Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
Clarissa (1206238974)
Jason G. Jonathan (1206238904)
Shella (1206238721)
Vifky Leondo (1206238665)
TEKNOLOGI BIOPROSES
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
NOVEMBER, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah Industri
Oleokimia. Makalah Industri Oleokimia ini berisikan informasi-informasi yang
berkaitan dengan Fatty Alkohol dengan mengupas secara lebih mendalam
mengenai turunan dari fatty ioreac, metode yang digunakan untuk menghasilkan
fatty ioreac maupun senyawa turunannya, katalis yang biasa digunakan dengan
efek penggunaan katalis tersebut, serta mengenai salah satu contoh turunan fatty
ioreac seperti surfaktan dan FAME.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami, Dr.
Dianursanti S.T., M.T. dan Ir. Rita Arbianti M. Si. Yang telah membimbing kami
selama pembelajaran dalam mata kuliah Industri Oleokimia dan pembuatan
makalah ini, juga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah ini, serta pihak-pihak yang telah kami jadikan referensi untuk
dapat lebih mengembangkan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca, sekian ,dan selamat membaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I: PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................ 4
Tujuan Penulisan ........................................................................................ 5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1. E.Coli (Escherichia coli).................................................................... 6
2.2. Medium LB (Luria Bertani) ............................................................... 7
2.3. Kurva Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli.................................... 8
2.4. Kultur Sel Bakteri .............................................................................. 9
2.5. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Sel Bakteri ....... 11
2.6. Mengukur Massa Sel .......................................................................... 12
BAB III: METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Waktu dan Tempat Percobaan ........................................................... 14
3.2. Material Percobaan............................................................................. 14
3.3. Metodologi Percobaan ....................................................................... 15
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan ................................................................................ 17
4.2. Pengolahan Data................................................................................. 18
4.3. Analisis Percobaan ............................................................................. 23
4.4. Analisis Hasil ..................................................................................... 28
4.5. Analisis Kesalahan ............................................................................. 32
4.6. Analisis Alat dan Bahan ..................................................................... 33
BAB V: PENUTUP
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 40
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan Bioreaktor adalah sebagai
berikut:
1. Memahami metode yang digunakan untuk mengkultur sel
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kultur sel
3. Mengetahui pola pertumbuhan bakteri
4. Menghitung kinetika pertumbuhan dari Escherichia coli pada kondisi
aerobik
5. Mengetahui hubungan antara nutrisi dan pertumbuhan Escherichia
coli
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
pada
organ
pencernaan
organisme
berdarah
panas.
air oleh tinja. Di dalam lingkungan dan kehidupan kita, bakteri E. Coli
banyak dimanfaatkan diberbagai bidang, baik pertanian, peternakan,
kedokteran maupun dikalangan industri. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan, E. Coli telah banyak diketahui baik sifat morfologi, fisiologi
maupun pemetaan DNA nya, sehingga bakteri ini dipakai untuk
menyimpan untaian DNA yang dianggap potensial, baik dari tanaman,
hewan maupun mikroorganisma dan sekaligus untuk perbanyakannya,
sehingga hal ini membuka kesempatan untuk mempelajari sifat dan
karakter dari mikroba lain yang tentunya memberikan dampak yang
positif untuk kemajuan di bidang kedokteran, pertanian maupun industri.
Pada bidang bioteknologi, E.Coli juga dapat digunakan sebagai host
untuk rekayasa genetika.
dapat berupa unsur hara, mineral, vitamin, dan hormon. Jumlah nutrisi
yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis kultur sel yang dilakukan.
Pada percobaan ini praktikan menggunakan media Luria Bertani. Pada
kultur sel ada beberapa tahapan yaitu:
1. Tahapan Inisiasi Sel
Tahap ini merupakan tahapan awal untuk menginduksi sel-sel
meristematis dari eksplan yang akan dijadikan bahan dalam kultur sel.
Pada tahap ini, bakteri yang akan dikultur disiapkan dari sumbernya.
2. Tahapan Kultur Sel Primer
Sel-sel bakteri dari hasil tahapan inisiasi sel akan ditumbuhkan
pada media kultur sel. Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan
kondisi pertumbuhan sel yang optimal dan sesuai. Pada tahap ini
pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh jenis dan komposisi dari
medium yang digunakan serta kondisi lingkungan dari media kultur
sel.
3. Tahap Sub Kultur Sel
Tahapan sub kultur sel bertujuan untuk meremajakan dan
memperbanyak sel sel dalam kultur. Tahapan ini dilakukan pada
saat sel-sel sudah pada fase stasioner (pertumbuhan tetap) dan
dilakukan dengan cara mengambil sebagian sel kultur, lalu
dipindahkan ke dalam medium baru dengan komposisi yang sama.
