Anda di halaman 1dari 20

DISTROFI

MUSKULAR

KELOMPOK 12
Dwi Gabrilla
Muhammad Reza B
Nurull Mardiana
Yuni Kartika

11111013
11111028
11111042
11111056

PENGERTIAN
Distrofi otot adalah penyakit yang
menyebabkan kelemahan pada otot-otot
yang dekat dengan batang tubuh.
Distrofi otot adalah penyakit yang
menyebabkan kelemahan otot-otot
disekitar batang tubuh.
Distrofi muskular adalah penyakit yang
menyebabkan penyusutan otot volunter
secara simetris dan bilateral.

ETIOLOGI
Penyakit ini terjadi karena faktor genetik
atau kelainan gen yang kemudian dapat
menyebabkan distorsi otot. Selain itu
penyebab penyakit ini juga bisa
dikarenakan kekurangan protein otot.
Anak laki-laki yang menderita distrofi otot
mengalami kekurangan protein otot yang
penting yaitu distrofin, yang diduga
berperan dalam mempertahankan struktur
sel-sel otot.

MANIFESTASI KLINIS
1. Keseimbangan buruk
2. Sulit menaiki tangga
3. Gaya berjalan seperti bebek atau
berjinjit
4. Sulit berlari
5. Sulit mengangkat lengan diatas kepala
6. Sering kehilangan kemampuan ambulasi
7. Pseudohipertropi (pembengkakan),
khususya otot betis, lengkung bahu, dan
lengkung pinggul.

PATOFISIOLOGI
Otot-otot mengalami pseudohipertropi, dan
jaringan otot diganti jaringan ikat dan lemak.
Awitan jenis resesif yang terkait seks (duchenne,
becker, limb-girble, kongential) terjadi lebih awal
dari jenis yang dominan (fasioskapulohumeral,
okular). Distrofi muskular disebabkan oleh mutasi
pada gen distrofin. Gejala-gejala awal yang tampak
adalah gaya berjalan yang abnormal dan kaku.
Otot-otot sfingter, tangan, kaki, lidah, palatum,
dan pengunyah jarang terkena distrofi ini.
Retardasi ringan samapai sedang tidak jarang
terjadi, belajar juga sering terjadi. Anak distrofi
muskular jarang ada yang hidup diatas 20 tahun
kecuali jika mendapat bantuan ventilasi mekanis
jangka panjang.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan fisik.
2. Pemeriksaan darah menunjukkan adanya
peningkatan enzim kreatinin kinase yang
keluar dari sel-sel otot.
3. Dilakukan biopsi otot untuk meyakinkan
diagnosis menunjukkan adanya lemak.
4. Elektromiogram menunjukkan penurunan
aktivitas otot yang terkena.
5. Studi konduksi saraf untuk mengukur
aktivitas listrik otot.

PENGOBATAN
Distrofi otot bisa disembuhkan. Terapi fisik dan
latihan akan membantu mencegah pengkerutan otot
yang menetap disekitar sendi. Kadang perlu
dilakukan pembedahan untuk meringankan nyeri
otot.
Pengobatan yang masih dalam taraf penelitian
adalah :
1. Predenison (kortikosteroid) yang untuk sementara
waktu bisa meringankan kelemahan otot.
2. Terapi genetik yang memungkinkan untuk
sementara waktu bisa menghasilkan distrofin.

PENATALAKSANAAN
Pendekatan tim interdisiplin yang komperhensif digunakan
dalam penatalaksanaan jangka panjang terhadap anak-anak
dengan distrofi muskular. Mereka yang mengalami distrofi
otot biasanya menjalani fusi spinal antara usia 11 dan 13
tahun untuk menghindari peningkatan skoliosis berat dan
gangguan paru. Pembebasan tendon otot ekstremitas bawah
dan pemasangan brace dapat membantu mencegah
kontraktur setelah ambulasi menjadi sulit. Dewasa muda
dengan distrofi muskular dapat memilih untuk menggunakan
bantuan mekanik jangka panjang untuk bertahan sampai usia
dua puluh akhir. Penelitian yang berkelanjutan mendukung
penggunaan terapi gen dan sel, tetapi penanganan tersebut
belum diyakini siap untuk praktik klinis.

PENCEGAHAN
Seorang yang menderita distrofi
otot dianjurkan untuk melakukan
konsultai genetik untuk
mengetahui kemungkinan
mewariskan rantai penyakit ini
kepada anaknya.

KOMPLIKASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Dekompensasi jantung dan kardiomiopati


Infeksiparu
Osteoporosis
Obesitas
Kontraktur
Skoliosis
Depresi

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Anamnesis
1) Data demografi
Data ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, jenis
transportasi yang digunakan, dan orang terdekat dengan klien.
2) Riwayat perkembangan
Data ini untuk mengetahui tingkat perkembangan pada neonatus,
bayi prasekolah, remaja, dewasa, dan tua.
b. Riwayat sosial
Data ini meliputi pendidikan dan pekerjaan. Seseorang yang
terpapar terus-menerus dengan agens tertentu dalam pekerjaannya,
status kesehatannya dapat dipengaruhi.
c. Riwayat penyakit keturunan
Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui untuk menentukan
hubungan genetik yang perlu diidentifikasi.

d. Riwayat diet
Identifikasi adanya kelebihan berat badan
dan asupan zat gizi yang diperlukan.
e. Aktivitas kegiatan sehari-hari
f. Riwayat kesehatan masa lalu
g. Riwayat kesehatan Sekarang
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pengkajian sistem otot
b. Pengkajian cara berjalan
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
b.Elektromiografi

4. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan
gangguan muskuloskletal
b. Kerusakan mobilitas fisik
berhubungan dengan kerusakan
muskuloskeletal
c. Ansietas berhubungan dengan
perubahan integritas tubuh
d. Kurang pengetahuan tentang
program terapi

5. Intervensi Keperawatan
Dx Keperawatan

Tujuan Keperawatan

1. Nyeri berhubungan

Mengurangi nyeri

Intervensi Keperawatan
1. Kaji tingkat nyeri pasien

dengan gangguan

2. Kaji penyebab nyeri

muskuloskletal

3. Atur

posisi

yang

dapat

meningkatkan rasa nyaman


4. Ajarkan relaksasi dan teknik
distraksi

Dx Keperawatan

Tujuan

Intervensi Keperawatan

Keperawatan

2. Kerusakan
mobilitas fisik

berhubungan
dengan
kerusakan
muskuloskletal

Memperbaiki
mobilitas

1. Kolaborasi dalam pemberian


analgetik dan terapi panas
2. Menggerakkan otot dan sendi yang
tidak diimobilisasi untuk
mempertahankan kekuatan tonus
otot

3. Latihan ekstremitas yang


diimobilisasi untuk menjaga
kekuatan otot
4. Dorong klien agar aktif menjalankan
aktivitas sehari-hari secara mandiri
sesuai kemampuan
5. Dorong klien melakukan aktivitas

dengan alat bantu

Dx Keperawatan

Intervensi Keperawatan

Tujuan
Keperawatan

3. Ansietas

Mengurangi

berhubungan ansietas

dengan

1.

Kaji tingkat ansietas

2. Beri

kesempatan

mengungkapkan perasaannya
3. Beri

penjelasan

perubahan

hasil

integritas

penyakitnya

tubuh

klien
tentang

pemeriksaan

dan

4. Bantu klien untuk melakukan


koping

yang

biasa

digunakannya

5. Kolaborasi dalam pemberian


terapi anti-ansietas

Dx Keperawatan

Tujuan

Intervensi Keperawatan

Keperawatan

4. Kurang

Pasien /

pengetahuan

keluarga

tentang

mengetahui

program terapi perawatan


penyakitnya

1. Kaji tingkat pengetahuan klien


2. Beri penjelasan mengenai apa yang
diharapkan dalam pengobatan
3. Beri penjelasan sensasi selama dan
setelah penanganan
4. Informasi mengenai penggunaan

alat bantu yang digunakan, obatobatan, latihan yang boleh


dilakukan
5. Penjelasan tentang perawatan di
rumah, gejala dan tanda patologis
yang perlu dilaporkan dokter,
kunjungan tindak lanjut.

6. Evaluasi

a. Nyeri yang berkurang


1) Ketidaknyamanan terkontrol dengan obat oral yang biasa
2) Dapat bergerak dengan ketidaknyamanan minimal
3) Posisi diubah secara periodik untuk meningkatkan
kenyamanan
b. Memperlihatkan peningkatan mobilitas fisik
1) Dapat berpindah secara mandiri atau dengan bantuan minimal
2) Berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
3) Menggunakan alat bantu dengan aman
c. Memperlihatkan ansietas minimal
1) Tampak relaks dan penuh rasa percaya diri
2) Menggunakan strategi doping yang efektif
3) Berpartisipasi dalam rencana tindakan
d. Menghubungkan rencana untuk penatalaksanaan kesehatan
kontinu
1) Menerangkan program pengobatan terencana
2) Menyebutkan tanda dan gejala yang perlu dilaporkan
3) Mengadakan perjanjian untuk perawatan tindak lanjut

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai