
Dinas Kesehatan Sumedang tahun 2010 sebanyak 4.890 dari 110.543 anak balita
di kabupaten Sumedang

menderita pneumonia. Sedangkan pada Januari-

November 2011 sebanyak 3.714 menderita pneumonia dari 113.429 balita.


Pneumonia dibagi atas pneumonia ringan, pneumonia berat dan
pneumonia sangat berat. Pada pneumonia berat dan sangat berat akan dilakukan
rawat inap sedangkan pada pneumonia ringan akan dilakukan pengobatan rawat
jalan. Pneumonia ringan memiliki tanda dan gejala batuk dan napas cepat. Pada
pneumonia ringan dapat dilakukan rawat jalan dimana ibu bisa memberikan
perawatan penunjang pada balitanya di rumah. Pneumonia ringan yang terjadi
pada balita dapat berubah menjadi semakin berat jika perawatan tidak dilakukan
dengan baik sebab terdapat faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan
seperti pemberian antibiotik, pelaporan kasus dan perawatan di rumah.
Pengetahuan ibu akan menjadi pendukung penting sebab jika memiliki
Marini Pita Sari
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
2

pengetahuan yang baik dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan termasuk


pneumonia.
Dampak bila ibu tidak memberikan perawatan yang baik pada balitanya
akan memperberat penyakitnya yaitu menjadi pneumonia berat sehingga saat
dibawa ke rumah sakit keadaannya sudah semakin memburuk. Dampak lainnya
yaitu berat badan balita menurun, demam tidak berkurang dan nafsu makan
berkurang. Salah satu kriteria keberhasilan perawatan di rumah adalah bila saat 2
hari kemudian pernapasannya membaik (melambat), demam berkurang dan nafsu
makan membaik dan pemberian antibiotik selama 5 hari (WHO, 2009).
Menurut WHO, semakin dini gejala pneumonia dideteksi dan semakin
cepat ditangani hasilnya akan lebih baik dan dapat menyelamatkan jiwa. Untuk
mencapai hal ini ada tiga langkah penting yang harus dicapai tepat waktu dalam
pengelolaan anak yang sakit yaitu pengenalan penyakit oleh pengasuh, mencari
pelayanan dari tempat yang sesuai dan pemberian obat dengan dosis yang benar
(Hildenwall et al, 2009).
Penanganan penyakit pneumonia yang tepat di rumah oleh orang tua dapat
mengurangi tingkat keparahan dan mengurangi kematian balita akibat pneumonia.
Beberapa upaya perawatan yang dapat dilakukan oleh ibu di rumah dengan
memberikan makanan bergizi, pemberian cairan, kompres saat demam dan
membersihkan jalan napas (Kemenkes, 2010).
Desa Sayang merupakan desa dengan balita paling banyak terkena
pneumonia

ringan yaitu sebanyak 59 orang. Dari hasil wawancara dengan

pemegang program ISPA di Puskesmas Jatinangor didapatkan bahwa penyuluhan


Marini Pita Sari
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
3

tentang tentang ISPA (pneumonia) sudah dilakukan di Posyandu desa Sayang dan
kader-kader mendapatkan pelatihan mengenai ISPA (Pneumonia). Berdasarkan
survey awal dan wawancara di lapangan, ibu yang mempunyai balita sudah
mendapat penjelasan dari petugas puskesmas dan bidan desa namun saat ditanya
kembali oleh peneliti ibu masih menjawab kurang tepat. Selain itu, dari hasil
wawancara dengan bidan desa, beberapa ibu kembali memeriksakan balitanya
dengan kondisi demam yang belum turun karena ibu tidak mengompres anak saat
demam dan berat badan anak menurun karena ibu tidak memberikan makanan
sedikit tapi sering ketika anak tidak mau makan. Oleh karena itu, mengakibatkan
balita kembali diberi antibiotik. Hal ini didukung pula dengan data perubahan
status pneumonia menjadi pneumonia berat yaitu sebanyak 10 balita.
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang
perawatan pneumonia ringan pada balita di rumah di Desa Sayang Kecamatan
Jatinangor.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan metode deskriptif. Variabel
dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang perawatan pneumonia pada
balita di rumah.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang anak balitanya
sedang menderita pneumonia dan mempunyai tanda-tanda pneumonia seperti
batuk, pilek dan sesak nafas. Jumlah ibu yang anaknya pernah menderita
Marini Pita Sari
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
4

