Anda di halaman 1dari 29

UPAYA PENGOBATAN

Penyusun :

BAB I
PENDAHULUAN

Penggunaan obat yang rasional menurut WHO adalah bahwa pasien menerima obat
sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan individual
mereka sendiri, untuk jangka waktu yang cukup (adekuat), dan pada biaya terendah bagi mereka
dan komunitas mereka.
Salah satu perangkat untuk tercapainya penggunaan obat rasional adalah tersedianya
suatu pedoman atau standar pengobatan yang dipergunakan secara seragam pada pelayanan
kesehatan dasar atau puskesmas.
Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas pertama kali diterbitkan pada tahun 1985 dan
mendapat tanggapan yang sangat menggembirakan bagi pelaksana pelayanan kesehatan dasar.
Telah pula dicetak ulang beberapa kali dan terakhir tahun 2002 tanpa merubah isinya.
Pedoman Pengobatan disusun secara sistematik untuk membantu dokter dalam
menegakkan diagnosis dan pengobatan yang optimal untuk suatu penyakit tertentu. Pedoman
Pengobatan disusun untuk setiap tingkat unit pelayanan kesehatan, seperti Pedoman Pengobatan
Dasar di Puskesmas dan Pedoman Diagnosis dan Terapi di Rumah Sakit.
Oleh karena kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
maupun farmasi menuntut tersedianya suatu pedoman yang mengikuti perkembangan, sehingga
perlu merevisi pedoman tersebut.
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan mempunyai visi Indonesia Sehat, diantaranya dilaksanakan
melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah
membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan
mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah
melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin meningkat,
ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya status gizi
masyarakat dan umur harapan hidup.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah
kecamatan. Puskesmas berperan di dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas

kepada masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi segala harapan,
keinginan, dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat.
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan
puskesmas, selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam
pengembangan kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga
pelayanan kesehatan dapat lebih berkembang.
Upaya kesehatan wajib dalam puskesmas yang biasa dikenal dengan basic six yang
terakhir yaitu tentang upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur.
Pelayanan kesehatan untuk masa yang akan datang semakin kompleks sejalan dengan
adanya perubahan lingkungan dari masyarakat yang menyebabkan perubahan pola penyakit serta
adanya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
Oleh karenanya, puskesmas dalam menjalankan fungsinya untuk meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat melalui pembinaan dan pelayanan kesehatan dapat menggunakan segala
macam sumber daya yang ada di wilayah kerja, baik dengan sektor kesehatan maupun sektor lain
yang terkait, serta sektor swasta. Dan agar fungsi puskesmas dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya peningkatan kemampuan manajemen di bidang pelayanan yang diberikan maupun
pengorganisasian yang terintegrasi lebih baik. Dalam makalah ini yang dibahas adalah upaya
pengobatan dasar di puskesmas
Permasalahan
Upaya pengobatan di puskesmas sebagian besar berhadapan dengan permasalahan fisik
dan mental yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dari Pengguna Jasa Pelayanan Kesehatan
(PJPK) dan keluarganya. Dinamika kehidupan manusia banyak sekali berhubungan dengan
masalah kesehatan yang timbul akibat kondisi lingkungan dan status sosial yang beragam.
Beberapa masalah kesehatan mempunyai insidens yang sering ditemukan pada pelayanan
medik Puskesmas, yaitu pelayanan lini terdepan adalah :
1. penyakit yang dapat hilang dan sembuh sendiri, yaitu penyakit swa sirna (self limiting
diseases)
2. masalah somatik yang timbul oleh pengaruh stress (tekanan psikis)

3. permasalahan penyakit akibat gaya hidup dan budaya


4. penyakit infeksi akut maupun kronik
5. permasalahan usia lanjut
6. permasalahan endokrin
7. permasalahan nutrisi
Prinsip penatalaksanaan pelayanan yang diselenggarakan adalah sesuai dengan manajemen
pelayanan medik menyeluruh terpadu.

BAB II

PENGERTIAN
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan

yang

diperoleh selama

anamnesis

dan pemeriksaan. Dalam proses

pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil
mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional.
Upaya pengobatan di Puskesmas adalah segala bentuk pelayanan pengobatan
diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit atau gejalanya yang

yang

dilakukan

oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang khusus untuk keperluan tersebut.
Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis,
tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga terjangkau. Salah satu
perangkat untuk tercapainya penggunaan obat rasional adalah tersedia suatu pedoman atau
standar pengobatan yang dipergunakan secara seragam pada pelayanan kesehatan dasar atau
puskesmas.
Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas pertama kali diterbitkan pada tahun 1985 dan
mendapat tanggapan yang sangat menggembirakan bagi pelaksana pelayanan kesehatan dasar.
Telah pula dicetak ulang beberapa kali dan terakhir tahun 2002 tanpa merubah isinya. Oleh
karena kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran maupun farmasi
menuntut tersedianya suatu pedoman yang mengikuti perkembangan, sehingga perlu merevisi
pedoman tersebut.

