Anda di halaman 1dari 33

Beberapa masalah yang kerap muncul pada

usia lanjut , yang disebutnya sebagai : a


series of Is.
Mulai dari :
immobility (imobilisasi),
instability (instabilitas dan jatuh),
incontinence (inkontinensia),

intellectual impairment (gangguan


intelektual),
infection (infeksi),
impairment of vision and hearing (gangguan
penglihatan dan pendengaran),
isolation (depresi),
Inanition (malnutrisi),
insomnia (ganguan tidur),
hingga immune deficiency (menurunnya
kekebalan tubuh).

hipertensi,
gagal jantung dan infark serta
gangguan ritme jantung
diabetes mellitus,
gangguan fungsi ginjal dan hati.
Juga terdapat berbagai keadaan yang khas dan
sering mengganggu lansia seperti gangguan :
fungsi kognitif, keseimbangan badan,
penglihatan dan pendengaran.

Kemunduran biologis yg terlihat sebagai gejala


kemunduran fisik, a l :
Kulit mulai mengendur dan wajah mulai
keriput serta garis-garis yang menetap
Rambut kepala mulai memutih atau beruban
Gigi mulai lepas (ompong)
Penglihatan dan pendengaran berkurang
Mudah lelah dan mudah jatuh
Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah

Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan


baik
Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih
baik daripada hal-hal yang baru saja terjadi
Sering adanya disorientasi terhadap waktu,
tempat dan orang
Sulit menerima ide-ide baru

Mudah jatuh
Mudah lelah, disebabkan oleh :
a. Faktor psikologis: perasaan bosan,
keletihan, depresi
b. Gangguan organis: anemia, kurang
vitamin,
osteomalasia, dll
c. Pengaruh obat: sedasi, hipnotik

Kekacauan mental bisa disebabkan karena


keracunan, demam tinggi, alkohol, penyakit
metabolisme, dehidrasi, dsb Nyeri dada
karena PJK, aneurisme aorta, perikarditis,
emboli paru,

Sesak nafas pada waktu melakukan aktifitas


fisik karena:
kelemahan jantung, gangguan sistem
respiratorius,
overweight, anemia,
Palpitasi karena gangguan irama jantung,
penyakit kronis, psikologis
Pembengkakan kaki bagian bawah karena
edema gravitasi, gagal jantung, kurang
vitamin B1,
penyakit hati, penyakit ginjal, kelumpuhan,
dsb

Penyakit persendian dan tulang, misalnya


rheumatik, osteoporosis, osteoartritis
Penyakit Kardiovaskuler. Misalnya: hipertensi,
kholesterolemia, angina, cardiac attack, stroke,
trigliserida tinggi, anemia, PJK
Penyakit Pencernaan yaitu gastritis, ulcus
pepticum
Penyakit Urogenital. Seperti Infeksi Saluran Kemih
(ISK), Gagal Ginjal Akut/Kronis, Benigna Prostat
Hiperplasia

Penyakit Metabolik/endokrin. Misalnya;


Diabetes mellitus, obesitas
Penyakit Pernafasan. Misalnya asma, TB paru
Penyakit Keganasan, misalnya; carsinoma/
kanker
Penyakit lainnya. Antara lain;
senilis/pikun/dimensia, alzeimer, parkinson,
dsb

Pengertian
Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat
melakukan kegiatan dengan bebas ( Kosier, 1989).
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas
mungkin membimbing penderita keluar dari tempat
tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin
berjalan (Soelaiman, 1993).
Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang
terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu
esensial untuk mempertahankan kemandirian
(Carpenito, 2000).

Untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia


Untuk mencegah terjadinya trauma
Untuk mempertahankan tingkat kesehatan
Untuk mempertahankan interaksi social dan
peran sehari hari
Untuk mencegah hilangnya kemampuan
fungsi tubuh

Gaya hidup
Gaya hidup seseorang tergantung dari tingkat
pendidikannya. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang akan di ikuti pula oleh
perilaku yang dapat meningkatkan
kesehatannya.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Gaya
Proses penyakit dan injuri
Kebudayaan
Tingkat energi
Usia dan status perkembangan
Tipe persendian dan pergerakan sendi

Proses penyakit dan injuri


Adanya penyakit tertentu yang diderita seseorang
akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya;
seorang yang patah tulang akan kesulitan untuk
mobilisasi secara bebas.
Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap
dalam melakukan aktifitas misalnya; seorang
anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan
berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang
biasa pakai mobil dalam segala keperluannya.

Tingkat energi
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga
atau energi, orang yang lagi sakit akan berbeda
mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat
apalagi dengan seorang pelari.
Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan
mobilitasnya dibandingkan dengan seorang
remaja. Anak yang selalu sakit selama masa
pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat
kelincahannya dibandingkan dengan anak yang
tidak sering sakit.

Tipe persendian dan pergerakan sendi


Dalam sistem musculoskeletal dikenal 2
macam persendian yaitu sendi yang dapat
digerakkan (diartrosis) dan sendi yang tidak
dapat digerakkan (sinartrosis).

Sinartrosis : Persendian yang tidak


memperbolehkan pergerakan
Sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan
ikat fibrusa
Ex : persendian tulang tengkorak
Sinartrosis sinkondiosis
Sinartrosis yang dihubungkan untuk tulang
rawan
Ex : hubungan antar segmen pada tulang
belakang

Diartosis
Diartrosis persendian yang memungkinkan terjadinya
gerakan. Dapat dikelompokkan menjadi :
Sendi peluru
Persendian yang memungkinkan pergerakan ke
segala arah
Ex : hubungan tulang lengan atas dengan tulang
tulang belikat
Sendi pelora
Persendian yang memungkinkan beberapa gerakan
rotasi, namun tidak ke segala arah
Ex : hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan

Sendi putar
Persendian yang memungkinkan gerak
berputar (rotasi)
Ex : hubungan tulang tengkorak dengan
tulang belakang I (atlas)
Sendi luncur
Persendian yang memungkinkan gerak rotasi
pada suatu bidang datar
Ex : hubungan tulang pergelangan kaki

Sendi engsel
Persendian yang memungkinkan gerakan satu
arah
Ex : Sendi siku antara tulang lengan atas dan
tulang tasta
Amfiartosis
Persendian yang dihubungkan untuk jaringan
tulang rawan sehingga memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan.

Denyut nadi frekuensinya mengalami


peningkatan, irama tidak teratur
Tekanan darah biasanya terjadi penurunan
tekanan sistol / hipotensi orthostatic.
Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi,
pernafasan cepat dangkal
Warna kulit dan suhu tubuh terjadi
penurunan

Kecepatan dan posisi tubuh disini akan


mengalami kecepatan aktivitas dan
ketidakstabilan posisi tubuh.
Status emosi labil

Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh


dapat melakukan kegiatan dengan bebas (
Kosier, 1989).
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk
selekas mungkin membimbing penderita
keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya selekas mungkin berjalan
(Soelaiman, 1993).
Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang
terpenting pada fungsi fisiologis karena hal
itu esensial untuk mempertahankan
kemandirian (Carpenito, 2000).

Keletihan dan kelemahan batasan karakteristik


intoleransi aktivitas, telah diketahui sebagai
penyebab paling umum kedua yang paling sering
terjadi yang menjadi keluhan pada lansia. Sekitar
43% lansia telah diidentifikasi memiliki gaya hidup
kurang gerak, akhirnya sekitar 50% penurunan
funsional pada lansia dihubungkan dengan
disease.
Penyebab imobilitas bermacam-macam, berbagai
ancaman dari imobilitas fisik dapat dikategorikan
berhubungan dengan lingkungan internal dan
eksternal atau dengan kompetensi dan sumbersumber internal dan eksternal klien.

Penurunan Fungsi Kardiovaskuler


Dengan meningkatnya usia, jantung dan pembuluh darah mengalami perubahan
baik struktural maupun fungsional. Penurunan fungsi kardiovaskuler tersebut:
Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
Kemampuan jantung memompa darah menurun yang menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah menyebabkan nyeri dada.
Kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi menyebabkan
odeme
pada kaki, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
mengakibatkan pusing mendadak.
Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
(normal 170/90 mmHg).
6) Denyut jantung menurun (normal 60-90 kali/menit)

Fleksi dan Ekstensi

Fleksi merupakan gerak menekuk atau


membengkokkan
Sebaliknya, Ekstensi merupakan gerak
meluruskan, sehingga merupakan kebalikan
gerak fleksi.
Ex : gerak pada siku, lutut, ruas ruas jari, dan
bahu.
Gerak ekstensi lebih lanjut melebihi posisi
anatomi tubuh disebut
Hiperekstensi.

Adduksi dan abduksi

Adduksi merupakan mendekati tubuh


Sebaliknya, abduksi merupakan gerak
menjauhi tubuh
Ex .: gerak merenggangkan jari-jari
tangan,membuka tungkai kaki dan
mengacungkan tangan

Supinasi dan pronasi

Supinasi merupakan gerak menengahkan


tangan
Sebaliknya Pronasi merupakan gerak
menelungkupkan tangan

Inversi dan Eversi

Inversi merupakan gerak memiringkan (


membuka ) telapak kaki kea rah dalam
tubuh,sedangkan Eversi merupakan gerak
memiringkan (membuka) telapak kearah luar
.

Pengkajian

Aktivitas/Istirahat:

Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri


tekan, memburuk dengan stres pada sendi;
kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi
bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya
hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise, keterbatasan rentang gerak;
atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada
sendi.

Kardiovaskular:

Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis:


pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan
pada jari sebelum warna kembali normal).

Integritas Ego:

Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis;


finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor
hubungan, keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi
ketidakmampuan ), ancaman pada konsep diri, citra
tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan
pada orang lain).

Makanan/Cairan:

Gejala ; Ketidakmampuan untuk


menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat: mual, anoreksia, kesulitan
untuk mengunyah.
Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan
pada membran mukosa.

Anda mungkin juga menyukai