Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A; LATAR BELAKANG
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar
atau rektum relatif umum. Pada kenyataannya, kanker kolon dan
rektum sekarang adalah tipe paling umum kedua dri kanker
internal di Amerika serikat. Ini adalah penyakit budaya barat.
Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal di
diagnosis di negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang
individu dua kali lebih besar dibanding kan kanker rektal.
Insidensnya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan
pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi
pada individu dengan riwayat keluarga mengalami kanker kolon,
penyakit usus

inflamasi

kronis

atau

polip. Perubahan pada

persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir. Insidens


kanker pada sigmoid dan area rektal telah menurun, sedangkan
insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kirakira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya,
meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan
dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan
hidup di bawah lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama
karena

terlambat

dalam

diagnosis

dan

adanya

metastase.

Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan


mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan
perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui,
tetapi faktor resiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat atau
riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga, riwayat penyakit
Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak, rotein dan daging serta
rendah serat.
Hal-hal mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, komplikasi,
hingga proses keperawatan kanker kolon akan dibahas pada bab
selanjutnya
B; RUMUSAN MASALAH
Apa dan bagaimana pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium,
pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan,
dan asuhan keperawatan pada klien dengan Ca KOlon.
C; TUJUAN
Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian, etiologi,
klasifikasi,

stadium,

pathway,

patofisiologi,

pemeriksaan

diagnostik, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada klien


dengan Ca Kolon.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

BAB II
PEMBAHASAN
A; PENGERTIAN
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu
pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas
(FKUI, 2008 : 268).
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan
(invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan
yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen
vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker

kolon

adalah

suatu

bentuk

keganasan

dari

masa

abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker,


2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di
dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh
pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker
kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel
DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).
B; ETIOLOGI
Terdapat empat etiologi utama kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu :
1; Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran,
buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber
protein hewani.
2; Kelainan kolon
o Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

o Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi


karsinoma.
o Kondisi ulserative
Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma
kolon.
3; Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon
mempunyai frekuensi 3 kali lebih banyak daripada anak anak yang
orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).
C; PATOFISIOLOGI KANKER KOLON
1; Anatomi Fisiologi Kolon
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon
melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan
rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang
sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering
disebut dengan "kolon kiri" (http://id.wikipedia.org).

Gambar : usus halus dan usus besar


2;

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

Patologi
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang
tidak ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk
polip (sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat
diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal adenoma tidak
menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang
relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat
terjadi pada semua bagian dari usus besar (Davey, 2006 : 335).
Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul
dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi
ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam
sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan
menyebar ke bagian tubuh yang lain ( paling sering ke hati). Kanker kolon
dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
1; Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam
kandung kemih.
2; Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3; Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke
system portal.
4; Penyebaran secara transperitoneal
5; Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan
kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus
dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi
kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase
pada jaringan lain (Gale, 2000 : 177).
3;

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

Patways Carsinoma Colon


pertumbuhan sel yang tidak ganas/adenoma

Stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat).

Tumbuh / berkembangnya sel tumor


Tumor bersifat jinak

Tumbuh lambat

Tumbuh secara serempak,


membentuk simpai (jaringan
pembungkus), berbatas tegas

Memisahkan sel tumor dengan


jaringan sehat (tidak menginvasi/bermetastasis)

Tumor bersifat ganas

Tumbuh cepat / membelah diri

Pertumbuhan tidak teratur,


tidak berbatas tegas

Meng-invasi jaringan
biologis lainnya dan atau
bermetastasis
Merusak DNA

Tidak merusak DNA

Tidak bermutasi ke gen vital

Dapat dikeluarkan dengan cara


operasi

mutasi di gen vital yang


mengontrol pembagian sel,
dan fungsi lainnya.
kerusakan alat tubuh dan
penurunan fungsi tubuh

D;

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai
berikut (FKUI, 2001 : 209) :
A :

kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.

B1 :

kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.

B2 :

kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.

C1 :

kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak


satu sampai empat buah.

C2 :

kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5


buah.

D :

kanker telah mengadakan metastasis

regional tahap lanjut dan

penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi.


E; MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah
pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan
perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.
1; Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap
tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan
obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia
akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat
dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di
klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang
yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada
stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada
abdomen, dan kadang kadang pada epigastrium.
2; Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi
sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung
sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul
gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus
maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat
kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat
Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala


gejala pada tungakai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian
bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat
tekanan pada alat alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi
rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi
dan diare bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000).
F; STADIUM KLINIS
Tabel :

stadium pada karsinoma kolon yang ditemukan dengan system

TMN (Tambayong, 2000 : 143).


