Tugassap2000 Kelompaok
Tugassap2000 Kelompaok
Konfigurasi Struktur
Mutu beton : fc = 20 MPa = 250 kg/cm2, berat jenis beton = 2,4 ton/m3, modulus elastisitas beton :
Ec = 210000 kg/cm2 dan angka poisson = 0,2.
Mutu tulangan : fy = 240 MPa = 3000 kg/cm2
.
Pembebanan Struktur
Hitung sesuai dengan peraturan BEBAN-SNI
Kombinasi pembebanan yang ditinjau di dalam analisis :
Tugas kelompok-2
Konfigurasi Struktur
Mutu beton : fc = 20 MPa = 250 kg/cm2, berat jenis beton = 2,4 ton/m3, modulus elastisitas beton : Ec
= 210000 kg/cm2 dan angka poisson = 0,2.
Mutu tulangan : fy = 400 MPa = 4000 kg/cm2 dan mutu tulangan geser sengkang : fy = 240 MPa
Pembebanan Struktur
Sesuai dengan SNI tentang Pembebanan Bangunan Indonesia.
Koefisien reduksi dari beban hidup untuk perhitungan beban gempa = 0,30
Kombinasi pembebanan yang ditinjau di dalam analisis :
Tugas kelompok-3
Konfigurasi Struktur
Mutu beton : fc = 20 MPa = 250 kg/cm2, berat jenis beton = 2,4 ton/m3, modulus elastisitas beton : Ec
= 210000 kg/cm2 dan angka poisson = 0,2.
Mutu tulangan : fy = 400 MPa = 4000 kg/cm2 dan mutu tulangan geser sengkang : fy = 240 MPa
Pembebanan Struktur
Sesuai dengan SNI tentang Pembebanan Bangunan Indonesia.
Koefisien reduksi dari beban hidup untuk perhitungan beban gempa = 0,30
Kombinasi pembebanan yang ditinjau di dalam analisis :
Tugas kelompok-4
Terjadinya korosi pada suatu bangunan mempengaruhi masa layan bangunan tersebut, karena
kinerja komponen struktur bangunan menurun. Guna mencapai umur bangunan sesuai dengan
rencana diperlukan pemeliharaan bangunan dan perawatan bangunan secara terus menerus
(Persyaratan Teknis bangunan Gedung, Departemen Kimpraswil, 1996).
Dari hasil penelitian penurunan diameter besi akibat korosi disajikan persamaan berikut :
C r.t 0.5
dengan :
C = tebal selimut beton (mm)
r = kecepatan netralisasi (mm/tahun05)
= waktu (tahun)
DO2 adalah koefisien difusi gas O2 (mm2/tahun),
CO2 adalah konsentrasi gas O2 di permukaan beton (0,0000222 mg/mm3).
Ukuran balok/kolom
beban tetap
beban hidup
Gambar diatas dimabil pada bidang X-Z dan Jarak antar portal arah Y= 4 meter
q-merata diatas adalah berat merata akibat dinding bangunan , untuk beban merata
lantai sesuai SNI-Bangunan
HITUNGLAH
1. Hitung diameter dan jumlah tulangan yang dipakai
2. Sampai berapa tahun bangunan tersebut mampu bertahan hanya karena berat
sendiri saja akibat terjadinya korosi karena kesalahan penggunaan air yang
bercampur garam?
Tugas kelompok-5
HITUNGLAH
1. Hitung dimensi balok kolom dan
plat , jika
a. Plat lantai tidak menyatu dengan
balok ( tanpa constraint )
b. Plat lantai diberi constraint dengan
baloknya atau menyatu.
c. Semua material dari beton
bertulang
d. Pembebanan sesuai SNI Konstruksi
beton
Dari menu File, pilih New Model. Pada kotak New Model Initialization, pilih sistem satuan yang digunakan
yaitu Kgf, cm, C. Pilih gambar 3D Frame dan ketikkan data konfigurasi struktur sbb. :
Number of Stories = 3
Number of Bays,X = 3
Number of Bays,Y = 4
Klik OK.
