Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Landasan Teori
Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar
ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya
tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Spektrum UV-Vis mempunyai bentuk yang lebar dan hanya
sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini. Tetapi spektrum ini
sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan
bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan
menggunakan hukum Lambert beer ( Khopkar :1990).
2.1
Sebagai sumber sinar; lampu deuterium atau lampu hidrogen untuk pengukuran UV
dan lampu tungsten digunakan untuk daerah visible.
2. Monokromator, digunakan untuk mendispersikan sinar ke dalam komponenkomponen panjang gelombangnya yang selanjutnya akan dipilih oleh celah.
Monokromator berputar sedemikian rupa sehingga kisaran panjang gelombang
dilewatkan pada sampel sebagai scan instrumen melewati spektrum.
3. Optik- optik; dapat didesain untuk memecah sumber sinar sehingga sumber sinar
melewati dua kompartemen, dan sebagaimana dalam spektrofotometri berkas ganda
(double beam), suatu larutan blanko dapat digunakan dalam satu kompartemen untuk
mengkoreksi pembacaan atau spektrum sampel. Yang paling sering digunakan sebagai
blanko dalam spektrofotometri adalah semua pelarut yang diguanakn untuk
melarutkan sampel atau pereaksi.
2.2
Hukum Lambert-Beer
konsentrasi
(c)
adalah
proporsional :
Jika konsentrasi bertambah, jumlah molekul yang dilalui berkas sinar akan bertambah,
sehingga serapan juga bertambah.
Kedua persamaan ini digabungkan dalam hukum Lambert-Beer, maka diperoleh bahwa
serapan berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan lapisan :
Umumnya digunakan dua satuan c (konsentrasi zat yang menyerap) yang berlainan,
yaitu gram per liter atau mol per liter. Nikali tetapan (k) dalam hukum Lambert-Beer
tergantung pada sistem konsentrasi mana yang digunakan. Bila c dalam gram perliter, tetapan
tersebut disebut dengan absorbtivitas (a) dan bila dalam mol per liter tetapan tersebut adalah
absorbtivitas molar (E). Jadi dalam sistem yang direkombinasikan, hukum Lamber-Beer
dapat mempunyai dua bentuk :
Penandaan lain untuk a adalah ekstingsi, koefisien ekstingsi, absorbsi spesifik, sedangkan E
adalah koefisien ekstingsi molar. ( Khopkar :1990).
2.3
Vis tertama untuk senyawa yang mula tidak berawarna yang akan dianalisis dengan
spektrofotometri visible karena senyawa terebut harus diubah terlebih dahulu menjadi
senyawa yang berwarna. Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus diperhatikan
(Ganjar.,dkk : 2007) :
a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis
Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerapp pada daerah
tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa lain atau
direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi
beberapa persyaratan yaitu :
Reaksinya selektif dan sensitif
Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel.
Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama
b. Waktu Operasional (operating time)
Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna.
Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu
operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan
absorbansi larutan. Tipe kurva waktu operasional dapat dilihat dalam gambar berikut :
maksimal.
d. Pembuatan Kurva Kalibrasi/Baku
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi.
Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur, kemudian
dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi dan konsentrsi. Bila hukum
Lambert-Beer terpenuhi maka kurva baku beruapa garis lurus sebagaimana gambar 2.
2.4
lebih dari 101,0 % C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian
: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kelarutan
Daftar Pustaka
Ditjen POM ( 1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.
Ganjar, Ibnu Gholib., Abdul, Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.