Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penyusun :
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan obat yang rasional menurut WHO adalah bahwa pasien menerima obat
sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan individual
mereka sendiri, untuk jangka waktu yang cukup (adekuat), dan pada biaya terendah bagi mereka
dan komunitas mereka.
Salah satu perangkat untuk tercapainya penggunaan obat rasional adalah tersedianya
suatu pedoman atau standar pengobatan yang dipergunakan secara seragam pada pelayanan
kesehatan dasar atau puskesmas.
Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas pertama kali diterbitkan pada tahun 1985 dan
mendapat tanggapan yang sangat menggembirakan bagi pelaksana pelayanan kesehatan dasar.
Telah pula dicetak ulang beberapa kali dan terakhir tahun 2002 tanpa merubah isinya.
Pedoman Pengobatan disusun secara sistematik untuk membantu dokter dalam
menegakkan diagnosis dan pengobatan yang optimal untuk suatu penyakit tertentu. Pedoman
Pengobatan disusun untuk setiap tingkat unit pelayanan kesehatan, seperti Pedoman Pengobatan
Dasar di Puskesmas dan Pedoman Diagnosis dan Terapi di Rumah Sakit.
Oleh karena kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
maupun farmasi menuntut tersedianya suatu pedoman yang mengikuti perkembangan, sehingga
perlu merevisi pedoman tersebut.
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan mempunyai visi Indonesia Sehat, diantaranya dilaksanakan
melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah
membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan
mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah
melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin meningkat,
ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya status gizi
masyarakat dan umur harapan hidup.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah
kecamatan. Puskesmas berperan di dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas
kepada masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi segala harapan,
keinginan, dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat.
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan
puskesmas, selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam
pengembangan kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga
pelayanan kesehatan dapat lebih berkembang.
Upaya kesehatan wajib dalam puskesmas yang biasa dikenal dengan basic six yang
terakhir yaitu tentang upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur.
Pelayanan kesehatan untuk masa yang akan datang semakin kompleks sejalan dengan
adanya perubahan lingkungan dari masyarakat yang menyebabkan perubahan pola penyakit serta
adanya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
Oleh karenanya, puskesmas dalam menjalankan fungsinya untuk meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat melalui pembinaan dan pelayanan kesehatan dapat menggunakan segala
macam sumber daya yang ada di wilayah kerja, baik dengan sektor kesehatan maupun sektor lain
yang terkait, serta sektor swasta. Dan agar fungsi puskesmas dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya peningkatan kemampuan manajemen di bidang pelayanan yang diberikan maupun
pengorganisasian yang terintegrasi lebih baik. Dalam makalah ini yang dibahas adalah upaya
pengobatan dasar di puskesmas
Permasalahan
Upaya pengobatan di puskesmas sebagian besar berhadapan dengan permasalahan fisik
dan mental yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dari Pengguna Jasa Pelayanan Kesehatan
(PJPK) dan keluarganya. Dinamika kehidupan manusia banyak sekali berhubungan dengan
masalah kesehatan yang timbul akibat kondisi lingkungan dan status sosial yang beragam.
Beberapa masalah kesehatan mempunyai insidens yang sering ditemukan pada pelayanan
medik Puskesmas, yaitu pelayanan lini terdepan adalah :
1. penyakit yang dapat hilang dan sembuh sendiri, yaitu penyakit swa sirna (self limiting
diseases)
2. masalah somatik yang timbul oleh pengaruh stress (tekanan psikis)
BAB II
PENGERTIAN
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan
yang
diperoleh selama
anamnesis
pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil
mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional.
Upaya pengobatan di Puskesmas adalah segala bentuk pelayanan pengobatan
diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit atau gejalanya yang
yang
dilakukan
oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang khusus untuk keperluan tersebut.
Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis,
tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga terjangkau. Salah satu
perangkat untuk tercapainya penggunaan obat rasional adalah tersedia suatu pedoman atau
standar pengobatan yang dipergunakan secara seragam pada pelayanan kesehatan dasar atau
puskesmas.
Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas pertama kali diterbitkan pada tahun 1985 dan
mendapat tanggapan yang sangat menggembirakan bagi pelaksana pelayanan kesehatan dasar.
