Anda di halaman 1dari 19

Tugas kelompo 1,

Sebuah bangunan gedung di Purwokerto seperti gambar di atas


Jarak portal arah X = 4m dan jarak portal arah Y = 6m.
Tinggi tingkat lantai 2 sampai pondasi = 6m, dan
Tinggi tingkat lantai 2 dan lantai 3 dan lantai 4 (atap) masing-masing = 4m.

Konfigurasi Struktur
Mutu beton : fc = 20 MPa = 250 kg/cm2, berat jenis beton = 2,4 ton/m3, modulus elastisitas beton :
Ec = 210000 kg/cm2 dan angka poisson = 0,2.
Mutu tulangan : fy = 240 MPa = 3000 kg/cm2
.
Pembebanan Struktur
Hitung sesuai dengan peraturan BEBAN-SNI
Kombinasi pembebanan yang ditinjau di dalam analisis :

Kombinasi Pembebanan Tetap


: Ut = 1,2D + 1,6L

Kombinasi Pembebanan Sementara1


: U1 = 1,2D + 0,5L +1,0(I/R)Ex + 0,3(I/R)Ey

Kombinasi Pembebanan Sementara2


: U2 = 1,2D + 0,5L + 0,3(I/R)Ex + 1,0(I/R)Ey
Dimana D : Beban Mati, L : Beban Hidup, Ex : Beban Gempa Arah X, Ey : Beban Gempa Arah Y,
I = Faktor Keutamaan Struktur,
R = Faktor Reduksi Beban Gempa.
HITUNGLAH :
1. Dimensi balok, kolom dan plat-nya
2. Analisis gempa dengan metode :
a. Statik ekivalen artinya metode terjadinya sendi plastis dengan SAP2000
b. PUSHover yang disediakan oleh SAP2000

Tugas kelompok-2

Dua buah bangunan gedung di Bekasi seperti gambar di atas , dimana


BAGIAN yang diarsir adalah bangunan aula dan bangunan perpustakaan
Jarak portal arah X = 4m dan jarak portal arah Y = 7 m.
Tinggi tingkat lantai 2 sampai pondasi = 6 m, dan
Tinggi tingkat lantai 2 dan lantai 3 dan lantai 4 (atap) masing-masing = 4m.

Konfigurasi Struktur
Mutu beton : fc = 20 MPa = 250 kg/cm2, berat jenis beton = 2,4 ton/m3, modulus elastisitas beton : Ec
= 210000 kg/cm2 dan angka poisson = 0,2.
Mutu tulangan : fy = 400 MPa = 4000 kg/cm2 dan mutu tulangan geser sengkang : fy = 240 MPa
Pembebanan Struktur
Sesuai dengan SNI tentang Pembebanan Bangunan Indonesia.
Koefisien reduksi dari beban hidup untuk perhitungan beban gempa = 0,30
Kombinasi pembebanan yang ditinjau di dalam analisis :

Kombinasi Pembebanan Tetap : U = 1,2D + 1,6L

Kombinasi Pembebanan Sementara : U = 1,2D + 0,5L +1,0(I/R)Ex + 0,3(I/R)Ey

Kombinasi Pembebanan Sementara: U = 1,2D + 0,5L + 0,3(I/R)Ex + 1,0(I/R)Ey


Dimana D : Beban Mati, L : Beban Hidup, Ex : Beban Gempa Arah X, Ey : Beban Gempa Arah Y,
I = Faktor Keutamaan Struktur,
R = Faktor Reduksi Beban Gempa.
PERTANYAAN :
1. Hitung dimensi balok, kolom dan plat serta penulangan, jika
2. Hitung perbedaan dimensi keduanya karena pengaruh gempa.

Tugas kelompok-3

Dua buah bangunan gedung di Bekasi seperti gambar di atas , dimana


BAGIAN yang diarsir adalah bangunan aula dan bangunan perpustakaan
Jarak portal arah X = 4m dan jarak portal arah Y = 6 m.
Tinggi tingkat lantai 2 sampai pondasi = 4 m, dan
Tinggi tingkat lantai 2 dan lantai 3 dan lantai 4 (atap) masing-masing = 4m.

Konfigurasi Struktur
Mutu beton : fc = 20 MPa = 250 kg/cm2, berat jenis beton = 2,4 ton/m3, modulus elastisitas beton : Ec
= 210000 kg/cm2 dan angka poisson = 0,2.
Mutu tulangan : fy = 400 MPa = 4000 kg/cm2 dan mutu tulangan geser sengkang : fy = 240 MPa
Pembebanan Struktur
Sesuai dengan SNI tentang Pembebanan Bangunan Indonesia.
Koefisien reduksi dari beban hidup untuk perhitungan beban gempa = 0,30
Kombinasi pembebanan yang ditinjau di dalam analisis :

Kombinasi Pembebanan Tetap : U = 1,2D + 1,6L

Kombinasi Pembebanan Sementara : U = 1,2D + 0,5L +1,0(I/R)Ex + 0,3(I/R)Ey

Kombinasi Pembebanan Sementara: U = 1,2D + 0,5L + 0,3(I/R)Ex + 1,0(I/R)Ey


Dimana D : Beban Mati, L : Beban Hidup, Ex : Beban Gempa Arah X, Ey : Beban Gempa Arah Y,
I = Faktor Keutamaan Struktur,
R = Faktor Reduksi Beban Gempa.
PERTANYAAN :
1. Hitung dimensi balok, kolom dan plat serta penulangan, jika
a. Fondasi pada tanah lunak
b. Fondasi pada tanah keras

Tugas kelompok-4
Terjadinya korosi pada suatu bangunan mempengaruhi masa layan bangunan tersebut, karena
kinerja komponen struktur bangunan menurun. Guna mencapai umur bangunan sesuai dengan

rencana diperlukan pemeliharaan bangunan dan perawatan bangunan secara terus menerus
(Persyaratan Teknis bangunan Gedung, Departemen Kimpraswil, 1996).
Dari hasil penelitian penurunan diameter besi akibat korosi disajikan persamaan berikut :

C r.t 0.5
dengan :
C = tebal selimut beton (mm)
r = kecepatan netralisasi (mm/tahun05)
= waktu (tahun)
DO2 adalah koefisien difusi gas O2 (mm2/tahun),
CO2 adalah konsentrasi gas O2 di permukaan beton (0,0000222 mg/mm3).

Berikut adalah Banguan di daerah Cengkareng Barat

Ukuran balok/kolom
beban tetap
beban hidup
Gambar diatas dimabil pada bidang X-Z dan Jarak antar portal arah Y= 4 meter
q-merata diatas adalah berat merata akibat dinding bangunan , untuk beban merata
lantai sesuai SNI-Bangunan
HITUNGLAH
1. Hitung diameter dan jumlah tulangan yang dipakai
2. Sampai berapa tahun bangunan tersebut mampu bertahan hanya karena berat
sendiri saja akibat terjadinya korosi karena kesalahan penggunaan air yang
bercampur garam?
Tugas kelompok-5

HITUNGLAH
1. Hitung dimensi balok kolom dan
plat , jika
a. Plat lantai tidak menyatu dengan
balok ( tanpa constraint )
b. Plat lantai diberi constraint dengan
baloknya atau menyatu.
c. Semua material dari beton
bertulang
d. Pembebanan sesuai SNI Konstruksi
beton

Petunjuk PENYELESAIAN TUGAS UAS INI :


Data Masukan (Input) SAP 2000 :
1. Memilih Sistem Satuan
Pada kotak sistem satuan yang tersedia, pilih sistem satuan yang digunakan di dalam analisis struktur (pd
contoh perhitungan ini, digunakan sistem satuan : Kgf-cm-C).
2. Menyusun Bentuk Stuktur

Dari menu File, pilih New Model. Pada kotak New Model Initialization, pilih sistem satuan yang digunakan
yaitu Kgf, cm, C. Pilih gambar 3D Frame dan ketikkan data konfigurasi struktur sbb. :

3D Frame Type = Portal

Number of Stories = 3

Story Height = 400

Number of Bays,X = 3

Bay Width,X = 600

Number of Bays,Y = 4

Bay Width,Y = 400

Klik OK.