TIS

Carcinoma in situ

T1

Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler

T2

Sudah mengenai otot dinding

T3

Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar

T4

Sama dengan T3 dengan fistula

Limfonodus terkena

Ada metastasis

G; PEMERIKSAAN PENUNJANG

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

1; Endoskopi

: pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi

maupun kolonoskopi.

2; Radiologis
Pemeriksan radiologis

yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada

dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah
ada metastasis kanker ke paru.

3; Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk
melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen
dan hati.

4; Histopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis
karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi
sel.

5; Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami
perdarahan (FKUI, 2001 : 210).
H; PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah
sebagai berikut :
1; Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang
diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin
Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga
menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar
kanker.
2; Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya
sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi
tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak
sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel
dinding lambung & usus, sel darah.
Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan
nafsu makan.
3; kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam
sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar.
Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau
dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan
akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).
I; KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
secara menyeluruh (Boedihartono,
Pengkajian

keperawatan

1994 : 10).

pasien Post Operatif

Ca Colon (Doenges, 1999) adalah

meliputi :
1; Sirkulasi
Gejala

: riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit


vascular perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko
pembentukan trombus).

2; Integritas Ego
Gejala

: perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress


multiple, misalnya financial, hubungan, gaya hidup.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

10

Tanda

: tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ;


stimulasi simpatis.

3; Makanan / cairan
Gejala

: insufisiensi

pancreas/DM,

(predisposisi

untuk

hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi (termasuk obesitas) ;


membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan /
periode puasa pra operasi).
4; Pernapasan
Gejala

: infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.

5; Keamanan
Gejala

: alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ;


Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi

sitemik dan

penundaan penyembuhan) ; Munculnya kanker /terapi kanker


terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi
anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obatobatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah /
reaksi transfuse.
Tanda

: menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.

6; Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala

: pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi,


kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic,
dekongestan,

analgesic,

antiinflamasi,

antikonvulsan

atau

tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan


rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal,
yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga
potensial bagi penarikan diri pasca operasi).
J; ANALISIS DATA, DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang
nyata

maupun

potensial

berdasarkan

data

yang

telah

dikumpulkan

(Boedihartono, 1994 : 17).

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

11

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Post operatif kanker


kolon (Wilkinson, 2006 : 621) meliputi :
1;

Pola nafas, tidak efektif berhubungan dengan imobilitas, dan kondisi


pascaanastesi.

2;

Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan kimia misalnya


penggunaan obat-obat farmasi, hipoksia; lingkungan terapeutik yang
terbatas misalnya stimulus sensori yang berlebihan ; stress fisiologis.

3;

Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap berhubungan dengan


pembatasan pemasukkan cairan tubuh secara oral, hilangnya cairan tubuh
secara tidak normal, pengeluaran integritas pembuluh darah.

4;

Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal,


kehancuran yang terus-menerus (misalnya, lokalisasi).

5;

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik/nyeri.

6;

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan,


terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.

7;

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan.

8;

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


mual/muntah.

9;

Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat,


kelemahan otot abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.

10; Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman


terhadap perubahan status kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi
dengan orang yang berarti, krisis situasi atau krisis maturasi.
11; Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, efek samping
penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan
penampilan.
12; Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons inflamasi
tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi
pembedahan.
13; Kurang pengetahuan tentang kondisi luka, prognosis dan pengobaatan
berhubungan dengan kurang terpajan informasi, keterbatasan kognitif.
Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

12

Tujuan, Intervensi, Implementasi


Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan
diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994 : 20).
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi ,
1995 : 40).
Intervensi keperawatan pada pasien post Operasi kanker kolon dengan criteria NOC dan intervensi NIC (Wilkinson, 2006)
meliputi :
No
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN/KRITERIA
1.
Pola nafas, tidak efektifTujuan : menetapkan polaadalah
inspirasi
dan/ataunapas yang normal/efektif
ekspirasi yang tidak memberdan bebas dari sianosis atau
ventilasi yang adekuat.
tanda-tanda hipoksia lainnya.
Kriteria hasil :
tidak ada
perubahan pada frekuensidan kedalaman pernapasan.

RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
Pertahankan jalan udaraR : mencegah obstruksi jalan
pasien dengan memiringkannapas.
kepala,
hiperekstensi
rahang,
aliran
udara
faringeal oral.
R : indikasi adanya obstruksi
Auskultasi suara napas.
oleh mukus atau lidah dan
dapat
dibenahi
dengan
mengubah posisi ataupun
- Observasi frekuensi danpengisapan.
:
dilakukan
untuk
kedalaman
pernapasan,R
memastikan
efektivitas
pemakaian otot-otot bantu
pernapasan,
perluasanpernapasan sehingga upaya
dapat
rongga dada, retraksi ataumemperbaikinya
segerra
dilakukan.
pernapasan cuping hidung,
warna kulit, dan aliran
udara.
- Letakkan pasien pada posisiR :elevasi kepala dan posisi
akan
mencegah
yang
sesuai,
tergantungmiring
aaspirasi
dari
pada kekuatan pernapasanterjadinya
muntah,
posisi
yang
benar
dan jenis pembedahan.
akan mendorong ventilasi

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

pada lobus paru bagian


bawah
dan
menurunkan
tekanan pada diafragma.

No

2.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN/KRITERIA

RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
R
:ventilasi
dalam yang
- Lakukan latihan gerak sesegera
aktif
membuka
alveolus,
mungkin pada pasien yang reaktif
sekresi,
dan
lanjutkan
pada
periodemengeluarkan
meningkatkan
pascaoperasi.
pengangkutan
oksigen,
membuang gas anastesi ;
batuk
membantu
mengeluarkan sekresi dari
- Lakukan pengisapan lendir jikasistem pernapasan.
R:
obstruksi
jalan
diperlukan.
napas dapat terjadi karena
adanya darah atau mukus
tenggorok
atau
- Kolaborasi, pemberian oksigendalam
trakhea.
sesuai kebutuhan.
R:dilakukan
untuk
meningkatkan
atau
memaksimalkan
pengambilan oksigen yang
akan diikat oleh Hb yang
menggantikan tempat gas
anastesi dan mendorong
pengeluaran gas terssebut
melalui zat-zat inhalasi.

Perubahan proses pikir


adalah Tujuan
:
meningkatkansuatu kondisi gangguan aktivitastingkat kesadaran.
dan kerja kognitif (misalnya,Kriteria hasil :
pikiran sadar, orientasi realita, pasien mampu mengenali

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

Orientasikan
kembali
pasienR : karena pasien telah
secara terus menerus setelahmeningkat kesadarannya,
dukungan
dan
keluar dari pengaruh anastesi ;maka
nyatakan bahwa operasi telahjaminan akan membantu

diri
dan selesai dilakukan.
menghilangkan ansietas.
pemecahan masalah, dan penilaian)keterbatasan
yang terjadi pada individu.
mencari sumber bantuan- Bicara pada pasien dengan suara R : tidak dapat ditentukan
sesuai kebutuhan.
yang jelaas dan normal tanpa kapan pasien akan sadar
namun
sensori
membentak, sadar penuh akan apapenuh,
pendengaran
merupakan
yang diucapkan.
kemampuan yang pertama
kali akan pulih.
- Evaluasi
sensasi/pergerakkanR : pengembalian fungsi
dilakukan
blok
ekstremitas dan batang tenggoroksetelah
saraf
spinal
atau
lokal
yang
yang sesuai.
bergantung pada jenis atau
jumlah
obat
yang
digunakan dan lamanya
prosedur dilakukan.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

No

3.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN/KRITERIA

RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
R
:berikan
keamanan bagi
- Gunakan bantalan pada tepi
pasien
selama
tahap
tempat tidur, lakukan pengikatan
darurat,
mencegah
jika diperlukan.
terjadinya cedera pada
kepala dan ekstremitas bila
pasien
melakukan
perlawanan selama masa
- Periksa
aliran
infus,
selangdisorientasi.
:pada
pasien
yang
endotrakeal, kateter, bila dipasangR
mengalami
disorientasi,
dan pastikan kepatenannya.
mungkin
akan
terjadi
bendungan pada aliran
dan
sistem
- Pertahankan
lingkungan
yanginfus
pengeluaran
lainnya,
tenang dan nyaman.
terlepas, atau tertekuk.
R
:stimulus
eksternal
mungkin
menyebabkan
abrasi psikis ketika terjadi
disosiasi
obat-obatan
anastesi
yang
telah
diberikan.

Kekurangan volume cairan,Tujuan


:
keseimbanganresiko tinggi adalah suatucairan tubuh adekuat.
kondisi
individu
yangKriteria hasil :
tidak
berisiko
mengalamiada
ada
tanda-tanda
dehidrasi vascular, selular,dehidrasi (tanda-tanda vital
atau intraselular.
stabil, kualitas denyut nadi
baik, turgor kulit normal,membran mukosa lembab
dan pengeluaran urine yang
sesuai).

