Parkinson adalah sejenis penyakit pada sistem syaraf yang sering menyerang orang tua. Gejala
utamanya : gerakan yang lambat, tangan, kaki, dan anggota tubuh lain mengalami tremor, tubuh
kehilangan kelenturannya dan berubah menjadi kaku, dan lain-lain.
Serangan Parkinson
Sebagian besar penyakit Parkinson memiliki
perkembangan yang lambat, tetapi jika tidak
segera diobati, penderita Parkinson bisa
kehilangan kemampuan bekerja,
kemampuan-kemampuan dalam keseharian,
bahkan bisa menjadi cacat, lumpuh, dan lainlain. Pasien yang berbaring di tempat tidur
terlalu lama dapat terkena infeksi paru-paru,
infeksi pada saluram kencing, decubitus, dan
komplikasi lainnya.
Golongan apa saja yang mudah terkena Parkinson
Umumnya Parkinson terjadi pada kalangan usia 50 tahun ke atas, risikonya semakin besar
seiring dengan bertambahnya usia, sekitar dari seluruh penderita parkinson, terkena penyakit
ini di usia 50-60 tahun. Faktor keturunan, buruknya lingkungan, penuaan usia, tekanan oksidatif,
dan faktor lainnya merupakan faktor utama penyebab Parkinson.
Bagaimana Mengobati Parkinson
Metode pengobatan tradisional Parkinson meliputi, obat-obatan dan operasi. Metode operasi dan
obat-obatan hanya bisa memperbaiki gejala yang ada, dan memperlambat perkembangan
penyakit, tetapi tidak dapat mengobati penyakit dari akarnya, dan tidak dapat menghentikan
perkembangan penyakit, serta memiliki faktor risiko dan efek samping.
Metode stem cell adalah satu jenis metode pengobatan Parkinson terbaru. Kelebihan stem cell
adalah memiliki kemampuan memperbaiki syaraf yang rusak, dapat memperbaiki dan mengganti
sel rusak pada bagian otak, memulihkan tingkat dopamine, memperbaiki gejala tremor,
kekakuan, lambatnya gerakan, dan gejala lainnya, dan mencapai target pengobatan yang
diinginkan.
Ann adalah seorang pengajar piano, mencintai piano melebihi segalanya. Tetapi pada tahun
2010, ia didiagnosa terkena penyakit parkinson. Ia terpaksa mengucapkan selamat tinggal
kepada piano yang selama ini menemaninya. Ia memulai perawatan jalan selama 3 tahun.
Setelah itu, melalui obat-obatan dan operasi yang tanpa hasil, Ann didampingi suaminya
berangkat ke Modern Hospital Guangzhou (Stem Cell Research and Treatment Center) untuk
menjalani terapi stem cell. Setelah melalui beberapa kali terapi, kondisi tubuh Ann membaik
secara perlahan. Ia kembali mulai memainkan piano kesayangannya.... Jari-jarinya kembali
menghasilkan suara musik yang indah, yang membuat suaminya sangat senang, juga membuat
para penonton terkagum-kagum.
Ann adalah seorang guru piano, dia mencintai piano lebih dari segalanya. Tetapi 3 tahun yang
lalu, ia didiagnosis dengan penyakit Parkinson, Ann meninggalkan panggung pianonya.
Dimulailah 3 tahun perjalanan untuk mencari bantuan medis.
kaki juga kehilangan kontrol, dan semangat mulai menurun, tidak mau bertemu orang-orang,
menjadi sering marah, sering kebingungan karena hal-hal kecil mengalami kesulitan di rumah.
Latar belakang: Penurunan status fungsional didiga akan terjadi pada perjalanan alami penyakit
Parkinson. Variasi antar pasien bermanifestasi perubahan fungsi motorik dan disabilitas dengan derajat
yang berbeda-beda.
Tujuan: Untuk menentukan angka perubahan fungsional selama periode 4 tahun pada penderita
Parkinson di RSCM yang mendapat obat antiparkinson rutin dan menentukan factor-faktor yang diduga
berhubungan dengan perubahan fungsional penyakit Parkinson.
Metode: Suatu studi comparative serial survey, dari 42 pasien dengan diagnose klinis penyakit Parkinson,
skala fungsional 37 orang pasien di follow-up kembali setelah 4 tahun. Informasi skala fungsional dengan
menggunakan Unified Parkinson Disease Rating Scale (UPDRS) versi 3.0, stadiu Hoehn dan Yahr, dan skala
Schwab dan England, evaluasi UPDRS dilakukan pada fase on.
Hasil: Setelah periode 4 tahun telah terjadi penurunan bermakna semua subskala fungsional UPDRS
(semua p,0,001), berupa kenaikan skor UPDRS total sebesar 13,76 angka, kenaikan skor UPDRS I mental, perilaku & mood sebesar 2,32 angka, kenaikan skor UPDRS II - ADL sebesar 4,95 angka, kenaikan
skor UPDRS III - motorik sebesar 4,49 angka, kenaikan skor UPDRS IV-komplikasi pengobatan sebesar 1,97
angka, kenaikan stadium Hoehn-Yahr sebesar 0,35 angka, penurunan skala Schwab-England sebesar
6,22%. Usia lebih tua, makin lama durasi sakit, gejala cardinal awal rigid-akinetik dan kepatuhan minum
obat yang rendah berhubungan dengan penurunan fungsional yang lebih buruk.
Kesimpulan: Didapatkan penurunan fungsional pada UPDRS total, setiap subskala UPDRS, serta stadium
Hoehn and Yahr dan skala ADL Schwab and England. Angka keseluruhan skala fungsional memburuk
secara bermakna dengan bertambahnya waktu. Usia dan durasi sakit berhubungan perubahan skala
fungsional diduga berkaitan dengan keterlibatan struktur non-dopaminergik, berhubungan dengan status
fungsional yang lebih menurun.
Kata kunci: perubahan fungsional, perjalanan penyakit, penyakit Parkinson, UPDRS.