TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan
Mendapatkan Gelar Magister
Oleh :
Catarina Dyan S
0820206120
2010
ABSTRAK
Catarina Dyan S. Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, 1 November 2010. Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Karyawan (Studi
Pada Proyek Konversi Energi Batubara PT Petrokimia Gresik). Komisi Pembimbing, Ketua : DR.
Noermijati, SE., MTM Anggota : Drs. Soemarsono, MM.
Sumberdaya manusia yang berkualitas dapat dilihat dari hasil kerjanya, sebagaimana seorang
karyawan mampu memperlihatkan perilaku kerja yang mengarah pada tercapainya maksud dan
tujuan organisasi. Sumberdaya manusia bisa menjadi persoalan bagi organisasi ketika potensi
mereka tidak dikembangkan secara optimal. Sebaliknya sumberdaya manusia bisa menjadi pusat
keberhasilan perusahaan manakala potensi mereka dikembangkan secara optimal. Kinerja
karyawan bergantung kepada pemimpin dan salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah
kepemimpinan dan kecerdasan emosi pemimpin.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional
dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan Proyek Konversi Energi Batu Bara PT
Petrokimia Gresik. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian eksplanatoris yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel
kepemimpinan tranformasional dan kecerdasan emosi serta pengaruhnya terhadap kinerja
karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Proyek Konversi Energi Batubara PT
Petrokimia Gresik yang berjumlah 63 orang. Sedangkan teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan cara total sampling sehingga seluruh populasi dalam penelitian ini merupakan sampel
penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan kepemimpinan tranformasional dan
kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di PT Petrokimia
Gresik dengan nilai Fhitung sebesar 18,974 dan Ftabel sebesar 3.15. Hal ini membuktikan bahwa
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan
antara dua variabel kepemimpinan tranformasional dan kecerdasan emosi terhadap variabel
karyawan dapat diterima. Secara parsial terdapat pengaruh kepemimpinan tranformasional
terhadap kinerja karyawan di PT Petrokimia Gresik dengan nilai t tabel sebesar3,953 dan nilai thitung
sebesar 2,00. Demikian halnya dengan kecerdasan emosional juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai thitung sebesar 3,449. Hal ini membuktikan bahwa
secara parsial kepemimpinan tranformasional dan kecerdasan emosional berpengaruh secara
signifikan terhadap Kinerja karyawan atau hipotesis yang kedua diterima. Variabel Bebas yang
memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja adalah kepemimpinan tranformasional dengan
demikian hal ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.
Kata Kunci : Kepemimpinan Tranformasional, Kecerdasan Emosi, Kinerja Karyawan
ABSTRACT
Catarina Dyan S. Postgraduate Scholar Program of Brawijaya University. November 1 st 2010. The
Influence of Transformational Leadership and Emotional Intelligence to Employee Performance
(Studies at Coal Energy Conversion Project PT Petrokimia Gresik.) Advisor: DR. Noermijati, SE.,
MTM Anggota : Drs. Noermijati, SE., MTM. Co-advisor: Drs. Soemarsono, MM.
Qualified human resources can be seen from the results of the work, as well the employee can
show the work behavior as the goal of the organization. Human resources can be a problem for
organizations when their potential is not developed optimally. On contrary, human resources can
become the center of the company's success when they developed an optimal potential. Employee's
performance depends on the leader and one of the determining factors are the leadership and
emotional intelligence of leaders.
This study aims to analyze the influence of transformational leadership and emotional intelligence
on the performance of employees, the studies at Coal Energy Conversion Project PT Petrokimia
Gresik. To achieve these objectives the research was conducted the method of explanatory that is
explain the causal relationship between variables transformational leadership and emotional
intelligence and its influence on employee performance. The population in this study were 63
employees of Coal Energy Conversion Project PT Petrokimia Gresik. While the sampling technique
was done by total sampling so that the entire population in this study is the research sample. The
techniques of data analysis in the study was conducted using multiple linear regression.
