A. Definisi
Vertigo adalah sensasi rotasi tanpa adanya perputaran yang sebenarnya
atau rasa berputar yang khayal dengan disorientasi ruang yang biasanya
menimbulkan gangguan keseimbangan
(1,2,5)
atau lingkungan nya yang bergerak mengelilinginya. Penderita yang lain merasa
dirinya seperti ditarik atau dalam keadaan ketidakseimbangan (4).
B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Vestibularis
Membran labirin berisi endolimf dan dikelilingi perilimf, terletak di dalam
rongga labirin tulang di dalam tulang temporal dasar tengkorak. System
vestibularis berasal dari labirin static yang memberikan informasi mengenai posisi
kepala di dalam ruang (macula dan utrikulus) dan labirin kinetic yang
mengirimkan informasi mengenai pergerakan kepala dari area khusus di dalam
ampula (1,2).
Jaras vestibularis cabang perifer berjalan dari neuroepitel khusus di dalam
ampula dan dari macula utrikuli dan sakuli. Sementara cabang sentral memasuki
batang otak dan berhenti di dalam nucleus vestibularis (1,2).
Syaraf vestibularis menghantarkan 2 jenis informasi kepala dalam ruang
dan rotasi angular kepala. Seluruh peralatan vestibuler memberikan informasi
yang membantu dalam mempertahankan keseimbangan dan bersama-sama dengan
system penglihatan dan proprioseptif, memberikan rasa posisi yang kompleks di
dalam batang otak dan serebelum.
C. Patofisiologi dan Etiologi
Vertigo timbul bila terdapat pada alat-alat vestibuler atau bila terdapat
gangguan pada serabut-serabut yang menghubungkan alat/nuclei vestibularis
dengan pusat-pusatnya di serebelum atau di korteks cerebri (1).
Gangguan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai penyakit yang dapat
dikelompokkan menjadi (1) :
Penyakit-penyakit telinga
Neuronitis vestibularis
Vertigo posisional
Penyakit meniere
Tumor, dll
Epilepsi psikomotor
Spondilitis servikalis
Perifer
Sentral
Tiba-tiba
Perlahan
Berat, paroksismal dan Ringan
episode
Dapat
berlangsung Dapat
berlangsung
jam
(+) satu arah (dengan fase Kadang-kadang dua arah
Fiksasi visual
dan vertigo
Arah post pointing
Ke arah fase lambat
Arah jatuh pada Romberg Ke arah fase lambat
Berubah-ubah
Berubah-ubah
test
Gangguan lain
Tinitus
Anamnesis umum
Termasuk disini anamnesis untuk menilai bentuk kepribadian, keluhankeluhan lain (drop attack, gangguan penglihatan, disatria, disfonia,
gangguan pergerakan atau sensibilitas) bilaman keluhan ini ada dan
bersama dengan penurunan kesadaran, ingat kelainan cerebrovaskuler.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan mata : Mata bergerak dan dalam posisi netral (6,7,8).
1. Mencari adanya strabismus, bila ada keluhan diplopia perlu diperiksa
dengan kaca Maddok
2. Mencari adanya nistagmus
Pada saat mata melirik ke kiri, kanan, atas, dan bawah. Bila ada
nistagmus disebut nistagmus tatapan.
b.
c.
d.
e.
Berdiri tegak, berjalan, berjalan di atas jari kaki, berjalan di atas tumit dan
berjalan secara tandem. (6,8)
Duduk di kursi dan angkat kedua lengan serta kedua kaki dengan mata
tertutup(6).
Pemeriksaan Pendengaran
Minimal diperiksa dengan garputala
Pemeriksaan Neurologi lain
F. Pengobatan
1. Medikamentosa
Umumnya merupakan pengobatan simptomatis. Dalam hal ini ada
beberapa obat yang dapat memberikan manfaat lain sebagai berikut (6,7) :
1. antikolinergik/parasimpatolitik
2. antihistamin
3. penenang minor dan mayor
4. simpatomimetik
5. vasodilator
2. Fisioterapi
Bertujuan
untuk
kompensasi/adaptasi
mempercepat
tumbuhnya
mekanisme
gangguan tersebut(6,7).
