Anda di halaman 1dari 5

Penyelesaian Tugas Topik 1

3.

Pertambangan emas tradisional merupakan salah satu kegiatan ekonomi


masyarakat di mana para penambang memperoleh penghasilan yang cukup dari
aktifitas tersebut. Di pihak lain, kegiatan pertambangan ini berpotensi mencemari
lokasi dan lingkungan sekitarnya karena penerapan teknologi yang sederhana seperti
penggunaan merkuri sebagai pengikat unsur emas dalam proses amalgamasi.
Pencemaran tersebut terjadi ketika sebagian merkuri yang digunakan sebagai bahan
pengikat unsur emas, terbuang bersama air limbah pencucian ke lokasi pembuangan
baik di tanah maupun di air sungai. Salah satu daerah pembuangan air limbah
pertambangan adalah lahan yang ada di sekitar lokasi pengolahan yang selanjutnya
mengalir menuju ke sungai. Dimana air sungai tersebut kerap dimanfaatkan untuk
proses irigasi lahan pertanian oleh petani sekitar. Air sungai tersebut juga akan
berakhir di laut dan hal ini dapat menganggu ekosistem yang pada akhirnya akan
menimbulkan pencemaran yang mempengaruhi kehidupan biota laut yang ada di
dalamnya.
Isu pencemaran logam berat semakin menimbulkan keresahan masyarakat.
Logam berat seperti Hg yang mencemari perairan dapat menimbulkan dampak biologi
yang serius terhadap penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya ikan karena logam
berat mengkontaminasi dan terakumulasi pada tubuh biota laut melalui rantai
makanan (Kambey et al., 2001;Limbong et al., 2003). Halsted (1972) menyatakan
bahwa bahan kimia toksik tidak dapat didegradasi secara alamiah di laut, sehingga
akan mengganggu terhadap kehidupan organisme. Biota laut termasuk ikan yang
mengkonsumsi logam berat akan mengalami bioakumulasi di dalam tubuhnya
(Hutagalung, 1984). Ikan yang tertangkap di daerah tercemar dengan logam berat
seperti Hg terkadang memiliki tumor pada bagian badannya dan juga luka-luka erosi
yang disebabkan oleh bahan kimia toksik. Jika ikan ini dikonsumsi oleh manusia,
maka akumulasi logam yang cukup tinggi dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit
dan kematian (Ogola et al., 2002; Baker etal., 2004). Masuknya merkuri dalam tubuh
manusia akan menjadi ancaman serius bagi kesehatan terutama penyakit yang
diakibatkan oleh logam berat. Mukono (2004) mengemukakan bahwa terdapat
beberapa penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran merkuri seperti mercurilialism,
minamata disease, mad hetter disease.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana dampak biologis yang ditimbulkan
oleh aktivitas penambangan emas maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengukur kandungan merkuri pada air limbah hasil pertambangan emas dan
biota laut seperti ikan , dan menentukan tingkat kelayakan konsumsi ikan sebagai
acuan untuk mengetahui seberapa besar kandungan merkuri dalam biota laut yang
kemungkinan dapat masuk ke dalam tubuh manusia jika dikonsumsi. Dengan
demikian, masyarakat, pemerintah dan stakeholders lainnya dapat memperoleh
informasi yang lebih lengkap dan akurat untuk dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengelolaan pertambangan emas sekitar.
Rancangan Penelitian
1.Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Kemmerer water sampler untuk mengambil sampel air.


Jerigen untuk menampung air sampel.
Kertas label yang digunakan untuk memberi tanda sampel air dan ikan.
Ikan sampel, sebanyak 20 gram berat basah, untuk diamati kadar merkuri
(Hg) yang terkandung di dalam tubuh ikan.
Es yang digunakan untuk menjaga sampel ikan agar tidak rusak maupun
membusuk.
Air destilata dan larutan kimia, diantaranya adalah HN03, H2SO4, HCI04, KMnO4.
Wadah yang terbuat dari styrofoam, sebagai tempat untuk menyimpan sampel
ikan sebelum dilakukan uji laboratorium.
Freezer, untuk mengawetkan ikan agar tidak terjadi kerusakan.
Seperangkat instrumen spektrofotometer penyerap atom (Atom Absorption
Spectrophotometer/AAS), untuk analisis kandungan logam berat dalam tubuh ikan
dan sampel air .

