NIM
: 135010100111096
Mata Kuliah
http://www.merdeka.com/peristiwa/curi-motor-di-stadion-jatidiri-didik-narto-nyaris-hajarmassa.html
bertentangan dengan hukum dan didasarkan pada niat jahat. Bertentangan dengan hukum
maksudnya bertentangan dengan undang-undang dan hak subyektif orang lain.
Diaturnya unsur melawan hukum secara tegas dalam rumusan tindak pidana
mempunyai arti penting untuk memberikan perlindungan atau jaminan tidak dipidananya
orang yang berhak atau berwenang melakukan perbuatan-perbuatan sebagaimana yang
dirumuskan dalam undang-undang . Selain itu, ditambahkannya unsur melawan hukum dalam
rumusan tindak pidana pencurian bertujuan untuk membatasi ruang lingkup rumusan agar
tidak terlalu luas karena tidak semua perbuatan mengambil seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki merupakan perbuatan melawan hukum.
Sifat melawan hukum perbuatan dalam Pasal 362 KUHP, tidak dilihat dari perbuatan
lahiriah yang telah dilakukan tetapi dilihat dari niat orang yang mengambil barang tersebut.
Oleh sebab itu, dengan dirumuskannya unsur melawan hukum dalam Pasal 362 KUHP
tentang Pencurian, memunculkan konsekuensi bagi Jaksa Penuntut Umum mencantumkan
unsur melawan hukum dalam surat dakwaan sebagai unsur utama tindak pidana yang harus
dapat dibuktikan kebenarannya karena menyangkut hak subjektif seseorang.
Kesimpulan
Unsur melawan hukum dalam rumusan Pasal 362 KUHP mengandung makna sebagai
unsur melawan hukum yang subjektif yaitu suatu perbuatan dapat disebut melawan hukum
apabila perbuatan mengambil barang milik orang lain dengan maksud memilikinya, telah
terbukti dilakukan berdasarkan dengan kehendak atau niat yang jahat dan orang yang
melakukannya sadar telah melakukan perbuatan melawan hukum.
http://www.merdeka.com/peristiwa/kerja-tak-becus-prt-di-jambi-dianiaya-majikan.html
Pasal 351 KUHP
ketentuan Pasal 351 KUHP sungguh tepat, setidak-tidaknya untuk membedakannya dengan
bentuk-bentuk penganiayaan lainnya.
Dalam doktrin/ilmu hukum pidana, berdasarkan sejarah pembentukan dari Pasal 351
KUHP di atas, penganiayaan diartikan sebagai perbuatan yang dilakukan dengan sengaja
untuk menimbulkan rasa sakit (pijn) atau luka (letsel) pada tubuh orang lain.
Menurut doktrin penganiayaan mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:4
a) Adanya rasa sakit
b) Adanya perbuatan
c) Adanya akibat perbuatan (yang dituju), yakni: rasa sakit pada tubuh, dan luka pada
tubuh.
Unsur yang pertama adalah berupa unsur subjektif (kesalahan), unsur kedua dan ketiga
berupa unsur objektif.
Berdasarkan doktrin dan pendapat dari arrest-arrest HR, maka dapat ditarik kesimpulan
perihal arti penganiayaan ialah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa sakit atau luka pada tubuh orang lain, yang akibat mana
semata-mata merupakan tujuan si petindak.
Pengertian seperti yang baru disebutkan di atas itulah yang banyak dianut dalam praktek
hukum selama ini. Dari pengertian itu, maka penganiayaan mempunyai unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Adanya kesengajaan
2. Adanya perbuatan
3. Adanya akibat perbuatan (dituju) yakni (1) rasa sakit, tidak enak pada tubuh (2)
lukanya tubuh.
4. Akibat mana menjadi tujuan satu-satunya.
5. Penganiayaan ringan (Pasal 352 KUHP)
Kejahatan yang diberi kualifikasi sebagai penganiayaan ringan oleh UU ialah
penganiyaaan yang dimuat dalam Pasal 352 KUHP, yang rumusannya sebagai berikut:
1) kecuali yang tersebut dalam Pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian, dipidana sebagai penganiyaan ringan, dengan pidana penjara paling lama
3 bulan atau pidana denda paling banyak Rp 4.500.
2) Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap
orang yang berkerja padanya atau menjadi bawahannya 5.
4
5
http://www.negarahukum.com/hukum/kejahatan-terhadap-tubuh.html
Pasal 352 KUHP
Penganiyaaan bentuk ringan tidak terdapat dalam WvS Belanda. Dengan dibentuknya
penganiayaan ringan ke dala KUHP kita adalah sebagai perkecualian dari asas concordantie.
Dalam rumusan di atas terdapat ketentuan, yakni:
1. Mengenai batasan dan ancaman pidana bagi penganiayaan ringan
2.
Kesimpulan
Pemberian pasal ini dirasa sudah tepat karena dari luka yag korban alami masuk
dalam unsur tindak pidana penganiayaan ringan yaitu bukan berupa penganiayaan berencana
(Pasal 353 KUHP), penganiayaan terhadap orang-orang yang memiliki kualitas tertentu
dalam Pasal 356 KUHP, tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaan jabatan atau pencaharian.