Anda di halaman 1dari 2

SUAKA MARGASATWA BUTON UTARA

A. Dasar Hukum, Letak, dan Luas


Suaka Margasatwa Buton Utara seluas 82.000 ha yang terletak di Kabupaten Muna
ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 782/Kpts-II/Um/12/1979
tanggal 17 Desember 1979 atas rekomendasi Gubernur KDH Tk. I Sultra dengan surat
Nomor Pta. 4/1/11 tanggal 16 Januari 1973. Dasar/latar belakang penunjukan adalah
potensi flora dan fauna yang ada di dalam kawasan yang perlu dibina kelestariannya
untuk dapat dimanfaatkan bagi kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan
kebudayaan.
Secara geografis terletak antara 426' -454' LS dan 12248' -12311' BT, secara
administrative pemerintahan termasuk dalam wilayah Kecamatan Wakarumba dan
Wakarumba Selatan, Kulisusu, dan Bonegunu, Kabupaten Muna. Sedangkan secara
administratif kehutanan termasuk dalam wilayah RPH Gunung Kepala Ogena (BKPH
Kawa Timur), RPH Kowa-Kowa dan RPH Tampunabale (BKPH Kawa Barat), RPH
Kabawo (BKPH Kawa Timur), KPH Muna.
B. Potensi
SM Buton Utara terletak pada ketinggian 0-600 m (dpl). Topografi datar, landai
bergelombang hingga berbukit-bukit, dengan kelerengan 0-30%. Jenis tanah
mediteranian dan podzolik merah kuning, di beberapa tempat sering dijumpai batu
karang atau coral, dengan top soil tipis. Tipe iklim C, musim hujan biasanya jatuh pada
bulan Januari-Juni dan musim kemarau pada bulan Juli-Desember dengan curah hujan
tahunan sebesar 2.286 mm, dengan jumlah hari hujan rata-rata 106 hari. Suhu tertinggi
mencapai 34C, suhu terendah hingga 22C, dengan kelembaban sebesar 80 %.
Kawasan konservasi jni memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan yang cukup tinggi.
Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan antara lain
dolipo (Terminalia copelandil), soni (Dillepia
megalantha), gito-gito (Diospyros pilosenthera),
cendrana (Pterocarpus indicus), kaba (Canangium
odoratum), bengkali (Anthocephallus indicus), Kenari
(Canarium vulgaris), Bintangur (Dillenia serrata), dao
(Dracontomelon dao), dan beberapa jenis anggrek
(Acanthepipium sp, Bulbophyllum sp, Dendrobium
sp, dan Eria floribunda).
Sedangkan satwaliar yang berhabitat dalam kawasan
antara lain: anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis), anoa pegunungan (B.
quarlesi), rusa (Cervus timorensis), monyet Buton (Macaca brunnences), kus-kus
(Phalanger sp.), dan maleo senkawor (Macrocephalon maleo).
Kekayaan jenis flora dan fauna ini didukung oleh tipe ekosistem yang ada, yaitu hutan
bakau, hutan pantai, hutan dataran rendah, dan hutan pegunungan rendah.
Fasilitas pengelolaan yang ada berupa menara pengintai dan pondok kerja (4 buah) di
Ereke, Maligano, Bonegunu, dan Tobelo. Sampai saat ini kawasan konservasi ini

dikelola langsung oleh Resort KSDA Tanah Merah dan Resort KSDA Kulisusu, dengan
kekuatan 4 personil.
Pemukiman terdekat antara lain Desa Maligano, Pure, Ereke, Labuan Tobelo,
Bonegunu, dan Dukuh Lambale. Mata pencaharian sebagian besar penduduknya
adalah sebagai petani, nelayan, dan pedagang.
C. Cara Pencapaian
Untuk mencapai Suaka Margasatwa Buton Utara ditempuh melaui perjalanan laut dari
pelabuhan Kendari menuju pelabuhan Raha, Kab. Muna selama 3 jam dengan kapal
cepat. Kemudian dari pelabuhan Raha menuju pelabuhan Desa Maligano, Kecamatan
Wakarumba Utara ditempuh selama 1 jam dengan menggunakan motor
temple/johnson atau speed boat (30 menit), dengan ongkos Rp. 1000,- s/d 3000,-.
Perjalanan ini melewati Selat Wawonii dan Selat Buton. Waktu kunjungan terbaik
adalah pada musim kemarau, dimana satwaliar relatif lebih mudah ditemukan terutama
pada sumber-sumber air, dan kondisi lapangan lebih ringan dibanding musim hujan.
Kegiatan yang boleh dilakukan di dalam kawasan berupa kegiatan untuk kepentingan
penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata terbatas, dan
kegiatan lain yang menunjang budidaya. Wisata terbatas adalah suatu kegiatan untuk
mengunjungi, melihat, dan menikmati keindahan alam di suaka margasatwa dengan
persyaratan tertentu. Sedangkan penunjang budidaya dapat dilaksanakan dalam
bentuk penggunaan plasma nutfah yang terdapat dalam kawasan untuk keperluan
pemuliaan jenis dan penangkaran.
Untuk memasuki kawasan diperlukan izin, yang bisa diperoleh dari kantor Sub Seksi
KSDA Muna di Raha, atau Sub Balai KSDA Sultra di Kendari.
D. Kegiatan dan Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi SM Buton Utara hampir sama seperti pada kawasan
konservasi lainnya, yaitu perambahan/penyerobotan kawasan, pemungutan rotan dan
tumbuhan secara liar, dan penangkapan burung untuk diperdagangkan.
Kegiatan yang pernah dilaksanakan di dalam kawasan antara lain Penelitian ekologi
kera hitam Sulawesi (Macaca ochreata), Eksplorasi flora oleh LIPI-Kebun Raya
Purwodadi pada tahun 1996.
sumber: Informasi Kawasan Konservasi Provinsi Sulawesi Tenggara, BKSDA Sultra

Anda mungkin juga menyukai