Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum

Biokimia

Hari/Tanggal
Waktu
PJP
Asisten

:
:
:
:

Selasa/ 17 Desember 2013


09.00 10.40 WIB
Syaefudin, S.Si, M.Si
Resti Siti M, S.Si
Lusianawati, S.Si

VITAMIN
Kelompok 1

Rizky Izani
Bertha Elitha Hia
Dwi Sutari Laksono
Erin Pratiwi

J3L112151
J3L112001
J3L112071
J3L112042

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Pendahuluan
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan
memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga
dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.
Berdasarkan sifat kelarutannya vitamin terbagi menjadi dua, Adapun vitamin
dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu: Vitamin yang larut dalam air: Tiamin (vitamin
B1), Riboflavin (vitamin B2) (Mulyono 2005).
Vitamin dapat dibagi dalam dua golongan yaitu golongan pertama yang
disebut dengan prakoenzim dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh
tubuh, tidak beracun, diekskresi dalam urine, yang termasuk ke dalam golongan
ini adalah tiamin, riboflavin, asam nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam
pantotenat, vitamin B dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak
disebut alosterin dan dapat disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu
banyak dimakan, akan tersimpan dalam tubuh dan memberikan gejala penyakit
tertentu atau yang disebut dengan hipervitaminosis yang juga membahayakan
(Hawab 2005).
Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti
dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolisme
kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C memiliki sifat sebagai antioksidan yang
dapat melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti
protein, lipid, karbohidrat dan asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan
reaktif oksigen spesies yang dapat dihasilkan selama metabolisme normal maupun
melalui hubungan ke racun dan polutan (misalnya, asap rokok vitamin C juga
mungkin dapat beregenerasi antioksidan lain seperti vitamin E. Vitamin C juga
dibutuhkan untuk memelihara kehamilan, mengatur kontrol kapiler darah, secara
memadai, mencegah hemoroid, mengurangi resiko diabetes dan lain-lain (Harizul
1995).

Tujuan
Percobaan bertujuan mempelajari reaksi titrasi vitamin C dan menentukan kadar
vitamin C dalam tablet dan buah jeruk.

Metode
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan adalah mortar, pipet tetes, pipet
mohr 10 ml, pastle, erlenmeyer, corong kaca, buret gelap, statip, dan bulb hitam.
Bahan-bahan yang digunakan adalah tablet vitamin C, akuades, thiosulfat
0,1 N, ekstrak perasan jeruk, iod 0,1 N, NaOH, indikator amilum/pati dan H2SO4
2 N.
Penentuan kadar vitamin C dalam tablet. Tablet vitamin C diambil 1
buah kemudian digerus dengan mortar sampai halus, kemudian dimasukan
kedalam erlenmeyer 250 mL dan ditambahkan 5 mL aquades. Setelah itu
ditambahkan 3 mL H2SO4 2 N dan 10 mL Iod 0,1 N. Kemudian di titrasi dengan
tiosulfat 0,1 N sampai perubahan warna dari kuning menjadi coklat, setelah terjadi
perubahan warna tatrat ditambahkan indikator amilum/pati sebanyak 3 tetes dan
dititrasi kembali dengan tiosulfat 0,1 N sampai tidak berwarna. Lakukan juga
terhadap blanko dengan perakuan yang sama tanpa ditambahkan sampel.
Penentuan kadar vitamin C dalam sari jeruk. 5 mL perasan jeruk
ditambahakan kedalam erlenmeyer, setelah itu ditambahkan 3 mL H2SO4 2 N dan
10 mL Iod 0,1 N. Kemudian di titrasi dengan tiosulfat 0,1 N sampai perubahan
warna dari kuning menjadi coklat, setelah terjadi perubahan warna tatrat
ditambahkan indikator amilum/pati sebanyak 3 tetes dan dititrasi kembali dengan
tiosulfat 0,1 N sampai tidak berwarna. Lakukan juga terhadap blanko dengan
perakuan yang sama tanpa ditambahkan sampel.

Hasil Pengamatan
Tabel 1 Data hasil penentuan kadar vitamin C dari sampel tablet dan sari jeruk
Volume tiosulfat (mL)
Kadar
RataVolume
Bahan
vitamin
rata
awal
akhir
terpakai terkoreksi
C (mg)
(mg)
Blanko
0,0
12,7
12,7
Tablet 1
0,0
8,0
8,0
4,7
41,36
41,36
Tablet 2
8,0
16,0
8,0
4,7
41,36
Sari jeruk 1
1,7
10,5
8,8
3,9
34,32
34,76
Sari jeruk 2
0
8,7
8,7
4,0
35,20
Reaksi: I2 + 2Na2S2O3
2NaI + Na2S4O6
C6H8O6 + I2

C6H6O6 + 2HI

Indikator: Amilum
Perubahan warna: Biru - Tidak berwarna

Contoh Perhitungan:
Volume terkoreksi tablet 1= volume blanko volume terpaka
= 12,7 mL 8,0 mL
= 4,7 mL
Kadar vitamin C tablet 1 = volume terkoreksi x 8,8 mg/mL
= 4,7 mL x 8,8 mg/mL
= 41,36 mg
Pembahasan
Prinsip titrasi iodometri (redoksimetri) termasuk dalam titrasi dengan cara
tidak langsung, dalam hal ini ion iodide sebagai pereduksi diubah menjadi iodium
yang nantinya dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3. Kemudian oksidator
ditambahkan larutan KI dan asam sehingga akan terbentuk iodium yang akan
dititrasi dengan Na2S2O3. Sebagai indicator, digunakan larutan kanji. Titik akhir
titrasi pada iodometri apabila warna biru telah hilang (Khopkar 1990).
Metode dalam titrasi iodometri (redoksimetri) adalah pada penentuan
dalam tablet, tablet dihaluskan kedalam mortar agar mudah dalam bentuk larutan
ketika ditambahkan dengan aquades. Kemudian ditambahkan H2SO4 2 N
dilakukan terlebih dahulu sebelum larutan Iod pada pembuatan titrat dilakukan
untuk membuat larutan Iod tidak mengalami oksidasi. Titrasi iodometri tidak
langsung melibatkan Na2S2O3 sebagai titran. Setelah itu ditmbahkan iod untuk
ditambahkan secara berlebih pada larutan oksidator sehingga terbentuk I2. I2 yang
terbentuk adalah ekuivalen dengan jumlah oksidator yang akan ditentukan.
Jumlah I2 ditentukan dengan mentitrasi I2 dengan larutan standar tiosulfat
(Baliwati 2002). Kemudian asam askorbat dititrasi dengan Na2S2O3, hal ini
disebabkan asam askorbat bersifat oksidator yang dapat mengoksidasi tiosulfat
menjadi senyawa yang bilangan oksidasinya lebih tinggi dari tetrationat dan
umumnya reaksi ini tidak stoikiometri (Linder 2006).
Indikator yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu pati atau amilum.
Amium dengan I2 membentuk suatu kompleks berwarna biru tua yang masih
sangat jelas sekalipun I2 sedikit sekali. Penentuan titik akhir, iod yang terikat itu
pun hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru lenyap mendadak dan
perubahan warnanya tampak sangat jelas. Penambahan amilum ini harus
menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi (bila iod sudah tinggal sedikit yang
tampak dari warnanya yang kuning muda). Bila iod masih banyak sekali bahkan

dapat menguraikan amilum dan hasil penguraian ini mengganggu perubahan


warna pada titik akhir. Perubahan warna yang terjadi adalah dari coklat menjadi
kuning, saat kuning ditambahkan amilum sehingga terbentuk warna biru dan
dititrasi kembali sampai tidak berwarna (Harjadi 1993). Reaksi antara iodometri
pada asam askorbat yang terjadi dapat dilihat pada gambar 2:
I2 + 2Na2S2O3

2NaI + Na2S4O6

Gambar 2 Reaksi antara iodometri pada asam askorbat

(Tarrant 1989)

Berdasarkan percobaan penentuan kadar vitamin C pada tablet didapatkan


hasil dengan rataan 41,36 mg pada tablet vitamin C sebesar 50 mg hasil yang
didapat terlalu jauh dari teortis. Kemudian penentuan kadar vitamin pada buah
jeruk sebesar rataan 34,76 mg namun secara teoritis kadar vitamin C dalam jeruk
sebesar 48 mg. Faktor-faktor yang menyebabkan kadar vitamin C teortis dan
percobaan yaitu oksidasi dari Iodida dalam keadaan asam oleh O2 dari udara,
kecepatan menguap dari Iodium, pelarutan sampel ketika dihaluskan (Skogg
1965).
Dampak kelebihan vitamin C yaitu memperberat kinerja ginjal,
mengakibatkan insomnia (sulit tidur), Untuk ibu hamil, tidak dianjurkan
mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi pada bulan-bulan pertama kehamilan.
Karena dapat memicu keguguran janin yang dikandungnya akibat adanya tekanan
progesteron, mereka yang memiliki kadar zat besi tinggi atau pada orang yang
penyakit kelebihan zat besi (hemochromatosis) tidak dianjurkan mengkonsumsi
vitamin C dosis tinggi dimana vitamin C membantu penyerapan zat besi ke dalam
tubuh lebih cepat. Kemudian dampak kekurangan vitamin C yaitu tubuh menjadi
lemah, depresi, gigi tanggal, penarahan pada gusi, kulit menjadi memar, anemia
dan sariawan. Dampak kelebihan vitamin D yaitu nyeri tulang, lemah otot, mual,

cepat lelah, kehilangan nafsu makan. Kemudian dampak kekurangan vitamin D


yaitu masalah pada tulang dan gigi, masalah pertumbuhan (Kleiner 1954).

Simpulan
Berdasarkan percobaan penetuan kadar vitamin C dalam tablet dan sari
jeruk didapatkan hasil kadar vitamin C tertinggi diantara tablet dan sari jeruk yaitu
tablet 1 dan tablet 2 dengan kadar vitamin C 41,36 mg sedangkan pada sari jeruk
kedua 35,20 mg dan sari jeruk pertama yaitu 34,32 mg.

Daftar Pustaka
Baliwati Y F. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Harizul R. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Harjadi W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Erlangga.
Hawab H M. 2005. Pengantar Biokimia. Malang : Bayumedia.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Sapthohajo, penerjemah. Jakarta:
Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari: Basic Concepts of
Analitical Chemistry.
Kleiner I. 1954. Human Biochemistry Fourth Edition. New york: The C.V Mosby
Company.
Linder C M. 2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Maggy A P, penerjemah.
Jakarta: Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari: Nutritional
Biochemistry and Metabolism.
Mulyono H A M. 2005. Kamus Kimia. Jakarta : Bumi Aksara.
Tarrant. 1989. Basic Collage Chemistry. London: Harper and Row Publisher.
Skogg. 1965. Analytical Chemistry Sixth Edition. Florida: Sounders College
Publishing

Anda mungkin juga menyukai