Praktikum III
Praktikum III
ROUTING RIP
1. Tujuan
Setelah menyelesaikan modul ini, anda diharapkan dapat :
1. Mengaktifkan koneksi serial pada router
2. Mengkonfigurasi routing RIP
3. Menverifikasi konfigurasi RIP
4. Troubleshoot routing RIP
2. Dasar Teori
Routing Information Protocols (RIP) adalah sebuah routing protocol jenis distance
vector yang bersifat dinamis. RIP mengirimkan routing table yang lengkap ke semua
interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk
menentukan cara terbaik ke sebuah remote network, tetapi RIP secara default memiliki
jumlah hop maksimum 15, sehingga lompatan ke-16 akan dianggap tidak terjangkau
(unreachable). RIP bekerja dengan baik pada network yang kecil tetapi tidak efesien pada
jaringan yang besar.
RIP versi 1 menggunakan hanya classfull routing, yang berarti bahwa semua alat
pada jaringan harus menggunakan subnet yang sama. Hal ini disebabkan RIP versi 1 tidak
mengirimkan update informasi subnet mask di dalamnya. Sedangkan pada RIP versi 2
dapat mengirimkan informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route. Ini
disebut dengan classless routing.
Jika sebuah network terhubung secara langsung dan memiliki back-up link menuju
network yang menggunakan protocol routing RIP, maka network yang terhubung langsung
yang akan terdaftar pada routing table. Hal ini disebabkan nilai AD untuk network yang
terhubung langsung adalah 0, lebih rendah daripada nilai AD protocol routing RIP yang
bernilai 120.
Jika kedua route memiliki AD yang sama, maka metrics dari routing protocol yang
menjadi acuan penentuan agar terdaftar pada routing table. Metric merupakan jumlah hop
pada protocol routing jenis distance vector atau bandwidth untuk jenis link state maupun
jenis hybrid.
EIGRP
I need to send a packet to
Administrative Distance = 90
RIP
Administrative Distance = 120
2 unit
2. Router
3 unit
3. Switch
3 unit
8
1 buah
5. Kabel console
1 buah
5 buah
3 buah
3 buah
4. Keselamatan Kerja
1. Sebelum melakukan langkah percobaan, pastikan kabel power terhubung ke Power
Supply.
2. Matikan komputer, router dan switch setelah praktikum selesai
5. Langkah Kerja
Percobaan A. Mengaktifkan konfigurasi serial router
Tabel 1.
Nama Perangkat
CoreRouter
RouterA
RouterB
PC1
PC2
PC3
Fa0/0
192.168.10.1 /24
192.168.20.1 /24
192.168.30.1 /24
192.168.10.2 /24
192.168.20.2 /24
192.168.30.2 /24
S1/0
192.168.2.1 /24
192.168.4.2 /24
192.168.2.2 /24
S1/1
192.168.4.1 /24
192.168.3.2 /24
192.168.3.1 /24
Default Gateway
N/A
N/A
N/A
192.168.10.1 /24
192.168.20.1 /24
192.168.30.1 /24
1. Pastikan pada masing-masing router terdapat port serial dan port Ethernet/fast Ethernet.
9
2. Gunakan port console pada router untuk menghubungkan dengan PC (port RS-232 atau
port USB dengan converter DB-9 ke USB) dengan menggunakan kabel console, lalu
ON kan router.
3. Gunakan port Ethernet/Fast Ethernet pada router untuk menghubungkan dengan switch
pada port Fast Ethernet dengan menggunakan kabel UTP tipe Straight.
4. Gunakan port Fast Ethernet pada switch untuk menghubungkan dengan PC pada port
Fast Ethernet menggunakan kabel UTP tipe Straight.
5. Gunakan port serial untuk menghubungkan antar router dengan menggunakan kabel
V.35.
6. Melalui PC, gunakan salah satu aplikasi emulator dengan nilai properties Bit per
second 9600, Data bits 8, Parity None, Stop Bits 1 dan Flow Control None, lalu klik
OK, maka akan muncul IOS Command Line Interface dan masuk ke mode privileged
EXEC dengan menggunakan perintah enable.
Router>
Router>enable
Router#
7. Verifikasi interface serial router pada mode privileged dengan perintah show ip
interface brief
8. Verifikasi bagian DCE atau DTE pada setiap port dengan perintah show controllers
serial interface. Interface DTE tidak membutuhkan set clock rate sedangkan interface
DCE membutuhkan set clock rate
10
11. Verifikasi hasil konfigurasi interface serial dan atau fast ethernet masing-masing router
dengan perintah show running-config pada mode user Router#
12. Setting IP address, subnet mask dan default gateway pada Internet Protokol version 4
pada PC1
13. Pindahkan kabel console ke Router berikutnya lalu ulangi langkah 10 dan 12
berdasarkan table 1.
11
3. Konfigurasi routing RIP pada RouterA dan RouterB seperti langkah 1-3.
4. Simpan konfigurasi RIP diatas.
5. Untuk menerapkan RIP versi 2, gunakan gambar 1 dengan mengganti IP address sesuai
table 2 berikut.
Tabel 2
Nama
Perangkat
CoreRouter
RouterA
RouterB
PC1
PC2
PC3
Fa0/0
S1/0
S1/1
192.168.10.97 /27
192.168.10.129 /27
192.168.10.161 /27
192.168.10.98 /27
192.168.10.130 /27
192.168.10.162 /27
Default Gateway
N/A
N/A
N/A
192.168.10.97/27
192.168.10.129/27
192.168.10.162/27
6. Konfigurasi router dengan routing RIP dengan perintah router rip dan perintah
version 2.
7. Tambahkan semua network yang tidak terhubung langsung dengan router yang
dikonfigurasi dengan perintah network ip_address dan perintah end
8. Tambahkan perintah no auto summary
13
RouterA#sh ip route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/30 is subnetted, 3 subnets
C
10.10.10.0 is directly connected, Serial1/0
R
10.10.10.4 [120/1] via 10.10.10.10, 00:00:22, Serial1/1
[120/1] via 10.10.10.2, 00:00:22, Serial1/0
C
10.10.10.8 is directly connected, Serial1/1
192.168.10.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
R
192.168.10.0/24 [120/1] via 10.10.10.2, 00:00:22, Serial1/0
[120/1] via 10.10.10.10, 00:00:22, Serial1/1
C
192.168.10.128/27 is directly connected, FastEthernet0/0
RouterA#
RouterA#
interface FastEthernet0/0
ip address 192.168.10.129
255.255.255.224
duplex auto
speed auto
!
interface Serial1/0
ip address 10.10.10.1
255.255.255.252
!
interface Serial1/1
ip address 10.10.10.9
255.255.255.252
!
router rip
network 10.0.0.0
network 192.168.10.0
!
CoreRouter#sh ip route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/30 is subnetted, 3 subnets
C
10.10.10.0 is directly connected, Serial1/1
C
10.10.10.4 is directly connected, Serial1/0
R
10.10.10.8 [120/1] via 10.10.10.6, 00:00:02, Serial1/0
192.168.10.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
R
192.168.10.0/24 [120/1] via 10.10.10.6, 00:00:02, Serial1/0
C
192.168.10.96/27 is directly connected, FastEthernet0/0
CoreRouter#
RouterB#sh ip route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/30 is subnetted, 3 subnets
R
10.10.10.0 [120/1] via 10.10.10.5, 00:00:10, Serial1/0
C
10.10.10.4 is directly connected, Serial1/0
C
10.10.10.8 is directly connected, Serial1/1
192.168.10.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
R
192.168.10.0/24 [120/1] via 10.10.10.5, 00:00:10, Serial1/0
C
192.168.10.160/27 is directly connected, FastEthernet0/0
RouterB#
CoreRouter#SH RUN
!
interface FastEthernet0/0
ip address 192.168.10.97
255.255.255.224
duplex auto
speed auto
!
interface Serial1/0
ip address 10.10.10.5
255.255.255.252
!
interface Serial1/1
ip address 10.10.10.2
255.255.255.252
!
router rip
version 2
network 10.0.0.0
network 192.168.10.0
!
ip classless
RouterB#sh run
!
interface FastEthernet0/0
ip address 192.168.10.161
255.255.255.224
duplex auto
speed auto
!
interface FastEthernet0/1
no ip address
duplex auto
speed auto
shutdown
!
interface Serial1/0
ip address 10.10.10.6
255.255.255.252
!
interface Serial1/1
ip address 10.10.10.10
255.255.255.252
!
router rip
version 2
network 10.0.0.0
network 192.168.10.0
no auto-summary
!
14
2. Asumsi pada masing-masing PC, IP Address dan subnet mask telah dikonfigurasi
dengan benar.
3. PC2 dapat menghubungi PC3, namun tidak dapat menghubungi PC1. Mengapa?
15