Proses sub kultur dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan jumlah
sel yang diinginkan.
4. Tahap Kultur Lini Sel (Cell Lines)
Tahapan ini merupakan tahapan untuk menumbuhkan lini
(galur) sel secara mandiri (independent). Lini sel dapat disimpan
dalam waktu lama (tahunan) dengan teknik kriopreservasi (beku
dingin) dan dapat ditumbuhkan atau diaktifkan lagi sesuai dengan
kebutuhan.
5. Kultur Sel Strain (Strain Cell)
Sel strain dapat berupa sel hasil seleksi in vitro mutasi gen
ataupun rekayasa genetk. Sel strain ini akan menjadi materi atau
10
bahan untuk proses scale up untuk produksi tertentu. Untuk proses ini
dapat digunakan alat bioreactor.
6. Tahap Pemanenan Sel
Pemanenan sel dilakukan saat fase pertumbuhan optimal
(eksponensial)
2.5. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Sel Bakteri
1. Suhu
Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu.
Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu
optimum, dan suhu maksimum. Suhu minimum adalah suhu terendah
tetapi mikroba masih dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu paling
baik untuk pertumbuhan mikroba. Suhu maksimum adalah suhu
tertinggi untuk kehidupan mikroba. Pada E.Coli, suhu optimumnya
adalah 370C, suhu minimum 70C-80C, dan suhu maksimumnya adalah
460C. Kematian thermal (TDT) pada E.Coli adalah 20-30 menit pada
suhu 570C.
2. Ph
Setiap mikroorganisme memiliki karakteristik Ph paling ideal
untuk pertumbuhannya. Kebanyakan organisme tumbuh pada Ph
sekitar 7 dan sedikit yang dapat tumbuh pada Ph dibawah 4 atau
tingkat keasaman yang tinggi. Pada E.Coli, Ph optimum adalah 6-7.
3. Kandungan Air
Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu
untuk hidupnya, biasanya diukur dengan parameter aw (water activity)
atau kelembaban relatif. Mikroba umumnya dapat tumbuh pada aw
0,998-0,6. Bakteri umumnya memerlukan aw sebesar 0,90-0,999.
4. Nutrisi
Jika sel kekurangan nutrisi atau substrat yang dibutuhkan untuk
pertumbuhannya, maka laju pertumbuhan sel akan terhambat.
Beberapa senyawa seperti fenol dan etanol dapat menghambat laju
pertumbuhan bakteri. Fenol dan etanol bersifat racun bagi bakteri.
11
(1)
(2)
ioreactor:
(3)
12
ioreactor:
(4)
Perhitungan yang dapat dilakukan untuk mendapatkan nilai
presentase massa kering terhadap massa keseluruhan kultur:
.
(5)
(6)
13
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
14
Pemanenan Sel
Gambar 4. Diagram Alir Percobaan
15
medium LB cair yang telah disterilisasi dan mengandung tetrasiklin. Kultur sel
dilakukan pada suhu 370C. Laju aerasi divariasikan antara 0.5-2 v/v/m dan
kecepatan agitasi 200 rpm sampai nilai OD600 mencapai 0.4 kemudian
ditambahkan lagi tetrasiklin sehingga konsentrasi tetrasiklin menjadi 5 g/mL.
Kultur sel dilanjutkan kembali pada suhu 370C dengan kecepatan shaker 200
rpm selama 1.5 jam. Setelah itu kultur sel diberhentikan.
4. Pemanenan sel
Memanen sel dengan melakukan sentrifugasi 5000 x g selama 20
menit. Hasil panen sel disimpan di dalam pendingin -200C. Selanjutnya
mentukan berat basah dan berat kering sel yang dihasilkan.
16
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
No.
Waktu dalam
pH
Menit
OD
1.
60
0.163
6.94
2.
120
0.228
6.94
3.
180
0.767
6.88
4.
210
1.133
6.68
5.
220
1.399
6.59
6.
230
1.587
6.46
7.
240
1.498
6.32
17
Nomor
Berat Kosong
Berat Microtube
Berat Microtube
Microtube
Microtube
dengan Massa
dengan Massa
Basah
Kering
1.
0.9981
1.0117
0.9988
2.
1.0002
1.0174
1.0062
3.
1.0054
1.0364
1.0062
4.
0.9997
1.0253
1.0003
5.
0.997
1.0483
0.9992
6.
0.9984
1.0324
0.9988
7.
1.0121
1.0372
1.0137
8.
0.995
1.0108
0.9957
9.
0.9967
1.0301
0.998
10.
1.002
1.0381
1.0044
11.
1.0176
1.0254
1.0197
12.