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

:dokumentasi
yang
Ukur dan catat pemasukan dan R
pengeluaran. Tinjau ulang catatanakurat akan membantu
dalam
mengidentifikasi
intra operasi.
pengeluaran
cairan/kebutuhan
penggantian dan pilihanyang
Kaji
pengeluaran
urinarius,pilihan
mempengaruhi
intervensi.
terutama untuk tipe prosedur
R : mungkin akan terjadi
operasi yang dilakukan.
penurunan ataupun penghilangan

- Pantau tanda-tanda vital.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

setelaha prosedur pada sistem


genitourinarius dan atau struktur
yang berdekatan mengindikasikan
malfungsi
ataupun
obstruksi
sistem urinarius.
R:
hipotensi,
takikardia,
peningkatan
pernapasan
mengindikasikan
kekurangan
kekurangan cairan.

No

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN/KRITERIA

Nyeri
adalah pengalamanTujuan : pasien mengatakansensori serta emosi yangbahwa rasa nyeri telah
tidak
menyenangkan
danterkontrol atau hilang.
meningkat
akibat
adanyaKriteria
hasil
:
pasien-

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
R
:elevasi
kepala dan posisi
Letakkan pasien pada posisi yang
miring
akan
mencegah
sesuai, tergantung pada kekuatan
pernapasan
dan
jenisterjadinya aaspirasi dari
muntah, posisi yang benar
pembedahan.
akan mendorong ventilasi
pada lobus paru bagian
bawah dan menurunkan
tekanan pada diafragma.
:perdarahan
yang
Periksa pembalut, alat drain padaR
berlebihan
dapat
mengacu
interval reguler. Kaji luka untuk
kepada
terjadinya pembengkakan.
Pantau suhu kulit, palpasi denyut hipovolemia/hemoragi.
R
:
kulit
yang
perifer.
dingin/lembab,
denyut
yang
lemah
mengindikasikan
penurunan sirkulasi perifer
dan
dibutuhkan
untuk
penggantian
cairan
Kolaborasi,
berikan
cairan
parenteral, produksi darah dantambahan.
atau plasma ekspander sesuaiR : gantikan kehilangan
yang
telah
petunjuk. Tingkatkan kecepatan IVcairan
didokumentasikan.
Catat
jika diperluakan.
waktu
penggangtian
volume
sirkulasi
yang
potensial bagi penurunan
komplikasi,
misalnya
ketidak seimbangan.
Evaluasi
rasa
sakit
seccaraR : sediakan informasi
reguler, catat karakteristik, lokasimengenai
kebutuhan/efektivitas
dan intensiitas (0-10).
Catat munculnya rasa cemas/takutintervensi.

kerusakan jaringan aktualtampak


rileks,
dapat
atau potensial, digambarkanberistirahat/tidur
dan
dalam
istilah
sepertimelakukan
pergerakkan
kerusakan ; awitan yang tiba-yang
berarti
sesuai
tiba atau perlahan daritoleransi.
intensitas ringan samapai
berat dengan akhir yang
dapat di antisipasi atau dapat
diramalkan dan durasinya
kurang dari enam bulan.
No

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN/KRITERIA

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

dan
hubungkan
denganR : perhatikan hal-hal yang
lingkungan dan persiapan untuktidak diketahui dan/atau
prosedur.
persiapan
inadekuat
(misalnya
apendikstomi
darurat)
dapat
persepsi
Kaji tanda-tanda vital, perhatikan memperburuk
takikardia,
hipertensi
danpasien akan rasa sakit.
peningkatan pernapasan, bahkanR :dapat mengindikasikan
sakit
akut
dan
jika pasien menyangkal adanyarasa
ketidaknyamanan
rasa sakit.
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
Berikan informasi mengenaiR : pahami penyebab
sifat ketidaknyamanan, sesuaiketidaknyamanan,
sediakan
jaminan
kebutuhan.
emosional.
Lakukan
reposisi
sesuaiR :mungkin mengurangi
sakit
dan
petunjuk, misalnya semi rasa
meningkatkan
sirkulasi.
Fowler ; miring.
Posisi semi Fowler dapat
mengurangi tegangan otot
abdominal
dan
otot
pungguung
artritis,
sedangkan
miring
mengurangi
tekanan
Observasi efek analgetik.
dorsal.
R
:respirasi
mungkin
menurun pada pemberian
narkotik,
dan
mungkin
menimbulkan
efek-efek
Kolaborasi, pemberian analgetik
sinergistik dengan zat-zat
IV sesuai kebutuhan.
anastesi.
R
:analgetik
IV
akan
dengan segera mencapai

pusat
rasa
saki,
menimbulkan penghilang
yang lebih efektif dengan
obat dosis kecil.
5.

