Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

NIKOTIN

OLEH :

REINER OCTAVIANUS IRAWAN


0810942012

DOSEN :
ESMIRALDA, MT

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Toksik atau disebut juga dengan racun dapat diartikan sebagai zat yang
apabila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menimbulkan
kematian/kerusakan berat pada orang sehat. Klasifikasi dan jenis-jenis racun
itu sendiri bermacam-macam, ada yang berdasarkan atas sumber, wujud, sifat
fisika kimia ataupun yang lainnya. Adapun, penyebaran dan efeknya didalam
tubuh juga bermacam-macam.
Salah satu racun yang dapat ditemukan pada kehidupan sehari-hari yaitu
nikotin yang merupakan elemen utama dalam rokok dengan daun tembakau
(Nicotiana tabacum) sebagai bahan utama untuk pembuatannya. Nikotin
merupakan zat adiktif yang menyebabkan efek ketergantungan. Untuk itulah
penulis mengangkat topik tentang nikotin ditinjau dari karakter, ekokinetika,
dan farmakokinetikanya.
1.2 Tujuan
Dari pembuatan makalah ini ada beberapa hal yang ingin dicapai yaitu :
1. Mengetahui karakter, ekokinetika dan farmakokinetika serta efek biologis
dari nikotin;
2. Memenuhi tugas mata kuliah toksikologi lingkungan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ciri-ciri Dan Sifat Nikotin
Nikotin (C10H14N2) merupakan senyawa organik alkaloid, yang umumnya
terdiri dari Karbon, Hydrogen, Nitrogen dan terkadang juga Oksigen.
Senyawa kimia alkaloid ini memiliki efek kuat dan bersifat stimulant terhadap
tubuh manusia. Konsentrasi nikotin biasanya sekitar 5% dari per 100 gram
berat tembakau. Sebatang rokok biasanya mengandung 8-20 mg Nikotin,
bergantung pada merk rokok tersebut.
Nikotin mempunyai sifat higroskopik dengan tekstur yang berminyak, tidak
berwarna, dan dapat langsung larut dalam alkohol, eter , atau minyak tanah.
Nikotin dapat larut di dalam air dengan bentuk dasarnya pada suhu 60oC
sampai 120oC. Sifat-sifat lain dari nikotin yaitu memiliki densitas/kerapatan
1,01 g/cm3, meleleh pada suhu -79oC dan mendidih pada suhu 247oC.
Nikotin pada awalnya diisolasi dari tanaman tembakau tahun 1828 oleh
fisikawan Wilhelm Heinrich Posselt dan kimiawan Karl Ludwig Reimann dari
Jerman, yang menganggapnya sebagai racun. Rumus empiris kimia nikotin
dijabarkan oleh Melsens tahun 1843, sedangkan strukturnya ditemukan oleh
Adolf Pinner dan Richard Wolffenstein pada tahun 1893, dan disentesis oleh
Am Pictet dan A. Rotschy pada tahun 1904.
2.2 Sumber Nikotin
Nikotin adalah zat kimia yang terkandung secara alami dalam tanaman
tembakau dalam bentuk padatan. Saat tembakau dibakar, nikotin berubah
bentuk menjadi partikulat di dalam asap. Nikotin dikenal oleh otoritas
kesehatan masyarakat sebagai zat yang menimbulkan kecanduan dalam asap
tembakau. Selain tembakau. nikotin juga ditemui di dalam tumbuhan famili
Solanaceae termasuk tomat, terung (eggplant), ubi kentang, dan lada hijau.

2.3 Ekokinetika Nikotin di Lingkungan


Proses transpor yang terjadi pada nikotin adalah saat perpindahan dari perokok
aktif menuju perokok pasif di sekitarnya baik dari asap rokok yang sedang
terbakar, maupun dari sisa buangan asap yang dihembuskan perokok aktif.
Selain itu, nikotin dapat bertransformasi menjadi nikotin oksida, asam
nikotonik, methylanine, saat terpapar sinar ultraviolet ataupun agen
pengoksidasi lain selama berada di udara bebas.
2.4 Farmakokinetika Nikotin di dalam tubuh
Layaknya zat additive lainnya, ada beberapa cara bagi Nikotin untuk terserap
dalam tubuh manusia, yaitu melalui:
1. Inhalasi (Pernapasan)
2. Ingesti (Pencernaan)
3. Transdermal (Kulit)
Merokok, atau proses inhalasi, adalah cara yang paling umum dan tercepat
bagi Nikotin untuk terserap dalam darah. Dari hidung, nikotin akan diteruskan
menuju paru-paru, yang terdiri dari jaringan alveolus. Pada tahap ini, nikotin
akan berdifusi ke dalam jaringan alveolus yang kemudian akan dilanjutkan
menuju sistem peredaran darah. Setelah berada dalam system peredaran darah,
Nikotin dengan cepat akan sampai ke otak, dan bereaksi dengan sel-sel otak
sehingga terciptalah perasaan nyaman akibat efek dari dopamin. Dibutuhkan
5-15 detik setelah setelah hisapan pertama bagi Nikotin untuk bereaksi dalam
tubuh (otak) kita. Dalam satu kali merokok, kira-kira 0,031 mg Nikotin yang
akan tertinggal dalam tubuh manusia.
Tubuh akan memproses nikotin dengan Metabolisme sebagai berikut:
1. Di dalam organ hati, enzyme yang disebut CYP2A6 akan mencerna sekitar
80% nikotin akan menjadi Kotinin.
2. Proses metabolisme Nikotin terjadi juga di dalam paru-paru. Disini,
Nikotin akan diubah menjadi Kotinin dan Nikotin oksida.
3. Kotinin dapat dikeluarkan melalui urin. Itulah mengapa, urin seorang
perokok akan menimbulkan bau yang sangat tajam. Kotinin memiliki

waktu paruh 24 jam. Artinya, 24 jam setelah merokok, zat kotinin dalam
tubuh akan tersisa setengahnya.
4. Nikotin yang tersisa dalam darah, juga akan disaring di dalam ginjal dan
akan dikeluarkan melalui urin.
5. Hasil metabolisme lain berupa nikotin oksida, nornicotine, ion nikotin
isometonium, nikotin 2-hidroksida, nikotin glukuronida, dan myosinine.
Tingkat metabolisme Nikotin dalam tubuh tiap individu dapat berbeda satu
sama lain. Seseorang yang memiliki kelainan pada enzyme CYP2A6, akan
membuat organ hati menjadi kurang efektif dalam mencerna Nikotin.
Akibatnya, kadar Nikotin dalam darah masih berada pada level yang tinggi.
Perokok dengan kelainan fungsi enzyme ini, biasanya merokok lebih sedikit
namun merasakan efek Nikotin yang lebih besar dari perokok lain pada
umumnya.
2.5 Efek Biologis Nikotin
Nikotin sangat mempengaruhi dan dapat mengubah fungsi otak dan tubuh kita.
Nikotin membuat si perokok merasa relaks dan kemuadian merasa lebih
energik dan bersemangat, atau sebaliknya. Efek ini umum dikenal sebagai
biphase effect. Sialnya, semakin sering seseorang merokok, akan semakin
merasa ketagihan dan bertambah pula dosis yang akan kita gunakan.
Saat seseorang menghisap sebatang rokok, nikotin akan diserap dalam tubuh
(darah), diringi dengan pelepasan Adrenalin dan pemblokadean hormon
insulin. Dampak meningkatnya hormon adrenalin pada tubuh, yaitu:
1. Detak jantung yang sangat cepat
2. Meningkatnya tekanan darah
3. Tarikan nafas yang berat dan cepat
Saat Adrenalin dilepas tubuh kita pun akan melepaskan cadangan glukosa ke
dalam darah. Kemudian, insulin akan memerintahkan sel tubuh untuk
menyerap kelebihan glukosa dalam darah. Namun, hormon insulin telah
dihambat oleh nikotin. Efek ini sering disebut sebagai hyperglycaemic, yaitu
tingginya kadar gula dalam darah. Inilah alasan kenapa saat merokok,

seseorang tidak merasa lapar dan akan tahan untuk tidak makan selama
berjam-jam. Lebih banyak dijumpai perokok yang berbadan kurus
dibandingkan perokok yang kelebihan berat badan.
Dalam jangka panjang, Nikotin dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam
darah, mengakibatkan si perokok, walaupun sudah lama berhenti merokok,
sangat rentan terhadap serangan jantung dan stroke. Ini sebagai akibat dari
rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang salah satu fungsinya,
mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Di dalam otak, sebagai respon terhadap Nikotin, otak akan memerintahkan
tubuh untuk membuat zat endorphin lebih banyak lagi. Endorphin adalah
senyawa protein yang juga dapat disebut sebagai pain killer alami tubuh.
Struktur kimia Endorphin tidaklah jauh berbeda dengan pain killer kelas atas
seperti morphine. Endorhpin dapat membuat seseorang merasa nyaman.
Para peneliti sepakat bahwa Nikotin adalah salah satu zat addiktif yang
berbahaya. Zat ini memenuhi dua efek sekaligus:
1. Psikologis Seseorang perokok, karena ketagihan, tetap akan merokok
dan merokok, walaupun sangat tahu akan bahaya merokok bagi dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
2. Fisiologis Para ahli syaraf menyatakan, karena merokok men-stimulus
system syaraf sehingga si perokok merasa nyaman, maka si perokok akan
mengulanginya lagi dan lagi demi mendapatkan perasaan nyaman tersebut.
Sialnya, efek Nikotin berbanding lurus dengan dosis yang digunakan. Setelah
beberapa lama merokok, seseorang akan melewati batas toleran, artinya, jika
sebelumnya butuh 1 batang rokok perhari untuk merasa nyaman, maka,
setelah merokok selama satu bulan, ia akan membutuhkan 2 batang rokok per
hari untuk merasakan kembali perasaan nyaman tersebut dan bertambah di
bulan berikutnya.
Lantas, apa yang terjadi, saat seorang perokok tiba-tiba berhenti merokok
seketika? Saat mengkonsumsi Nikotin, fungsi otak dan tubuh akan berubah,
beradaptasi sebagai kompensasi atas adanya efek yang ditimbulkan oleh
Nikotin. Sebagai contoh, otak akan beradaptasi, memperbanyak atau

mengurangi jumlah sel syaraf reseptor akibat dari adanya Nikotin. Saat
berhenti merokok, efek fisiologis ini tetap tertinggal dalam otak. Akibatnya,
tubuh (otak) bereaksi dan tidak bisa berfungsi dengan baik selayaknya ketika
Nikotin masih berada dalam tubuh. Umumnya, seseorang yang mencoba
berhenti mengkonsumsi Nikotin, akan mengalami gejala berikut:
1. Irritabilitas, biasanya menjadi lebih sensitif dan mudah marah
2. Gampang cemas dan merasa depresi
3. Kebutuhan yang berlebihan terhadap Nikotin
Dalam beberapa bulan pertama sejak berhenti mengkonsumsi Nikotin, gejala
dan efek fisiologis akan berkurang sedikit demi sedikit. Namun hanya kurang
dari 3% yang berhasil untuk benar-benar tidak merokok lagi.
Secara ringkas, efek biologis nikotin antara lain sebagai berikut :
1. Saraf; Sakit kepala, pusing, gangguan tidur, penurunan daya ingat
2. Sistem peredaran darah; detak jantung dan tekanan darah tidak stabil,
penyempitan rongga jantung, penyumbatan pembuluh darah
3. Paru-paru; gangguan pernapasan, emphysema.
4. Saluran pernapasan; Sesak napas, suara sesak, batuk kronis, sakit
tenggorokan
5. Pencernaan; kering pada mulut, diare
6. Hati; Kerusakan hati
7. Ginjal; Kerusakan ginjal, kelainan insulin
8. Organ reproduksi; Kerusakan testis, ovarium, gangguan menstruasi,
infertilitas sekunder

BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Nikotin (C10H14N2) merupakan senyawa yang termasuk golongan alkaloid
yang bersumber dari komponen alami dan sebagian besar mengandung atom
nitrogen. Sumber utama nikotin berasal dari tumbuhan tembakau yang
kemudian diolah menjadi rokok. Proses masuknya nikotin ke dalam tubuh
terjadi secara inhalasi dengan cara menghirup rokok secara langsung (perokok
aktif) maupun tidak langsung (perokok pasif).
Dari tinjauan kesehatan, merokok memiliki lebih banyak sisi negatif, seperti
dapat menimbulkan kanker paru-paru dan emphysema Emphysema adalah
kerusakan kronis pada kantung udara di paru-paru (alveolus), dimana kantungkantung tersebut membesar dari ukuran normal sehingga menjadi kurang
fleksibel. Akibatnya, menarik nafas menjadi lebih sulit dan paru-paru pun
rentan terhadap infeksi. Satu puntung rokok, mengandung puluhan zat
berbahaya. Dan Nikotin bersama zat-zat lainnya tersebut, sangatlah bersifat
karsinogenik.
4.2 Saran
Dari pembuatan makalah ini, pemakalah dapat memberi saran untuk
pembuatan makalah selanjutnya, yaitu :
1. Agar lebih diperbanyak referensi dari suatu topik yang diambil;
2. Makalah sebaiknya dibuat sistematis dan mudah dimengerti;
3. Kalimat pada makalah harus jelas dan tidak rancu.

DAFTAR PUSTAKA
McNaught, A. D. dan A. Wilkinson. 1997. Compendium of Chemical
Terminology , 2nd ed. (The "Gold Book").. IUPAC. Blackwell Scientific
Publications, Oxford.
Rodgman, Alan dan Perfetti, Thomas A. 2009. The chemical components of
tobacco and tobacco smoke. Boca Raton, FL: CRC Press.
Slamet, Juli Soemirat. 2003. Toksikologi Lingkungan. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar Bali. 2010. Apa Itu Nikotin.
(http://www.sanglahhospitalbali.com/v1/informasi.php?ID=7)

diakses

tanggal 28 September 2014


Anonymous

A.

2013.

Material

Safety

Data

Sheet

L-Nicotine

MSDS.

(http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926222) diakses tanggal


28 September 2014

Anda mungkin juga menyukai