BAB III

TUJUAN DAN PENGELOLAAN OBAT


A. TUJUAN UMUM :
Meningkatnya derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia.
B. TUJUAN KHUSUS :
1. Mengoptimalkan peran puskesmas dalam penyediaan obat-obatan sebagai penunjang
pelayanan medic terpadu.
2. Mengoptimalkan peran obat-obatan dipuskesmas dengan managemen penggunaan obat
rasional.
3. Mengoptimalkan peran petuga puskesmas sebagai pemberi pelayanan dalam managemen
penggunaan obat rasional dipuskesmas melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan
dan keahlian petugas mengenai obat-obatan.
4. Menghindari penyimpanan penatalaksanaan medikamentosa akibat kecerobohan atau
kesalahan baik pengelolaan obat maupun pengguna obat.
C. JENIS-JENIS UPAYA PENGOBATAN DASAR
1. Pengobatan Dalam Gedung :
Poli Umum
Poli Gigi (Rawat Jalan)
Apotek
Unit Gawat Darurat (UGD)
Perawatan Penyakit (Rawat Inap)
Pertolongan Persalinan (Kebidanan)
2. Pengobatan Luar Gedung :
Rujukan Kasus
Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
3. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
Kegiatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) yang dilaksanakan dalam gedung meliputi
pelayanan: (Pendaftaran;Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan; Pelayanan pengobatan

dasar, umum dan gigi; Tindakan medis sederhana; Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
termasuk pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas; Imunisasi; Pelayanan KB; Pelayanan
laboratorium sederhana dan penunjang lainya)
Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan, meliputi
pelayanan: (Pelayanan perawatan pasien; Persalinan normal dan perawatan Nifas;
Tindakan medis yang dibutuhkan; Pemberian obat-obatan (generik); Pemeriksaan
Laboratorium dan penunjang medis lainnya; Perawatan perbaikan gizi buruk)
Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatan puskesmas termasuk
penangan Obstetri-Neonatal
Pelayanan kesehatan Luar Gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringanya,
meliputi kegiatan: (Pelayanan rawat jalan melalui Puskesmas Keliling roda empat, Pusling
perairan maupun roda dua; Pelayanan kesehatan di Posyandu, Polindes/Poskesdes dan
Poskestren; Pelayanan kesehatan melalui knjungan rumah bagi pasien pasca rawat inap
(home care); Penyuluh kesehatan; Imunisasi; Pelayanan ibu hamil melalui berbagai
kegiatan/program; Pelayanan Nifas; Surveilans penyakit dan surveilans gizi; Kegiatan
sweeping; Fogging (pengasapan), Pemberantasan sarang nyamuk (PSN); Pelayanan
kesehatan lainnya yang menjadi tugas dan fungsi Puskesmas).
D. PENGELOLA OBAT DI PUSKESMAS
Yang bertugas mengelola obat dipuskesmas adalah :
1. Kepala pusekesmas
2. Petugas gudang obat di puskesmas
3. Petugas kamar obat
4. Petugas kamar suntik
5. Petugas lapangan puskesmas keliling
6. Petugas lapangan posyandu
Kegiatan pengelolaan obat di puskesmas terbagi menjadi :
1. Pengelolaan logistik obat-obatan
2. Pencatatan dan pelaporan obat
3. Peningkatan mutu petugas puskesmas bidang obat-obatan

E. PROGRAM KERJA PENGOBATAN


1. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
Mendapatkan riwayat penyakit
Mengadakan pemeriksaan fisik
Mengadakan pemeriksaan laboratorium
Menbuat diagnosa
2. Melaksanakan tindakan pengobatan
3. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
Rujukan diagnostik
Rujukan pengobatan atau rehabilitasi
Rujukan lain.
Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan
obat, perbekalan kesehatan rumah tangga dan kosmetika.
E. KEGIATAN POKOK
1. Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan diseluruh puskesmas
dan jaringannya
2. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
3. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk
miskin
4. Peninkatan mutu pelayanan farmasi, komunitas dan rumah sakit.

