Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 3

Hipotesis Replikasi DNA

Anggota kelompok:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Intan Futihah
Moh Taufik Hidayat
Riski Nuzul Ramahdon
Ciptaning Gita Pangestika
Saka Pratiwi
Ridha Masdar Nugraha

(H1A011003)
(H1A011008)
(H1A011021)
(H1A011026)
(H1A011038)
(H1A011048)

Pokok Bahasan:

1. Pengertian replikasi DNA


2. Tahap - tahap replikasi DNA
3. Replikasi DNA dalam proses reaksi berantai
polimerase (PCR)
4. Hipotesis replikasi DNA
5. Replikasi DNA pada prokariot dan eukariot
6. Mekanisme kerja DNA polimerase pada
replikasi DNA

1. Pengertian replikasi DNA

Replikasi DNA adalah proses penggandaan rantai


ganda DNA. DNA merupakan materi genetik yang akan
diwariskan ke keturunannya. Prosesnya sangatlah penting
bagi kehidupan suatu organisme.

Tahap - tahap replikasi


DNA

a. Garpu replikasi
Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) ialah
struktur yang terbentuk ketika DNA bereplikasi.
b. Pembentukan leading strand
Pada replikasi DNA, untaian pengawal (leading strand) ialah
untaian DNA yang disintesis dengan arah 5'3' secara
berkesinambungan.

c. Pembentukan lagging strand


Lagging strand ialah untaian DNA yang terletak pada sisi
yang berseberangan dengan leading strand pada garpu
replikasi. Untaian ini disintesis dalam segmen-segmen yang
disebut fragmen okazaki.

d. Dinamika pada garpu replikasi


Bukti-bukti yang ditemukan belakangan ini menunjukkan
bahwa enzim dan protein yang terlibat dalam replikasi DNA
tetap berada pada garpu replikasi sementara DNA
membentuk gelung untuk mempertahankan pembentukan
DNA ke dua arah.

Replikasi DNA dalam proses


reaksi berantai polimerase (PCR)
Reaksi berantai polimerase atau lebih umum
dikenal sebagai PCR (kependekan dari istilah
bahasa inggris polymerase chain reaction)
merupakan
suatu
teknik
atau
metode
perbanyakan (replikasi) DNA secara enzimatik
tanpa menggunakan organisme. Dengan teknik
ini, DNA dapat dihasilkan dalam jumlah besar
dengan waktu relatif singkat.
Proses PCR terdiri dari tiga tahapan, yaitu
denaturasi DNA templat, penempelan (annealing)
primer, dan polimerisasi (extension) rantai DNA.

Reaksi
Berantai
Polimer
ase

4. Hipotesis replikasi DNA


Sebelum tahun 1958, ada tiga hipotesis model replikasi DNA
yaitu:
1. Model semikonservatif
2. Model konservatif
3. Model dispersif

Model-Model Replikasi
DNA

a. Hipotesis Konservatif
Pada teori konservatif, heliks ganda yang baru terbentuk dari
dua untai heliks tunggal yang sama-sama baru, dua rantai
DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi sebagai cetakan
untuk dua rantai DNA baru.

b. Hipotesis Dispersif
Pada teori dispersif tampak DNA terpotong-potong menjadi
bagian-bagian pendek. Kemudian potongan-potongan itu
terpecah menjadi dua dan tiap kelompok potongan
melengkapi dirinya dengan segmen-segmen baru.


c. Hipotesis Semikonservatif
Pada tahun 1958, Matthew Meselson dan Franklin Stahl
berhasil menunjukkan model replikasi DNA secara empiris
dengan menggunakan isotop 15N dan 14N. Mereka menguji
ketiga hipotesis tersebut dan sebagai hasilnya model replikasi
DNA yang teruji secara eksperimental adalah semikonservatif.

Berikut adalah langkah-langkah percobaan yang dilakukan


oleh Meselson dan Stahl.

