Anda di halaman 1dari 7

COOLER

Fungsi cooler
1. Mendinginkan secara cepat clinker panas yang keluar dari kiln
(sangat berpengaruh pada struktur mikroskopik clinker, komposisi
mineral clinker dan grindabilitas)
2. Rekuperasi (pemanfaatan) panas dari clinker yang didinginkan
3. Transportasi clinker panas
Efisiensi cooler
Diartikan juga sebagai rekuperasi panas, yaitu pemanfaatan kembali
udara panas hasil pendinginan clinker, digunakan untuk membantu
pembakaran di kiln sehingga mengurangi panas yang dibuang ke
lingkungan. Untuk menyediakan udara hasil pendinginan clinker yang
memiliki temperatur tinggi, yang dapat digunakan untuk membantu
pembakaran akan lebih bagus bila jumlah udara yang dibutuhkan untuk
pendinginan clinker semakin sedikit (mendekati kebutuhan udara untuk
pembakaran bahan bakar) karena biasanya udara sisa yang tidak
dipergunakan untuk pembakaran akan dibuang ke lingkungan yang berarti
kerugian energi.
Masing-masing tipe cooler memiliki kebutuhan udara minimum untuk
mendinginkan clinker

panas hingga pada temperatur 100C. Pada

konvensional grate cooler, diperlukan udara pendinginan sebanyak 2 2.5


Nm3/kgck, untuk grate cooler terbaru diperlukan udara pendingin 1.9 2
Nm3/kgck.

Konsumsi

udara

pendingin

yang

relatif

rendah

dapat

menghasilkan temperatur udara sekunder dan tersier yang lebih tinggi.

Tipe cooler
1. Rotary cooler
Adalah jenis cooler pertama. Penggunaannya terbatas untuk kiln
dengan kapasitas kecil. Berbentuk silinder yang digerakkan tersendiri
oleh motor sehingga pengaturan speed terpisah dari speed kiln.

Dibagian dalamnya terdapat lifter yang berfungsi untuk memperbaiki


kontak

panas

antara

clinker

panas

dengan

udara

pendingin.

Diameternya hampir sama dengan kiln, dengan inclinasi 4 - 7.


Prinsip kerja rotary cooler :
Pada inlet rotary cooler dipasang refractory untuk melindungi shell
agar tidak kontak langsung dengan clinker panas. Setelah melewati
bagian inlet, terdapat gigi-gigi metal pemecah untuk mereduksi ukuran
clinker setelah itu kontak panas dimaksimalkan saat melewati lifter,
karena lifter membantu kontak antara clinker panas dengan udara
pendingin. Kontak panas antara clinker dengan udara pendingin (udara
luar yang masuk melalui outlet rotary cooler ) berlangsung secara
cross current.
Performa (unjuk kerja) rotary cooler :
Baik atau buruknya laju pendinginan sangat bergantung pada kondisi
lifter, bila lifter dapat berfungsi baik untuk menghamburkan clinker
panas maka heat transfer akan lebih baik dan temperatur clinker
keluar cooler lebih rendah. Pada beberapa kasus disemprotkan air
pada inlet cooler untuk membantu pendinginan (biasanya pada white
cement plant).
Kelebihan :
-

Alat sederhana dan kuat

Tidak ada kesulitan berarti dalam pengoperasiannya

Tidak ada alat kontrol khusus

Specific power consumption lebih rendah dibanding jenis cooler


lainnya

Speed bisa di atur terpisah dari kiln tidak seperti pada planetary
cooler

Kekurangan :
-

Belum banyak dicoba untuk kapasitas besar

Sering terbentuk coating di chute inlet cooler

Perlu pondasi yang kuat mengingat beban rotary cooler besar

Wearing rate shell di inlet cooler tinggi (sering bocor)

Jumlah udara pendingin yang terbatas, sehingga temperatur clinker


keluar

cooler

masih

tinggi

dan

menyebabkan

minimumnya

kebutuhan udara pembakaran di kiln

2. Planetary cooler
Berbentuk seperti tabung yang menempel pada kiln shell dan berputar
bersama kiln (disebut juga multi rotary cooler, karena terdiri 10
tabung). Terdiri dari beberapa silinder / tube , disambung pada bagian
outlet kiln dan berputar bersama kiln. Lifter berfungsi membantu
kontak panas antara clinker panas dengan udara pendingin. Tidak ada
kontrol khusus untuk cooler jenis ini.
Prinsip kerja planetary cooler :
Clinker panas masuk silinder dan untuk menurunkan temperatur
clinker dari 1450 C ke 1200 C, main burner dimasukkan cukup jauh
(1.5 2.5 x diameter kiln ) sehingga cooling zone lebih panjang. Heat
transfer berlangsung secara cross current. Kenaikan temperatur udara
pendingin dari 30 C menjadi 700-800 C, sedangkan penurunan
temperatur clinker dari 1200 C menjadi 150-200 C. Tidak ada isolasi
secara keseluruhan, hanya disemprot dengan air dari luar. Bagian
depan cooling tube dipasang refractory untuk melindungi shell dari
clinker panas.
Performa (unjuk kerja) planetary cooler :
Efisiensi cooler bergantung pada konstruksi dan kondisi lifter pada
cooling tube. Selain itu semakin kecil butiran clinker, kontak panas
akan semakin baik. Jumlah udara pendingin dan debu clinker sangat
mempengaruhi pembakaran di kiln karena semuanya masuk ke kiln.
Kelebihan :

Desain sederhana dan tidak perlu alat kontrol

Tidak ada udara lebih yang dibuang keluar

Hampir tidak pernah stop karena planetary cooler

Kekurangan :
-

Isian/load clinker tiap cooling tube tidak dapat dikontrol jumlahnya

Suara lebih bising dibanding yang lain

Kapasitas cooler terbatas

Jumlah udara pendingin yang terbatas, sehingga temperatur clinker


keluar

cooler

masih

tinggi

dan

menyebabkan

minimumnya

kebutuhan udara pembakaran di kiln


Banyak keterbatasan dalam penggunaan Planetary cooler, terutama
masalah mechanic pada kiln shell, karena beban outlet kiln lebih besar
(overstress pada kiln shell). Outlet kiln cukup kritis, mudah retak
sehingga kecenderungan umur pakai refractory cukup singkat. Hal ini
mengharuskan adanya batasan parameter operasi seperti speed kiln
3. Grate Cooler
Terdiri dari grate plate yang berlubang untuk menghembuskan udara
pendingin. Transfer panas lebih baik dan dapat dimanfaatkan untuk
membantu pembakaran di kiln. Berfungsi juga untuk size reduction,
ukuran clinker yang besar (coating yang jatuh ke cooler) dihancurkan
dengan crusher yang terdapat di bagian tengah cooler (biasanya
digunakan

Roll

Crusher)

atau

ujung

cooler

(Hammer

Crusher)

tergantung design awal cooler.


Prinsip kerja grate cooler :
Prinsip kerja grate cooler adalah clinker didinginkan dengan cara
menambahkan udara dingin ke dalam ruangan grate cooler melalui
lubang-lubang udara pada grate plate. Udara dingin tersebut diambil
dari lingkungan dengan bantuan fan.
Grate sebagai alat transportasi clinker panas, karena gerakan maju
mundur dari grate plate dan adanya slope/kemiringan dari grate
(kemiringan juga mempengaruhi residence time). Slope grate yang
terlalu miring 10-15 menyebabkan waktu tinggal clinker panas dalam

grate berkurang sehingga pendinginan tidak sempurna. Pada grate


horizontal, residence time terlalu lama menyebabkan kontak panas
antara clinker panas dengan grate plate terlalu lama sehingga grate
plate mudah terbakar/wearing rate tinggi.
Grate sebagai alat pendingin, karena hembusan udara dingin dari
lubang (supply dari cooling fan) pada grate plate yang berfungsi untuk
mendinginkan clinker.
Pengoperasian grate cooler :
1. Grate speed, dikontrol secara closed loops yang berfungsi untuk
menjaga

kestabilan

bed

material.