BAB IV
SASARAN DAN KEGIATAN
Sasaran
Sasaran upaya pengobatan yang diselenggarakan Puskesmas adalah semua anggota
masyarakat dengan tidak memandang umur dan tidak membedakan strata sosial. 1
Ciri masalah yang dilayani :
1. Gejala/keluhan dan status klinik yang tidak terlalu ekstrim.
2. Dapat diatasi segera.
3. Penyebab bukan patologi berat (seperti DM berat, hipertensi tak terkendalikan,
malignansi, adanya gejala sistemik berat, preforasi alat dalam).
Rincian Kegiatan
Kegiatan
Anamnesa

Uraian Kegiatan
Sapa dengan baik PJPK yang datang.

Pelaksana
Dokter Puskesmas

Pahami keluhan dan gejala secara holistik.


Perhatikan tanda vital dan profil umum.
Biarkan PJPK bercerita sendiri tentang riwayat
Pemeriksaan
holistik

penyakitnya dan pengobatan.


secara Pemeriksaan secara holistik dari aspek fisik
mental dan sosial dari penyakit.
Lokasi keluhan
Faktor penentu yang ada :

Dokter Puskesmas

Risiko bila ada alergi, kehamilan,


kelainan perilaku
Berat ringannya secara klinis
Pengaruh lain dari penyakit
Bila sulit diketahui dapat dilakukan Penata Laboran
pemeriksaan laboratorium atau radiologi sesuai Penata Radiologi
Diagnosa
Tindakan
(Medikamentosa)

dengan indikasi dan kemampuan.


Berdasarkan keluhan dan hasil pemeriksaan
P engobatan ya ng dapat diberikan
adalah :

Dokter Puskesmas

Anti mikrobiota

Anti fungi

Analgesik-antipiretik

Anti inflamasi non steroid (AINS)

Antiepilepsi, antikonvulsi

Antidepresi, antipsikotik

Anti parkinson

Hipnotik sedatif

Obat antihipertensi dan penyakit


jantung
Obat antisyok

Obat mengatasi keluhan pernafasan

Obat mengatasi dispepsia dan nyeri


abdomen
Antiseptik saluran kemih

Kontraseptik

Antiseptik desinfektans

Obat haematopoitik

Obat untuk kebidanan

Obat topikal kulit

Obat topikal mata

Obat gigi

Obat hemoroid

Vitamin dan mineral, lain-lain

Tindakan

Persiapan untuk bedah umum ataupun tindakan DOkter

Persiapan Operasi

bedah khusus sederhana dapat dikerjakan


dokter Puskesmas atas kerjasama dengan

Anamnesa lengkap

operator
Anamnesa dan rekam medik dikirimkan Dokter

dengan surat rujukan operator


Perawat
Pemeriksaan tindakan Pemeriksaan bukan saja terhadap keluhan
operasi

dilakukan namun semua sistem tubuh, kardiovaskuler

oleh ahli yang sesuai dan respirasi berkaitan dengan kasus operasi
dengan kasus

dan tindakan anestesi.


Tes laboratorium: darah lengkap

Radiologi: foto torak


Operasi direncanakan

ECG, usia > 40 tahun (adanya riwayat jantung)


Operasi Cito dan Operasi yang direncanakan Ahli kandungan
tidak dapat dilakukan di Puskesmas, kecuali Perawat
bedah persalinan oleh ahli Kandungan, bila Penata anestesi
fasilitas pelayanan persalinan tersedia, dan Bidan

Bedah Minor

katarak.
Trauma

Tindakan

sederhana pada pelayanan rawat jalan.


Perawat
Konseling pada pelayanan terpadu untuk Dokter

Konseling Khusus

masalah:

Perawat

Tindakan

Kebugaran fisik dan kehidupan yang sehat


Mental psikospiritual sosial
Kerja
Ergonomikal
Sanitasi dan lingkungan
Keluarga, marital
Seks
Infertilitas
Biopsi Jaringan

Ahli Patologi

Diagnostik Jaringan

sayatan

otot,

Tindakan

Biopsi jarum
Aspirasi asites
Aspirasi pleura
Ketepatan dosis/tindakan

Evaluasi Pelayanan

Kesembuhan

Tindakan

Mutu
Pengisian rekam medik

Evaluasi

Penilaian Epidemiologik

Administratif

Biaya

abses

Dokter Spesialis Mata


ekstirpasi Dokter

Komponen Pelayanan
Kegiatan
Pelayanan ambulans

Petugas Pelaksana
Perawat merangkap supir,

Keterangan
Milik puskesmas / jaringan

Pelayanan administrasi
Pelayanan obat-obatan

perawat kesehatan, perawat gigi


Perawat
Petugas farmasi

panggilan segera
Terapi cairan, inhalasi, obat
oral, suposituria, orofaringeal
tube, endotrakeal tube
oksigen, infus set, suntikan,
vaksin tetanus, antiseptik,

Perlengkapan medik

kateter
Minor set jahit

Petugas/ perawat perlengkapan

Mayor set tindakan sederhana


Pelayanan kecelakaan

Dokter puskesmas, konsulen

bidai
Penanganan luka terbuka

muskuloskeletal, trauma

panggilan, perawat, dokter gigi,

Penanganan fraktur sederhana

organ lain
Kedaruratan akut, penyakit

penata radiologik
Tim medik untuk kegawatan

Penanganan kedaruratan ABC

akut, kronis darurat

nafas, resusitasi jantung paru

(Airway Breathing

otak, penurunan kesadaran,

Circulation)

status konvulsi
Penata laboraturium, perawat

Darah, urin faal ginjal,

Pemeriksaan laboraturium

elektrolit, gas darah


(pemeriksaan pada
laboraturium terdekat)
Pemeriksaan ECG

Perawat, dokter

BAB V
PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
KECAMATAN PASAR MINGGU
Pelayanan pengobatan yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dilakukan
oleh petugas yang dilaksanakan di dalam gedung puskesmas dan di luar gedung puskesmas

(pusling). Berikut ini adalah 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kecamatan Pasar minggu
mulai bulan Januari tahun 2013:
SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK
PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU
TAHUN 2013
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

JENIS PENYAKIT
Penyakit saluran napas atas
Penyakit pulpa dan periapikal
Darah tinggi
Ginggivitis
Penyakit sistem otot
Infeksi usus (termasuk diare)
Alergi kulit
Penyakit mata
Infeksi telinga
Infeksi kulit
Penyakit lainnya

%
34%
9%
8%
5%
4%
4%
4%
3%
2%
2%
25%

1. Penyelesaian masalah infeksi sistemik


Kegiatan
Tindakan
dan
Pengobatan

Uraian Kegiatan
Keterangan
Tetapkan sistem organ tubu yang terkena Faktor penentu dan usia
infeksi, kelenjar, sistem hematopoeitik, jenis kelamin.
humoral tubuh.
Tetapkan penyebab penyakit.

Penyebab
parasit,

jenis

mikroba,

virus,

cacing,

Keadaan keseimbangan elektrolit.

sumber penyebab manusia.


Host: Keadaan umum, tanda

Keseimbangan suhu.
Malignansi penyakit dan infeksi luka.

vital, status gizi.


Lingkungan:

Hospes

perantara, sumber pnularan


Rujukan

manusia.
Atasi keluhan dan berikan simptomatik, Untuk menurunkan
cegah keadaan untuk menjadi lebih buruk tidak
yaitu tindakan:

Untuk menurunkan suhu

suhu

dibenarkan

menggunakan kompres es,


kipas angin.

Menyeimbangkan cairan, elektrolit


tubuh

Pemulihan

Nutrisi tubuh

Oksigenasi, pernapasan
Tindakan terhadap penyebab.

Kasus infeksi yang telah

Penyebab yang tidak jelas atasi secara merusak organ (misalnya


simptomatik dan parbaiki keadaan umum.

kasus TBC, PPOK perlu


rehabilitasi

untuk

mengoptimalkan

fungsi

paru).
Bila keadaan tidak dapat diatasi, perlu
pemeriksaan lanjut dan tindakan pelayanan
perawatan atau pelayanan lanjutan.
Rehabilitasi

fisik,

mental

tergantung

pada

dampak

dan

sosial

penyakit,

kronisnya penyakit, komplikasi penyakit


kecacatan yang ada.
2. Gangguan Sistem Pernapasan
Kegiatan
Penilaian
perpisahan

Uraian Kegiatan
Keterangan
Berdasarkan keluhan subjektif : dispnoe, Pernafasan atas (THT)
rasa tersumbat, rasa tercekik, hubungan Pernafasan bawah/paru
dengan pekerjaan, rasa berat pada dada, Penyakit jantung
Penyakit
Hematogen
PPOK, batuk, haemoptoe,suara serak akut (asidosis, anoksia)
berulang.
Neurogenik, psikogenik
Korpus alinum (sumbatan
Tentukan penyakit dasar .

