NIM
:113184052
KETAHANAN NASIONAL
A. Pendahuluan
Tiap bangsa yang sudah menegara selalu memiliki cita-cita dan tujuan
nasional. Perwujudan cita-cita dan tujuan nasional bukanlah pekerjaan yang mudah
dan dapat dilakukan cepat melainkan harus melalui proses, dinamika dan upaya
secara terus menerus. Bangsa Indonesia menyadari bahwa upaya untuk
mmewujudkan cita-cita dan tujuan nasional tersebut dihadapkan pada ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang harus diatasi dan ditanggulangi
dengan kemampuan, kekuatan, keuletan dan ketangguhan (K4).
Untuk mempelajari konsep ketahan nasional secara utuh para mahasiswa
diharapkan telah memahami wawasan nusantara dalam kapasitasnya sebagai
landasan ketahanan nasional. Aktualisasi konsep ketahanan nasional dapat
digunakan untuk melihat, memikirkan, menggugah dan menumbuh-kembangkan
jiwa, berbangsa dan bernegara.
Kedatangan Jepang pada tahun 1942, yang pada awalnya dianggap sebagai
saudara tua dan juru selamat, ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Belajar dari
pengalaman dijajah Belanda dan Jepang tersebut maka semangat dan tekad Bangsa
Indonesia semakin mengkristal sehingga pemberontakan terjadi dimana-mana.
Dengan berakhirnya perang dunia II, Jepang mengalami kekalahan besar dan takluk
kepada sekutu sehingga Indonesia mengalami kevakuman pemerintahan. Kondisi ini
dimanfaatkan
oleh
Ir
Soekarno
dan
Drs.
Muhammad
Hatta
untuk
memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dampak penjajahan selama berabad-abad telah menjadikan bangsa
Indonesia menjadi bangsa melarat, miskin, menderita dan sensara hidupnya. Oleh
karena itu, dengan bekal proklamasi 17-8-45 Bangsa Indonesia bertekad
mewujudkan masyarakat adil makmur berdasar Pancasila dengan semboyan :
AMANAT PENDERITAAN RAKYAT atau AMPERA.
Pasca kemerdekaan, bangsa Indonesia menghadapi dua permasalahan pokok
yaitu : (1) Agresi Belanda dan tentara sekutu, dan (2) timbulnya pemberontakan di
beberapa daerah, misalnya: (1) pemberontakan PKI Muso di Madiun, (2)
pemberontakan DI/TII Karto Suwiryo di Jawa Barat, (3)Pemberontakan Westerling
dan Andi Azis di Sulawesi Selatan, (4) Pemberontakan RMS di Maluku, (5)
Pemberontakan G,30.S PKI tahun 1965.
Belajar dari pengalaman sejarah mengahdapi pemberontakan dan agresi
asing tersebut bangsa Indonesia menetapkan kebijakan yang berbentuk
KEWASPADAAN NASIONAL. Kewaspadaan nasional adlah sikap mental bangsa
Indonesia untuk tidak lengah terhadap setiap bentuk Ancaman, Tantangan,
Hambatan dan Gangguan (ATHG) yang ingin menghancurkan NKRI yang berdasar
Pancasila dan UUD 1945. Bentuk ATHG yang membahayakan bagi kelangsungan
hidup bangsa dan Negara ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentuk ekstrim,
yaitu:
1. Ekstrim kanan, yaitu kekuatan ekstrim yang ingin menyelenggarakan
Negara dengan dasar agama, misalnya pemberontakan DI/TII
2. Ekstrim kiiri, yaitu kekuatan ekstrim yang ingin menyelenggarakan
Negara dengan dasar komunisme, misalnya : pemberontakan PKI Muso
dan pemberontakan G.30.S PKI tahun 1965
3. Golongan tidak puas, yaitu sekelompok orang yang menggunakan
dalih dan alasan tertentu berupaya untuk melaksanakan kehendaknya
baik yang bersifat konsepsional maupun gerakan separatisme,
misalnya: Gerakan Aceh Merdeka, Gerakan anti Amerika dan
sebgainya.
Disamping ketiga ekstrim diatas, bangsa Indonesia juga harus
memperhatikan setiap kejadian atau peristiwa baik didalam maupun luar negri yang
mudah menimbulkan gejolak dan keresahan masyrakat misalnya : kasus PHK, kasus
pertanahan, kasus penyimpangan PEMILU, lokalisasi dan perjudian, dukungan
kondisi diamis adalah kondisi bangsa yang selalu nerunah sesuai dengan
hasil pembangunan dan imbangan antara ATHG dan K.4
kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan dan kemauan yang dimiliki
bangsa untuk melaksanakan pembangunan
kekuatan adalah kekuasaan, kekukuhan, keteguhan, tenaga dan daya yang
dimiliki bangsa
keuletan adlah usaha dan kerja keras yang dilakukan secara giat dalam
menggunakan segala potensi, kemampuan dan kecakapan untuk mencapai
cita-cita dan tujuan nasional
ketangguhan adalah kekuatan atau kemampuan yang menyebabkan setiap
orang atau bangsa mampu bertahan, kuat menderita dan kuat menanggung
beban
integritas adalah kesatuan dan perstuan bangsa yang bersifat menyeluruh
dalam segenap aspek kehidupan nasional baik aspek alamiah maupun sosial
Ancaman adlah hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak
kebijakan dan dilakukan secara konsepsional, criminal maupun politis
Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah
kemampuan
Hambatan adalah hal atau usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat
atau bertujuan melemahkan atau menghalangi secara konsepsional
Gangguan adalah hal atau usha yang berasal dari luar negeri yang bersifat
atau bertujuan melemahkan kehidupan bangsa dan Negara.
Manunggal
Dinamis
Mawas ke dalam
Berkewibawaan
Tidak membenarkan sikap adu kekuatan dan adu kekuasaan
Percaya pada diri sendiri
c) Ekonomi (EK)
d) Sosial budaya (SOSBUD)
e) Pertahanan Keamanan (HANKAM)
Penjelasan setiap gatra dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Gatra bidang posisi dan lokasi geografi Indonesia
Negara sebagai wadah bangsa Indonesia memiliki batas wilayah tertentu
yang membedakan antara Negara Indonesia dengan Negara-negara lain. Dengan
karakteristik
wilayah
yang
bersifat
nusantara,
bangsa
Indsonesia
menyelenggarakan kehidupan Nasional sesuai dengan kebhinekaan Indonesia.
Pengaruh lokasi geografi Indonesia adalah : (1) kedalam, menampakkan
bahwa wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat serta
manunggal dengan segenap isinya; (2) Keluar, Indoonesia terletak di posisi silang
yang merupakan asset bangsa yang tak ternilai harganya namun mengandung
sumber bahaya yang dapat terjadi setiap saat.
b. Gatra keadaan dan kekayaan alam
kekayaan alam adalah segala potensi dan sumber alam, baik hayati maupun
non-hayati yabg terdapat di bumi, air/laut dan udara di seluruh wilayah
kekuasaan/yurisdiksi Indonesia.
c. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
penduduk adalah orang yang mendiami wilayah atau tempat tertentu dalam
suatu Negara. Bidang kependudukan dapat dipandang dari tiga sisi yaitu jumlah,
komposisi dan sebran penduduk. Persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah
penyebaran penduduk yang tidak merata dan kecenderungan migrasi penduduk ke
pusat-pusat pertumbuhan seperti ekonomi, pendidikan dan Industri sehingga timbul
ketimpangan antar daerah. Menyadari kelemahan tersebut maka berlakunya
otonomi daerah diharapkan mampu menekan seminimal mungkin terjadinya
ketimpangan antar daerah dan sebaliknya mampu mendorong putra-putra
membangun daerahnya sendiri.
d. Gatra bidang Ideologi
ideology merupakan landasan falsafah, pandangan hidup dan sekaligus
menjadi dasar, cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia.
e. Gatra bidang politik
ketahanan Nasional bidang politik meliputi kajian bidang politik dalam negeri
dan politik luar negeri yang senantiasa mendasarkan pada pancasila dan UUD 1945
dan ketentuan hukum lainnya dalam menyelenggarakan kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat.
Fungsi politik :
1)
2)
3)
4)
Pengambilan keputusan
Penyesuaian
Pencapaian tujuan
Integrasi
Agama
Tradisi
Pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi
Pembinaan
ketahanan
nasional
ini
perlu
dilaksanakan
secara
simultan/serentak baik pembinaan terhadap aspek kekuatan, kemampuan,
keuletan, ketangguhan masyarakat maupun terhadap ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan yang dihadapi.