PENDAHULUAN
1.2.2. Tujuan
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup,
metode penelitian dan sistematika penelitian
BAB IV METODE
EKSPLORASI
GEOKIMIA
PADA
ENDAPAN
PLACER EMAS
Berisi tentang metode geokimia apa saja yang digunakan dalam
eksplorasi endapan placer emas
BAB V KESIMPULAN
Eksplorasi Endapan
placer emas
Karakteristik
endapan placer emas
Metode Percontohan
Batuan
Sedimen sungai
aktif (stream
sedimen)
Konsentrat dulang
Bulk Leach
Extractable Gold
Tahapan Eksplorasi Lebih Lanjut
BAB II
ENDAPAN PLACER EMAS
1.1. Pengertian Endapan Placer
Endapan placer merupakan hasil erosi dari logam primer yang
kemudian diendapkan di lembah, sungai, dan pantai di dalam sedimen
Kuarter. Yang mana pembentukan logam plaser dimulai dari proses
pelapukan batuan yang mengandung logam primer, kemudian tererosi,
terangkut oleh air, dan terakumulasi pada tempat-tempat yang lebih rendah
dari batuan induknya.
Logam primer terdapat didalam batuan yang keras seperti batuan
beku, metamorf, maupun batuan sedimen. Sedang logam plaser terdapat
didalam sedimen lepas yang belum kompak (Kuarter). Butiran logam yang
terdapat pada sedimen itu mudah untuk digali/ditambang, sehingga biaya
exploitasinya jauh lebih murah dibandingkan dengan exploitasi logam primer
yang terdapat didalam batuan keras, yang prosesnya harus dihancurkan dulu.
1.2. Klasifikasi Placer Berdasarkan Genesanya
Berdasarkan keterkaitan placer dengan teknis eksplorasi dan
penambangannya, Macdonald (1983) membagi lingkungan pengendapan
placer atas: benua, transisi dan laut; dimana yang pertama terdiri atas:
sublingkungan eluvial, koluvial, fluviatil, gurun, dan glasial.
1.2.1. Placer residual
Partikel
mineral/bijih
pembentuk
cebakan
terakumulasi
berat.
Bertambah
besar
dan
berat
partikel
akan
suatu
pantai
terbuka.
Konsentrasi
partikel
mineral/bijih
juga
dimungkinkan pada terrace hasil bentukan gelombang laut. Mineralmineral terpenting yang dikandung jenis cebakan ini adalah : magnetit,
ilmenit, emas, kasiterit, intan, monazit, rutil, xenotim dan zirkon.
1.2.5. Placer eoulin
Merupakan
bentang
alam
yang
dibentuk
karena
aktivitas angin. Placer ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir.
Gurun pasir sendiri lebih diakibatkan adanya pengaruh iklim. Gurun
pasir diartikan sebagai daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata
kurang dari 26 cm/tahun. Sedangkan cara transportasi oleh angin pada
dasarnya sama dengan transportasi oleh air yaitu secara melayang
(suspension) dan menggeser di permukaan (traction). Secara umum
partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran
pasir dibawa secara menggeser di permukaan (traction). Pengangkutan
secara traction ini meliputi meloncat (saltation) dan menggelinding
(rolling).Pengendapan oleh angin, Jika kekuatan angin yang membawa
material berkurang atau jika turun hujan, maka material-material (pasir
dan debu) tersebut akan diendapkan.
lebih aktif pada saat uplift (kondisi tektonik yang aktif). Ini adalah
kondisi yang ideal dimana bijih emas yang lepas akan tersapu oleh
material sedimen sungai kemudian terendapkan pada steram channel
dan terkonsentrasikan kedalam endapan placer yang kaya akan bijih
emas (gambar 1.1.b). Semakin tua umur endapan sungai yang
mengandung bijih emas, maka semakin banyak kandungan emas yang
ada.
Tabel 2.1 Ciri fisik dan lingkungan pengendapan beberapa mineral ekonomis
endapan placer (Evans, 1993).
Gambar 1.2. Menunjukkan bagian dari sungai yang mengalami erosi dan
deposisi (Hickin : river geomorfology)
BAB III
KONSEP DASAR GEOKIMIA EKSPLORASI
3.1. Definisi Geokimia
Pengertian geokimia secara tradisional adalah deskripsi kimia bumi
yang ditekankan pada distribusi unsur isotopnya pada atmosfir, hidrosfer,
kerak, mantel dan inti bumi (Fyfe, 1974), sedangkan secara modern diartikan
sebagai integrasi pendekatan kimia dan geologi dalam memahami masalah
bumi dan (matahari) sejak pembentukannya (Fyfe, 1974). Menurut
Goldschmidt (dalam Gunter Faure, 1998) Geokimia menekankan pada dua
aspek yaitu:
Distribusi unsur dalam bumi (deskripsi)
Prinsip-prinsip yang mengatur distribusi tersebut di atas (interpretasi)
Pada dasarnya definisi ini menyatakan bahwa geokimia mempelajari
jumlah dan distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah, air, dan
atmosfer. Tidak terbatas pada penyelidikan unsur kimia sebagai unit terkecil
dari material, juga kelimpahan dan distribusi isotop-isotop dan kelimpahan
serta distribusi inti atom.
3.2. Prinsip Dasar Prospeksi/Eksplorasi Geokimia
Pengertian geokimia eksplorasi/prospeksi geokimia diartikan sebagai
penerapan praktis prinsip-prinsip geokimia teoritis pada eksplorasi mineral
(Levinson, 1973 dalam Eego, 1997) dengan tujuan agar mendapatkan
endapan mineral baru dari logam-logam yang dicari dengan metoda kimia.
Metoda tersebut meliputi pengukuran sistematik satu atau lebih unsur kimia
pada batuan, stream sediment, tanah, air, vegetasi dan udara.
Metoda ini dilakukan agar mendapatkan beberapa dispersi unsur di
atas (di bawah) normal yang disebut anomali, dengan harapan menunjukkan
mineralisasi
yang
ekonomis.
Anomali
geokimia
merupakan
suatu
air atau sedimen ; jika sedimen yang dipilih, haris diketahui apakah
pengendapan unsur yang dicari sensitif terhadap variasi pH (contohnya
adsorpsi Cu oleh lempung) atau kecepatan aliran sungai (contohnya
dispersi Sn sebagai butiran detrital dari kasiterit). Jika adsorpsi dari
ion-ion yang ikut diendapkan dicari dalam tanah atau sedimen, maka
fraksi yang halus yang diutamakan; jika unsur yang dicari hadir dalam
mineral yang resisten, maka fraksi yang kasar kemungkinan
mengandung unsur yang dicari.
3.2.2. Lingkungan Geokimia
Lingkungan geokimia primer adalah lingkungan di bawah zona
pelapukan yang dicirikan oleh tekanan dan temperatur yang besar,
sirkulasi fluida yang terbatas, dan oksigen bebas yang rendah.
Sebaliknya, lingkungan geokimia sekunder adalah lingkungan
pelapukan, erosi, dan sedimentasi, yang dicirikan oleh temperatur
rendah, tekanan rendah, sirkulasi fluida bebas, dan melimpahnya O2,
H2O dan CO2. Pola geokimia primer menjadi dasar dari survey batuan
sedangkan pola geokimia sekunder merupakan target bagi survey tanah
dan sedimen.
3.2.3. Mobilitas Unsur
Mobilitas unsur adalah kemudahan unsur bergerak dalam
lingkungan geokimia tertentu. Beberapa unsur dalam proses dispersi
dapat terpindahkan jauh dari asalnya, ini disebut mudah bergerak atau
mobilitasnya besar, contohnya: unsur gas mulia seperti radon. Rn
dipakai sebagai petunjuk dalam prospeksi endapan Uranium.
Mobilias unsur akan berbeda dalam lingkungan yang berbeda,
contohnya: F bersifat sangat mobil dalam proses pembekuan magma
(pembentukan batuan beku), cebakan pneumatolitik dan hidrotermal,
namun akan sangat tidak mobil (stabil sekali) dalam proses
metamorfose dan pembentukan tanah. Bila F masuk ke air akan
menjadi sangat mobil kembali.
mobilitas
yang
sangat
berbeda,
sehingga
mungkin
BAB IV
METODE GEOKIMIA DALAM EKSPLORASI ENDAPAN
EMAS PLACER
4.1. Pendahuluan