Tanda vital angka respirasi, pergerakan jalan nafas)


dada.
Inspeksi saluran nafas atas/bawah/dada.
Pemeriksaan semua Infeksi saluran nafas spesifik TBC, sistwm Umum;
infeksi saluran
golongan umur

DOTS

(Directly

Observed

Treatment nafas akut, kronik yang non

Shortcourse)

spesifik, rinitis, faringitis,

Non infeksi

tonsilofaringitis, bronkhitis,

Masalah kegawatan nafas


Tindakan
pengobatan

bronkopnemonia,

pleurotshkiolitis
dan Berikan medikamentosa sesuai dengan hasil Ditunjukkan

untuk

pemeriksaan, atasi penyebab, berikan pbat pengguna jasa pelayanan


pelega pernafasan, obat simptomatik untuk kesehatan (PJPK)
kursngi penderitaan.

PJPK dan keluarganya

Konseling mengenai penggunaan obat, cara


pencegahan

penularan/memberatnya

penyakit, perjalanan penyakit dan cara


menyakitinya, nutrisi dan pola hidup untuk
mempercepat penyembuhan.
Rujukan

Terapi paliatif untuk fisik maupun psikis.


Bila fungsi paru memburuk

Pada

kasus

terminal

Penyakit menjadi kronis


mengurangi
penderitaan
Berhubungan dengan penyakit lain yang perlu dukungan keluarga,
berat
perkesmas
Malignansi
Bila perlu peralatan diagnostik canggih dan
Tindakan

tindakan invasif
dan Perawatan kasus terminal dirumah

Dokter bersama puskesmas

pengobatan
Kasus kronik dengan pengobatan intensif
Menerima rujukan Kasus dyspnoe yang segera dapat diatasi
kembali
Tindakan

Pengobatan suplemen

Pengembalian

penyelamatan

Latihan pernapasan

pernapasan,

kehidupan
Pemulihan

Terapi psikis/ventilasi

pernapasan dalam dan luar


Mengembalikan
fungsi

fungsi
paru,

organ

sosial

3. Gangguan Sistem Pencernaan dan Organ pendukungnya


Kegiatan
Penilaian pada

berbagai usia

Uraian Kegiatan
Gangguan pada gigi dan mulut

Keterangan
Bila tidak diawasi dapat

Keluhan pada abdomen atas : muntah, terjadi


dispepsia abdomen; kolik, nyeri

dehidrasi,

abdomen
perdarahan
Berdasarkan keluhan : tentukan hipokalemi,
penyebb, dapat terjadi semua golongan
umur yaitu gastritis, diare non spesifik, alkalosis
pankreatitis
Non spesifik; sigelosis, eltor, demam
tifoid, salmonelosis, infestasi cacing
Penyakit hepatobilier : hepatitis A, B,
C, D dan E, fatty liver, sirrhosis
hepatis, kolelitiasis
Keracunan makanan; bakteri, bahan
kimia, intoksikasi obat
Intoleransi
dalam
metabolisme
makanan : terhadap gula, laktosa,
lemak
Obstipasi dan konstipasi

Inkotinensia alvi

Tindakan

lambung,
hiponatremi

Medikamentosa

dan

yang

rasional

pengobatan

Terapi cairan : oralit, infus


Konseling
Kebutuhan makanan dan
cairan
Kebersihan
Pantangan

Pemulihan

Keluarga
memantau

diminta
pola

makan

yang dianjurkan

4. Gangguan Sistem Kardiovaskuler


Kegiatan
Deteksi Dini

Uraian Kegiatan
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada bayi.

Keterangan
Sianosis
adalah

Penyakit degeneratif: Penyakit Jantung indikasi


dirujuk.
Koroner (PJK)

Penyakit

infeksi:

penyakit

jantung

untuk

rheumaendokaritis

Tindakan
dan
Pengobatan

Gagal jantung

Memberikan
dengan

medikamentosa,

diagnosa

jantun,

dietetik
vaskular

sesuai

Dokter,

ataupun

Perawat,

psikosomatik

Keluarga.

Konseling pada PJPK dan keluarganya untuk dapat


memperbaiki sistem pompa jantung dan aliran
pembuluh darah dan menyelesaikan masalah psikis
ataupun masalah nutrisi, perilaku dan kebiasaan
yang ada.
Memberikan edukasi pada pasien dan keluarganya
untuk meningkatkan pola hidup dan menciptakan
suasana
Rujukan

keluarga

yang

partisipatif

dalam

menyelesaikan masalah PJPK.