1.0161
1.0028
18
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0
50
100
150
200
250
300
(1)
Berat Kering = C - A
(2)
, dimana berat basah dan berat kering dalam satuan gram. Berikut ini
adalah hasil perhitungan yang menggunakan persamaan 1 dan 2:
Nomor
Microtube
Berat
Kosong
Microtube
Berat
Microtube
dengan
Massa Basah
Berat
Microtube
dengan Massa
Kering
1
2
3
4
5
0.9981
1.0002
1.0054
0.9997
0.997
1.0117
1.0174
1.0364
1.0253
1.0483
0.9988
1.0062
1.0062
1.0003
0.9992
Berat atau
Massa
Basah
Bakteri
0.0136
0.0172
0.031
0.0256
0.0513
19
Berat atau
Massa
Kering
Bakteri
0.0007
0.006
0.0008
0.0006
0.0022
6
7
8
9
10
11
12
Rata-Rata
0.9984
1.0121
0.995
0.9967
1.002
1.0176
1
1.00185
1.0324
1.0372
1.0108
1.0301
1.0381
1.0254
1.0161
0.9988
1.0137
0.9957
0.998
1.0044
1.0197
1.0028
0.034
0.0251
0.0158
0.0334
0.0361
0.0078
0.0161
0.02558
20
0.0004
0.0016
0.0007
0.0013
0.0024
0.0021
0.0028
0.0018
(4)
21
No.
Waktu
dalam
Menit
Optical
Density
atau OD
Jumlah Sel
1
2
3
4
5
6
7
60
120
180
210
220
230
240
0.163
0.228
0.767
1.133
1.399
1.587
1.498
1.304 x 108
1.824 x 108
6.136 x 108
9.064 x 108
1.119 x 109
1.27 x 109
1.198 x 109
1.4E+09
1.2E+09
1E+09
800000000
600000000
400000000
200000000
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.2
1.4
1.6
OD600
Gambar 6. Grafik Hubungan Jumlah Sel Bakteri Escherichia coli terhadap Nilai OD600
22
1.8
23
24
Agitasi memperkecil tebal lapisan film pada permukaan antar fase gas
dan cairan karena sifat alir fluida yang menjadi tubulen.
kemudian
dimasukkan
ke
dalam
bioreaktor
berpengaduk
25
Laju agitasi yang digunakan harus diperhatikan serta diatur terlebih dahulu
dengan nilai 200 rpm sehingga sel-sel bakteri tidak rusak dan mati. Laju
agitasi yang terlalu tinggi dapat menghancurkan sel-sel bakteri. Selama
pengadukan ini, perlu diketahui pula bahwa pengaliran udara ke dalam
biofermentor juga tetap berjalan. Hal ini dilakukan karena bakteri
Escherichia coli merupakan bakteri anaerob fakultatif, dimana bakteri
anaerob merupakan bakteri yang dapat tumbuh meskipun berada dalam
lingkungan tanpa oksigenn, namun akan lebih memilih untuk hidup pada
lingkungan yang memiliki oksigen (Yanti Kristy, 2014). Oleh karena itu,
bakteri ini membutuhkan oksigen untuk proses respirasi. Oksigen juga
dapat digunakan dan dibutuhkan oleh bakteri anaerob untuk pertumbuhan,
kelangsungan hidup, dan bereproduksi (Anonim, 2014). Pengadukan atau
agitasi kemudian dilakukan selama 1 jam.
Praktikan
kemudian
mengambil
sampel
untuk
melakukan
26
Terdapat
bakteri
asing/kontaminan
(dibuang)
dengan
menggunakan
mikropipet
sehingga
27
angka
0,767.
Perubahan
yang
cukup
drastis
ini
28
terakhir,
spektrofotometer
menunjukkan
angka
1,498,
yang
29
30
Terdapat
bakteri
asing/kontaminan
yang
menyebabkan
laju
31
32
ini dapat diatasi dengan cara menggencerkan sampel kultur sampai pada
nilai tertentu sebelum dilakukan penggukuran nilai OD menggunakan
spektrofotometer, dimana nilai OD yang sebenarnya dapat dicari dengan
mengalikan nilai OD yang didapat dengan faktor pengenceran (sesuai
dengan volume yang ditambahkan untuk mengencerkan sampel kultur).
Alat
Gambar
Keterangan
Autoklaf
untuk
digunakan
mematikan
sel
Autoklaf
dalam
laboratorium,
manual
dengan
menggunakan
wadah
Erlenmeyer
dalam
Erlenmeyer
untuk
Gambar 9. Autoklaf
(sumber: www.aliexpress.com, diakses
memindahkan
33
3.
Timbangan digital
Timbangan
digital
digunakan
untuk
mengukur
massa
Microtube
4.