Telah pula dicetak ulang beberapa kali dan terakhir tahun 2002 tanpa merubah isinya. Oleh
karena kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran maupun farmasi
menuntut tersedianya suatu pedoman yang mengikuti perkembangan, sehingga perlu merevisi
pedoman tersebut.
BAB III
dasar, umum dan gigi; Tindakan medis sederhana; Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
termasuk pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas; Imunisasi; Pelayanan KB; Pelayanan
laboratorium sederhana dan penunjang lainya)
Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan, meliputi
pelayanan: (Pelayanan perawatan pasien; Persalinan normal dan perawatan Nifas;
Tindakan medis yang dibutuhkan; Pemberian obat-obatan (generik); Pemeriksaan
Laboratorium dan penunjang medis lainnya; Perawatan perbaikan gizi buruk)
Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatan puskesmas termasuk
penangan Obstetri-Neonatal
Pelayanan kesehatan Luar Gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringanya,
meliputi kegiatan: (Pelayanan rawat jalan melalui Puskesmas Keliling roda empat, Pusling
perairan maupun roda dua; Pelayanan kesehatan di Posyandu, Polindes/Poskesdes dan
Poskestren; Pelayanan kesehatan melalui knjungan rumah bagi pasien pasca rawat inap
(home care); Penyuluh kesehatan; Imunisasi; Pelayanan ibu hamil melalui berbagai
kegiatan/program; Pelayanan Nifas; Surveilans penyakit dan surveilans gizi; Kegiatan
sweeping; Fogging (pengasapan), Pemberantasan sarang nyamuk (PSN); Pelayanan
kesehatan lainnya yang menjadi tugas dan fungsi Puskesmas).
D. PENGELOLA OBAT DI PUSKESMAS
Yang bertugas mengelola obat dipuskesmas adalah :
1. Kepala pusekesmas
2. Petugas gudang obat di puskesmas
3. Petugas kamar obat
4. Petugas kamar suntik
5. Petugas lapangan puskesmas keliling
6. Petugas lapangan posyandu
Kegiatan pengelolaan obat di puskesmas terbagi menjadi :
1. Pengelolaan logistik obat-obatan
2. Pencatatan dan pelaporan obat
3. Peningkatan mutu petugas puskesmas bidang obat-obatan
BAB IV
SASARAN DAN KEGIATAN
Sasaran
Sasaran upaya pengobatan yang diselenggarakan Puskesmas adalah semua anggota
masyarakat dengan tidak memandang umur dan tidak membedakan strata sosial. 1
Ciri masalah yang dilayani :
1. Gejala/keluhan dan status klinik yang tidak terlalu ekstrim.
2. Dapat diatasi segera.
3. Penyebab bukan patologi berat (seperti DM berat, hipertensi tak terkendalikan,
malignansi, adanya gejala sistemik berat, preforasi alat dalam).
Rincian Kegiatan
Kegiatan
Anamnesa
Uraian Kegiatan
Sapa dengan baik PJPK yang datang.
Pelaksana
Dokter Puskesmas
Dokter Puskesmas
Dokter Puskesmas
Anti mikrobiota
Anti fungi
Analgesik-antipiretik
Antiepilepsi, antikonvulsi
Antidepresi, antipsikotik
Anti parkinson
Hipnotik sedatif
Kontraseptik
Antiseptik desinfektans
Obat haematopoitik
Obat gigi
Obat hemoroid
Tindakan
Persiapan Operasi
Anamnesa lengkap
operator
Anamnesa dan rekam medik dikirimkan Dokter
oleh ahli yang sesuai dan respirasi berkaitan dengan kasus operasi
dengan kasus
Bedah Minor
katarak.