Untuk kasus sistem kardiovaskuler

yang

menimbulkan keadaan yang tidak dapat diatasi,


seperti hipertensi yang tidak dapat dikendalikan.
Menerima

rujukan

dari

perawat

tertier

dan

pelayanan sekunder untuk dilakukan pemantauan


keluhan, tanda-tanda vital dan sosialisasi PJPK
dalam perawatan rawat jalan.
Melakukan perawatan di rumah sesuai dengan
kemampuan fisik PJPK.
Perawat
Pemulihan

Menyelenggarakan latihan jantung sehat agar tidak


berkembangnya sistem kardiovaskuler juga untuk
menjaga kebugaran fisik.
Pemulihan sosial bagi PJPK yang telah mengalami
gangguan

fungsi

sosial

kardiovaskular yang dialaminya.

akibat

penyakit

Instruktur

5. Gangguan Endokrin dan Metabolisme


Kegiatan
Deteksi dini

Uraian Kegiatan
Keterangan
Diabetes melitus atau tanpa Dokter bersama tim, perawat
komplikasi, gangguan tiroid : gizi, instruktur senam
hipertiroid, hipotiroid, struma

Tindakan dan pengobatan

nodusa, struma difus


Penatalaksanaan
diabetes
melitus dengan mengontrol
kadar gula darah dan mengatur
diet

serta

aktivitas

dan

medikamentosa.
Penatalaksanaan
gangguan

kasus

tiroid,

dengan

menegakkan dengan tepat dan


Pemulihan

benar dan pengobatan.


Rehabilitasi penderita

DM Kelompok senam diabetes

terutama yang disertai dengan Permintaan oleh puskesmas


komplikasi agar melakukan bersama keluarga
kegiatan

keseharian

produktif

sesuai

usia

secara
dan

kemampuannya.
Rehabilitasi fisik, mental dan
sosial

penderita

gangguan

tiroid terutama yang pernah


mengalami gangguan psikis
akibat penyakitnya.
6. Gangguan Mental dan Perilaku
Kegiatan
Deteksi Dini

Uraian Kegiatan
Gangguan mental emosional
pada anak usia sekolah dan
usia dewasa.

Keterangan
UKS

Gangguan belajar pada anak


Tindakan
Dan
Pengobatan

usia sekolah.
Penatalaksanaan

Dokter puskesmas

medikamentosa, suportif, obat


psikokotropik,

dan keluarga

konseling

Rujukan intra Puskesmas

keluarga sesuai dengan kasus.


Untuk kasus yang kronik dan

Rujukan untuk perawatan

penggunaan psikotropik.
Kirimkan
ke
RS

Bila Puskesmas mempunyai


konsultan Kesehatan Jiwa.

bila

membahayakan keluarga dan


Pemulihan

sekitarnya.
Rehabilitasi medik dan sosial

Puskesmas

untuk mengembalikan fungsi

Dan

sosial

pasien

pada

Keluarga

komunitasnya dan beraktivitas


optimal sesuai dengan usian
dan kemampuannya.
7. Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorok
Kegiatan
Deteksi dini

Uraian Kegiatan
Gangguan telinga luar akibat

Keterangan
UKS

trauma, infeksi telinga tengah

Keluarga

(otitis media), terutama pada


anak usia balita, prasekolah,
sekolah dan penyebab ketulian
Tindakan

satu ataupun kedua telinga


Medikamentosa dan edukasi

Dan

mencegah

Pengobatan

peradangan

kambuhnya
THT,

Pelayanan pengobatan
rasional.

khususnya

telinga adar tidak menjadi kronik


Rujukan intra Puskesmas

dan infeksi ke otak.


Trauma akibat kerja
Untuk perawatan infeksi kronik
dan tindakan

Spesialis THT Puskesmas


(bila ada)

Rujukan untuk mendapat

Pelayanan hearing aids

perawatan dan tindakan

Operasi

invasif

Pemulihan

RS atau pelayanan khusus


untuk bantu dengan

mastoidektomi,endoskopi,

tonsilektomi pasca operasi,

tonsilektomi.

pelayanan dapat dilakukan

Terapi wicara dapat dibantu oleh


keluarga

di Puskesmas.
Pemantauan oleh
Puskesmas

8. Gangguan Mata dan Penglihatan


Kegiatan
Deteksi

dini

UraianKegiatan
keluhan Gangguan refreksi

Keterangan
UKS

:penglihatank urang, mata Katarak pada usia lanjut


merah, terasa gatal, kotor, , Masalah-masalah
mata ada bercakputih, sakit :bakteri
kepala

yaitu

infeksi

mata

konjungtivitis,

pesudomonas, streptococcus, virus


yait utrakhom, herpes
Alergi dan iritasi
Defisiensi vitamin A xeroftalmia
Trauma mata; erosisuperfisial (tes

Tindakan dan pengobatan

flouresinpositif) ,butawarna
Kapsul vitamin A 200.00 IU pada Optisian / dokterpuskesmas
defisiensi
Katarak;
persiapan
operasi
dilakukan oleh dokter Puskesmas
pasca operasi dilakukan
Resep kaca mata
Konseling keluarga untuk proteksi
kerusakan mata

Rujukanuntuktindakan

dan buta warna

serta penyakit keturunan


Penurunan refraksi berat
kebutaan

dan Bila puskesmas tidak ada


pelayanan

dokter

mata

Glaukoma
maka pelayanan spesialis
Strabismus pada anak balita dan dirujuk
kefasilitas

prasekolah
pelayanan yang lengkap
Kekeruhan kornea
Penglihatan berkurang perlahanlahan
Ulkus kornea, laserasi/perforasi
mata, laserasi palpebra, entropion,
trauma bakar
Mata
Memantau penggunaan kacamata
Pemulihan

pada gangguan refraksi


Rehabilitasi sosial penderita dengan Dokter

puskesmas/

gangguan mata yang tidak dapat optisian


dikoreksi, agar dapat melakukan Perkesmas
kegiatan

sehari-

harisesuaikemampuandankonsisinya

9. Gangguan Kulit dan Kelamin


Kegiatan
Deteksi dini, pastikan bahwa
tidak ada penyakit lain
(neoplasma,DM)

Uraian Kegiatan
Keterangan
Infeksi non spesifik yang Umum: bakteri penyebabnya
mengenai
umur

semua

(pioderma,

golongan Stretococcus, Staphylococcus.


impetigo,

folikulitis,

furunkel,

karbunkel, erisipelas, selulitis,


eritrasma)
Penyakit
infeksi

spesifik Prinsip

disebabkan

varisela, topikal kulit:

campak,

virus:
herpes

simpleks,

herpes zoster, rubella.

pengobatan

obat

Basah dengan kompres


basah.

Menahun: Lepra, TBC kulit,

Kering dengan kering.

frambusia,

Obat

jamur,

dermatofitosis ( tinea kapitis,


tinea korporis, tinea pedis).
Parasit: skabies, pedunkulosis

dengan
penyebab.

disesuaikan
kuman

kapitis, pedunkulosis korporis.


Alergi: urtikaria, erupsi alergi
obat
Keturunan: prurigo hebra
Dermatitis kontak: sabun, zat
kimia
Psikis: Neurodermatitis
Kelainan
kulit
dengan

PHS

Tindakan
Dan
Pengobatan

penyakit sistemik (DM)


Penyakit kulit akibat defisiensi
Uretritis non spesifik, Gonore,
Herpes

simpleks,

Trikomoniasis,

Vaginosis

bakterial, AIDS, Ulkus mole


Tindakan yang tepat dengan Budaya bersih dapat dipantau
pemeriksaan

laboratorium; di rumah (Puskesmas)

(kerokan

kulit,

dapat

dilakukan di Puskesmas)
Pengobatan antibiotika, anti
fungi

dapat

oral

maupun

topikal
Konseling

kebersihan

dan

perawatan

diri

dan

menghindari kontak dengan


Rujuk

penyebab.
Infeksi menjadi sistemik tak
dapat

Pemulihan

diselesaikan

pada

tingkat primer, gangren.


Rehabilitasi fisik dan mental
penderita dengan kecacatan
fisik

akibat

cedera,

kosmetik/operasi plastik.

10. Gangguan Muskuloskeletal dan Persarafan

Kegiatan
Deteksi dini

Uraian Kegiatan
Masalah
persendian
tulang

seperti

Keterangan
dan Keluhan
muskuloskeletal

osteoartritis, selalu

gout dan penyakit sendi lain

disertai

dengan

rasa

intensitas

tergantung

sakit
yang
pada

persyarafannya.
Gangguan tulang belakang;
Henia Nukleus Pulposus.
Gangguan otot dan jaringan
lunak akibat trauma, terutama
akibat cedera olahraga.
Sekuele pasca stroke ringan.
Kejang yang lama(febris pada
anak)

dapat

anoksia

menimbulkan

otak,

tergantung

daerahnya,

dapat

menyebabkan

hemiparesis,

beratnya

hemiparesis

tergantung

tindakan

kedaruratan yang dilakukan.