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: AD
Jenis kelamin
: wanita
Umur
: 38 tahun
Suku bangsa
: Minangkabau
Alamat
: Maninjau
Sehari yang lalu pusing bertambah hebat saat pasien menonton TV dan
lasngsung dibawa ke RSAM
PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign :
Keadaan umum
Kesadaran
: GCS15 ( E4M6V5)
Tekanan Darah
: 180/90 mmHg
Frekuensi nadi
: 80 x/menit
Frekuensi nafas
: 20 x /menit
Suhu
: 36,8 C
Status Internus :
Kulit
Rambut
Mata
: tidak ikterik
Telinga
Hidung
Leher
Thorak :
Paru :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: timpani
Punggung
Alat kelamin
: tidak diperiksa
Status neurologikus:
:-
Kernig
Brudzinsky I : Laseque
:-
Brudzinsky II : -
:-
:-
Nervi Kranialis
N. I
: Penciuman baik
N.II
: Penglihatan baik
N.III, IV, VI
N.V
N.VII
N. VIII
N. IX
N. X
N. XI
N. XII
Koordinasi
Motorik
Kekuatan
Tonus
: 555/555
555/555
: eutonus
Sensorik
Sensibilitas kasar dan halus baik
Fungsi Otonom
Miksi dan defekasi baik
Sekresi keringat ada
Reflek fisiologis
Biseps
: +/+
Triseps
: +/+
KPR
: +/+
APR
: +/+
Dinding perut : +
Reflek patologis
Babinsky
:-/-
Chadok
: -/-
Oppenheim
: -/-
Gordon
: -/-
Schaefer
: -/-
Hoffman
: -/-
Fungsi luhur
DIAGNOSA
Diagnosis klinik
Diagnosis etiologi
: Vestibulogenik
Diagnosis topik
: A. Vertebro basiler
Diagnosis skunder
: Hipertensi Grade II
Diagnosa diferensial
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah
: Hb
Leukosit
: 11,9 gr %
Na+
: 140 mMol/L
: 11.800/mm3
Cl-
: 107 mMol/L
Ureum : 22,4
PEMERIKSAAN ANJURAN
Tes Kalori
EEG
PENATALAKSANAAN
a. Terapi Umum :
b. Terapi Khusus :
Ca Inhibitor : Flunarizin 2 x 5 mg
10
VS/
KU
: Sedang
Kesadaran
: GCS15 ( E4M6V5)
TD
: 180/90 mmHg
Nadi
: 83 x/menit
Nafas
: 21 x/menit
Suhu : 370 C
SI/
SN/
: Baik
Motorik
: 555/555
555/555
: BAB dan BAK biasa
Otonom
Thy/
Lanjutkan
Rf. Patologi
: -/-
8 Juni 2005
Sakit kepala (+), pandangan terasa berputar (+), muntah (-)
VS/
KU
: Sedang
Kesadaran
: GCS15 ( E4M6V5)
TD
: 140/90 mmHg
Nadi
: 87 x/menit
Nafas
: 20 x/menit
Suhu : 370 C
SI/
SN/
: Baik
Motorik
: 555/555
555/555
: BAB dan BAK biasa
Otonom
Thy/
Lanjutkan
Rf. Patologi
11
: -/-
DISKUSI
12
pemeriksaan kadar kolesterol, HDL, LDL, rontgen kepala dan servikal, Tes kalori
dan EEG untuk lebih memastikan diagnosa vertigo dan penyebabnya.
Penatalaksanaan pasien adalah dengan terapi umum berupa bedrest total
selama 1-2 hari dan pemberian diet yang baik untuk mengatasi hipertensi berupa
diet rendah garam dan rendah kolesterol. Kemudian terapi khusus berupa IVFD
Asering + drip Pentoksifilin, Betahistin mesilat 3 x 6 mg, Ranitidin 3 x 150 mg,
Flunarizin 2 x 5 mg, dan Captopril 1 x 5 mg. Fisioterapi dilakukan setelah gejala
akut mereda dengan tujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan
keseimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ngoerah I. G. N. Dalam : Dasar-dasar Ilmu Penyakit Syaraf. Penerbit dan
Percetakan Universitas Airlangga. Denpasar, 1990.
2. Debroot J. Dalam : Neuroanatomi Korelatif. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta, 1997.
3. Marjono M, Sdharta P. Dalam : Neurologi Klinik Dasar. Dian Rakyat. Jakarta,
1997
4. Neurologi
Channel,
Vertigo.
Diakses
dari
Vertigo-assosiated
disorder.
Diakses
dari
13