Microtube
digunakan
untuk sentrifugasi.
(sumber: www.avena-medica.com,
diakses pada tanggal 12 November
2014 pk 9.38 PM)
memindahkan
Pipet mikro
supernatant
sentrifuge.
34
dari
hasil
Sentrifuge
6.
Sentrifuge
digunakan
Kuvet
Spektrofotometer
8.
digunakan
Spektrofotometer
mengukur
Gambar 15. Spektrofotometer
sampel.
(sumber: http://www.prezi.com,
diakses pada tanggal 12 November
2014 pk 9.38 PM)
35
untuk
nilai
OD
Biofermentor digunakan
sebagai
wadah
untuk
mencampurkan
Biofermentor
xylose
0,5 v/v/m.
(sumber:http://sites.tech.uh.edu,
diakses pada tanggal 12 November
2014 pk 9.45 PM)
pada
Oven
awal
percobaan,
Desikator
digunakan
Desikator
di oven.
(sumber: www.coleparmer.com,
diakses pada tanggal 12 November
2014 pk 9.57 PM)
36
4.6.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini
dapat dilihat pada tabel berikut.
No.
Alat
Gambar
Keterangan
Luria
Bertani
merupakan
(LB)
media
cair
pertumbuhan
Secara
umum
Luria Bertani
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/
Peptida
commons/b/b8/Laboratoorne_s%C3%
Vitamins
B6%C3%B6de_%22LB%22_ehk_%22
Trace
elements
(misalkan:
nitrogen,
lysogeny_broth%22_on_sobiv_bakterit
e_kasvatamiseks..JPG, diakses pada
sulfur, magnesium)
Mineral
mengamati kurva
pertumbuhan bakterinya.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/
commons/3/32/EscherichiaColi_NIAI
D.jpg, diakses pada tanggal 12
November 2014 pk 10.03 PM)
37
Xylose merupakan
3.
Xylose
38
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kultur sel merupakan teknik perbanyakan sel pada kondisi dan lingkungan
tertentu, pada umumnya bersifat aseptis atau ditumbuhkan secara steril.
Dinamika pertumbuhan sel dapat dipetakan dalam kurva pertumbuhan
bakteri, yang dibuat dengan memplotkan peningkatan jumlah sel terhadap
waktu. Kurva pertumbuhan mikroorganisme dapat digunakan untuk
menggambarkan tahap-tahap dari siklus pertumbuhannya.
Pertumbuhan sel tidak terjadi secara linier, tetapi terdapat beberapa fase
yaitu fase lag, fase log, fase stasioner dan fase kematian.
Faktor faktor yang mempengaruhi proses kultur sel adalah : jenis media
yang digunakan, suhu, pH, kandungan air, nutrisi, dan DO (Dissolve
Oxygen)
Percobaan ini dilakukan dalam 4 tahapan yaitu :
a. Persiapan media kultur
b. Persiapan pre kultur
c. Kultur bakteri dalam fermentor berpengaduk
d. Pemanenan sel
Pada percobaan kali in pola pertumbuhan sel dapat diketahui secara tidak
langsung dengan melihat pola OD600 (Optical Density pada gelombang
600 nm) menggunakan alat spektrofotometer
Pada menit ke 60-120 bakteri E.Coli mengalami fase lag dimana bakteri
tersebut masih menyesuaikan diri atau beradaptasi terhadap media.
Pada menit ke 240 bakteri mulai mengalami death phase yang ditandai
dengan berkurangnya nilai OD600.
39
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014. Modul Praktikum Unit Operasi Bioproses I. Depok: Departemen
Teknik Kimia Universitas Indonesia.
Freshney, R. Ian. 2006. Basic Principles of Cell Culture. New Jesery: John Wiley
& Sons, Inc.
Kusnadi,
2010.
Pertumbuhan
Bakteri.
[pdf]
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091
94031KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnad
i,dkk/BAB_IV_PERTUMB.BAKTERI.pdf, diakses pada tanggal 13
November 2014 pukul 9.34 AM.
Melliawati,
2009.
Escherichia
coli
dalam
Kehidupan
Manusia.[pdf]
http://www.biotek.lipi.go.id/images/stories/biotrends/vol4no1/EcoliR.Mell
iawati1014.pdf, diakses pada tanggal 13 November 2014 pukul 8.93 AM.
Presser, K. A, T. Ross, and D. A. Ratkowsky. 1998. Modelling the Growth Limits
(Growth/No Growth Interface) of Escherichia coli as a Function of
Temperature, pH, Lactic Acid Concentration, and Water Activity. [pdf]
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC106229/,
diakses
pada
2007.
Lingkungan
Pertumbuhan
Mikroba.
[pdf]
40