Magnetik
Kelompok 3
EKSPLORASI
• Eksplorasi (exploration) atau pencarian adalah semua
usaha untuk mencari dan menemukan cadangan minyak
dan gas bumi ataupun sumber daya lain di daerah-
daerah yang belum terbukti mengandung hal-hal
tersebut.
• Meliputi penyelidikan topografi, geologi, geofisika,
pemboran sumur eksplorasi dan pemboran sumur uji
stratigrafi.
• Penyelidikan geofisika meliputi kegiatan penyelidikan
gravitasi, magnetik, dan seismik.
MAGNETISASI
Studi mengenai magnetisasi telah dikenal sekitar 400
tahun yang lalu.
Penelitian magnetisasi bumi yang pertama kali
menunjukkan bahwa medan magnet bumi ekivalen
dengan arah utara – selatan sumbu rotasi bumi.
Penemuan tersebut kemudian diperdalam untuk
melokalisir endapan bijih besi dengan mengukur variasi
magnet di permukaan bumi. Hasil penelitian itu
kemudian dibukukan dalam ” the examination of iron
ore deposite by magnetic measurement” yang
kemudian menjadi pionir bagi pengukuran magnetisasi
bumi (geomagnet)
Magnet Bumi
• Magnet bumi adalah harga kemagnetan dalam bumi. medan
magnet dihasilkan dari arus listrik yang mengalir dalam inti
besi cair bumi.
• Kerapatan fluks magnet (B) sekitar 0,62 x 10-4 Wb/m2
(0,062mT) di kutub utara magnet dan sekitar 0,5 x 10-4
Wb/m2 (0,05mT) di garis lintang 400.
• Medan magnet dari dalam bumi (internal field) merupakan
bagian yang terbesar (90%), maka medan ini sering juga
disebut medan utama (main field) yang dihasilkan oleh adanya
aktifitas di dalam inti inti bumi bagian luar (outer core). Sisanya
berasal dari kerak dan bagian luar bumi (external field)
Orientasi Kutub Magnet dan Fluks Magnet yang
Dihasilkan oleh Medan Magnet Bumi.
Metode Magnetik
• Metode magnet adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk
menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan
batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan.
• Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda
termagnetisasi di bawah permukaan bumi.
Anomali geomagnet
• Variasi intensitas medan magnetik yang terukur
kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan
magnetik dibawah permukaan, kemudian dijadikan
dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin
teramati. Pengukuran intensitas medan magnetik
dapat dilakukan di darat, laut maupun udara.
• Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi
pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan
mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian
prospeksi benda-benda arkeologi
Susceptibilitas Magnet Batuan
• Susceptibilitas magnet batuan adalah harga
magnet suatu batuan terhadap pengaruh
magnet, yang pada umumnya erat kaitannya
dengan kandungan mineral dan oksida besi.
Sifatnya yang sangat khas untuk setiap jenis
mineral atau mineral logam. Semakin besar
kandungan mineral magnetit di dalam batuan,
akan semakin besar harga susceptibilitasnya.
MAGNETOMETER
• Alat utk mengukur medan magnet bumi namanya
magnetometer.
• Hasil pengukurannya adalah medan magnet absolut,
ketelitiannya biasanya sampai 1 nt (nano tesla)
• Cara mengukurnya bisa dgn magnetometer portable
(alatnya digendong seperti tas\ punggung), bisa dgn
aero magnetometer (yg ini digandeng dgn pesawat)
dan menggunakan kapal laut.
Cara Kerja Alat
• Cara kerja proton precession magnetometer :
• Prinsip kerjanya menggunakan presesi dari proton.
Medan magnet yg cukup kuat akan menginduksi proton (yg
terdapat dalam cairan kaya hidrogen) sumbu putar proton
akan mengikuti sumbu dari magnet medan magnet yg kuat
dihilangkan sumbu putar proton akan berubah mengikuti
sumbu medan magnet bumi.
• Perubahan arah sumbu putar dari proton ini (dari medan yg
Kuat ke medan magnet bumi) disebut dengan presesi. Perubahan
arah sumbu putar ini yang kemudian diterjemahkan oleh alat
menjadi pembacaan besarnya medan magnet bumi di lokasi tsb.
Tahapan
Hasil pengukuran dari berbagai titik pengukuran
(akuisisi data lapangan), dikumpulkan, lalu
diplot diatas peta. Kemudian dilakukan
beberapa koreksi terhadap pembacaan medan
magnet bumi (processing). Setelah selesai
melakukan koreksi, data siap untuk
diinterpretasikan.
Interpretasi data
• Data medan magnet ini, kalau ditampilkan
dalam domain frekuensi maka akan terdiri dari
berbagai macam frekuensi (spectrum
frekuensi).
• Komponen frekuensi rendah merupakan hasil
kontribusi dari batuan yang dalam sedangkan
komponen frekuensi tinggi merupakan hasil
kontribusi dari batuan yg dangkal.
Batuan dengan kandungan mineral-
mineral tertentu dapat dikenal dengan
baik dalam eksplorasi geomagnet,
yang dimunculkan sebagai anomali.