pneumonia sebanyak 409 dengan sampel 80 balita. Dalam penelitian ini


pengambilan sampel dilakukan dengan teknik probability sampling yang
digunakan yaitu proportionate stratified random sampling.
Untuk mengukur pengetahuan dalam penelitian ini menggunakan
instrumen berupa tes dengan pertanyaan tertutup dimana responden tinggal
memilih jawaban yang sudah disediakan dalam bentuk pilihan ganda (a, b, c, dan
d). Banyaknya pertanyaan berjumlah 27 pertanyaan. Jawaban yang salah diberi
nilai 0 dan jawaban benar diberi nilai 1.
Hasil dari pengetahuan ibu adalah sebagai berikut:
1) Baik

: bila pertanyaan dijawab benar oleh ibu 76% - 100%.

2) Cukup : bila pertanyaan dijawab benar oleh ibu 56% - 75%.


3) Kurang : bila pertanyaan dijawab benar oleh ibu <56%.
(Nursalam, 2003).
Setelah diperoleh presentasenya kemudian data diinterpretasikan dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut :
0%

= Tidak satupun

1% - 25%

= Sebagian Kecil

26% - 49%

=Kurang dari setengahnya

50%

= Setengahnya

51% - 75%

= Lebih dari setengahnya

76% - 99%

= Sebagian besar

100%

= Seluruhnya

(Alrasyid, 1994).
Marini Pita Sari
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
5

HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian didapatkan hasil:
Sebagian besar responden berada dalam rentang usia 20 35 tahun yaitu
sebanyak 61 responden (76,25 %). Dari karakteristik pendidikan diketahui bahwa
dari total 80 orang responden lebih dari setengah responden berpendidikan tingkat
SMA yaitu sebanyak 44 responden (55%). Pada karakteristik pekerjaan diketahui
bahwa dari total 80 orang responden lebih dari setengah responden merupakan ibu
yang tidak bekerja yaitu sebanyak 56 responden (70 %).
1. Pengetahuan Ibu tentang perawatan pneumonia
Tabel 1.Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Pneumonia pada Balita di
Rumah di Desa Sayang Kecamatan Jatinangor
No.
1
2
3

Rentang Skor
76-100
56-75
<56
Total

Kategori Frekuensi
Baik
2
Cukup
35
Kurang
43
80

Persentasi
2,50
43,75
53,75
100,00

2. Memberikan makanan bergizi


Tabel 2. Pengetahuan Ibu tentang Memberikan Makanan Bergizi pada
balita dengan pneumonia di rumah di Desa Sayang Kecamatan
Jatinangor
No.
1
2
3

Rentang Skor
76-100
56-75
<56
Total

Kategori Frekuensi
Baik
12
Cukup
19
Kurang
49
80

Persentasi
15,00
23,75
61,25
100,00

Marini Pita Sari


Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
6

3. Pemberian Cairan
Tabel 3. Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Cairanpada balita dengan
pneumonia di rumah di Desa Sayang Kecamatan Jatinangor
No
1
2
3

Rentang Skor
76-100
56-75
<56
Total

Kategori Frekuensi
Baik
47
Cukup
0
Kurang
33
80

Persentasi
58,75
0,00
41,25
100,00

4. Kompres saat demam


Tabel 4. Pengetahuan Ibu tentang Kompres saat demam pada balita
dengan pneumonia di rumah di Desa Sayang Kecamatan
Jatinangor
No.
1
2
3

Rentang Skor
76-100
56-75
<56
Total

Kategori
Baik
Cukup
Kurang

Frekuensi
20
32
28
80

Persentasi
25,00
40,00
35,00
100,00

5. Membersihkan jalan nafas


Tabel 5. Pengetahuan Ibu tentang Membersihkan jalan nafas pada balita
dengan pneumonia di rumah di Desa Sayang Kecamatan
Jatinangor
No.
1
2
3

Rentang Skor
76-100
56-75
<56
Total

Kategori Frekuensi
Baik
4
Cukup
24
Kurang
52
80

Persentasi
5,00
30,00
65,00
100,00

Marini Pita Sari


Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
7

6. Perkembangan Penyakit
Tabel 6. Pengetahuan Ibu tentang Perkembangan penyakit
No.
1
2
3

Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentasi


76-100
Baik
6
7,50
56-75
Cukup
11
13,75
<56
Kurang
63
78,75
Total
80
100,00

PEMBAHASAN
Pengetahuan ibu tentang perawatan pneumonia pada balita di rumah
meliputi pengetahuan tentang memberikan makanan bergizi, pemberian cairan,
kompres saat demam dan membersihkan jalan nafas.
Dari hasil yang didapat mengenai pengetahuan tentang perawatan
pneumonia secara keseluruhan responden memiliki pengetahuan kurang yaitu
sebanyak 43 responden (53,75 %). Menurut (Notoatmojo, 2003) pengetahuan
adalah hal yang penting untuk mempengaruhi tindakan seseorang. Pada penelitian
(Notosiswoyo, 2003) penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian balita
dengan pneumonia dikarenakan oleh rendahnya pengetahuan ibu. Hal ini dapat
diasumsikan bahwa pengetahuan yang kurang akan berdampak pada angka
kesakitan dan kematian akibat penumonia. Bila dikaitkan dengan hasil
karaktertistik responden didapatkan data bahwa sebagian besar responden berada
pada tingkat pendidikan SMA yaitu 44 responden (55 %). Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah
menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut. Pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya (Notoatmojo, 2003).
Marini Pita Sari
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
8

Jika dikaitkan dengan karakteristik responden, usia responden berada


dalam rentang 20-35 tahun yaitu sebanyak 61 responden (76,25 %). Menurut
(Hurlock, 2004) usia ibu berada dalam rentang 20-35 tahun yang termasuk ke
dalam rentang usia dewasa dini dimana pada masa ini merupakan periode
penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru, harapan-harapan sosial baru
dan cara hidup baru. Menurut Notoatmojo salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan adalah usia. Hal ini dapat diasumsikan dengan
adanya masa peralihan akan membuat seseorang lebih sulit menerima
pengetahuan yang baru.
Pada aspek pengetahuan tentang perawatan memberikan makanan bergizi
terdapat 49 responden (62,25%) berada pada kategori berpengetahuan kurang,
kategori berpengetahuan cukup 19 responden (23,75 %) dan

pada

kategori

berpengetahuan baik 12 responden (15 %). Pemberian makanan bergizi sangat


penting karena akan mempengaruhi status gizi balita. Makanan dan zat gizi adalah
balok pembangun yang membantu membentuk gigi, tulang dan otot yang kuat,
jaringan yang sehat, perkembangan saraf otak dan sistem daya tahan tubuh. Setiap
hari anak perlu mendapatkan zat gizi dari makanan. Tidak ada satu jenis makanan
yang menyediakan semua zat gizi yang dibutuhkan anak yang paling baik adalah
memberikan aneka ragam makanan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan
zat gizi (Supariasa, 2002). Pada penelitian (Juliastuti, 2000) pemberian makanan
bergizi yang kurang akan lebih mudah terserang penyakit infeksi salah satunya
pneumonia karena kurangnya daya tahan tubuh balita. Untuk itu perlu
peningkatan pemberian makanan bergizi dan mempertahankan status gizi balita.
Marini Pita Sari
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
9