The results showed that simultaneously transformational leadership and emotional intelligence
significantly influence to the performance of employees at PT Petrokimia Gresik where the value of
Fhitung was 18.974 and the value of F table was 3.15. It showed that the first hypothesis was acceptable
which stated that simultaneously, there was a significant influence between the two variables,
transformational leadership and emotional intelligence. Partially there was the influence of
transformational leadership on employee performance in PT Petrokimia Gresik where the value of
ttable 953 and the value of t hitung 2.00. Moreover, the emotional intelligence had a significant influence
on the performance of employees where value the value of t hitung 3.449. In result, it proved partially,
both of transformational leadership and emotional intelligence significantly affect the performance
of employees otherwise the second hypothesis was acceptable. Independent variables that had a
dominant influence on performance was transformational leadership thus it proved that the third
hypothesis in this study was also acceptable.
Keywords: Transformational Leadership, Emotional Intelligence, Employee Performance.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Organisasi merupakan suatu kesatuan
komplek yang mengalokasikan sumber daya
manusia untuk mencapai tujuan. Apabila suatu
organisasi mampu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan maka dapat dikatakan bahwa
organisasi tersebut efektif di mana salah satu
tujuan organisasi adalah peningkatan kinerja
karyawan guna menunjang performa
organisasi. Menurut Mangkuprawira, 2007,
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam mencapai kinerja karyawan, dapat
dikatakan faktor sumber daya manusia
memiliki pengaruh yang dominan.
Sumberdaya manusia yang berkualitas dapat
dilihat dari hasil kerjanya, sebagaimana
seorang karyawan mampu memperlihatkan
perilaku kerja yang mengarah pada tercapainya
maksud dan tujuan organisasi. Sumber daya
manusia bisa menjadi persoalan bagi organisasi
ketika potensi mereka tidak dikembangkan
secara optimal. Sebaliknya sumberdaya
manusia bisa menjadi pusat keberhasilan
perusahaan manakala potensi mereka
dikembangkan secara optimal. Mengingat
keberadaan sumber daya manusia dalam
organisasi / perusahaan sangat penting, maka
setiap perusahaan banyak berlomba-lomba
memberdayakan potensi karyawannya guna
mencapai kinerja yang optimal. Apabila kinerja
karyawan yang dihasilkan telah optimal maka
akan menghasilkan kontribusi yang besar pula
terhadap kinerja perusahaan.
Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dapat
dilihat dari kinerja perusahaan dalam
mengelola sumberdaya yang dimiliki.
Perusahaan dengan kinerja yang baik,
mempunyai efektifitas dalam menangani
produksi, menangani sumber daya
manusianya, menentukan sasaran yang harus
dicapai baik secara individual maupun
organisasional (Mangkuprawira, 2007). Salah
satu faktor yang dianggap penting bagi
peningkatan kinerja karyawan yaitu
kecerdasan emosional yang merupakan sisi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
1. Hayward (2005)
Hayward (2005) meneliti Hubungan antara
Kinerja Karyawan, Gaya Kepemimpinan dan
Kecerdasan Emosional pada Organisasi
Organisasi Pemerintah di Afrika Selatan. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan
signifikan antara kinerja karyawan dengan
kecerdasan emosional dan kepemimpinan
transaksional, tidak adanya hubungan
signifikan antara kinerja karyawan dengan
kecerdasan emosional dan kepemimpinan
transformasional, ada hubungan sigifikan
antara kecerdasan emosional dan
kepemimpinan transaksional, adanya
hubungan yang signifikan antara kecerdasan
emosional dan kepemimpinan
transfromasional.
2. Ct dan Christopher T. H. Miners (2006)
Ct dan Miners (2006) dalam penelitiannya
yang berjudul Emotional Intelligence, Cognitive
Intelligence, and Job Performance. Adapun tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui
segenap karyawan yang mengoperasikan unitunit kerja yang terdapat dalam organisasi
perusahaan yang bersangkutan.
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu di dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
seperti standar hasil kerja, target atau sasaran
atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama
(Mangkuprawira : 2007).
Kinerja organisasi merupakan kumulatif dari
kinerja individu atau karyawan keseluruhan di
mana kinerja individu diharapkan dapat
memenuhi tujuan organisasi.