2. Prosedur
Dalam pengambilan sampel digunakan metode sampling purfosif yaitu sampel
diambil secara acak (random) dari populasinya dan dianggap sebagai sampel yang
representatif dan memiliki sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri dan sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Tahapan dan prosedur yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan area pengambilan sampel pada 2 stasiun pengamatan, yang
merupakan muara sungai yang mengalir melalui lokasi penambangan emas.
2) Mengambil sampel air dengan menggunakan kammerer water sampler pada
stasiun pengambilan sampel yang sudah ditetapkan. Air sampel yang
diambil kurang lebih 200 ml untuk tiap titik sampel.
3) Memasukkan sampel air ke dalam wadah yang bersih dan steril.
4) Memasukkan wadah yang berisi sampel air ke dalam coolbox,
kemudian memasukkan es batu ke dalam coolbox yang telah berisi jerigen.
Prosedur pengambilan sampel air ini didasarkan pada standar SNI 06-2412-1991
dan SNI 03-7016-2004.
5) Menetapkan titik pengambilan sampel ikan sebanyak 4 titik di daerah
muara sungai yang mengalir ke laut dimana bagian hulu sungai tersebut
merupakan lokasi penambangan emas.
6) Menangkap ikan dengan mengunakan bagan dan pancing pada
stasiun pengamatan yang sudah ditentukan.
7) Menentukann sampel ikan , yaitu jenis ikan yang mobilitasnya rendah untuk
memastikan bahwa ikan tersebut bukan ikan peruaya yang berasal dari luar
perairan.
8) Memasukkan sampel ikan yang diambil ke dalam wadah plastik dan
kemudian diletakkan dalam coolbox.
9) Semua sampel air dan ikan disimpan sementara dalam freezer sebelum uji kadar
merkuri (Hg).
10) Menguji kandungan Hg dan CN pada sampel air dan sampel ikan. Organ tubuh
ikan yang diuji adalah daging dan bagian hati, yang dilakukan di Laboratorium
dengan metode analisis menggunakan Atomic absoption Spectrophotometry
(APHA, ED. 20, 1998, 4500-cn-e/Spektrodan APHA,ed. 20, 1998, 3500HG/Spektro).

Analisis Data
Analisis air dan ikan hasil tangkapan dilakukan dengan cara deskriptif. Hasil
pengujian terhadap sampel ikan dan air disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Untuk hasil tangkapan ikan akan dibuat tabel komposisi jenis ikan, jumlah hasil
tangkapan dan kandungan merkuri. Sementara untuk analisis sampel air dibuat tabel
sampel air yang diambil pada 2 stasiun yang berbeda dengan kandungan merkuri di
dalamnya.
Kondisi logam berat dalam ikan dianalisis dengan tahapan sebagai berikut:
1) Menimbang setiap sampel organ ikan.
2) Setiap sampel organ ikan yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam labu.
3) Menambahkan larutan asam (HCIO4, HNO3) dengan perbandingan 1:4 ke dalam
setiap labu, kemudian dikocok dan didiamkan selama satu malam.
4) Mendestruksi contoh tersebut tetapi tidak sampai kering, mula-mula dipanaskan
dengan suhu awal 100C sampai uap coklat dan nitrat hilang,
kemudian menaikkan suhu sampai 200C, hingga larutan jernih dengan
volume kira-kira 1,2 ml.
5) Mengangkat sampel dan mengencerkan menjadi 20 ml dengan menggunakan
aquades, kemudian larutan dikocok dan dibiarkan selama satu malam
hingga mengendap dan larutan bening.
6) Mengukur kandungan logam berat dengan menggunakan Atomic
Absorption Spectrophotometry (AAS).
Konsentrasi merkuri dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis
regresi linier dari kurva kalibrasi. Kadar merkuri sebenarnya dapat dihitung dari
konsentrasi tersebut, menurut rumus di bawah ini:

Hasil sampel logam berat pada ikan dan air dibandingkan dengan nilai ambang batas
merkuri (Hg) yang diperbolehkan oleh aturan yang berlaku melalui studi literatur,
sehingga diperoleh suatu kesimpulan layak tidaknya jenis ikan hasil tangkapan
dan air di sekitar perairan untuk dikonsumsi.
4.

Teknik pengambilan data untuk analisis yang digunakan adalah metode kurva
kalibasi. Metode ini dilakukan dengan dengan membuat sederetan larutan standar
dengan konsentrasi yang telah diketahui secara pasti diukur absorbansinya, kemudian
dibuat kurva hubungan antara absorbansi versus konsentrasi yang akan diperoleh garis
linier. Konsentrasi sampel dapat dihitung dengan cara mengeplotkan absorbansi yang
terukur dalam kurva. Berdasarkan rancangan penelitian yang akan dilakukan maka
diperlukan pembuatan kurva kalibrasi dengan tahap sebagai berikut :
a. Pembuatan Larutan Standar Merkuri
Dari larutan standar merkuri dengan konsentrasi 1000 mcg/ml dipipet
sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditepatkan sampai garis
tanda dengan larutan HNO3 10% V/V. Dikocok homogen sehingga diperoleh larutan
merkuri dengan konsentrasi 100 mcg/ml.
b. Pembuatan Kurva Kalibrasi

Larutan kerja untuk pembuatan kurva kalibrasi logam merkuri dibuat dengan
memipet 0,0 ml; 0,25 ml; 0,50 ml; 0,75 ml; 1,00 ml; 1,25 ml larutan induk 100
mcg/ml lalu masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Kemudian
ditambahkan 50 ml akuades bebas merkuri, ditambah 20 ml H 2SO4 95-97% dan 20 ml
KMnO4 5% b/v. Setelah itu ditambahkan hidroksilamin hidroklorida 10% tetes demi
tetes hingga warna ungu dari permanganat hilang. Larutan ditepatkan sampai garis
tanda dengan air suling, lalu dikocok hingga homogen (larutan kerja ini mengandung
0; 0,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,25 mcg/ml merkuri). Kemudian masing-masing larutan
diukur serapannya dengan Spektrofotometri Serapan Atom.
Pendahuluan AAS
Spektroskopi atom adalah metode pengukuran spektrum yang berkaitan
dengan serapan dan emisi atom. Bila suatu molekul mempunyai bentuk spektra pita,
maka suatu atom mempunyai spektra garis. Atom-atom yang terlibat dalam metode
pengukuran spektroskopi atomi haruslah ataom-atom bebas yang garis spektranya
dapat diamati. Pengamatan garis spektra yang spesifik ini dapat digunakan untuk
analisis unsur baik secara kualitatif dan kuantitatif. Spektrofotometer Serapan Atom
merupakan alat untuk menganalisa unsur-unsur logam dan semi logam dalam jumlah
renik (trace), Metode ini sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah.
Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan karena sebelum
pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan karena
kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan,
asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan untuk
mengukur logam sebanyak 61 logam.
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya. Spektroskopi Serapan Atom (SSA) meliputi absorpsi sinar oleh atom-atom
netral unsur logam yang masih berada dalam keadaan dasarnya (Ground state). Sinar
yang diserap biasanya ialah sinar ultra violet dan sinar tampak. Prinsip Spektroskopi
Serapan Atom (SSA) pada dasarnya sama seperti absorpsi sinar oleh molekul atau ion
senyawa dalam larutan.
Kesimpulan AAS
a. Spektrofotometer Serapan Atom merupakan salah satu instrument yang dapat
menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisa unsur-unsur logam
dan semi logam dalam jumlah renik (trace), yang umumnya digunakan untuk analisa
unsur.
b. Pada dasarnya instrumen AAS terdiri dari : sumber radiasi, monokromator, unit
atomisasi, detektor dan digital display (komputer)
c. Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom
Pendahuluan NMR
Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis yang
paling mudah digunakan pada kimia modern. NMR digunakan untuk menentukan
struktur dari komponen alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan
arah reaksi kimia. Spektrokopi NMR khususnya digunakan pada studi molekul
organik karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan jumlah yang sangat besar.

Pada spektrum hidrogen NMR menghadirkan beberapa resonansi yang menjelaskan


pertama bahwa molekul yang dipelajari mengandung hidrogen. Kedua, jumlah pita
dalam spektrum menunjukkan bagaimana beberapa posisi yang berbeda pada molekul
dimana hidrogen melekat/menempel. Frekuensi dari beberapa resonansi utama pada
spektrum NMR menunjukkan perubahan kimia. Ini sangat penting untuk menduga
bagian dari spektrum NMR yang mengandung informasi tentang lingkungan masingmasing atom hidrogen dan struktur dari komponen yang dipelajari. Informasi ketiga
bahwa sebuah spektrum NMR menentukan perbandingan luas/daerah pita yang
berbeda, ini menjelaskan jumlah atom hidrogen yang relatif yang keluar pada masingmasing posisi pada molekul yang diperoleh. Perbandingan ini petunjuk/bukti langsung
struktur dari struktur molekul dan harus mutlak sesuai untuk beberapa struktur yang
diusulkan sebelum struktur tersebut kemungkinan dipertimbangkan benar.
Struktur kompleks pita-pita dapat mengandung informasi tentang jarak yang
memisahkan beberapa atom hidrogen yang melewati ikatan kovalen dan penyusun
spasial atom hidrogen yang melekat pada molekul, termasuk struktur dasarnya.
Struktur dasar menunjukkan pembungkusan atau penggabungan molekul yang
memiliki ikatan yang panjang, seperti struktur spiral DNA. Struktur kompleks pita
NMR pada mulanya spin coupling diantara beberapa atom hidrogen. Penggabungan
ini merupakan perputaran fungsi jarak melintasi ikatan dan geometri molekul. Dalam
kasus molekul kecil, pita yang kompleks mungkin disimulasikan tepat dengan
perhitungan mekanika kuantum atau didekati menggunakan mekanika kuantum yang
sesuai dengan aturan.
Kesimpulan NMR
a. Spektrofotometri NMR adalah salah satu teknik utama yang digunakan untuk
mendapatkan informasi fisik, kimia, elektronik dan tentang struktur molekul dimana
pada kondisi yang sesuai, suatu sampel dapat mengabsorpsi radiasi elektromagnetik
daerah frekuensi radio, pada frekuensi yang tergantung dari sifat-sifat sampel.
b. Komponen yang terdapat dalam spektrofotometer NMR adalah magnet, generator
medan magnet penyapu, sumber frekuensi radio, detektor sinyal, rekorder, tempat
sampel dan probe sampel.
c. Metode spektroskopi jenis NMR didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel
yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Energi yang dipakai dalam
pengukuran dengan metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau
pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung pada jenis inti yang diukur.
d. Spektrofotometer NMR ini dapat diaplikasikan dalam bidang kedokteran, biologi
molekuler, dan studi larutan NMR pada protein membran.

Anda mungkin juga menyukai