Jika dikaitkan pada karakteristik responden didapatkan data bahwa


sebagian besar responden tidak bekerja yaitu sebanyak 56 responden (70 %). Hal
ini bisa dikaitkan dengan biaya yang dibutuhkan untuk ketersediaan makanan
karena diperlukan cukup biaya menentukan jenis makanan yang dapat dikonsumsi
(Mubarak, 2009).
Pada penelitian ini sebagian besar ibu memiliki pengetahuan baik tentang
pemberian cairan yaitu 47 responden (58,75 %). Cairan menepati urutan kedua
setelah oksigen sebagai bahan esensial untuk berlangsungnya kehidupan. Keadaan
kurang cairan atau dehidrasi selama beberapa hari dapat menyebabkan kematian.
Pemberian cairan dapat memenuhi cairan pada balita dan mengencerkan dahak.
Menurut penelitian (Dewa, 2003) kurangnya pemberian cairan akan meningkatkan
kejadian pneumonia 2 kali lebih besar. Anak yang demam memerlukan cairan
yang lebih banyak. Cairan banyak terbuang pada saat melepaskan panas. Oleh
karena itu anak demam lebih banyak memerlukan cairan sehingga dengan
memberikan minum yang banyak diharapkan cairan dalam tubuh tetap stabil.
Pada aspek pengetahuan tentang kompres saat demam terdapat 32
responden (40 %) memiliki pengetahuan cukup. Demam dapat disebabkan oleh
adanya reaksi tubuh terhadap kuman atau infeksi. Demam yang tinggi dapat
mengganggu seperti berkurangnya nafsu makan dan membuat balita gelisah. Ibu
harus mengetahui suhu saat balita mengalami demam agar mampu memberikan
tindakan pada balita. Selain pemberian paracetamol untuk mengatasi demam
dapat dilakukan kompres hangat. Menurut penelitian (Dewa, 2003) cara
mengompres yang salah akan mempunyai resiko untuk kejadian pneumonia.
Marini Pita Sari
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
10

Kompres yang salah yaitu mempergunakan alkohol atau menggunakan air es yang
dapat menghambat pengeluaran panas sehingga demam tidak berkurang.
Pada penelitian ini sebagian besar ibu memiliki pengetahuan kurang
tentang membersihkan jalan nafas yaitu 52 responden (65 %). Hidung tersumbat
adalah salah satu tanda pneumonia. Hidung balita biasanya banyak mengandung
lendir karena udara yang keluar masuk lewat hidung akan membuat lendir
menjadi kering di dalam hidung. Ini akan menutup dan menyumbat saluran napas
balita. Saluran pernapasan khususnya hidung akan meningkatkan resiko terjadinya
pneumonia. Sekret adalah media yang baik untuk perkembangan kuman.
Kebersihan sekret di hidung yang kurang baik akan membuat kolonisasi kuman
dan rentan terhadap infeksi (Dewa, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar
responden berada dalam kategori kurang yaitu sebanyak 63 responden (78,75 %)
tentang perkembangan penyakit. Perkembangan penyakit meliputi cara pemberian
obat antibiotik dan anjuran untuk memeriksakan balita kembali ke pelayanan
kesehatan. Pengetahuan yang kurang akan berdampak pada ketidakmauan ibu
untuk memerika kembali ke pelayanan kesehatan. Menurut (Astuti, 2011)
pengetahuan yang kurang akan berdampak pada ketidakpatuhan ibu untuk
memeriksakan kembali balitanya ke pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal
tersebut dapat dijadikan dasar untuk pentingnya pengetahuan mengenai
memeriksakan kembali balita ke pelayanan kesehatan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
yaitu dengan cara penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan berupaya untuk
Marini Pita Sari
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
11

memberikan informasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan.


Menurut (Sitepu, 2008) pengetahuan akan lebih meningkat jika diberikan
penyuluhan kesehatan dibandingkan dengan yang tidak diberikan penyuluhan
kesehatan.

SIMPULAN
Pada penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan
pneumonia ringan pada balita di desa Sayang Kecamatan Jatinangor dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang
perawatan pneumonia di rumah, memberikan makanan bergizi dan membersihkan
jalan nafas, lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan yang baik
tentang pemberian cairan, kurang dari setengah responden memiliki pengetahuan
yang cukup pada kompres saat demam dan sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang kurang tentang perkembangan penyakit.