2.2.3.1 Standard Kinerja
Kinerja karyawan sangat mempengaruhi
tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu
melakukan penilaian atau evaluasi kerja
karyawannya. Menurut Dharma (1985) untuk
dapat
Research Gap
1. Penelitian sejenis telah dilakukan oleh Hayward (2005) yang
meneliti hubungan kinerja, kepemimpinan dan kecerdasan
emosional pada organisai organisasi pemerintah di Negara
Afrika Selatan bagian selatan di mana model kepemimpinan dan
konsep kecerdasan emosioanl yang digunakan berbeda dengan
penelitian ini.
2. Penelitian kedua dilakukan oleh Andria dan Subroto yang
meneliti pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja di mana
perbedaan dengan penelitian ini memasukkan unsur kecerdasan
emosional sebagai salah satu vaiabel bebas.
Kajian Empiris
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Kajian Teoritis
Fenomena
1. Dibentuknya Proyek Baru di PT Petrokimia
Gresik yaitu Proyek Koversi Energi Batu Bara
(KEBB).
2. Tantangan bagi kepala proyek untuk
meningkatkan kinerja karyawan pada proyek yang
Kepemimpinan Transformasional
Kecerdasan Emosioal
Kinerja Karyawan
Pengujian Hipotesa
Analisis Data
BAB IV
METODE PENELITIAN
2.4 Pendekatan Penelitian
2.4.2 Jenis Penelitian
Berdasar jenisnya, penelitian ini termasuk ke
dalam jenis penelitian eksplanatoris yaitu
menjelaskan hubungan kausal antara variabel
varibael baik yang diperoleh dari dasar teoitis
dan empiris maupun hasil eksplorasi melalui
sebuah pengujian hipotesis (Singarimbun, dkk,
1995).
4.1.2 Sifat Penelitian
Dilihat dari segi sifatnya, penelitian ini tidak
semata - semata melakukan replikasi atas
penelitian Andria dan Subroto dan Hayward
(2005) tetapi merupakan pengembangan
penelitian terhadap peneltian yang sejenis. Hal
ini didasarkan pada beberapa hal yang
melandasi penelitian ini di mana konsep
kepemimpinan transformasional didasarkan
pendapat Andria dan Subroto yang mengacu
pada Bass dan Avolio. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah pada
variable yang digunakan. Bila variabel bebas
pada penelitian Andria dan Subroto
hanya menggunakan variabel kepemimpinan
tarnsformasional dan transaksional maka pada
penelitian ini menggunakan variabel bebas
kepemimpinan transformasional dan
kecerdasan emosional..
4.2 Lokasi Penelitian
Adapun penelitian ini dilaksanakan pada PT
Petrokimia Gresik dan lebih ditekankan pada
salah satu proyek AdHoc yang ada yaitu pada
Proyek Konversi Energi Batubara.
4.3Populasi dan Sample Penelitian
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Kantor PT Petrokimia
Gresik
PT Petrokimia Gresik merupakan pabrik
pupuk terlengkap di Indonesia yang pada
awalnya berdirinya disebut Proyek Petrokimia
Surabaya di mana kontrak pembangunan
ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 1964
dan mulai berlaku pada tanggal 8 Desember
1964. Proyek yang diresmikan Presiden RI
pada tanggal 10 Juli 1972 ini kemudian
diabadikan sebagai hari jadi PT Petrokimia
Gresik.
5.1.1 Visi dan Misi Perusahaan
A. Visi
Menjadi produsen pupuk dan produk kimia
lainnya yang berdaya saing tinggi dan
produknya paling diminati konsumen.
B. Misi
1. Mendukung penyediaan pupuk nasional
untuk tercapainya program swasembada
pangan.
2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang
kelancaran kegiatan operasional dan
pengembangan usaha perusahaan.
3. Mengembangkan potensi usaha untuk
mendukung industri kimia nasional dan
berperan aktif dalam community development.
5.2 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif menggambarkan
distribusi frekuensi jawaban responden
berdasarkan tanggapan atas pernyataan
pernyataan dalam kuesioner. Item item
pernyataan variabel variabel dalam
implementasi kepemimpinan transformasinal,
Linearitas
Tabel 5.6 Dasar Interpretasi Skor Indikator dalam Variabel Peneitian
Variabel
Kinerja
0,627
0.890
Linear
Sumber : Noermijati, 2008
karyawan
dengan
kepemimpina
n 5.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
tranformasion
Salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah terpenuhinya
al
asumsi klasik.
mendapatkan
nilai pemeriksa yang tidak bias dan efisien (Best Linear
Kinerja
1,182 Untuk 0,316
Linear
Unbias Estimator/BLUE) dari suatu persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat
karyawan
dengan
terkecil (Least Squares) perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi yang
kecerdasan
dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik yaitu (Dajan, 1996):
emosional
1. Berdistribusi Normal
NO
2.
1.
2.3.
3.4.
4.
5.
NILAI / SKOR
1 1.8
Non-multikolinearitas
>1.8 2.6
>2.6 3.4
Homoskedastisitas
>3.4 4.2
>4.2 5.0
Uji Lineritas
INTERPRETASI
Jelek / Rendah
Kurang
Cukup
Baik / Tinggi
Sangat Baik /
Sangat Tinggi
Berdasarkan pada Tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh variabel distribusinya
si
g
ni
fi
k
a
n
le
bi
h
d
ar
i
0,
0
5.
D
e
n
g
a
n
d
e
m
ik
ia
n
di
st
ri
b
u
si
se
b
ar
a
n
d
at
a
a
n
ta
ra
v
ar
ia
ble independent dan dependen dapat disimpulkan berdistribusi linear sehingga layak
dilakukan analisis regresi linear.
5.3.3 Hasil Uji Mutikolinieritas
Untuk mendeteksi adanya mutikolinieritas dapat diketahui dari nilai Variance Inflation Faktor
(VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas. Sebaliknya apabila nilai VIF < 10
maka tidak terjadi multikolinieritas (Aliman, 2002). Terlihat pada Tabel 5.19 bahwa nilai VIF
semua variabel yang ada lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak terdapat multikolinieritas.
Tabel 5.14 Uji Multikolinieritas Variance Inflation Faktor (VIF)
5.5.4 Hasil Uji Homokedastisitas
VARIABEL
NILAI VIF
Kepemimpinan 1,103
Transformasion
al
Kecerdasan
Emosional
1,083
KETERANGA
N
Tidak ada
indikasi
kolinieritas
antar variabel
penjelas
Tidak ada
indikasi
kolinieritas
antar variabel
penjelas
Staandardi
zed
Var
t hitung Sig.
Coeficient
(Beta)
3,167
0.002
(X1)
0,416
3,953
0,000
l (X2)
0,363
3,449
0,001
R
= 0,622
Adjusted R Square
= 0,367
F hitung
= 18,974
F table
= 3,15
Sign. F
= 0,001
t tabel
= 2,00
= 0,05
Ket
Signifikan
Signifikan
Signifikan
1.
Hipotesis
Alternatif
Nilai
Keterangan
(Ha)
Variabel
t
=3,953 Ho ditolak
Kepemimpin Sig t
thitung sebesar 3,953 dengan
an
u
n
t
u
k
m
e
n
ol
a
k
H
0
d
a
n
m
e
n
er
i
m
a
H
a
at
a
u
d
a
p
at
di
si
m
p
ul
k
a
n
b
a
h
w
a
k
e
p
e
m
e
n
u
nj
u
k
k
a
n
b
u
kt
i
m
e
n
d
u
k
u
n
g
p
e
n
c
a
p
ai
a
n
ki
n
er
ja
k
a
r
y
a
w
a
n
se
c
ar
a
o
ptimal.
Hal tersebut membuktikan bahwa sebagai pemimpin selain memiliki kecerdasan intelektual
diharapkan memiliki kecerdasan lain guna menunjang keberhasilan yaitu kecerdasan
emosional. Adapun hubungan antara kepemimpinan (terlebih pada kepemimpinan
transformasional) dengan kecerdasan emosional memiliki keterkaitan satu dengan yang lain.
Dalam kepemimpinan transformasional oleh Bass dan Avolio dalam Hickman (1998)
terdapat 4 dimensi yang dikenal dengan Four Is (Idealised Influence, Intellectual Stimulation,
Individualised Consideration, dan Inspirational Motivation) dan keempat dimensi tersebut
merupakan gambaran emosi seseorang (Sivanathan dan Fekken, 2001). Hal ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Barling dkk, 2000 dalam Sivanathan dan Fekken, 2001 di
mana dalam penelitiannya dikatakan bahwa para manager pabrik yang memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi menunjukkan idealized influence (pengaruh ideal), inspirational
motivation (motivasi inspirasi) dan individualized consideration (pertimbangan individu) yang
baik terhadap karyawan. Penelitian lain oleh Palmer dkk, 2001 dalam Sivanathan dan
Fekken, 2001 menyatakan seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang baik
memiliki motivasi inspirasi dan pertimbangan individu yang baik pula terhadap karyawan.
Goleman dalam Hayward (2005) yang menyatakan bahwa seorang pemimpin yang memiliki
kecerdasan emosional tinggi mencerminkan seorang pemimpin yang efektif. Ketika seorang
pemimpin menggunakan kecerdasan emosionalnya dalam menjalankan tugas kesehariannya,
dapat meningkatkan inovasi dan produktivitas di antara para karyawan. Dengan
meningkatnya inovasi dan produktivitas tersebut menandakan meningkatnya kinerja
karyawan pula dan hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan.
Pada Proyek KEBB PT Petrokimia Gresik, permasalahan kepemimpinan merupakan
tantangan tersendiri yang dihadapi Kepala Proyek di mana Kepala Proyek dituntut untuk
memimpin, mengatur serta mengarahkan bawahannya selama proyek berlangsung. Secara
struktural, pembentukan personil proyek mulai dari kepala proyek hingga staff merupakan
orang orang pilihan yang dianggap mampu untuk bekerja dalam tekanan, juga mereka
dituntut untuk mencapai hasil yang telah ditargetkan. Karenanya keberhasilan suatu proyek
bukan hanya keberhasilan seorang kepala proyek saja namun juga keberhasilan seluruh team
proyek. Dalam hal ini, peran karakteristik responden berdasar masa kerja ikut
mempengaruhi pula di mana sebagian besar karyawan memiliki masa kerja lebih dari 20
tahun sehingga memudahkan bagi karyawan untuk mengenal pimpinan dengan baik.
Karyawan dapat memahami apa yang diinginkan oleh pimpinan sebaliknya pimpinan dapat
pula mengetahui kemampuan karyawannya. Apabila karyawan dan pimpinan telah
mengena cukup lama maka mereka akan saling mengetahui banyak karakter dan pribadi
masing masing sehingga akan tercipta kesolidan dalam team proyek tersebut.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa aspek kepemimpinan kepala Proyek KEBB PT
Petrokimia Gresik yang mewujud dalam Four Is dalam memahami dan mengelola emosinya
dan juga emosi bawahannya merupakan kunci kerberhasilan kinerja seluruh team work.
Kemampuan kepala Proyek KEBB PT Petrokimia Gresik dalam meningkatkan kinerja
karyawan merupakan proses menuju keberhasilan proyek. Dalam peningkatan kinerja
karyawan, kepala proyek dapat menunjukkan aspek kepemimpinan seperti perilaku
karismatik dengan demikian karyawan memiliki rasa hormat dan merasa percaya terhadap
kepala proyek. Selain itu cara-cara kepala proyek mendelegasikan tugas tugas kepada
bawahannya dengan tujuan merangsang atau mendorong proses pembelajaran bagi
bawahannya. Bagi karyawan dengan tingginya beban kerja yang dihadapi, kemampuan
kepala proyek memberikan perhatian secara personal pada semua individu dapat
meningkatkan kinerja karyawan. Secara eksternal, guna mengatasi tantangan terhadap
tingginya persaingan, pertumbuhan yang sangat cepat baik dari segi teknologi dan regulasi,
kepala proyek dituntut untuk bersikap kreatif dalam mengembangkan ide ide yang inovatif
sehingga hal tersebut dapat menginspirasi karyawannya untuk berbuat serupa juga
merupakan penunjang peningkatan kinerja karyawan. Dalam budaya paternalistik ada
kecenderungan karyawan akan meniru pola prilaku pemimpinya. Apabila kepala proyek
memiliki kepemimpinan yang baik serta kecerdasan emosi yang baik maka karyawan akan
mengikuti dan meniru pola prilaku pimpinan dalam bekerja dan akan berperilaku dengan
baik pula. Dengan demikian maka kinerja karyawan akan meningkat pula.
5.8.2 Pengaruh Secara Parsial Variabel Kepemimpinan Tranformasional (X1) dan
Kecerdasan Emosional (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Indikator kepemimpinan transformasional yang digunakan dalam penelitian ini merujuk
pada 4 dimensi dalam kepemimpinan transformasional yang dikenal dengan Four Is yaitu
Pengaruh Ideal / Kharisma, Rangsangan Intelektual, Pertimbangan Individu, dan Inspirasi
Motivasi (Bass dan Avolio dalam Hickman, 1998). Berdasarkan hasil penelitian terhadap
kepemimpinan transformasional terdapat nilai rata rata terbesar yang ditunjukkan oleh
indikator pengaruh ideal / kharisma. Hal ini berarti bahwa responden yang merupakan
karyawan tetap Proyek KEBB PT Petrokimia Gresik sangat terinspirasi dan termotivasi
dengan pimpinan mereka yang memiliki karisma tersendiri. Dalam hal ini, pemimpin
mampu memberikan kesan pada karyawan selaku bawahannya bahwa ia mampu
mengemban tugas dengan baik serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan pada
para bawahannya. Hal ini didukung oleh jawaban responden dalam kuesioner bahwa
mereka setuju dengan pemimpin mereka yang memiliki keahlian dalam menjalankan tugas.
Di sisi lain, nilai rata rata terkecil dalam variabel kepemimpinan tranformasional
ditunjukkan oleh indikator pertimbangan individu. Namun demikian, hal tersebut bukan
b
er
ar
ti
p
e
m
i
m
pi
n
ti
d
a
k
m
e
m
b
er
ik
a
n
p
er
h
at
ia
n
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data serta
pembahasannya yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka temuan penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan Transformasinal dan
Kecerdasan Emosinal berpengaruh terhadap
Kinerja Karyawan di PT Petrokimia Gresik.
Dengan kata lain semakin baik Kepemimpian
Transformasional dan Kecerdasan Emosional
maka meningkatkan Kinerja Karyawan di PT
Petrokimia Gresik.
2. Secara parsial terdapat pengaruh
Kepemimpinan Transformasional terhadap
Kinerja Karyawan di PT Petrokimia Gresik.
Demikian halnya dengan Kecerdasan
Emosional juga berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kepemimpinan Transformasional berpengaruh
dominan terhadap Kinerja Karyawan.
6.2 Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, beberapa
saran bagi penelitian yang akan datang
maupun kepada jajaran pimpinan PT
Petrokimia Gresik adalah sebagai berkut:
1. Secara teori, saran untuk penelitian yang
akan datang berupa:
a. Untuk penelitian selanjutnya yang
menggunakan tema yang sama dengan
penelitian ini, disarankan perlu melakukan
DAFTAR PUSTAKA
Aarons, Gregory. 2006. Transformational and
Transactional Leadership: Association With
Attitudes Toward Evidence-Based Practice.
Journal Psychiatric Vol 57 No 8 p. 1162 1169
http://www.casrc.org. Diakses 15 Juni 2010.
Andira dan Subroto, B. 2001 . Pengaruh
Perilaku Kepemimpinan Transformasional dan
Transaksional terhadap Kinerja KAryawan Lini
Depan pada Perusahaan Jasa.
http://www.digilib.unsri.ac.id. Diakses 2
Januari 2010.