Intoleransi aktivitas adalahTujuan : pasien memiliki cukupsuatu


keadaaan
seorangenergi untuk beraktivitas.
individu yang tidak cukupKriteria hasil:
mempunyai energi fisiologis- perilaku
menampakan
atau
psikologis
untuk
kemampuan untuk memenuhibertahan
atau
memenuhi
kebutuhan diri.
kebutuhan
atau
aktivitas- pasien mengungkapkan mampu
sehari-hari yang diinginkan.
untuk melakukan beberapa
aktivitas tanpa dibantu.
- Koordinasi otot, tulang dan
anggota gerak lainya baik.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

istirahatR :mengurangi aktivitas


yang tidak diperlukan, dan
energi terkumpul dapat
digunakan untuk aktivitas
Berikan latihan aktivitas secaraseperlunya secar optimal.
R :tahapan-tahapan yang diberikan
bertahap.
membantu proses aktivitas secara
perlahan
dengan
menghemat
tenaga namun tujuan yang tepat,
mobilisasi dini.
Bantu pasien dalam memenuhiR :mengurangi pemakaian energi
sampai kekuatan pasien pulih
kebutuhan sesuai kebutuhan.
kembali.
Rencanakan
yang cukup.

periode

No

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN/KRITERIA

RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
R
:menjaga
kemungkinan
- Setelah latihan dan aktivitas
adanya
respons
abnormal
dari
kaji respons pasien.
tubuh sebagai akibat dari
latihan.

6.

Hambatan
mobilitas fisikTujuan : pasien akan menunjukkanadalah suatu keterbatasantingkat mobilitas optimal.
dalam
kemandirian,Kriteria hasil :
pergerakkan
fisik
yang- penampilan yang seimbang.. bermanfaat dari tubuh atau- melakukan pergerakkan dan
satu ekstremitas atau lebih.
perpindahan.
- mempertahankan
mobilitas
optimal yang dapat di toleransi,
dengan karakteristik :
0 =mandiri penuh
1 =memerlukan alat bantu.
2 =memerlukan bantuan dari
orang lain untuk bantuan,
pengawasan,
danpengajaran.
3 =membutuhkan bantuan dari
orang lain dan alat bantu.
4 =ketergantungan;
tidakberpartisipasi
dalam
aktivitas.

Kerusakan integritas kulitTujuan : Mencapai penyembuhan- .Kaji kulit dan identifikasiR :mengetahui sejauh mana
luka
adalah
keadaan
kulitluka pada waktu yang sesuai.
pada tahap perkembanganperkembangan
mempermudah
dalam
seseorang yang mengalamiKriteria Hasil :
luka.
melakukan tindakan yang
perubahan
secara
tidak- tidak ada tanda-tanda infeksi
tepat.
diinginkan.
seperti pus.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

Kaji
kebutuhan
akanR:mengidentifikasi masalah,
pelayanan kesehatan danmemudahkan intervensi.
kebutuhan akan peralatan.
:mempengaruhi
Tentukan tingkat motivasiR
penilaian
terhadap
pasien
dalam
melakukan
kemampuan
aktivitas
aktivitas.
apakah
karena
ketidakmampuan
ataukah ketidakmauan.
:menilai
batasan
Ajarkan dan pantau pasienR
kemampuan
aktivitas
dalam hal penggunaan alat
optimal.
bantu.
R:mempertahankan/meningka
Ajarkan dan dukung pasientkan kekuatan dan ketahanan
dalam latihan ROM aktif danotot.
R : sebagai suaatu sumber
pasif.
untuk
mengembangkan
perencanaan
dan
Kolaborasi dengan ahli terapi
mempertahankan/meningkatk
fisik atau okupasi.
an mobilitas pasien.