Change coordinate by :
Delta X = 0
Delta Y = 0
Delta Z = -200
Untuk menampilkan konfigurasi struktur, pilih menu View dan Set Display Optons. Pada kotak Display Option
For Active Window, klik Fill Object, klik OK.
Untuk menyesuaikan bentuk denah Lantai 4 (Atap) yang direncanakan, klik elemen-elemen balok, kolom, dan
pelat yang akan dihilangkan. Pilih menu Edit dan Cut untuk menghilangkan elemen-elemen ini.
3. Mendefinisikan Karakteristik Material
Dari menu Define, pilih Material , Pada kotak Define Material, pilih CONC, klik Modify/Show Material. Pada
kotak Material Property Data masukkan data material :
Klik OK.
Dari menu Define, pilih Frame Sections untuk menampilkan kotak Frame Properties. Pada kotak Choose
Property Type for Add, klik Add Rectangular, kemudian klik Add New Property. Pada kotak Rectangular
Section, masukkan dimensi balok 50/30 cm, sbb. :
: Width (t2) = 30
Material : CONC
Bottom = 5
Klik OK
: Width (t2) = 25
Material : CONC
Bottom = 4
Klik OK
: Width (t2) = 40
Material : CONC
Klik OK
Material Angle : 0
Thickness : Membrane : 10
Bending : 10
Klik OK
Untuk mendefinisikan pelat tebal 12 cm (pelat Lantai 2 dan 3), dilakukan sbb. :
Dari menu Define, pilih Area Sections untuk menampilkan kotak Area Sections. Klik Add New Section. Pada
kotak Shell Section Data, masukkan data sbb. :
Material Angle : 0
Thickness : Membrane : 12
Bending : 12
Klik OK
Klik balok-balok arah X dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable dan
Frame Sections. Pada kotak Frame Properties pilih B50x30, klik OK.
Klik balok-balok arah X dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable dan
Frame Sections. Pada kotak Frame Properties pilih B50x30, klik OK.
Klik semua kolom dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable dan Frame
Sections. Pada kotak Frame Properties pilih K40x40, klik OK.
Klik semua pelat pada Lantai 4 (Atap). Pilih menu Assign, kemudian Area dan Sections.
Pada kotak Area Sections pilih P10, klik OK.
Klik semua pelat pada Lantai 2 dan Lantai 3. Pilih menu Assign, kemudian Area dan
Sections. Pada kotak Area Sections pilih P12, klik OK.
Data pembebanan dari beban mati, beban hidup, dan beban gempa dimasukkan secara terpisah pada program
komputer. Untuk itu perlu didefinisikan kasus pembebanan (load cases) untuk beban mati (DEAD), beban
hidup (LIVE) dan beban gempa arah X (QUAKE-X) dan beban gempa arah Y (QUAKE-Y).
Dari menu Define, klik Load Cases. Pada kotak Define Loads masukkan data :
Type : DEAD
Type : LIVE
o
o
Type : QUAKE
Type : QUAKE
Klik OK
Kombinasi pembebanan (load combination) yang ditinjau bekerja pada struktur adalah :
Klik Add
Klik Add
Klik OK.
Klik Add
Klik Add
Klik Add
Klik Add
Klik OK.
Klik Add
Klik Add
Klik Add
Klik Add
Klik OK.
Load : -0,015
Direction : Z
Klik OK.
Direction : Z
Pada Uniform Load masukkan beban, Load = -8,75, kemudian klik OK.
Klik balok-balok tepi dari Lantai 4 (Atap) yang akan dibebani dinding setinggi 1 m (q = 2,50 kg/cm). Pilih
menu Assign, klik Frame/Cable Loads, klik Distributed. Pada Frame Distributed Loads, masukkan data beban :
Direction : Z
Pada Uniform Load masukkan beban, Load = -2,50, kemudian klik OK.
c. Beban Hidup Pada Pelat
Klik semua lantai pada Lantai 2, Lantai 3, yang akan dibebani beban hidup qL = 250 kg/m2 (= 0,025 kg/cm2).