Gambar 4. Data masukan untuk konfigurasi struktur


Masukan data ini, akan menghasilkan struktur portal 3 dimensi lantai dengan ketinggian masing-masing tingkat
400 cm.
Untuk mendapatkan tinggi tingkat dari lantai satu sama dengan 600 cm, maka perlu dilakukan perubahan
koordinat arah Z dari joint-joint di tumpuan. Perubahan koordinat dilakukan dengan cara : klik semua joint pada
tumpuan. Pilih menu Edit dan Move. Pada kotak Move Selected Point masukan data :

Change coordinate by :

Delta X = 0
Delta Y = 0

Delta Z = -200

Untuk menampilkan konfigurasi struktur, pilih menu View dan Set Display Optons. Pada kotak Display Option
For Active Window, klik Fill Object, klik OK.
Untuk menyesuaikan bentuk denah Lantai 4 (Atap) yang direncanakan, klik elemen-elemen balok, kolom, dan
pelat yang akan dihilangkan. Pilih menu Edit dan Cut untuk menghilangkan elemen-elemen ini.
3. Mendefinisikan Karakteristik Material

Dari menu Define, pilih Material , Pada kotak Define Material, pilih CONC, klik Modify/Show Material. Pada
kotak Material Property Data masukkan data material :

Type of Material : Isotropic

Analysis Property Data

Mass per unit Volume = 0

Weight per unit Volume = 0,0024

Modulus of Elasticity = 210000

Poisson Ratio = 0,20

Coeff of Thermal Expansion = 0

Design Property Data

Specified Conc Comp Strength, fc = 200

Bending Reinf. Yield Stress, fy = 4000

Shear Reinf. Yield Stress, fys = 2400

Klik OK.

4. Mendefinisikan Dimensi Elemen

Dari menu Define, pilih Frame Sections untuk menampilkan kotak Frame Properties. Pada kotak Choose
Property Type for Add, klik Add Rectangular, kemudian klik Add New Property. Pada kotak Rectangular
Section, masukkan dimensi balok 50/30 cm, sbb. :

Section Name : B50x30

Dimension : Depth (t3) = 50

: Width (t2) = 30

Material : CONC

Klik Concrete Reinforcement.

Pada kotak Reinforcement Data, masukkan data :

Design Type : Beam

Concrete Cover to Rebar Center : Top = 5

Bottom = 5

Klik OK

Untuk mendefinisikan Balok 40/25 cm, dilakukan sbb. :


Dari menu Define, pilih Frame Sections untuk menampilkan kotak Frame Properties. Pada kotak Choose
Property Type for Add, klik Add Rectangular, kemudian klik Add New Property. Pada kotak Rectangular
Section, masukkan dimensi balok 40/25 cm, sbb. :

Section Name : B40x25

Dimension : Depth (t3) = 40

: Width (t2) = 25

Material : CONC

Klik Concrete Reinforcement.

Pada kotak Reinforcement Data, masukkan data :

Design Type : Beam

Concrete Cover to Rebar Center : Top = 4

Bottom = 4

Klik OK

Untuk mendefinisikan Kolom 40/40 cm, dilakukan sbb. :


Pada kotak Frame Properties, klik Add Rectangular dan klik Add New Property. Pada kotak Rectangular
Section, masukkan dimensi dari kolom sbb. :

Section Name : K40x40

Dimension : Depth (t3) = 40

: Width (t2) = 40

Material : CONC

Klik Concrete Reinforcement.