R :mengidentifikasi tingkat
luka bersih tidak lembab dan
luka
akan
- Kaji lokasi, ukuran, warna,keparahan
tidak kotor.
Tanda-tanda vital dalam batas bau, serta jumlah dan tipemempermudah intervensi.
R:
suhu
tubuh
cairan luka.
normal atau dapat ditoleransi.
yang
meningkat
dapat
diidentifikasikan
sebagai
- Pantau peningkatan suhu
adanya proses peradangan.
tubuh.
R : tehnik aseptik membantu
mempercepat penyembuhan
luka dan mencegah terjadinya
- Berikan
perawatan
lukainfeksi.
dengan tehnik aseptik. BalutR : agar benda asing atau
luka dengan kasa kering danjaringan yang terinfeksi tidak
steril,
gunakan
plestermenyebar luas pada area kulit
normal lainnya.
kertas.
- Jika pemulihan tidak terjadiR :balutan dapat diganti satu
atau dua kali sehari tergantung
kolaborasi tindakan lanjutan,
kondisi parah/ tidak nya luka,
misalnya debridement.
agar tidak terjadi infeksi.
R :antibiotik berguna untuk
- Setelah debridement, gantimematikan mikroorganisme
balutan sesuai kebutuhan.
pathogen pada daerah yang
berisiko terjadi infeksi.

- Kolaborasi

pemberian
antibiotik sesuai indikasi.

Perubahan nutrisi kurangTujuan : klien mampu


dari kebutuhan tubuh adalah mempertahankan dan
keadaan
individu
yangmeningkatkan intake
mengalami
kekurangannutrisi.
asupan
nutrisi
untukKriteria hasil :
memenuhi
kebutuhan
klien

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

- Kaji

:menganalisa
sejauh
manaR
ketidakadekuatan
nutrisipenyebab
melaksanakan
klien
intervensi.
- Perkirakan/hitung
pemasukan
kalori,
jagaR:Mengidentifikasi
komentar
tentang
nafsukekurangan/kebutuhan
akan

metabolik.

memperlihatkan perilaku makan sampai minimal.


nutrisi berfokus pada
masalah
membuat
mempertahankan
atau
suasana
negatif
dan
meningkatkan
berat
mempengaruhi
badan
dengan
nilai
- Timbang berat badan sesuaimasukan.
laboratorium normal.
R
:Mengawasi
indikasi.
keefektifan secara diet.
klien
mengerti
dan
mengikuti anjuran diet.

.
No

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

TUJUAN/KRITERIA
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
R
:Tidak
memberi rasa
Anjurkan
makan
sedikit
tapi
melaporkan peningkatan
bosan
dan
pemasukan
sering.
intake makanan.
nutrisi
dapat
ditingkatkan.
tidak ada mual/muntah
- Anjurkan kebersihan oralR :Mulut yang bersih
meningkatkan nafsu makan.
sebelum makan.
- Tawarkan minum saat makanR :Dapat mengurangi
mual
dan
bila toleran.
- Konsultasi
tentangmenghilangkan gas.
R :Melibatkan pasien
kesukaan/ketidaksukaan
perencanaan,
klien
yang
menyebabkandalam
memampukan
pasien
distress
memiliki rasa kontrol
dan mendorong untuk
.
- Kolaborasi
ahli
gizimakan.
:Makanan
yang
pemberian
makanan yangR
bervariasi
dapat
bervariasi
meningkatkan
nafsu
.
makan klien.
- Kolaborasi dengan dokter
R :menstimulasi nafsu makan
dalam pemberian suplemen

adalah
suatuTujuan : pola eleminasi dalam9 Konstipasi
penurunan frekuensi defekasirentang yang diharapkan ; feses
yang normal pada seseorang,lembut dan berbentuk.
disertai dengan kesulitanKriteria hasil :
keluarnya feses yang tidak- klien
akan
menunjukkan
lengkap atau keluarnya feses
pengetahuan akan programyang
sangat
keras
dan
defekasi yang dibutuhkan.
kering.
- Melaporkan keluarnya feses
dengan berkurangnya nyeri dan
mengejan.

No

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN/KRITERIA

dan
obat-obatan,
sertadan mempertahankan intake
kebutuhan nutrisi parenteralnutrisi yang adekuat
dan pemasang pipa lambung.
Kaji warna dan konsistensiR :penting untuk menilai
feses, frekuensi, keluarnyakeefektifan intervensi, dan
rencana
flatus, bising usus dan nyerimemudahkan
selanjutnya.
terkan abdomen.
R :keadaan ini dapat menjadi
Pantau tanda gejala rupturepenyebab kelemahan otot
abdomen dan penurunan
usus dan/atau peritonitis.
peristaltic usus, yang dapat
menyebakan konstipasi.
R :mengetahui dengan jelas
Kaji
factor
penyebabfactor penyebab memudahkan
pilihan intervensi yang tepat.
konstipasi.

RENCANA TINDAKAN

RASIONAL
:akan meningkatkan pola
defekasi yang optimal.
eleminasi defekasi.
- Anjurkan
klien
untukR :mencegah terjadi perubahan
menghindari
mengejantanda vital, sakit kepala atau
perdarahan.
selama defekasi.
R :pada keadaan kekurangan serat
- Konsultasikan pada ahli gizidan cairan.

