Untuk Mengusut Dugaan Korupsi DAK-DR Rugikan Rp 1 Miliar MUARA TEWEH Kasus dugaan korupsi reboisasi penanaman pohon jati di Kabupaten Barito Utara (Batara), yang merugikan negara Rp 1 miliar, masih tahap sidang di Pengadilan Tipikor Palangka Raya. Tiga terdakwa yang diadili, mantan Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Batara Ir Toboryano Angga, PNS Dishut Ir Budi Santoso dan rekanan Norman. Jumlah saksi dalam berkas perkara 50 orang. Sekarang sedang pemeriksaan saksi, ujar Kajari Muara Teweh Robert Hutagalung SH melalui Kasi Pidsus M Ihsan SH, baru-baru ini. Dijelaskannya, proyek reboisasi tersebut dilaksanakan di Desa Ipu Kecamatan Lahei Batara tahun 2003-2004. Namun, kasus korupsi baru terangkat tahun 2005. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPKP Perwakilan Kalsel ditemukan kerugian Negara Rp 1 miliar, dari nilai proyek Rp 2 miliar. Kasus bermula, dari dana dana alokasi khusus dana reboisasi (DAK-DR), yang dalam pelaksanaannya dilakukan penunjukkan langsung. Selanjutnya, dalam pelaksanaan rekanan yang menerima pekerjaan, malah menyerahkan kontrak ke rekanan lain. Disamping itu, masa pekerjaan pun melewati batas waktu. Memang sebagian pohon jati tersebut ditanam. Tapi sebagian lagi tidak dilaksanakan. Alih-alih menyelesaikan pekerjaan, Dishub Batara mencairkan dana seratus persen, dengan membuat berita acara seolah-olah pekerjaan selesai. Mestinya proyek ini dilelang, tukas Ihsan. Selain dijerat dalam kasus korupsi, Ir Toboryano juga pernah dipenjara lantaran kasus korupsi ribuan meter kubik kayu hasil lelangan di Muara Teweh Barito Utara pada 2001 silam. (cah/tur)