Trauma
Tindakan
Konseling Khusus
masalah:
Perawat
Tindakan
Ahli Patologi
Diagnostik Jaringan
sayatan
otot,
Tindakan
Biopsi jarum
Aspirasi asites
Aspirasi pleura
Ketepatan dosis/tindakan
Evaluasi Pelayanan
Kesembuhan
Tindakan
Mutu
Pengisian rekam medik
Evaluasi
Penilaian Epidemiologik
Administratif
Biaya
abses
Komponen Pelayanan
Kegiatan
Pelayanan ambulans
Petugas Pelaksana
Perawat merangkap supir,
Keterangan
Milik puskesmas / jaringan
Pelayanan administrasi
Pelayanan obat-obatan
panggilan segera
Terapi cairan, inhalasi, obat
oral, suposituria, orofaringeal
tube, endotrakeal tube
oksigen, infus set, suntikan,
vaksin tetanus, antiseptik,
Perlengkapan medik
kateter
Minor set jahit
bidai
Penanganan luka terbuka
muskuloskeletal, trauma
organ lain
Kedaruratan akut, penyakit
penata radiologik
Tim medik untuk kegawatan
(Airway Breathing
Circulation)
status konvulsi
Penata laboraturium, perawat
Pemeriksaan laboraturium
Perawat, dokter
BAB V
PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
KECAMATAN PASAR MINGGU
Pelayanan pengobatan yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dilakukan
oleh petugas yang dilaksanakan di dalam gedung puskesmas dan di luar gedung puskesmas
(pusling). Berikut ini adalah 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kecamatan Pasar minggu
mulai bulan Januari tahun 2013:
SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK
PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU
TAHUN 2013
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
JENIS PENYAKIT
Penyakit saluran napas atas
Penyakit pulpa dan periapikal
Darah tinggi
Ginggivitis
Penyakit sistem otot
Infeksi usus (termasuk diare)
Alergi kulit
Penyakit mata
Infeksi telinga
Infeksi kulit
Penyakit lainnya
%
34%
9%
8%
5%
4%
4%
4%
3%
2%
2%
25%
Uraian Kegiatan
Keterangan
Tetapkan sistem organ tubu yang terkena Faktor penentu dan usia
infeksi, kelenjar, sistem hematopoeitik, jenis kelamin.
humoral tubuh.
Tetapkan penyebab penyakit.
Penyebab
parasit,
jenis
mikroba,
virus,
cacing,
Keseimbangan suhu.
Malignansi penyakit dan infeksi luka.
Hospes
manusia.
Atasi keluhan dan berikan simptomatik, Untuk menurunkan
cegah keadaan untuk menjadi lebih buruk tidak
yaitu tindakan:
suhu
dibenarkan
Pemulihan
Nutrisi tubuh
Oksigenasi, pernapasan
Tindakan terhadap penyebab.
untuk
mengoptimalkan
fungsi
paru).
Bila keadaan tidak dapat diatasi, perlu
pemeriksaan lanjut dan tindakan pelayanan
perawatan atau pelayanan lanjutan.
Rehabilitasi
fisik,
mental
tergantung
pada
dampak
dan
sosial
penyakit,
Uraian Kegiatan
Keterangan
Berdasarkan keluhan subjektif : dispnoe, Pernafasan atas (THT)
rasa tersumbat, rasa tercekik, hubungan Pernafasan bawah/paru
dengan pekerjaan, rasa berat pada dada, Penyakit jantung
Penyakit
Hematogen
PPOK, batuk, haemoptoe,suara serak akut (asidosis, anoksia)
berulang.
Neurogenik, psikogenik
Korpus alinum (sumbatan
Tentukan penyakit dasar .
DOTS
(Directly
Observed
Shortcourse)
Non infeksi
tonsilofaringitis, bronkhitis,
bronkopnemonia,
pleurotshkiolitis
dan Berikan medikamentosa sesuai dengan hasil Ditunjukkan
untuk
penularan/memberatnya
Pada
kasus
terminal
tindakan invasif
dan Perawatan kasus terminal dirumah
pengobatan
Kasus kronik dengan pengobatan intensif
Menerima rujukan Kasus dyspnoe yang segera dapat diatasi
kembali
Tindakan
Pengobatan suplemen
Pengembalian
penyelamatan
Latihan pernapasan
pernapasan,
kehidupan
Pemulihan
Terapi psikis/ventilasi
fungsi
paru,
organ
sosial
berbagai usia
Uraian Kegiatan
Gangguan pada gigi dan mulut
Keterangan
Bila tidak diawasi dapat
dehidrasi,
abdomen
perdarahan
Berdasarkan keluhan : tentukan hipokalemi,
penyebb, dapat terjadi semua golongan
umur yaitu gastritis, diare non spesifik, alkalosis
pankreatitis
Non spesifik; sigelosis, eltor, demam
tifoid, salmonelosis, infestasi cacing
Penyakit hepatobilier : hepatitis A, B,
C, D dan E, fatty liver, sirrhosis
hepatis, kolelitiasis
Keracunan makanan; bakteri, bahan
kimia, intoksikasi obat
Intoleransi
dalam
metabolisme
makanan : terhadap gula, laktosa,
lemak
Obstipasi dan konstipasi
Inkotinensia alvi
Tindakan
lambung,
hiponatremi
Medikamentosa
dan
yang
rasional
pengobatan
Pemulihan
Keluarga
memantau
diminta
pola
makan
yang dianjurkan
Uraian Kegiatan
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada bayi.