Anomali yang diperoleh merupakan
hasil distorsi pada medan magnetik
yang diakibatkan oleh material
magnetik dari kerak bumi atau
mungkin juga dari bagian atas mantel.
Anomali Magnet
• Anomali medan magnet bumi adalah perbedaan nilai medan
magnet antara hasil pengamatan dan medan magnet teoritis
(IGRF).
• Berdasarkan sifat medan magnet bumi dan sifat kemagnetan
bahan pembentuk batuan, maka bentuk medan magnetik
anomaly yang ditimbulkan oleh benda penyebabnya
tergantung pada:
1.Inklinasi medan magnet bumi disekitar benda penyebab
2.Geometri benda penyebab
3.Kecenderungan arah dipol – dipol magnet didalam benda
penyebab
4.Orientasi arah dipole – dipole magnet benda penyebbab
terhadap arah medan bumi.
• Anomali magnetik diperoleh dari persamaan:
Δ T = anomali magnetik
Tobs = medan magnetik pengukuran pada stasiun tertentu
TIGRF = medan magnet teoritis berdasarkan IGRF pada stasiun Tobs
TVH = koreksi medan magnetik akibat variasi harian.
Intensitas Magnetisasi
• Gaya magnet (F) adalah gaya tarik menarik / tolak-menolak dari dua kutub magnet
(m1,m2) yang berjarak r.
• Hukum Coloumb:
F = m1.m2/(µ.r2)
µ = konstanta permeabilitas magnet
• Suatu medan magnetik yang ditempatkan pada suatu medan magnet akan mengalami
magnetisasi oleh imbas magnetik yang didefinisikan sebagai:
I=M/V
M = momen magnetik dikutub (dipole)
I = jarak antara kutub +m dan –m
V = volum benda
• Momen magnet (M) adalah besaran vektor yang memanjang dari kutub negatif ke
kutub positif. Intensitas magnetik (I) adalah momen magnet per satuan volume.
Intensitas magnet ini sebanding dengan kuat medan magnet dan arahnya searah
dengan medan magnet yang menginduksi.
I = k. H
I = intensitas magnetik
H = kuat medan magnet
Sifat magnetik batuan:
1.Diamagnetik
atom – atom pembentuk batuan mempunyai kulit elektron berpasangan. Jika mendapat
medan magnet dari luar orbit, elektron tersebut akan berpresesi yang menghasilkan
medan magnet lemah yang melawan medan magnet luar tadi. Mempunyai Susceptibilitas k
negatif dan kecil serta tidak tergantung dari pada medan magnet luar.
Contoh : bismuth, grafit, gipsum, marmer, kuarsa, garam.
2. Paramagnetisme
Terdapat kulit elektron terluar yang belum jenuh yakni ada elektron yang spinnya tidak
berpasangan. Jika terdapat medan magnetik luar, spin tersebut berpresesi menghasilkan
medan magnet yang mengarah searah dengan medan tersebut sehingga memperkuatnya.
Akan tetapi momen magnetik yang terbentuk terorientasi acak oleh agitasi termal,
sehingga Susceptibilitas k positif dan > 1 serta bergantung pada temperatur.
Contoh : piroksen, olivin, garnet, biotit, amfibolit dll.
Dalam benda-benda magnetik, medan yang dihasilkan oleh momen-momen magnetik
atomik permanen, cenderung untuk membantu medan luar, sedangkan untuk dielektrik-
dielektrik medan dari dipol-dipol selalu cenderung untuk melawan medan luar, apakah
dielektrik mempunyai dipol-dipol yang terinduksi atau diorientasikan.
3.Ferromagnetic
Terdapat banyak kulit electron yang hanya diisi oleh satu electron sehingga mudah
terinduksi oleh medan luar.keadaan ini diperkuat lagi oleh adanya kelompok-kelompok
bahan berspin searah yang membentuk dipole-dipol magnet (domain) mempunyai arah
sama, apalagi jika didalam medan magnet luar. Susceptibilitas k positif dan >> 1. serta
bergantung dari temperature.
Contoh : besi, nikel, kobalt.
4.Antiferromagnetik
domain-domain menghasilkan dipole magnetic yang saling berlawanan arah sehingga
momen magnetic secara keseluruhan sangat kecil.
Bahan antiferromagnetik yang mengalami cacat kristal akan mengalami medan magnet
kecil dan suseptibilitasnya seperti pada bahan paramagnetic suseptibilitas k seperti
paramagnetic, tetapi harganya naik sampai dengan titik curie kemudian turun lagi
menurut hokum curie-weiss.
Contoh : hematit ( Fe2O3 ).
5.Ferrimagnetik
domain-domain juga saling antiparalel tetapi jumlah dipol pada masing-masing arah
tidak sama sehingga masih mempunyai resultan magnetisasi cukup besar.
Suseptibilitasnya tinggi dan tergantung temperatur.
Contoh : magnetit ( Fe3O4 ), ilmenit ( FeTiO3 ), pirhotit ( FeS ).
Berdasarkan proses terjadinya maka ada dua macam magnet :
1. Magnet induksi ( bergantung pada suseptibilitasnya menyebabkan
anomaly pada medan magnet bumi ).
2. Magnet permanen : bergantung pada sejarah pembentukan
batuan tadi.