Pilih menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan data beban :
Load : -0,025
Direction : Z
Klik OK.
Klik semua lantai pada Lantai 4 (Atap) yang akan dibebani beban hidupqL = 100 kg/m2 (= 0,010 kg/cm2). Pilih
menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan data beban :
Load : -0,010
Direction : Z
Klik OK.
Untuk analisis beban gempa, terlebih dahulu perlu disusun fungsi dari Respon Spektrum yang akan digunakan,
dengan menu Define, Function, dan Response Spectrum. Pada Define Respons Spectrum Function di kotak
Choose Function Type to Add pilih User Spectrum dan klik Add New Function.
Pada kotak Response Spectrum Function Definition, masukkan data :
o
o
0,0
0,15
0,2
0,38
0,6
0,38
1,0
0,23
2,0
0,115
3,0
0,076
Klik OK
Gambar 5. Fungsi spektrum respon wilayah gempa 2 untuk kondisi tanah sedang.
Setelah fungsi Respon Spektrum didefinisikan, kemudian didefinisikan cara analisis beban gempa yang akan
digunakan, dengan cara sbb. :
Dari menu Define, klik Analysis Cases. Pada kotak Analysis Cases klik QUAKE-X kemudian Modify/Show
Case. Pada kotak Analysis Case Data Response Spectrum, masukkan data seperti pada gambar bb.
Gambar 6. Data masukan untuk metode analisis superposisi ragam spektrum respon arah X
Dari menu Define, klik Analysis Cases. Pada kotak Analysis Cases klik QUAKE-Y kemudian Modify/Show
Case. Pada kotak Analysis Case Data Response Spectrum, masukkan data seperti pada gambar di bawah.
Gambar 7. Data masukan untuk metode analisis superposisi ragam spektrum respon arah Y
11. Model Massa Terpusat
Untuk melakukan analisis dinamik, diperlukan data masukan berupa massa dari setiap lantai struktur. Salah satu
model struktur yang sering digunakan untuk keperluan analisis dinamik adalah model massa terpusat (lump
mass model). Dengan menggunakan model ini, massa dari suatu lantai bangunan dipusatkan pada titik berat
lantainya.
Untuk perhitungan beban gempa, berat dari setiap lantai bangunan diperhitungkan dengan meninjau beban yang
bekerja di atasnya, berupa beban mati dan beban hidup. Kombinasi pembebanan yang ditinjau bekerja pada
lantai bangunan adalah 100% beban mati (termasuk dinding) ditambah 30% beban hidup.
Dari hasil analisis, didapat berat dari masing-masing Lantai 2 dan Lantai 3 adalah 255,15 ton, dengan letak titik
berat terletak ditengah-tengah bangunan. Massa dari Lantai 2 dan Lantai 3 adalah 260 kg.dt2/cm.
.
Massa dari tiap lantai yang didapat dari perhitungan, dipusatkan pada titik berat masing-masing lantai
bangunan. Karena analisis struktur dilakukan secara 3 dimensi, maka pada setiap titik berat lantai dipusatkan
massa kearah X dan massa kearah Y (lihat Gambar 10).
Untuk membuat model massa terpusat (lump mass model) dari struktur, maka joint-joint yang terdapat pada
suatu lantai harus dikekang (constraint), agar joint-joint ini dapat berdeformasi secara besama-sama, jika pada
lantai yang bersangkutan mendapat pengaruh gempa.
12. Waktu Getar Struktur
Untuk melakukan analisis dinamik perlu dimasukkan waktu getar dari struktur yang akan ditinjau dalam
perhitungan. Untuk mendefinisikan 6 waktu getar dari struktur yang akan ditinjau di dalam perhitungan
dilakukan sbb. :
Dari menu Define, pilih Analysis Case. Pada kotak Analysis Case, pilih MODAL kemudian klik Modify/Show
Case. Pada kotak Analysis Case Data Modal masukkan data sbb. (lihat Gambar 12) :
Gambar 11. Data masukan untuk jumlah waktu getar struktur yang dianalisis
13. Analisis Struktur