Untuk

indikasi

digunakan

pressure chamber (pressure cooling fan) karena pengukuran secara


tepat ketinggian bed clinker sangat sulit dilakukan. Bila pressure
lebih

tinggi dibanding

set point,

otomatis

grate

drive

akan

mempercepat laju grate. Tonase clinker dan ukuran clinker yang


keluar dari kiln bervariasi selama operasi, hal ini menyebabkan
pressure drop di grate cooler ( bed clinker) tidak selalu sama dari
waktu ke waktu, oleh karena itu pengontrolan grate speed ini
sangat penting untuk menjaga kestabilan output clinker dari grate
cooler.
2. Jumlah udara pendingin, flow udara pendingin dapat berkurang /
bertambah dengan sendirinya tergantung pada pressure grate /
pressure chamber cooling fan. Flow akan bertambah bila pressure
rendah yang mengindikasikan bed clinker diatasnya tipis (beban
material diatas grate plate rendah), sebaliknya flow akan berkurang
bila pressure chamber naik yang mengindikasikan bed clinker
diatasnya tebal (beban material diatas grate plate banyak). Secara
logika,

bed

clinker

(beban

clinker)

diatas

grate

merupakan

hambatan, sama halnya seperti damper, oleh karena itu untuk


pengontrolan proses akan lebih baik dengan menggunakan damper
dengan kontrol flow (flow tetap).
3. Draft KOH, untuk menjaga kestabilan bentuk api. Kontrol digunakan
EP fan cooler, dengan pengaturan damper secara otomatis dengan
acuan pressure KOH.

Performa (unjuk kerja) grate cooler :


Untuk mendapatkan performa grate yang baik, perlu diperhatikan ;
-

Lebar ruang pendingin, adanya horse shoe pada inlet cooler (feed
end) tidak terlalu lebar sehinga ketebalan bed clinker tinggi
(efisiensi pendinginan lebih baik), biasanya 35 40 ton/m2

Kebocoran pada alat-alat (terutama pada celah-celah), pemasangan


seal harus baik, bocoran antar chamber harus dihindari karena
adanya bocoran udara akan mengganggu kontrol kiln

Posisi drag chain, harus tertutup casing dan berada pada casing
luar grate (terpisah dari grate sistem)

Clinker breaker, lebih baik berada pada posisi tengah grate


sehingga size reduction membuat kontak panas dengan udara
pendingin lebih baik, karena luas permukaan lebih besar

Cooling fan, kontrol flow untuk memudahkan pengaturan udara


pendingin

Kelebihan :
-

Pengoperasian lebih mudah

Bebas mengatur laju pendinginan, temperatur udara masuk kiln,


temperatur gas buang dan draft KOH.

Kekurangan :
Maintenace lebih rumit
Kendala pengoperasian cooler
1. Snowman
Penyebab : Kondisi clinker keluar kiln berupa cairan dapat disebabkan
kondisi pengoperasian dengan panas yang berlebih (overheat) maupun
komposisi material yang tidak stabil. Hal ini menyebabkan gangguan
pada heat transfer di cooler.
Preventif : Penggunaan shock blaster pada lokasi yang tepat, Inspeksi
dan prosedur cleaning yang tepat, Install kamera cooler

2. Coating inlet duct EP cooler


Penyebab : Nozzle water spray inlet duct EP cooler yang tidak
berfungsi

baik

sehingga

butiran

air

yang

diharapkan

mampu

menurunkan temperatur gas yang masuk EP cooler tidak dapat


tercapai (spray air/pengkabutan air tidak baik).
Preventif : Penggunaan shock blaster pada lokasi yang tepat, Inspeksi
dan prosedur cleaning yang tepat (dengan posisi checkhole yang
tepat), monitoring pressure duct outlet EP cooler.
3. Red river
Penyebab : Tidak meratanya bed clinker, dapat disebabkan karena flow
udara yang tidak stabil. Pada satu sisi bed clinker lebih tipis akibatnya
butiran clinker yang lebih halus mengalir seperti air. Red river
menyebabkan heat transfer tidak berlangsung optimum.
Preventif : Memastikan jumlah udara pendingin yang digunakan stabil
untuk mencegah red river dan turbulensi bed clinker.

Anda mungkin juga menyukai