- Ajarkan klien dalam bantuanR

untuk meningkatkan serat


R :merupakan tindakan dependent
dan cairan dalam diet.
dalam
memberikan
- Konsultasikan dengan dokterperawat
bantuan defekasi kepada klien.
untuk memberikan bantuan
eleminasi, seperti : diet,
pelembut feses, enema dan
laksatif.
Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

adalah
suatuTujuan:ansietas
10 Ansietas
keresahan,
perasaanberkurang/terkontrol.
ketidaknyamanan yang tidakKriteria hasil:
mudah atau dread yang klien mampu merencanakan
disertai
dengan
respons
strategi koping untuk situasiautonomis
;
sumbernya
situasi yang membuat stress.
seringkali tidak spesifik atau klien mampu mempertahankantidak
diketahui
oleh
penampilan peran.
individu ; perasaan khawatir
klien melaporkan tidak ada
yang
disebabkan
oleh
gangguan persepsi sensori.
antisipasi
terhadap
bahaya.ini merupakan tanda klien melaporkan tidak adamanifestasi kecemasan secara
bahya yang memperingatkan
fisik.
bahaya yang akan terjadi dan
memampukan individu untuk tidak ada manifestasi perilaku
membuat pengukuran untuk
akibat kecemasan.
mengatasi ancaman.

Kaji dan dokumentasikanR :memudahkan intervensi.


tingkat kecemasan pasien.
Kaji mekanisme koping yangR: mempertahankan mekanisme
digunakan
pasien
untukkoping adaftif, meningkatkan
mengatasi ansietas di masakemampuan mengontrol ansietas.
R :pendekatan dan motivasi
lalu.
pasien
untuk
Lakukan pendekatan danmembantu
mengeksternalisasikan
kecemasan
berikan
motivasi
kepada
pasien
untukyang dirasakan.
mengungkapkan pikiran danR:alat untuk mengidentifikasi
mekanisme
koping
yang
perasaan.
dibutuhkan untuk mengurangi
Motivasi
pasien
untuk
kecemasan.
memfokuskan
diri
pada
R :menciptakan rasa percaya
realita yang ada saat ini,
dalam diri pasien bahwa dirinya
harapan-harapan yang positif
mampu mengatasi masalahnya dan
terhadap terapy yang di
memberi keyakinan pada diri
jalani.
sendri yang dibuktikan dengan
- Berikan penguatan yangpengakuan orang lain atas
positif untuk meneruskankemampuannya.
aktivitas
sehari-hariR :menciptakan perasaan yang
meskipun dalam keadaantenang dan nyaman.
cemas.
R:meningkatkan
pengetahuan,
mengurangi kecemasan.

- Anjurkan

pasien
untukR :
mengurangi
menggunakan
teknikansietas sesuai kebutuhan.
relaksasi.
- Sediakan informasi factual
(nyata dan benar) kepada
pasien
dan
keluarga
menyangkut
diagnosis,
perawatan dan prognosis.
Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

- Kolaborasi pemberian obat


anti ansietas.

11 Gangguan citra tubuh adalahTujuan : pasien memiliki persepsi konfusi


pada
gaambaranyang positif terhadap penampilan
mental dari fisik seseorang. dan fungsi tubuh.
Kriteria hasil :
pasien melaporkan kepuasanterhadap penampilan dan fungsi
tubuh.
memiliki keinginan untuk
menyentuh bagian tubuh yangmengalami gangguan.
-menggambarkan
perubahan
actual pada fungsi tubuh.

Kaji dan dokumentasikanR:factor yang mengidentifikasikan


respons verbal dan nonadanya gangguan persepsi pada
verbal
pasien
tentangcitra tubuh.
R :mungkin realita saat ini
tubuhnya.
Kaji harapan pasien tentangberbeda dengan yang diharapkan
pasien sehingga pasien tidak
gambaran tubuh.
menyukai keadaan fisiknya.
R :meningkatkan perasaan berarti,
saran
koping,
Dengarkan
pasien
danmemudahkan
mengurangi
kecemasan.
keluarga secara aktif, dan

12 Risiko infeksi berhubunganTujuan : infeksi tidak terjadi/


dengan
tidak adekuatnyaterkontrol.
pertahanan
perifer,Kriteria hasil :
perubahan sirkulasi, kadar tidak ada tanda-tanda infeksi gula darah yang tinggi,
seperti pus.
prosedur
invasif
dan luka bersih tidak lembab dan kerusakan kulit.
tidak kotor.
Tanda-tanda vital dalam batas
normal atau dapat ditoleransi.