1. Meselson dan Srahl menumbuhkan E. coli selama


bergenerasi pada medium yang mengandung isotop 15N
sebagai pengganti isotop normalnya yaitu 14Nyang lebih
ringan.
2. Saat dilakukan percobaan ini telah diketahui adanya
prosedur teknik pemisahan molekul berdasarakan massa
jenisnya yang dikenal dengan sebutan equilibrium density
centrifugation.

3. Untuk mengetahui teori mana yang berlaku dalam replikasi


DNA, maka Meselson dan Stahl dapat mengetahuinya dari
pencatatan perubahan komponen massa jenus DNA sel yang
ditumbuhkan pada medium 15N dan kemudian di pindahkan
ke medium 14N.
4. Setelah membiakkan bakteri bakteri dalam medium dengan
isotop 15N, maka Meselson dan Stahl memindahkan bakteri
untuk dibiakkan di medium dengan isotop 14N.


percobaan Meselson-Stahl

Dari hasil
maka dapat
disimpulkan bahwa replikasi DNA adalah semi konservatif.
Replikasi semikonservatif ini terjadi pula pada organisme lain
selain bakteri yakni kelompok hewan dan tumbuhan.

5. Replikasi DNA pada


Prokariot dan Eukariot

Replikasi DNA pada prokariot dan eukariot memiliki


kesamaan, berikut ini adalah penjelasannya:
Mekanisme replikasi pada eukariot melalui proses replikasi
genom, dapat dibagi kedalam tahapan:
1. Pengenalan titik ORI (titik awal replikasi)
2. Penguraian pilinan heliks ganda:
3. Memutuskan ikatan hidrogen antara basa-basa dari utasan
yang berpasangan, memisahkan kedua utasan pada heliks
ganda

4. Mencegah utasan tunggal yang terbentuk berpasangan


kembali membentuk heliks ganda
5. Melindungi dari kerusakan akibat enzim nuklease yang
banyak terdapat dalam sel
6. Semua pekerjaan ini dilakukan oleh enzim helikase, girase
DNA, dan protein SSB (single strand Binding protein).

Mekanisme replikasi pada eukariot melalui proses replikasi


genom, dapat dibagi kedalam tahapan:
1. Pengenalan titik ORI (titik awal replikasi)
2. Penguraian pilinan heliks ganda:
3. Memutuskan ikatan hidrogen antara basa-basa dari utasan
yang berpasangan, memisahkan kedua utasan pada heliks
ganda
4. Mencegah utasan tunggal yang terbentuk berpasangan
kembali membentuk heliks ganda
5. Melindungi dari kerusakan akibat enzim nuklease yang
banyak terdapat dalam sel
6. Semua pekerjaan ini dilakukan oleh enzim helikase, girase
DNA, dan protein SSB (single strand Binding protein).

6. Mekanisme kerja DNA


polimerase pada replikasi

DNA
Berfungsi dalam mengkatalisis pembentukan ikatan hidrogen
antara nukleotida baru yang akan membentuk untai baru
dengan nukleotida pada untai DNA lama yang berfungsi
sebagai pencetak (template strand).
DNA polimerase hanya dapat memulai bekerja menambahkan
sebuah nukleotida jika sudah ada polinukleotida yang sudah
berpasangan dengan komplementer.

KESIMPULAN

Replikasi DNA adalah proses penggandaan rantai ganda


DNA. DNA merupakan materi genetik yang akan
diwariskan ke keturunannya. Tahap tahap replikasi DNA
meliputi garpu replikasi, pembentukan leading strand,
pembentukan lagging strand, peran DNA polimerase. Proses
PCR terdiri dari tiga tahapan, yaitu denaturasi DNA
templat, penempelan (annealing) primer, dan polimerisasi
(extension) rantai DNA. Ada tiga hipotesis model replikasi
DNA yaitu model semikonservatif, konservatif, dan
dispersif. DNA Polymerase mengkatalisis pembentukan
ikatan hidrogen antara nukleotida baru yang akan
membentuk untai baru dengan nukleotida pada untai DNA
lama
yang
berfungsi
sebagai
pencetak.

Anda mungkin juga menyukai