SARAN
1)

Bagi Puskesmas
Puskesmas dan petugas kesehatan diharapkan lebih dapat mengembangkan

pelatihan dan metode penyuluhan seperti, metode diskusi, metode tanya jawab
dan metode tutorial untuk meningkatkan pengetahuan tentang perawatan
pneumonia pada balita di rumah pada ibu terutama pada sub variabel memberikan
makanan bergizi, membersihkan jalan napas dan perkembangan penyakit.
Marini Pita Sari
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
12

2)

Bagi Peneliti Selanjutnya


Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi metode

penyuluhan yang lebih tepat yang sesuai untuk tingkat pengetahuan dan
karakteristik responden.

DAFTAR PUSTAKA
Al Rasyid, H. 1994. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala: Diktat
Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Sosial Bidang Kajian Utama
Sosiologi Antopologi. Bandung : Universitas Padjadjaran.
Astuti, N. S dan Koesyanto, H. 2011. Faktor Ibu Balita yang Berhubungan
dengan Kepatuhan Follow Up Penderita Pneumonia. Jurnal Kesehatan
Masyarakat 126-133.Available at :
http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas/article/download/1765/1958
(diakses tanggal 17 Juli 2012).
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang. 2010. Profil Kesehatan Kabupaten
Sumedang. Sumedang: Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang.
Dewa, D; Ismail, D dan Naining, R. 2003. Hubungan Perawatan di Rumah
terhadap Perubahan Status ISPA Bukan Pneumonia menjadi Pneumonia
di

Kabupaten

Kotabaru.

FKM

UGM.

Tesis.

Available

at

http://library.um.ac.id/majalah/printmajalah4.php/28877.html
(diakses tanggal 24 Mei 2012).
Hildenwall, H; Nantanda, R; Tumwine, J. K; Petzold, M; Pariyo, G; Tomson, G
dan Peterson, G. 2009. Care-seeking in the development of severe
Marini Pita Sari
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
13

communityacquired pneumonia in Ugandan children. Annals of Tropical


Paediatrics 29, 281289.
Hurlock, E. B. 2005. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi 5. Jakarta : Erlangga.
Juliastuti, T. P. 2000. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Pneumonia Balita di Puskesmas Cisaga Kabupaten Ciamis. FKM UI.
Tesis. Available at :
http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=92945
(diakses tanggal 22 Oktober 2011).
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. Jakarta :
DIPA

Kementerian

Kesehatan

RI.

Available

at

http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/B
uku-Kader-Seri-Kesehatan-Anak.pdf (diakses tanggal 21 Februari 2012).
Kementerian

Kesehatan

RI.

Jakarta:Kementerian

2011.

Profil

Kesehatan

Kesehatan
RI.

Indonesia

2010.

Available

at

:http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_KESEHATAN_INDONES
IA_2010.pdf (diakses tanggal 22 Oktober 2011).
Mubarak, W. I. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:
Pedoman Skripsi, Tesis & Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Notoatmojo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Marini Pita Sari
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
14

Notosiswoyo, M. 2003. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Bayi/Anak Balita


Serta Persepsi Masyarakat dalam Kaitannya dengan Penyakit ISPA dan
Pneumonia. Buletin Kesehatan Penelitian, vol. 31, No. 2,p 60-71.
Puskesmas Jatinangor. 2011. Profil Kesehatan Puskesmas Jatinangor 2011.
Jatinangor: Puskesmas Jatinangor.
Sitepu, A. 2008. Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Metode
Ceramah Disertai Pemutaran VCD dan Tanpa Pemutaran VCD dalan
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Penyakit Pneumonia
pada Balita di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. FKM USU. Tesis.
Available at:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6725/1/08E00489.pdf
(diakses tanggal 7 Juli 2012).
Supariasa; Dewa, I. N; Bakri, B; Fajar, I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
WHO. 2009. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anaka di Rumah Sakit Pedoman
BagiRumah Sakit Rujukan Tingkat PertamaDi Kabupaten/ Kota (Alih
Bahasa

Tim

Adaptasi

Indonesia.

Jakarta:

WHO,

Indonesia.

http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/09/Buku-Saku-Pelayanan-KesehatanAnak-di-RS.pdf (diakses tanggal 21 Januari 2012).

Marini Pita Sari


Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor)
Email: marini_pitasari@yahoo.com, Telp.085921566498
15

Anda mungkin juga menyukai