Pada kotak Reinforcement Data, masukkan data :

Design Type : Column

Configuration of Reinforcement : Rectangular

Lateral Reinforcement : Ties

Retangular Reinforcement : Cover to Rebar Center = 4

Number of Bar in 3-dir = 0

Number of Bar in 2-dir = 0

Check/Design : Reinforcement to be Designed

Klik OK

Untuk mendefinisikan pelat tebal 10 cm (pelat lantai 4/atap), dilakukan sbb. :


Dari menu Define, pilih Area Sections untuk menampilkan kotak Area Sections. Klik Add New Section. Pada
kotak Shell Section Data, masukkan data sbb. :

Section Name : P10

Type : Shell Thin

Material Name : CONC

Material Angle : 0

Thickness : Membrane : 10

Bending : 10

Klik OK

Untuk mendefinisikan pelat tebal 12 cm (pelat Lantai 2 dan 3), dilakukan sbb. :
Dari menu Define, pilih Area Sections untuk menampilkan kotak Area Sections. Klik Add New Section. Pada
kotak Shell Section Data, masukkan data sbb. :

Section Name : P12

Type : Shell Thin

Material Name : CONC

Material Angle : 0

Thickness : Membrane : 12

Bending : 12

Klik OK

5. Penempatan Elemen Pada Sistem Struktur


Untuk mendefinisikan penempatan elemen pada sistem struktur, dilakukan sbb. :

Klik balok-balok arah X dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable dan
Frame Sections. Pada kotak Frame Properties pilih B50x30, klik OK.
Klik balok-balok arah X dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable dan
Frame Sections. Pada kotak Frame Properties pilih B50x30, klik OK.

Klik semua kolom dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable dan Frame
Sections. Pada kotak Frame Properties pilih K40x40, klik OK.

Klik semua pelat pada Lantai 4 (Atap). Pilih menu Assign, kemudian Area dan Sections.
Pada kotak Area Sections pilih P10, klik OK.

Klik semua pelat pada Lantai 2 dan Lantai 3. Pilih menu Assign, kemudian Area dan
Sections. Pada kotak Area Sections pilih P12, klik OK.

6. Mendefinisikan Jenis Tumpuan

Untuk mendefinisikan jenis tumpuan pada struktur, dilakukan sbb. :


Klik joint-joint yang merupakan tumpuan jepit pada struktur. Pilih menu Assign, kemudian Joint dan
Restraints. Di dalam kotak Joint Restraints, pada Fast Restraints, klik tumpuan jepit, klik OK.
7. Mendefinisikan Kasus Pembebanan (Load Case)

Data pembebanan dari beban mati, beban hidup, dan beban gempa dimasukkan secara terpisah pada program
komputer. Untuk itu perlu didefinisikan kasus pembebanan (load cases) untuk beban mati (DEAD), beban
hidup (LIVE) dan beban gempa arah X (QUAKE-X) dan beban gempa arah Y (QUAKE-Y).
Dari menu Define, klik Load Cases. Pada kotak Define Loads masukkan data :

Load Name : DEAD

Type : DEAD

Self Weight Multiplier : 1

Klik Add New Load

Load Name : LIVE

Type : LIVE

Self Weight Multiplier : 0

Klik Add New Load

o
o

Load Name : QUAKE-X

Type : QUAKE

Self Weight Multiplier : 0

Load Name : QUAKE-Y

Type : QUAKE

Self Weight Multiplier : 0

Klik OK

8. Mendefinisikan Kombinasi Pembebanan (Load Combination)

Kombinasi pembebanan (load combination) yang ditinjau bekerja pada struktur adalah :

Kombinasi Pembebanan Tetap : U = 1,2D + 1,6L


Kombinasi Pembebanan Sementara : U = 1,2D + 0,5L + 0,285Ex + 0,086Ey

: U = 1,2D + 0,5L + 0,086Ex + 0,285Ey


Dari menu Define, klik Combination. Pada kotak Define Respone Combination klik Add New Combo. Pada
kotak Response Combination Data, masukkan data :

Response Combination Name : COMB1


Combination Type : Linear Add

Define Combination of Case Results

Case Name : DEAD

Case Type : Linear Static

Scale Factor : 1,2

Klik Add

Case Name : LIVE

Case Type : Linear Static

Scale Factor : 1,6

Klik Add

Klik OK.

Klik Add New Combo

Response Combination Name : COMB2

Combination Type : Linear Add

Define Combination of Case Results

Case Name : DEAD

Case Type : Linear Static

Scale Factor : 1,2

Klik Add

Case Name : LIVE

Case Type : Linear Static

Scale Factor : 0,5

Klik Add

Case Name : QUAKE-X

Case Type : Linear Static

Scale Factor : 0,285

Klik Add

Case Name : QUAKE-X

Case Type : Linear Static

Scale Factor : 0,086

Klik Add

Klik OK.

Klik Add New Combo

Response Combination Name : COMB3

Combination Type : Linear Add

Define Combination of Case Results

Case Name : DEAD

Case Type : Linear Static

Scale Factor : 1,2

Klik Add

Case Name : LIVE

Case Type : Linear Static

Scale Factor : 0,5

Klik Add

Case Name : QUAKE-X

Case Type : Linear Static

Scale Factor : 0,086

Klik Add

Case Name : QUAKE-X

Case Type : Linear Static

Scale Factor : 0,285

Klik Add

Klik OK.

9. Mendefinisikan Beban Mati & Beban Hidup Pada Struktur

a. Beban Mati Pada Pelat


Klik semua lantai pada Lantai 2, Lantai 3, dan Lantai 4 yang akan dibebani beban mati qD = 150 kg/m2 (=
0,015 kg/cm2). Pilih menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan data beban :

Load Case Name : DEAD


Units : Kgf, cm, C

Load : -0,015

Coord System : GLOBAL

Direction : Z

Options : Replace Existing Loads

Klik OK.

b. Beban Mati ( Dinding ) Pada Balok Tepi


Klik balok-balok tepi dari Lantai 2 dan Lantai 3 yang akan dibebani dinding setinggi 3,5 m (q = 8,75 kg/cm).
Pilih menu Assign, klik Frame/Cable Loads, klik Distributed. Pada Frame Distributed Loads, masukkan data
beban :

Load Case Name : DEAD

Units : Kgf, cm, C

Load Type and Direction : Forces

Coord Sys : GLOBAL

Direction : Z

Options : Add to Existing Loads

Pada Uniform Load masukkan beban, Load = -8,75, kemudian klik OK.
Klik balok-balok tepi dari Lantai 4 (Atap) yang akan dibebani dinding setinggi 1 m (q = 2,50 kg/cm). Pilih
menu Assign, klik Frame/Cable Loads, klik Distributed. Pada Frame Distributed Loads, masukkan data beban :

Load Case Name : DEAD

Units : Kgf, cm, C

Load Type and Direction : Forces

Coord Sys : GLOBAL

Direction : Z

Options : Add to Existing Loads

Pada Uniform Load masukkan beban, Load = -2,50, kemudian klik OK.
c. Beban Hidup Pada Pelat
Klik semua lantai pada Lantai 2, Lantai 3, yang akan dibebani beban hidup qL = 250 kg/m2 (= 0,025 kg/cm2).
Pilih menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan data beban :

Load Case Name : LIVE


Units : Kgf, cm, C

Load : -0,025

Coord System : GLOBAL

Direction : Z

Options : Replace Existing Loads

Klik OK.

Klik semua lantai pada Lantai 4 (Atap) yang akan dibebani beban hidupqL = 100 kg/m2 (= 0,010 kg/cm2). Pilih
menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan data beban :

Load Case Name : LIVE


Units : Kgf, cm, C

Load : -0,010

Coord System : GLOBAL

Direction : Z

Options : Replace Existing Loads

Klik OK.