Keterangan
Sianosis
adalah
Penyakit
infeksi:
penyakit
jantung
untuk
rheumaendokaritis
Tindakan
dan
Pengobatan
Gagal jantung
Memberikan
dengan
medikamentosa,
diagnosa
jantun,
dietetik
vaskular
sesuai
Dokter,
ataupun
Perawat,
psikosomatik
Keluarga.
keluarga
yang
partisipatif
dalam
yang
rujukan
dari
perawat
tertier
dan
fungsi
sosial
akibat
penyakit
Instruktur
Uraian Kegiatan
Keterangan
Diabetes melitus atau tanpa Dokter bersama tim, perawat
komplikasi, gangguan tiroid : gizi, instruktur senam
hipertiroid, hipotiroid, struma
serta
aktivitas
dan
medikamentosa.
Penatalaksanaan
gangguan
kasus
tiroid,
dengan
keseharian
produktif
sesuai
usia
secara
dan
kemampuannya.
Rehabilitasi fisik, mental dan
sosial
penderita
gangguan
Uraian Kegiatan
Gangguan mental emosional
pada anak usia sekolah dan
usia dewasa.
Keterangan
UKS
usia sekolah.
Penatalaksanaan
Dokter puskesmas
dan keluarga
konseling
penggunaan psikotropik.
Kirimkan
ke
RS
bila
sekitarnya.
Rehabilitasi medik dan sosial
Puskesmas
Dan
sosial
pasien
pada
Keluarga
Uraian Kegiatan
Gangguan telinga luar akibat
Keterangan
UKS
Keluarga
Dan
mencegah
Pengobatan
peradangan
kambuhnya
THT,
Pelayanan pengobatan
rasional.
khususnya
Operasi
invasif
Pemulihan
mastoidektomi,endoskopi,
tonsilektomi.
di Puskesmas.
Pemantauan oleh
Puskesmas
dini
UraianKegiatan
keluhan Gangguan refreksi
Keterangan
UKS
yaitu
infeksi
mata
konjungtivitis,
flouresinpositif) ,butawarna
Kapsul vitamin A 200.00 IU pada Optisian / dokterpuskesmas
defisiensi
Katarak;
persiapan
operasi
dilakukan oleh dokter Puskesmas
pasca operasi dilakukan
Resep kaca mata
Konseling keluarga untuk proteksi
kerusakan mata
Rujukanuntuktindakan
dokter
mata
Glaukoma
maka pelayanan spesialis
Strabismus pada anak balita dan dirujuk
kefasilitas
prasekolah
pelayanan yang lengkap
Kekeruhan kornea
Penglihatan berkurang perlahanlahan
Ulkus kornea, laserasi/perforasi
mata, laserasi palpebra, entropion,
trauma bakar
Mata
Memantau penggunaan kacamata
Pemulihan
puskesmas/
sehari-
harisesuaikemampuandankonsisinya
Uraian Kegiatan
Keterangan
Infeksi non spesifik yang Umum: bakteri penyebabnya
mengenai
umur
semua
(pioderma,
folikulitis,
furunkel,
spesifik Prinsip
disebabkan
campak,
virus:
herpes
simpleks,
pengobatan
obat
frambusia,
Obat
jamur,
dengan
penyebab.
disesuaikan
kuman
PHS
Tindakan
Dan
Pengobatan
simpleks,
Trikomoniasis,
Vaginosis
(kerokan
kulit,
dapat
dilakukan di Puskesmas)
Pengobatan antibiotika, anti
fungi
dapat
oral
maupun
topikal
Konseling
kebersihan
dan
perawatan
diri
dan
penyebab.
Infeksi menjadi sistemik tak
dapat
Pemulihan
diselesaikan
pada
akibat
cedera,
kosmetik/operasi plastik.
Kegiatan
Deteksi dini
Uraian Kegiatan
Masalah
persendian
tulang
seperti
Keterangan
dan Keluhan
muskuloskeletal
osteoartritis, selalu
disertai
dengan
rasa
intensitas
tergantung
sakit
yang
pada
persyarafannya.
Gangguan tulang belakang;
Henia Nukleus Pulposus.
Gangguan otot dan jaringan
lunak akibat trauma, terutama
akibat cedera olahraga.
Sekuele pasca stroke ringan.
Kejang yang lama(febris pada
anak)
dapat
anoksia
menimbulkan
otak,
tergantung
daerahnya,
dapat
menyebabkan
hemiparesis,
beratnya
hemiparesis
tergantung
tindakan
fatigue
psikogen,
syndrome) usia
infeksi, reumatoid.
Tes neurologik dan EEG
Foto rontgen tulang/tengkorak
Pemeriksaan
otot
dan
kekuatan otot,
EMG
Tindakan
Dan
Pengobatan
CT scan
Memberikan
tahun
20-40
medikamentosa
dengan
Edukasi
untuk
melakukan
gerakan.
Penyakit dasar diobati dengan
tepat (DM, hipertensi)
Penyakit
Gout
banyak
mengenai
sinar
matahari
untuk
ketepatan
diagnostik.
Rujuk ke
Spesialis Saraf
Pemulihan
Trauma kepala.
Pasca Stroke dengan parese
berat
Rehabilitasi fisik; pelatihan Dapat dilakukan di Puskesmas
otot pasca tindakan/trauma.
Rehabilitasi
mental
untuk
dilakukan
dengan
senam
secara bertahap.
Pemulihan saluran pencernaan
yang dilakukan dengan diet.
Pemulihan
tulang
dengan
gips/bidai.
NO.
JENIS OBAT
1.
Vitamin B
8.99%
2.
Vitamin C
10,79%
3.
Kloramfeniramin
12,88%
4.
Glyceryl Guaiacolate
5.
Kalk
7,15%
6.
Vitamin B 6
6,82%
7.
Paracetamol
18,10%
8.
Vitamin B 12
6,47%
9.
Vitamin B Comp
7,82%
10.
Amoxicilin 500mg
11,61%
9,37%
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dalam menjalankan fungsinya dokter dan tim pelayanan kesehatan pada kegiatannya
untuk penyelesaian masalah kecelakaan dan kedaruratan medik adalah berupa penerapan
kemampuan untuk mengatasi masalah sistem organ biologik tubuh dan mental psikologikal dari
semua golongan umur yang bersifat segera. Pelayanan ditujukan terhadap pengguna pelayanan
medik yang memerlukan tindakan segera yang kemungkinan dibawa oleh; tim ambulans,
keluarga, petugas di tempat kerja, orang yang di sekitar korban, petugas keamanan di sekitar
korban, disebabkan penyakit yang lanjut ataupun kecelakaan (di rumah, tempat kerja, jalan)
tanpa memandang umur
Pada pelayanan kedaruratan medik kasus berat di Puskesmas untuk tindakan lanjut
dilakukan pada unit pelayanan lengkap, namun untuk resusitasi jantung paru otak pasang infus
terdahulu, lapangkan jalan nafas dan sistem pengangkutan amat membantu.
SARAN
Semua tenaga kesehatan harus selalu berupaya memberikan upaya pelaksanaan
pengobatan yang sebaik-baiknya terutama di Puskesmas. Hal ini terkait dengan peranan
puskesmas sebagai lini terdepan dalam upaya mewujudkan suatu masyarakat yang sehat.Oleh
karena itu setiap pihak yang terkait ,harus terus berupaya memberikan pelayanan medis yang
sebaik-baiknya sesuai dengan Standard Pelayanan Medis yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2009. Progam Pengobatan Dasar. http://puskelinfo.wordpress.com. Diakses tanggal
7 November 2014.
2. Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Cetakan Tahun
2008. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
3. Kebijakan dasar puskesmas. Kepmenkes No. 128 Tahun 2004.
4. Direktorat bina farmasi komunitas dan klinik Direktorat jenderal bina kefarmasian dan alat
kesehatan. 2006. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI