Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN KE 3

Pada perlakuan pertama jantung masih dalam tubuh katak jumlah denyut jantung 46kali
permenit, setelah jantung dilepaskan pada tubuh katak dan di rendam di larutan ringer jumlah
denyut jantung berubah menjadi 42kali permenit, perbedaan jumlah denyut jantung dikarenakan
jantung sudah dilepaskan dari tubuh katak dan dimasukan ke dalam larutan ringer. Larutan ringer
ini bersifat menetralkan atau ringer bersifat isotonis sehingga membuat seolah-olah jantung katak
masih ada dalam tubuh. Larutannya mengandung natrium klorida, kalium klorida, kalsium
klorida, dan sodium bikarbonat dengan konsentrasi tertentu dimana mereka terdapat dalam cairan
tubuh. Jika natrium laktat digunakan sebagai pengganti natrium bikarbonat, campuran ini disebut
solusi laktat ringer (Spealman, 1940). Pada perlakuan selanjutnya ditambahkan beberapa larutan
yang pertama larutan CaCl2 1% sebelumnya dimasukan dalam larutan Ringer, dihasilkan
frekuensi denyut jantung sebanyak 40kali permenit. Menurut Sherwood (2001), pemberian Ca++
semakin memicu pengeluaran Ca++ dari retikulum sarkoplasma. Pasokan tambahan dari Ca++ ini
tidak saja merupakan faktor utama memanjangnya potensial aksi jantung, tetapi juga
menyebabkan pemanjangnya periode kontraksi jantung, sehingga jantung mampu berdenyut
dengan kuat kembali. Saat diberikan larutan CaCl2, frekuensi denyut jantung katak makin
melemah dan hanya bagian atrium yang berdetak. Kemudian dikembalikan lagi kedalam larutan
ringer dan denyut jantung berubah menjadi 45kali permenit, seperti halnya penjelasan diatas
bahwa larutan ringer bersifat penetral sehingga denyut jantung dapat kembali normal.
Selanjutnya jantung katak dipindahkan ke larutan NaCl 0,7%. Larutan NaCl berfungsi untuk
memacu jantung untuk melakukan potensial aksi. Dari data yang kami peroleh hasilnya jumlah
denyut jantung katak 35kali permenit, ini dikarenakan kesalahan pada ketidak telitian saat kami
menghitung dan melihat denyut jantung pada katak. Setelah diberi larutan NaCl, jantung katak
kembali di rendam dalam larutan ringer. Perlakuan terakhir jantung katak ditetesi KCl 0,9%,
hasil data kami jumlah denyut jantung 31kali permenit, denyut jantung menjadi melemah karena
pengaruh K+ terhadap kerja otot jantung. Menurut Sherwood (2001), peningkatan mendadak
permeabilitas K+ menyebabkan difusi cepat K+ yang positif ke luar sel. Dengan demikian,
repolarisasi cepat terjadi akibat efluks K+, yang membuat bagian dalam sel lebih negatif daripada
bagian luar dan memulihkan potensial membran ke tingkat istirahat sehingga K+ menyebabkan
relaksasi pada potensial aksi di sel otot jantung dan jantung katak dikembalikan ke dalam larutan
ringer. Dalam perlakuan ini di dapatkan jumlah denyut jantung katak hanya 9kali permenit, ini

disebabkan jantung katak sudah mulai tidak berfungsi atau karena jantung pada katak terlalu
lama dipisah dari tubuhnya ataupun organ lainya.

Anda mungkin juga menyukai