10. Mendefinisikan Beban Gempa Pada Struktur

Untuk analisis beban gempa, terlebih dahulu perlu disusun fungsi dari Respon Spektrum yang akan digunakan,
dengan menu Define, Function, dan Response Spectrum. Pada Define Respons Spectrum Function di kotak
Choose Function Type to Add pilih User Spectrum dan klik Add New Function.
Pada kotak Response Spectrum Function Definition, masukkan data :
o
o

Function Name : Zone2-Sedang


Function Damping Ratio : 0,05

Define Function : Periode Acceleration

0,0

0,15

0,2

0,38

0,6

0,38

1,0

0,23

2,0

0,115

3,0

0,076

Klik OK

Gambar 5. Fungsi spektrum respon wilayah gempa 2 untuk kondisi tanah sedang.
Setelah fungsi Respon Spektrum didefinisikan, kemudian didefinisikan cara analisis beban gempa yang akan
digunakan, dengan cara sbb. :
Dari menu Define, klik Analysis Cases. Pada kotak Analysis Cases klik QUAKE-X kemudian Modify/Show
Case. Pada kotak Analysis Case Data Response Spectrum, masukkan data seperti pada gambar bb.

Gambar 6. Data masukan untuk metode analisis superposisi ragam spektrum respon arah X
Dari menu Define, klik Analysis Cases. Pada kotak Analysis Cases klik QUAKE-Y kemudian Modify/Show
Case. Pada kotak Analysis Case Data Response Spectrum, masukkan data seperti pada gambar di bawah.

Gambar 7. Data masukan untuk metode analisis superposisi ragam spektrum respon arah Y
11. Model Massa Terpusat

Untuk melakukan analisis dinamik, diperlukan data masukan berupa massa dari setiap lantai struktur. Salah satu
model struktur yang sering digunakan untuk keperluan analisis dinamik adalah model massa terpusat (lump
mass model). Dengan menggunakan model ini, massa dari suatu lantai bangunan dipusatkan pada titik berat
lantainya.

Untuk perhitungan beban gempa, berat dari setiap lantai bangunan diperhitungkan dengan meninjau beban yang
bekerja di atasnya, berupa beban mati dan beban hidup. Kombinasi pembebanan yang ditinjau bekerja pada
lantai bangunan adalah 100% beban mati (termasuk dinding) ditambah 30% beban hidup.
Dari hasil analisis, didapat berat dari masing-masing Lantai 2 dan Lantai 3 adalah 255,15 ton, dengan letak titik
berat terletak ditengah-tengah bangunan. Massa dari Lantai 2 dan Lantai 3 adalah 260 kg.dt2/cm.

Gambar 8. Letak titik berat Lantai 2 dan Lantai 3.


Dari hasil analisis, didapat berat dari Lantai 4 (Atap) adalah 172,64 ton, dengan letak titik berat 9,5 m dan 7,5m
dari tepi bangunan (lihat Gambar 9). Massa dari Lantai 4 adalah 176 kg.dt2/cm.

Gambar 9. Letak titik berat Lantai 4 (Atap).

.
Massa dari tiap lantai yang didapat dari perhitungan, dipusatkan pada titik berat masing-masing lantai
bangunan. Karena analisis struktur dilakukan secara 3 dimensi, maka pada setiap titik berat lantai dipusatkan
massa kearah X dan massa kearah Y (lihat Gambar 10).
Untuk membuat model massa terpusat (lump mass model) dari struktur, maka joint-joint yang terdapat pada
suatu lantai harus dikekang (constraint), agar joint-joint ini dapat berdeformasi secara besama-sama, jika pada
lantai yang bersangkutan mendapat pengaruh gempa.
12. Waktu Getar Struktur

Untuk melakukan analisis dinamik perlu dimasukkan waktu getar dari struktur yang akan ditinjau dalam
perhitungan. Untuk mendefinisikan 6 waktu getar dari struktur yang akan ditinjau di dalam perhitungan
dilakukan sbb. :
Dari menu Define, pilih Analysis Case. Pada kotak Analysis Case, pilih MODAL kemudian klik Modify/Show
Case. Pada kotak Analysis Case Data Modal masukkan data sbb. (lihat Gambar 12) :

Gambar 11. Data masukan untuk jumlah waktu getar struktur yang dianalisis
13. Analisis Struktur

Pilih menu Analyze, klik Run Analysis

Anda mungkin juga menyukai