Kelelahan
yang
kronik Kelelahan kronik, biasa pada
(chronic

fatigue

psikogen,

syndrome) usia

infeksi, reumatoid.
Tes neurologik dan EEG
Foto rontgen tulang/tengkorak
Pemeriksaan

otot

dan

kekuatan otot,
EMG
Tindakan
Dan
Pengobatan

CT scan
Memberikan

tahun

farmakologik, keluhan organik.

endokrin metabolik, anemia,


Diagnostik

20-40

medikamentosa

untuk mengurangi rasa sakit,


peradangan yang timbul.

dengan

Edukasi

untuk

melakukan

gerakan.
Penyakit dasar diobati dengan
tepat (DM, hipertensi)
Penyakit

Gout

banyak

dikaitkan dengan makanan,


sehingga penting dilakukan
edukasi makanan yang boleh
dimakan dan tidak.
Konseling
pentingnya

mengenai
sinar

matahari

untuk pembentukan vitamin


D.
Rujuk ke

Tirah baring untuk kasus:

Bagian Bedah Tulang

reposisi tulang, trauma tulang

Untuk trauma berat

perawatan lokal; otot, jaringan


lunak, luka terbuka.
Untuk pelatihan otot.
Epilepsi

untuk

ketepatan

diagnostik.
Rujuk ke
Spesialis Saraf
Pemulihan

Trauma kepala.
Pasca Stroke dengan parese
berat
Rehabilitasi fisik; pelatihan Dapat dilakukan di Puskesmas
otot pasca tindakan/trauma.
Rehabilitasi

mental

untuk

trauma yang dialami.


Rehabilitasi sosial untuk dapat
kembali mengerjakan semula
secara bertahap.
Pemulihan otot jantung yang

atas supervisi spesialis saraf.

dilakukan

dengan

senam

secara bertahap.
Pemulihan saluran pencernaan
yang dilakukan dengan diet.
Pemulihan

tulang

dengan

gips/bidai.

PEMAKAIAN OBAT TERBANYAK


PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU
TAHUN 2013

NO.

JENIS OBAT

1.

Vitamin B

8.99%

2.

Vitamin C

10,79%

3.

Kloramfeniramin

12,88%

4.

Glyceryl Guaiacolate

5.

Kalk

7,15%

6.

Vitamin B 6

6,82%

7.

Paracetamol

18,10%

8.

Vitamin B 12

6,47%

9.

Vitamin B Comp

7,82%

10.

Amoxicilin 500mg

11,61%

9,37%

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dalam menjalankan fungsinya dokter dan tim pelayanan kesehatan pada kegiatannya
untuk penyelesaian masalah kecelakaan dan kedaruratan medik adalah berupa penerapan
kemampuan untuk mengatasi masalah sistem organ biologik tubuh dan mental psikologikal dari
semua golongan umur yang bersifat segera. Pelayanan ditujukan terhadap pengguna pelayanan
medik yang memerlukan tindakan segera yang kemungkinan dibawa oleh; tim ambulans,
keluarga, petugas di tempat kerja, orang yang di sekitar korban, petugas keamanan di sekitar
korban, disebabkan penyakit yang lanjut ataupun kecelakaan (di rumah, tempat kerja, jalan)
tanpa memandang umur
Pada pelayanan kedaruratan medik kasus berat di Puskesmas untuk tindakan lanjut
dilakukan pada unit pelayanan lengkap, namun untuk resusitasi jantung paru otak pasang infus
terdahulu, lapangkan jalan nafas dan sistem pengangkutan amat membantu.
SARAN
Semua tenaga kesehatan harus selalu berupaya memberikan upaya pelaksanaan
pengobatan yang sebaik-baiknya terutama di Puskesmas. Hal ini terkait dengan peranan
puskesmas sebagai lini terdepan dalam upaya mewujudkan suatu masyarakat yang sehat.Oleh
karena itu setiap pihak yang terkait ,harus terus berupaya memberikan pelayanan medis yang
sebaik-baiknya sesuai dengan Standard Pelayanan Medis yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2009. Progam Pengobatan Dasar. http://puskelinfo.wordpress.com. Diakses tanggal
7 November 2014.
2. Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Cetakan Tahun
2008. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
3. Kebijakan dasar puskesmas. Kepmenkes No. 128 Tahun 2004.
4. Direktorat bina farmasi komunitas dan klinik Direktorat jenderal bina kefarmasian dan alat
kesehatan. 2006. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI

Anda mungkin juga menyukai