Pantau tanda-tanda vital.

akui
realitas
adanya
perhatian
terhadapR :menciptakan suasana saling
perawatan, kemajuan danpercaya, meningkatkan harga diri
dan perasaan berarti dalam diri
prognosis.
pasien.
- Berikan perawatan dengan
cara yang tidak menghakimi,
jaga privasi dan martabat
pasien.
R : mengidentifikasi tandatanda peradangan terutama bila
suhu tubuh meningkat.
Lakukan
perawatan
lukaR : mengendalikan penyebaran
mikroorganisme patogen.
dengan teknik aseptik.
Lakukan perawatan terhadapR : untuk mengurangi risiko
prosedur
inpasif
sepertiinfeksi nosokomial.
infus, kateter, drainase luka,
dll.
R : penurunan Hb dan
peningkatan jumlah leukosit dari

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

- Jika ditemukan tanda infeksinormal bisa terjadi akibat

kolaborasi
untukterjadinya proses infeksi.
pemeriksaan darah, sepertiR : antibiotik mencegah
perkembangan mikroorganisme
Hb dan leukosit.
pathogen.
- Kolaborasi untuk pemberian
antibiotik.
13 Kurang pengetahuan tentangTujuan : klien dan keluarga
- Jelaskan pada klien danR:Klien dapat memahami
kondisi,
prognosis
danmengerti tentang penyakit,
keluarga tentang penyakitpenyakit dan dapat
pengobatan
adalah
suatuprognosis dan kebutuhan
dan kebutuhan pengobatan. merencanakan
keadaan dimana klien tidakpengobatan.
- Menganjurkan aktivitas yangpengobatan.
Kriteria
hasil
:
klien
dan
keluarga
memiliki pengetahuan yang
progresif
dan
sabarR:mengurangi kecemasan
cukup tentang penyakitnya,menyatakan pemahaman tentang
menghadapi keadaan sakit. dan memberikan
dapat
disebabkan
karenaproses penyakit dan kebutuhan
- Diskusikan kebutuhan terapypenerimaan pada diri
keterbatasan informasi ataupengobatan.
selanjutnya,
sertasendiri.
keterbatasan
kognitif
keuntungan dan kerugianR :Mengerti dan mau bekerja
individu.
dari
tindakan yang akansama melalui teraupeutik dapat
mempercepat proses
dilakukan.
penyembuhan.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan
dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan
atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).
Evaluasi yang diharapkan pada pasien post Operatif kanker kolon meliputi :
1

Menetapkan

pola napas yang normal/efektif dan bebas dari

sianosis atau tanda-tanda hipoksia lainnya.


2

Meningkatkan tingkat kesadaran.

Keseimbangan cairan tubuh adekuat.

Pasien mengatakan bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang.

Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.

Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.

Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai.

Klien mampu mempertahankan dan meningkatkan intake nutrisi.

Pola eleminasi dalam rentang yang diharapkan ; feses lembut dan


berbentuk.

10 Ansietas berkurang/terkontrol.
11 Pasien

memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan

fungsi tubuh.
12 Infeksi tidak terjadi / terkontrol.
13 Klien

dan keluarga mengerti tentang penyakit, prognosis dan

kebutuhan pengobatan.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

BAB III
PENUTUP

A; KESIMPULAN
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma
yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada
kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
B; SARAN
1; Dosen : kiranya setelah mahasiswa persentase materi makalah
ini,

sebaiknya

kembali

dijelaskan

agar

mahasiswa

memahami materinya
2; Mahasiswa : agar lebih aktif dalam forum diskusi.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

lebih

DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat disusun dan selesai tepat
waktu.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa I
(Keparawatan Medikal Bedah). Makalah ini berisi tentang pengertian, etiologi,
klasifikasi, stadium, pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan,
dan asuhan keperawatan pada klien dengan Ca KOlon. Makalah ini diharapkan bisa
menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa keperawatan.
Kami sadar bahwa makalah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya
dari dosen penanggung jawab mata kuliah agar dalam pembuatan makalah
berikutnya bisa lebih sempurna.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak
orang. Terima kasih dan wassalam.

Pinrang, 14 Mei 2009


Penyusun

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------------------DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------BAB I PENDAHULUAN


A; Latar Belakang----------------------------------------------------------------------B; Rumusan Masalah------------------------------------------------------------------C; Tujuan--------------------------------------------------------------------------------BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------------------

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai