Anda di halaman 1dari 18

Transportasi

ANALISIS BIAYA OPERASI KENDARAAN RUAS JALAN PERKOTAAN WILAYAH


KOTA MEDAN
(125T)
Charles Sitindaon
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Jl. Setia Budi No. 479F Medan
Email : charles_sitindaon@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pertambahan penduduk di daerah perkotaan berpengaruh besar terhadap perkembangan diberbagai
sektor baik formal maupun informal. Akibat perkembangan tersebut, mobilitas penduduk semakin
tinggi sehingga berpengaruh terhadap kepadatan lalu lintas. Kepadatan lalu lintas pada ruas jalan
dapat mengakibatkan volume lalu lintas melibihi kapasitas jalan dan terjadi hambatan samping yang
semakin tinggi sehingga menyebabkan tingkat pelayanan ruas jalan tidak baik. Akibatnya terjadi
kemacetan lalu lintas yang menimbulkan kerugian yang cukup besar terhadap pengguna jalan.
Kerugian yang terjadi akan berdampak pemborosan bahan bakar yang mengakibatkan bertambahnya
biaya operasi kendaraan (BOK). Kajian ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi kemacetan, menganalisis kemacetan dan biaya operasi kendaraan akibat
kemacetan pada ruas jalan utama Jl. Iskandar Muda, Jl. Gajah Mada, Jl. Kereta Api dan Jl. Thamrin
Kota Medan.
Analisis volume lalu lintas dilakukan sesuai dengan MKJI 1997 dan biaya operasional kendaraan
berdasarkan RSNI dengan menggunakan Pedoman Perhitungan BOK 2006 yang merupakan hasil
adaptasi dari metode HDM-VOC IV. Analisa biaya kemacetan dibuat berdasarkan biaya operasional
kendaraan (BOK), arus lalu lintas, kecepatan kendaraan, nilai waktu yang dihitung sesuai dengan
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kota Medan dan nilai waktu antrian.
Ruas jalan terjadinya kemacetan akibat penyempitan ruas jalan dan aktivitas gangguan samping
pada jalan dengan sistem kegiatan perkantoran, perpakiran dan perdagangan/ pedagang kaki lima
sehingga tingkat pelayanan jalan terganggu. Dari hasil analisis kinerja ruas jalan yang terjadi pada
Jl. Iskandar Muda pukul 17.30-18.30 wib dengan tingkat pelayan E besar kecepatan 12,22 km/jam
besar BOK kendaraan ringan (LV) sebesar Rp. 4.504,11 per-jam dan kendaraan berat (HV) sebesar
Rp. 10.680,38 per-jam, Jl. Gajah Mada pukul 12.30-13.30 wib dengan tingkat pelayanan D besar
kecepatan 22,20 km/jam besar BOK kendaraan ringan (LV) sebesar Rp. 3.930,74 per-jam dan
kendaraan berat (HV) sebesar Rp. 9.578,06 per-jam, Jl. Kereta Api pukul 12.30-13.30 wib dengan
tingkat pelayanan C besar kecepatan 22,40 km/jam besar BOK kendaraan ringan (LV) sebesar Rp.
3.947,84 per-jam dan kendaraan berat (HV) sebesar Rp. 9.641,95 per-jam, Jl. Thamrin pukul 17.3018.30 wib dengan tingkat pelayanan E besar kecepatan 13.91 km/jam besar BOK kendaraan ringan
(LV) sebesar Rp. 4.357,43 per-jam dan kendaraan berat (HV) sebesar Rp. 10.439,53 per-jam. Maka
besar biaya operasi kenderaan akibat kemacetan untuk kendaraan pribadi yang digolongkan dalam
kendaraan ringan (LV) pada ruas Jl. Iskandar Muda sebesar Rp. 10.921.985,74 per-jam, ruas Jl.
Gajah Mada sebesar Rp. 10.664.219,88 per-jam ruas Jl.Kereta Api sebesar Rp. 4.177.920,23 per-jam
dan ruas Jl. Thamrin sebesar Rp. 14.917.828,90 per-jam.
Kata Kunci : Kemacetan, RSNI BOK 2006 dan Biaya Kemacetan.

1.

LATAR BELAKANG

Pertumbuhan wilayah perkotaan seperti Kota Medan lebih cepat dibandingkan pertumbuhan wilayah di daerah
pedalaman, hal ini menyebabkan kota Medan banyak menawarkan berbagai macam sarana seperti sekolah, rumah
sakit, pusat perbelanjaan, perguruan tinggi dan lapangan pekerjaan. Hal ini merupakan daya tarik yang sangat kuat
bagi masyarakat untuk melakukan pergerakan.
Dalam melakukan perjalanan dari daerah asal ke tempat kegiatannya atau sebaliknya pelaku perjalanan akan
dihadapkan pada pilihan jenis moda transportasi, yaitu transportasi jalan Angkutan umum kota (Angkot), Bus
(Damri) dan kendaraan pribadi (Mobil atau Sepeda Motor). Pada waktu tertentu menjadi jam-jam puncak kegiatan,
sering terjadi penumpukan aktivitas pemakaian jalan dimana bagi yang menggunakan kendaraan umum sering turun
di daerah ruas jalan tertentu, sehingga menyebabkan jalan tersebut menjadi pusat pergerakan orang dan penumpukan
kendaraan yang menyebabkan dampak terjadinya akumulasi beban lalu lintas dan penurunan tingkat pelayanan ruas
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

T - 85

Transportasi

jalan tersebut. Menyebabkan kemacetan dan berimplikasi terhadap aktivitas pemakai jalan, yaitu pemakai kendaraan
pribadi baik mobil ataupun sepeda motor, sehingga biaya yang di keluarkan akan semakin bertambah.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar biaya kendaraan yang diakibatkan kemacetan pada
beberapa ruas jalan di dalam kawasan perkotaaan. Sedangkan tujuan dari kajian ini adalah mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi kemacetan lalu lintas di ruas jalan perkotaan, menganalisis kemacetan lalu-lintas di ruas
jalan perkotaan dan menentukan nilai kerugian yang terjadi akibat kemacetan pada kawasan.

3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kajian dititik beratkan pada : objek penelitian dilakukan hanya pada transportasi darat berupa
kendaraan pribadi dan angkutan umum; penelitian dilakukan pada beberapa ruas jalan dalam kota, yang lalu
lintasnya padat dan tingkat pelayanannya berada dalam kondisi sangat jauh dari fungsi jalan sebenarnya dan wilayah
kajian akibat sering terjadi kemacetan pada ruas jalan dalam kota dan penentuan kerugian akibat adanya kemacetan.

4.

KAJIAN PUSTAKA

Kemacetan Lalu lintas


Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan semakin meningkat apabila arus
begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain. Kemacetan total apabila kendaraan harus
berhenti atau bergerak lambat (Ofyar Z. Tamin, 2000). Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang
lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas
ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat
terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai
derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,8 (MKJI, 1997).
Karakteristik Arus Lalu-Lintas
Dalam karakteristik dasar lalu lintas, pada dasarnya ditunjukkan oleh parameter arus lalu lintas (flow), kecepatan
(speed), dan kerapatan (density). Karakteristik ini dapat diamati dan dipelajari pada tinjauan mikroskopik dan
makroskopik. Kedua tinjauan ini menggunakan parameter yang berbeda.
Tabel 1. Karakteristik Dasar Arus Lalu lintas
Karakteristik
Mikroskopik
Makroskopik
Arus Lalu Lintas
(individu)
(kelompok)
Arus
Waktu tempuh
Tingkat arus
Kecepatan
Kecepatan individual
Kecepatan rata-rata
Kepadatan
Jarak tempuh
Tingkat kepadatan
Sumber : Wahyuni R. (2008)
Kapasitas dasar berdasarkan MKJI 1997 adalah kapasitas segmen jalan pada kondisi geometri, pola arus lalu lintas,
dan faktor lingkungan yang ditentukan sebelumnya. Kapasitas jalan yang sudah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang tertuang dalam persamaan : C=Cox FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam).....................(1)
Dimana C : Kapasitas, Co : Kapasitas dasar (smp/jam), FCw : Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas, FCsp :
Faktor penyesuaian pemisah arah, FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping, FCcs : Faktor penyesuaian ukuran
kota.
Pengelompokan kendaraan biasanya dilakukan dengan berdasarkan berat, dimensi dan karakreristik operasionalnya,
dimana untuk jalan perkotaan pengelompokan jenis kendaraan dibagi menjadi sebagai berikut (MKJI 1997) :
a. Kendaraan ringan (LV) adalah kendaraan bermotor dua as beroda empat dengan jarak as 2,0 3,0 m (seperti
mobil penumpang, opelet, mikrobis, pick up, dan truk kecil sesuai klasifikasi Bina Marga).
b. Kendaraan berat (HV) adalah kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,5 m, biasanya beroda lebih dari
empat (seperti bis, truk 2 as, truk 3 as, dan truk kombinasi).
c. Sepeda motor (MC) adalah kendaraan bermotor beroda dua atau tiga (sepada motor dan kendaraan beroda tiga
yang sesuai dengan klasifikasi Bina Marga).
d. Kendaraan tak bermotor (UM) adalah kendaraan yang menggunakan tenaga manusia atau hewan (seperti becak,
sepeda, kereta kuda, dan kereta dorong).

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

T - 86

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Transportasi

Kecepatan Bebas
Kecepatan arus bebas adalah sesuai MKJI 1997 adalah : Fv = (Fvo+FVw) x FFsf x FFVcs
...(2)
Dimana : Fv : Kecepatan arus bebas (km/jam), Fvo : Kecepatan arus bebas dasar (km/jam), FVw : Penyesuaian lebar
jalur lalu lintas, FFsf : faktor penyesuaian hamabatan samping, FFVcs : Faktor penyesuaian ukuran kota. Kecepatan
rata-rata ruang adalah kecepatan rata-rata kendaraan yang melintasi suatu segmen pengamatan pada suatu waktu
rata-rata tertentu.
Biaya Operasi Kendaraan (BOK)
Dalam kajian ini, terdapat beberapa macam model yang digunakan untuk memperoleh biaya operasi kendaraan
(BOK), ada beberapa analisis model yang digunakan yaitu HDM-VOC (Highway Design and Maintenance Standart
Vehicle Operating Cost). Model yang dikembangkan oleh World Bank pada Tahun 1994 dimana model ini terdiri
dari banyak persamaan yang memperkirakan biaya kecepatan kendaraan, bahan bakar, roda kendaraan, pemakaian
onderdil, dan biaya operasi lainnya pada berbagai kondisi dan karakteristik jalan.
Untuk melakukan perhitungan biaya operasi kendaraan dengan VOCM-HDM, mencakup :
1. Karakteristik dan kondisi jalan, yaitu : jenis permukaan, tingkat kekasaran permukaan, gradient, curvature dan
superelevasi, tinggi jalan, serta jumlah lajur jalan.
2. Kendaraan representasi dan karakteristik kendaraan, yaitu : tare weight, payload, maximum driving power,
maximum braking power, kecepatan optimum, luas muka, putaran mesin, energy efficiency factor, dan fuel
adjustment factor.
3. Karakteristik operasi (utilitas), terutama pemakaian kendaraan dan pemakaian ban.
4. Unit-unit biaya, yaitu harga kendaraan baru, bahan bakar, minyak pelumas, harga ban baru, awak kendaraan,
biaya keterlambatan, suku bunga Tahunan, dan overhead.
Biaya Konsumsi Bahan Bakar
a. Kecepatan Rata-rata Lalu-Lintas, data kecepatan lalu lintas dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran
langsung dengan menggunakan metode moving car observer dan selanjutnya dilakukan perhitungan kecepatan
rata-rata ruang.
b. Percerpatan rata-rata, lalu-lintas dalam suatu ruas jalan dapat dihitung: AR = 0,0128 x (V /C).(3)
Dimana : AR : percepatan rata-rata, V : volume lalu-lintas (smp/ jam), C : kapasitas jalan (smp/ jam), Simpangan
baku percepatan. Simpangan baku percepatan lalu lintas dalam suatu ruas jalan dapat dihitung dengan :
 
..................................................................(4)
SA = SA max (1.04/(1+
Dimana : SA = Simpangan baku percepatan (m/s2), SAmax = Simpangan baku percepatan maksimum (m/s2)
(tipikal/default= 0.75), a0,a1 = koefisien parameter (tipikal/default a0 = 5.140 ; a1 = -8,264).
c. Tanjakan dan turunan, tanjakan rata-rata ruas jalan dihitung berdasarkan data alinyemen vertikal dengan rumus :

RR =
(m/km).....................................................................(5)
Turunan rata-rata ruas jalan dapat dihitung berdasarkan data alinyemen vertikal dengan persamaan :

fR =
(m/km)..................................................................(6)
Apabila data pengukuran tanjakan dan turunan tidak tersedia dapat digunakan nilai tipikal :
Tabel 2. Alignemen vertikal yang direkomendasikan pada berbagai medan
Tanjakan rata-rata
Turunan rata-rata
Kondisi Medan
(m/km)
(m/km)
Datar
2,5
-2,5
Bukit
12,5
-12,5
Pegunungan
22,5
-22,5
Sumber: RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006
d.

e.

Biaya Konsumsi Bahan Bakar Minyak, BiBB


= KBBMi x HBBMj..............................(7)
Dimana : BiBBMj : Biaya konsumsi bahan bakar minyak untuk jenis kendaraan i, dalam rupiah/km, KBBMi :
Konsumsi bahan bakar minyak untuk jenis kendaran i, dalam liter/km, HBBMj : Harga bahan bakar untuk jenis
BBMj, dalam rupiah per liter, i : Jenis kendaraan sedan, utility, bus kecil, bus besar, atau truk, j : Jenis bahan
bakar minyak solar ataupun premium.
Konsumsi Bahan Bakar minyak (KBBM), dapat dihitung dengan persamaan (Manual BOK, 1995) : KBBM =
(+1/Vr+2xVr+3xRr+4xFr+5xFr+6xDTr+7xAr+8xSa+9xBk+10xBkxAr+11xBkxSa)/1000(8)
Dimana: : Konstanta; 1,11 : koefisien-koefisien parameter, Vr : Kecepatan rata-rata, Rr : Tanjakan ratarata, Fr : Turunan rata-rata, DTr : Derajat tikungan rata-rata, Ar : Percepatan rata-rata, SA : Simpangan baku
percepatan, BK : Berat kendaraan.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

T - 87

Transportasi

Tabel 3. Nilai konstanta data koefisien-koefisien parameter model konsumsi BBM


Jenis
Kendraan
Sedan
Utiliti
Bus Kecil
Bus Besar
Truk
Ringan
Truk
Sedan
Truk Berat

VR2

1/VR

RR

FR

FR2

DTR

AR

SA

BK

BKxAR

BkxSAR

10

11

23.78
29.61
94.35
129.6

1181.2
1256.8
1058.9
1912.2

0.0037
0.0059
0.0094
0.0092

1.265
1.765
1.607
7.231

0.634
1.197
1.488
2.790

0
0
0
0

0
0
0
0

-0.638
132.2
166.1
266.4

36.21
42.84
49.58
13.86

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

70

524.6

0.0020

1.732

0.945

124.4

50.02

97.7

0.0135

0.7365

5.706

0.0378

-0.0858

6.661

36.46

17.28

190.3

3829.7

0.0195

14.536

7.225

11.41

10.92

Sumber: RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006


Biaya Konsumsi Oli
a. Biaya konsumsi oli, BOi = KOi x HOi..............................(9)
Dimana : BOi : Biaya konsumsi oli untuk jenis kendaraan i, dalam Rupiah/km, HOj : Konsumsi oli untuk jenis
oli j, dalam liter/km, i : Jenis kendaraan, j : Jenis Oli
b. Konsumsi oli (KO), KOi = OHKi + OHOi x KBBMi............................(10)
Dimana : OHKi : Oli hilang akibat kontaminasi (liter/km), OHOi : Oli hilang akibat operasi (liter/km), KBBMi:
konsumsi bahan bakar (liter/km).Kehilangan Oli akibat Kontaminasi: OHKi = KAPOi/ JPOi(11)
Dimana : KAPOi : kapasitas oli (liter) dan JPOi : jarak penggantian oli (km)
Nilai tipikal untuk persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Nilai tipikal JPOi, KPOi, dan OHOi yang direkomendasikan.
Jenis Kendaraan
Sedan
Utility
Bus kecil
Truk besar
Truk ringan
Truk sedang
Truk besar

JPOi
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000

KPOi
3,5
3,5
6
12
6
12
24

OHOi
2,1 x 106
2,1 x 106
2,1 x 106
2,1 x 106
2,1 x 106
2,1 x 106
2,1 x 106

Sumber : RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006


Biaya Konsumsi Suku Cadang
a. Kerataan, diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur kerataan permukaan jalan dengan
satuan hasil pengukuran meter per kilometer (IRI).
b. Harga Kendaraan Baru, diperoleh dari survey harga suatu kendaraan baru jenis tertentu dikurangi dengan nilai
ban yang digunakan. Harga kendaraan dihitung sebagai harga rata-rata untuk suatu jenis kendaraan tertentu.
Survey harga dapat dilakukan survey langsung di pasar atau mendapatkan data melalui survey instansional.
c. Nilai relatif biaya suku cadang terhadap harga kendaraan baru (P), dapat dihitung dengan rumus persamaan :
`
Pi = ( + 1 x IRI) (KJT/100000)2..................................................................(12)
Dimana : Pi = konsumsi suku cadang kendaraan jenis i per juta kilometer, = konstanta, 1,2 = koefisien
parameter, IRI = kekasaran jalan, dalam m/km, KJTi = kumulatif jarak tempuh kendaraan jenis i, dalam km, I =
jenis kendaraan.
Tabel 5. Nilai tipikal , 1 dqn 2
Jenis kendaraan
Sedan
Utility
Bus kecil
Truk besar
Truk ringan
Truk sedang
Truk besar

-0.69
-0.69
-0.73
-0.15
-0.64
-1.26
-.086

koefisien parameter
1
0.42
0.42
0.43
0.13
0.27
0.46
0.31

2
0.10
0.10
0.10
0.10
0.20
0.10
0.40

Sumber : RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006


d.

Biaya konsumsi Suku Cadang, BPi = Pi x HKBi / 1000.000.........(13)


Dimana: BPi : Biaya pemeliharaan kendaraan untuk jenis Kendaraan i, dalam rupiah/km, HKBi : Harga
kendaraan baru rata-rata untuk jenis Kendaraan i, dalam rupiah, Pi : Nilai relatif biaya suku cadang terhadap
harga kendaraan baru jenis i, I : Jenis kendaraan

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

T - 88

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Transportasi

Biaya Upah Tenaga Pemeliharaan (BUi)


Biaya upah perbaikan kendaraan untuk masing-masing jenis kendaraan dihitung : BUi = JPi x UTP/1000(14)
Dimana : BUi : Biaya upah perbaikan kendaraan (Rp/km), JPi : Jumlah jam pemeliharaan (jam/1000km), UTP :
Upah tenaga pemeliharaan (Rp/jam)
a. Harga satuan upah tenaga pemeliharaan (UTP), diperoleh melalui survey penghasilan tenaga perbaikan
kendaraan. Survey upah ini dapat dilakuakan melalui survey langsung di bengkel atau mendapatkan melalui
data instansional seperti Dinas Tenaga Kerja.
b. Kebutuhan jam pemeliharaan (JPi), untuk masing-masing jenis kendaraan dihitung dengan menggunakan
persamaan : JPi = a0 x a1...........................................(15)
Dimana : JPi : Jumlah jam pemeliharaan (jam/1000km), Pi : Konsumsi suku cadang kendaraan jenis i, a0,a1 :
konstanta. Nilai tipikal untuk model parameter persamaan jumlah jam pemeliharaan adalah :
Tabel 6. Nilai Tipikal a0 dan a1
Jenis kendaraan
Sedan dan Utility
Bus kecil
Bus besar
Truk kecil
Truk sedang
Truk besar

a0
77,14
242,03
293,44
242,03
242,03
301,46

a1
0,547
0,519
0,517
0,519
0,517
0,519

Sumber : RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006


Biaya Konsumsi Ban
a. Kekasaran, diperlukan dalam satu satuan hasil pengukuran meter per kilometer (IRI).
b. Tanjakan dan turunan, Nilai tanjakan dan turunan (TT) penjumlahan nilai tanjakan rata-rata (FR) dan nilai
turunan rata-rata (RR), adalah : TT=FR+ RR...............................................(16)
Bila data pengukuran tanjakan dan turunan tidak tersedia digunakan nilai tipikal dengan: Kondisi Datar (TT)
sebesar 5 mm/km, Bukit 25 m/km dan Pegunungan 45 m/km.
c. Derajat tikungan, bila data pengukuran derajat tikungan untuk suatu ruas jalan tidak tersedia dapat digunakan
nilai tipikal dengan Kondisi Datar (DT) sebesar 15/km, Bukit 115/km dan Pegunungan 200/km.
d. Biaya Konsumsi Ban, BBi =KBixHBj / 1000.......................(17)
Dimana : BBi : Biaya konsumsi ban untuk jenis kendaraan i, dalam rupiah/km, HBj : Harga ban untuk jenis
kendaraan j, dalam EEB/1000 km, i : Jenis kendaraan, j : Jenis Ban
e. Konsumsi Ban, untuk kendaraan dihitung: KBi = + 1 x IRI +2 x TTrata-rata + 3 x DTrata-rata.......(18)
Dimana : : Konstanta, 13 : Koefisien-koefisien parameter, TTrata-rata: Tanjakan dan turunan rata-rata,
DTrata-rata : Derajat tikungan rata-rata
Tabel 7. Nilai tipikal , 1, 2 dan 3
Jenis kendaraan

Sedan
Utility
Bus kecil
Bus besar
Truk kecil
Truk sedang
Truk besar

-0.01471
0.01905
0.02400
0.10153
0.02400
0.095835
0.158350

IRI
1
0.01489
0.01489
0.02500
0
0.02500
0
0

TTR
2
0
0
0.003500
0.000963
0.003500
0.001738
0.000280

DTR
3
0
0
0.000670
0.000244
0.000670
0.000184
0.000280

Sumber : RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006


Komponen utama biaya pengguna jalan antara lain terdiri dari biaya operasi kendaraan (BOK), nilai waktu
perjalanan (value of travel time saving), dan biaya kecelakaan (accident cost). BOK terdiri dari dua komponen
utama yaitu biaya tidak tetap (running cost) dan biaya tetap (fixed cost). Biaya tidak tetap komponenkomponennya adalah biaya konsumsi bahan bakar, biaya oli, biaya konsumsi suku cadang, biaya upah
pemeliharaan, dan biaya ban. Sedangkan biaya tetap komponen-komponennya adalah : biaya depresiasi
kendaraan, biaya bunga, dan biaya overhead.
Nilai waktu
Nilai waktu didefenisikan sebagai jumlah uang yang besedia dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat waktu
perjalanan (Henser, 1989) atau sejumlah uang yang disiapkan untuk membelanjakan atau dikeluarkan oleh
seseorang dengan maksud menghemat atau mendapatkan satu unit nilai waktu perjalanan (Rogers, 1975). Nilai
waktu perjalanan dalam hubungannya dengan perhitungan keuntungan dalam studi kelayakan suatu proyek
transportasi (Cost benefit analysis) dapat di pandang sebagai keuntungan bagi pengguna jalan dalam nilai uang,

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

T - 89

Transportasi

dimana keuntungan yang diperoleh adalah perkalian antara waktu yang dihemat dengan adanya proyek dengan nilai
waktu itu sendiri. Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh dalam menentukan nilai waktu perjalanan (Horowitz.
Alan J, 1980), adalah Penghasilan, Tujuan Perjalanan, Periode Perjalanan, Moda Perjalanan dan Panjang Rute
Perjalanan.
Metode Untuk Nilai Waktu
Nilai waktu perjalanan merupakan salah satu komponen yang penting dalam analisis transportasi, terutama dalam
aspek ekonomi nilai waktu perjalanan berkaitan dengan adanya oppornity cost dari setiap waktu yang dihabiskan
dalam menempuh perjalanan maupun dengan jumlah uang yang dikorbankan dalam melakukan perjalanan. Nilai
waktu perjalanan adalah suatu faktor konvensi dalam melakukan penghematan waktu dalam bentuk uang.
Metode Pendapatan
Metode ini tergolong sederhana, karena hanya mempertimbangkan dua faktor yaitu Pendapatan Domestik Regional
Bruto (PDRB) perorangan dan jumlah waktu kerja dalam setahun perorangan dengan asumsi waktu yang digunakan
menghasilkan suatu produk dalam bentuk pendapatan seseorang. Pendekatan ini adalah (The value of Travel Time;
Theory And Measurement, Nils.1979): = (PDRB/Orang) : (waktu kerja tahunan/orang)..............(19)
Dimana : : Nilai waktu, PDRB : Pendapatan Domestik Regional Bruto
Biaya Yang Ditimbulkan Akibat Kemacetan Lalu Lintas
Karakteristik umum arus lalu lintas, ada tiga karakteristik primer dalam teori arus lalu lintas yang saling terkait
yaitu: volume, kecepatan dan kepadatan. Pendekatan analisis biaya kemacetan timbul dari hubungan antara
kecepatan dengan aliran di jalan dan hubungan antara kecepatan dengan biaya kendaraan. Batas aliran lalu lintas
yang ada pada suatu ruas jalan dilampaui, maka rata-rata kecepatan lalu lintas akan turun sehingga pada saat
kecepatan mulai turun maka akan mengakibatkan biaya operasi kendaraan akan meningkat antara kisaran 0 45
km/jam dan waktu untuk melakukan perjalanan akan semakin meningkat. Sementara itu, waktu berarti biaya dan
nilai yang keduanya merupakan dua bagian dari total biaya perjalanan yang ditimbulkan oleh menurunnya kecepatan
akibat meningkatnya aliran lalu lintas (Sugiono. G, 2008). Congestion cost (biaya kemacetan) merupakan selisih
antara marginal social cost (biaya yang dikeluarkan masyarakat) dengan private cost (biaya yang dikeluarkan oleh
pengguna kendaraan pribadi) yang disebabkan oleh adanya tambahan kendaraan pada ruas jalan yang sama.
Perhitungan beban biaya kemacetan didasarkan kepada perbedaan antara biaya marginal social cost dan marginal
private cost dari suatu perjalanan (Sugiono. G, 2008).
Ada juga model kaitan antara kecepatan dengan biaya kemacetan, dimana model ini memiliki asumsi (Basuki, M.
2008) : Perbedaan tingkat kecepatan (lambat dan cepat); Kecepatan tiap kendaraan tidak dibuat berdasarkan tingkat
lalu lintas; Tidak menggunakan satuan penumpang; Biaya kemacetan cenderung nol jika kecepatannya sama dan
Kendaraan tidak saling mendahului.
Maka dari asumsi di atas, biaya kemacetan adalah : C = N*

   

...(19)

Dimana : C = Biaya kemacetan (rupiah), N = Jumlah kendaraan (kendaraan), G = Biaya operasional kend.
(Rp/kend.Km), A = Kenderaan dengan kecepatan eksisting (Km/jam), B = Kendaraan dengan kecepatan ideal
(Km/jam), V = Nilai waktu perjalanan kendaraan cepat (Rp/kend.jam), T = waktu antrian (jam).

5. ANALISA DATA
Pemilihan Rute Yang Dijadikan Objek Penelitian
Pemilihan ruas yang akan dijadikan obyek penelitian sangat diperlukan guna menentukan titik lokasi penelitian yang
dapat mewakili kondisi kemacetan. Obyek penelitian dilakukan pada ruas jalan: Iskandar Muda (depan Plaza
Ramayana Pringgan), Gajah Mada (depan Gramedia), Kereta Api (jalan Samping Rel Kereta Api) dan Thamrin
(depan Plaza Thamrin). Dimana jalan tersebut memiliki karakteristik dengan lalu lintas yang padat karena terdapat
akses untuk segala aktivitas yang pada akhirnya menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Karakteristik Fisik Ruas Jalan Obyek Penelitian
Karakteristik fisik ruas jalan tersebut terdiri dari kondisi geometrik ruas jalan dan profil ruas jalan. Kondisi
geometrik ruas jalan dijelaskan dalam potongan melintang dan aligment, sedangkan yang dimaksud dengan profil
ruas jalan adalah penambahan pemanfaatan jalan dan pemanfaatan lahan disekitar ruas jalan.
Tabel 8. Karakteristik Ruas Jalan Obyek Penelitian
Nama Jalan

Panjang Ruas Jalan


Efektif (m)

Lebar Bahu
(m)

Tipe jalan

Iskandar Muda

13

1,2

Empat lajur terbagi (4/2 D)

Gajah Mada

12

jalan satu arah

Pemanfaatan
Pertokoan dan pusat
perbelanjaan
Perkantoran dan
pertokoan

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

T - 90

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Transportasi

Kereta Api

7,25

0,5

jalan satu arah

Thamrin

15

0,7

jalan satu arah

Pertokoan
Pertokoan dan pusat
perbelanjaan

Sumber : Hasil Survey


Karakteristik Lalu Lintas Ruas Obyek Penelitian
Data arus lalu lintas di jalan obyek penelitian di ambil dari hasil survey yang dilakukan dari pukul 06.30 sampai
dengan pukul 19.30 wib. Arus lalu lintas yang diamati adalah lalu lintas kendaraan dengan klasifikasi kendaraan
mobil pribadi, pick up, angkutan perkotaan, bus kecil, bus sedang, truk kecil, truk sedang, truk berat, sepeda motor
dan becak mesin. Pengolahan data per jam dengan cara mengkalibrasi setiap jenis kendaraan (kend/jam) dengan
ekivalensi mobil penumpang (emp) berdasarkan Manual Kapasitas Jalan (MKJI) 1997.
Tabel 9. Nilai Ekivalensi kendaraan
Kendaraa
Sepeda Motor
Tipe Jalan
Ringan (LV)
(MC)
Empat lajur terbagi (4/2 D)
1
0,25
jalan 1 arah
1
0,25
Sumber : MKJI 1997

Kendaraan
Berat (HV)
1,2
1,2

Data Kecepatan Kendaraan


Data waktu kecepatan kendaraan ini berupa kecepatan tiap jam, sesuai dengan interval data arus lalu lintas.
a. Data Kecepatan Arus Bebas, merupakan data kecepatan kendaraan diambil dengan cara analisis pada MKJI
yang dituangkan pada tabel berikut.
Tabel 10. Kecepatan Arus Bebas Sesuai MKJI 1997
Nama Jalan

Fvo
(km/jam)

FVw
(km/jam)

(1)+(2)
(km/jam)

FFVSF

Ukuran
Kota

FV
(3)x(4)x(5)

1
57
61
57
57

2
-2
-4
1
4

3
55
57
59
61

4
1,03
1.01
1,01
1,01

5
1,0
1,0
1,0
1,0

6
56,65
57,57
58,58
61,61

Iskandar Muda
Gajah Mada
Kereta Api
Thamrin
Sumber : Hasil Analisis
b.

Kecepatan Kendaraan Pada Ruas Jalan, di peroleh dari hasil pengamatan dengan kendaraan begerak per-jam
dengan pengamatan setiap 15 menit.
Tabel 11. Kecepatan Kendaraan Pada Ruas Jalan (Km/Jam)
INTERVAL

Jalan Iskandar
Muda

Jalan Gajah Mada

Jalan Kereta Api

Jalan Thamrin

V rata-rata

23.25

26,44

31,31

20,34

Sumber : Hasil Survey


Penentuan Jam Puncak
Karakteristik jalan merupakan kondisi lalu lintas pada ruas jalan tersebut adalah fluktuasi volume dan kecepatan
rata-rata yang ada. Maka dapat ditentukan kondisi lalu lintas jam puncak sebelum melakukan perhitungan kapasitas
jalan di ruas jalan tersebut, sehingga perlu diketahui proporsi lalu lintasnya sebagai faktor penentu penyesuaian
pemisahan arah.
INTERVAL
WAKTU
06.30-19.30
Jumlah

Tabel 12. Proporsi Lalu lintas Ruas jalan Iskandar Muda


Arah Simpang Darma Agung
Arah Simpang Gajah Mada
Kendaraan/Jam

Smp/Jam

Kendaraan/Jam

Smp/Jam

26964

14621

22742

12938

Proporsi
Sumber : Hasil Analisis

54,25%

45,75%

Selanjutnya kapasitas dasar jalan pada obyek penelitian kondisi kedua arah jalan berdasarkan MKJI 1997.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

T - 91

Transportasi

Tabel 13. Kapasitas Dasar Jalan Iskandar Muda Sesuai MKJI 1997
N
o

Faktor Analisis

1
2

Kapasitas Dasar Co (smp/jam)


Faktor Penyesuaian Lebar Jalur (FCw)
Faktor Penyesuaian Pemisah Arah
3
(FCsp)
Faktor Penyesuaian Hambatan
4
Samping (FCsf)
Faktor Penyesuaian Ukuran Kota
5
(FCss)
6 Kapasitas (C) (smp/jam)
7 Kapasitas Total (C) (smp/jam)
Sumber : Hasil Analisis

Ruas. ISMUD (Arah


Sp.Darma Agung dan
Arah Sp. Gajah
Mada)
1650
0,96

Ruas GAMA
(Jalur Kanan,
Tengah dan
Kiri)
1650
0,92

0,97

Ruas KA
(2 Lajur)

Ruas Thamrin
(Jalur Kanan
dan Kiri)

2900
0,915

1650
1,04

0,875

0,832

0,82

0,83

1344
2688

1263
3789

2176

1424
2848

Kondisi lalu lintas pada jam puncak di ruas jalan dapat ditentukan berdasarkan V/C ratio yang didapatkan dari
perbandingan arus waktu sibuk pada ruas jalan dengan kapasitasnya. Dari V/C ratio akan diketahui karakteristik
pelayanan suatu ruas jalan yang tertera dalam tabel.
Tabel 14. Krakteristik Tingkat pelayanan
NO

Tingkat
Pelayanan

Karakteristik
















V/C Ratio

Kondisi arus bebas


Kecepatan tinggi 100 km/jam
Volume lalu lintas sekitar 30% dari kapasitas (600 smp/jam/lajur)
Arus Stabil
Kecepatan lalu lintas sekitar 90 km/jam
Volume lalu lintas sekitar 50% dari kapasitas (1000 smp/jam/lajur)
Arus stabil
Kecepatan lalu lintas 75 km/jam
Volume lalu lintas sekitar 75% dari kapasitas (1500 smp/jam/lajur)
Arus mendekati tidak stabil
Kecepatan lalu lintas sekitar 60 km/jam
Volume lalu lintas sekitar 90 % dari kapasitas (1800 smp/jam/lajur)
Arus tidak stabil
Kecepatan sekitar 50 km/jam
Permintaan mendekati kapasitas (yaitu 2.000 smp/jam)
Arus tertahan, kondisi terhambat
Kecepatan 50 km/jam

0,00- 0,20

0,21 0,44

0,45 0,75

0,76 0,84

0,85 1,00
> 1.00

Sumber: Kemnehub NO.14, 2006


Kinerja ruas Jalan yang di tinjau menggambarkan : Ruas Jalan Iskandar Muda terlihat bahwa tingkat pelayanan
paling buruk di jalan Iskandar Muda terjadi pada jam 17.30-18.30 dengan V/C Ratio = 0.91 dengan tingkat
pelayanan E dan yang lainnya pelayanan D dan C. Ruas Jalan Gajah Mada dapat dilihat bahwa tingkat pelayanan
paling buruk di jalan Gajah Mada terjadi pada jam 12.30-13.30 dengan V/C Ratio = 0.79 dengan tingkat pelayanan
D dan yang lainnya C. Ruas Jalan Kereta Api dapat dilihat bahwa tingkat pelayanan paling buruk di jalan Kereta
Api terjadi pada jam 11.30-13.30 dengan V/C Ratio = 0.73 dengan tingkat pelayanan C dan yang lainnya B. Ruas
Jalan Thamrin dapat dilihat bahwa tingkat pelayanan paling buruk di jalan Thamrin terjadi pada jam 17.30-18.30
dengan V/C Ratio = 0.95 dengan tingkat pelayanan E, sementara waktu yang lainnya pelayanan D dan C.
Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Unit-unit biaya yang dihitung untuk perhitungan Biaya Operasi Kendaraan:
1. Harga Ekonomi Kendaraan representasi Wilayah Studi (Dalam Rupiah)
Tabel 15. Tipe dan Harga Kendaraan
Tipe kendaraan

Merek dan model

Harga kendaraan

Sedan
Utility
Bus kecil

Kijang Innova NEW V A/T


Mitsubishi L300 Pick Up
Mitsubishi L300 Minibus

Rp. 295.250.000
Rp. 170.800.000
Rp. 218.000.000

Barat Kendaraan
(Ton)
1,5
2
3

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

T - 92

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Transportasi

Bus besar
Truk kecil
Truk sedang
Truk besar

Hino Bus R260


Hino 110 P/S
Hino HD P/S 6.8
Hino FG 260 JM

Rp. 1.100.000.000
Rp. 268.485.600
Rp. 294.378.000
Rp. 621.520.800

12
6
15
25

Sumber : Hasil Survey


2.
3.
4.

Harga bahan Bakar, bensin dan solar sesuai dengan harga ekonomi sebesar Rp. 4.500,Harga Ekonomi Pelumas Kendaraan, untuk setiap tipe kenderaan jenis Mesran SAE B40 Rp. 19.350,- kecuali
Tipe Sedan dengan Pelumas Castrol Magnetec 10W-40 seharga RP. 62.500,- dan Utility Rp. 19.650,Harga Ekonomi Ban Kendaraan
Tabel 16. Harga Ban Kendaraan Sesuai Tipe dan Merek
Tipe kendaraan
Merek Ban
Harga Ban
Sedan
Bridgestone 185/60 R15
Rp. 999.400
Utility & Bus Kecil
Dunlop 185/R14-8PR
Rp. 612.000
Bus besar
Bridstone 900-16-14PR
Rp. 1.377.000
Truk kecil
Dunlop 750-16-12PR
Rp. 1.042.000
Truk sedang
Dunlop 750-16-12PR
Rp. 1.042.000
Truk besar
Dunlop 1000-20-16PR
Rp. 1.669.000
Sumber : Hasil Survey

Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Kondisi Arus Bebas


- Biaya Bahan Bakar, berdasarkan persamaan (8) diperoleh nilai KBBM adalah:
Tabel 17. Konsumsi Bahan Bakar Minyak (KBBM) (Liter/Km) Untuk Ruas Jalan
WAKTU
06.30-19.30
Jl. Iskandar
Muda
Jl. Gajah
Mada
Jl. Kereta
Api
Jl. Thamrin

Kendaraan Ringan (LV)


Bus
Sedan
Utiliti
Kecil

Kendaraan Bereat (HV)


Truk
Truk
Kecil
Sedang

V/C
Ratio

AR

SA

0,2

0,00256

0,51

0,07643

0,09397

0,16844

0,21124

0,17684

0,35889

0,47743

0,2

0,00256

0,51

0,07445

0,09188

0,16684

0,21099

0,16672

0,34633

0,46339

0,2

0,00256

0,51

0,07410

0,09165

0,16699

0,21127

0,16468

0,34468

0,46121

0,2

0,00256

0,51

0,07380

0,09192

0,16856

0,21266

0,16175

0,34470

0,46009

Bus
Besar

Truk
Besar

Sumber : Hasil Analisis


Tabel 18. Biaya Bahan Bakar Minyak (BBBM) (Rp./Km) Untuk Ruas Jalan
Kendaraan Ringan (LV)

WAKTU
06.30-19.30

Sedan

Utiliti

Jl. Iskandar Muda

343,948

Jl. Gajah Mada

335,012

Kendaraan Bereat (HV)

422,845

Bus
Kecil
757,962

Bus
Besar
950,590

Truk
Kecil
795,785

413,463

750,780

949,470

750,258

Jl. Kereta Api

333,428

412,429

751,459

950,697

741,053

Jl. Thamrin

332,083

413,635

758,541

956,962

727,886

Truk
Sedang
1615,019
1558,505

2085,265

1551,069
1551,153

Truk
Besar
2148,436
2075,447
2070,389

Sumber : Hasil Analisis


1.

Biaya Konsumsi Oli


Tabel 19. Nilai Tipikal KPOi, OHKi dan Tipe Harga Pelumas
Jenis Kendaraan

KPOi (ltr)

OHKi
(ltr/km)

Merek Pelumas

Sedan
Utility
Bus kecil
Truk besar
Truk ringan
Truk sedang
Truk besar

3,5
3,5
6
12
6
12
24

0.00175
0.00175
0.003
0.006
0.003
0.006
0.012

Castrol Magnetec 10W-40


Mesran SAE 40
Mesran B30/B40
Mesran B30/B40
Mesran B30/B40
Mesran B30/B40
Mesran B30/B40

Harga
pelumas
(liter)
Rp. 62.500
Rp. 19.650
Rp. 19.350
Rp. 19.350
Rp. 19.350
Rp. 19.350
Rp. 19.350

Sumber : RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006.


Dimana nilai JPOi = 2.000 km dan OHOi = 2,1 x 106 untuk semua jenis kendaraan.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

T - 93

Transportasi

Tabel 20. Biaya Konsumsi Oli (KO) dan Biaya Konsumsi Oli (BO) Untuk Ruas Jalan

WAKTU
06.30-19.30

Jl. Iskandar
Muda
Jl. Gajah
Mada
Jl. Kereta
Api
Jl. Thamrin

Konsumsi Oli
(KO) untuk
Kend. Ringan
(LV) (ltr/km)

Konsumsi Oli (KO) untuk


Kendaraan Berat (HV)
(ltr/km)

Sedan
&
Utility

Bus
Kecil

Truk
Kecil

Bus
Besar &
Truk
Sedang

Truk
Besar

Sedan

Utiliti

Bus
Kecil

Bus
Besar

Truk
Kecil

Truk
Sedang

Truk
Besar

0,00175

0,003

0,003

0,006

0,012

109,388

34,393

58,057

116,109

58,057

116,115

232,219

0,00175

0,003

0,003

0,006

0,012

109,388

34,393

58,057

116,109

58,057

116,114

232,219

0,00175

0,003

0,003

0,006

0,012

109,388

34,393

58,057

116,109

58,057

116,114

232,219

0,00175

0,003

0,003

0,006

0,012

109,388

34,393

58,057

116,109

58,057

116,114

232,219

Biaya Konsumsi Oli (BO)


untuk Kendaraan Ringan
(LV) (rp./km)

Biaya Konsumsi Oli (BO) untuk


Kendaraan Berat (HV) (rp./km)

Sumber : Hasil Analisis

2.

Biaya Konsumsi Suku Cadang


Tabel 21. Biaya Konsumsi Suku Cadang (BP)

Sedan

IRI
(m/km)
5

Utiliti

0,1

0,3542

60,49

Bus Kecil

0,1

0,3567

77,76

Bus Besar

0,1

0,1256

138,15

Truk Kecil

0,1

0,0448

12,03

Truk Sedang

0,1

0,2612

76,90

Truk Besar

0,1

0,0029

1,83

JENIS KENDARAAN

KJT (km)

PI

BP (rp.)

0,1

0,4352

104,57

Sumber : Hasil Analisis


3.

Biaya Upah Pemeliharaan (BUi)


Tabel 22. Biaya Upah Tenaga Pemeliharaaan (BUi)
JENIS
KENDARAAN
Sedan

a0

a1

PI

JPi (jam/1000 km)

77,14

0,547

0,4352

43,722

BUi
(rp.)
270,204

Utility

77,14

0,547

0,3542

43,722

270,203

Bus Kecil

242,03

0,519

0,3567

141,745

875,982

Bus Besar

293,44

0,517

0,1256

100,389

620,405

Truk Kecil

242,03

0,519

0,0448

48,292

298,443

Truk Sedang

242,03

0,517

0,2612

120,914

747,247

Truk Besar

301,46

0,519

0,0029

14,647

90,521

Sumber : Hasil Analisis


4.

Biaya Konsumsi Ban


Tabel 23. Biaya Konsumsi Ban (BBi)
Jenis
kendaraan

IRI

TTR

DTR

IRI
(m/km)

TTR
(m/km)

DTR
/km

KB

BBi
(rp./km)
56,87

15

0,0597

Sedan

-0,0147

0,01489

Utility

0,01905

0,01489

15

0,0935

57,22

Bus Kecil

0,024

0,025

0,0035

0,00067

15

0,1766

108,05

Bus Besar

0,10153

0,00096

0,00024

15

0,1100

151,48

Truk Kecil

0,024

0,025

0,0035

0,00067

15

0,1766

183,97

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

T - 94

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Transportasi

Truk
Sedang
Truk Besar

0,09584

0,00174

0,00018

15

0,1073

111,79

0,15835

0,00028

0,00028

15

0,1640

273,63

Sumber : Hasil Analisis


5.

Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Kondisi Arus Bebas


Tabel 24. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dalam Rp./Km
Kendaraan Ringan (LV)

INTERVAL
06.30-19.30

Sedan

Utiliti

Bus Kecil

Bus Besar

Kendaraan Berat (HV)


Truk
Truk
Kecil
Sedang

Truk
Besar

Jl. Iskandar
Muda
per 13 jam

884,98

845,16

1877,81

1918,68

1348,28

2667,07

2746,64

11504,77

10987,03

24411,50

24942,87

17527,61

34671,95

35706,32

Jl. Gajah Mada

876,05

835,77

1870,63

1917,56

1302,75

2610,56

2683,47

per 13 jam

11388,61

10865,07

24318,13

24928,31

16935,75

33937,26

34885,09

Jl. Kereta Api

874,46

834,74

1871,30

1918,79

1293,55

2603,12

2673,65

per 13 jam

11368,01

10851,63

24326,96

24944,27

16816,09

33840,59

34757,46

Jl. Thamrin

873,12

835,95

1878,39

1925,05

1280,38

2603,21

2668,59

per 13 jam

11350,53

10867,30

24419,03

25025,70

16644,91

33841,69

34691,70

Sumber : Hasil Analisis


Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Dengan Tingkat Pelayanan Ruas Jalan
1. Biaya Bahan Bakar : nilai bervariasi sesuai dengan kondisi arus setiap ruas jalan
2. Biaya Konsumsi Oli
Tabel 25. Biaya Konsumsi Oli
WAKTU
06.30-19.30

Jl. Iskandar
Muda
Jl. Gajah
Mada
Jl. Kereta
Api
Jl. Thamrin

Konsumsi Oli (KO)


untuk Kendaraan
Ringan (LV)

Konsumsi Oli (KO) untuk


Kendaraan Berat (HV)

Biaya Konsumsi Oli (BO)


untuk Kendaraan Ringan (LV)

Biaya Konsumsi Oli (BO) untuk Kendaraan


Berat (HV)

Sedan &
Utiliti

Bus
Kecil

Truk
Kecil

Bus Besar
& Truk
Sedang

Truk
Besar

Sedan

Utiliti

Bus
Kecil

Bus
Besar

Truk
Kecil

Truk
Sedang

Truk
Besar

0,00175

0,003

0,003

0,006

0,012

109,390

34,393

58,057

116,109

58,059

116,116

232,221

0,00175

0,003

0,003

0,006

0,012

109,391

34,393

58,057

116,109

58,059

116,115

232,222

0,00175

0,003

0,003

0,006

0,012

109,389

34,393

58,057

116,109

58,058

116,115

232,220

0,00175

0,003

0,003

0,006

0,012

109,392

34,394

58,057

116,109

58,059

116,116

232,222

Sumber : Hasil Analisis


3.
4.
5.
6.

Biaya Konsumsi Suku Cadang sesuai dengan arus bebas


Biaya Upah Pemeliharaan (BUi) sesuai dengan arus bebas
Biaya Konsumsi ban sesuai dengan arus bebas
Biaya Operasional Kendaraan (BOK).............Arus sesuai kondisi kinerja ruas jalan
Tabel 26. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Untuk Jl.Iskandar Muda
Kendaraan Ringan (LV)

INTERVAL
06.30-19.30

Sedan

Utiliti

Bus Kecil

Bus Besar

13 Jam

13081,53

12496,50

25260,54

26602,04

Kendaraan Berat (HV)


Truk
Truk
Kecil
Sedang
20178,08

36202,25

Truk
Besar
41790,75

Sumber : Hasil Analisis


Tabel 27. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Untuk Jl.Gajah Mada
Kendaraan Ringan (LV)

INTERVAL
06.30-19.30

Sedan

Utiliti

Bus Kecil

Bus Besar

13 Jam

12734,96

12112,99

24894,07

26150,79

Kendaraan Berat (HV)


Truk
Truk
Kecil
Sedang
19612,86

35507,12

Truk
Besar
40250,75

Sumber : Hasil Analisis

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

T - 95

Transportasi

Tabel 28. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Untuk Jl.Kereta Api


Kendaraan Ringan (LV)

INTERVAL
06.30-19.30

Sedan

Utiliti

Bus Kecil

Bus Besar

13 jam

12524,20

11924,77

24828,32

25840,07

Kendaraan Berat (HV)


Truk
Truk
Kecil
Sedang
19614,87

35903,65

Truk
Besar
39797,23

Sumber : Hasil Analisis


Tabel 29. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Untuk Jl.Thamrin
Kendaraan Ringan (LV)

INTERVAL
06.30-19.30

Sedan

Utiliti

Bus Kecil

Bus Besar

13 Jam

13753,03

13193,01

25781,57

27642,50

Kendaraan Berat (HV)


Truk
Truk
Kecil
Sedang
20553,48
36139,11

Truk
Besar
43934,22

Sumber : Hasil Analisis


Dari Tabel 26 s.d Tabel 29 merupakan hasil perhitungan dari besar biaya operasional kendaraan (BOK) yang terjadi
di Jl. Iskandar Muda, Jl. Gajah Mada, Jl. Kereta Api dan Jl. Thamrin. Perhitungan BOK kendaraan dibuat dengan
interval waktu pada saat survey yaitu setiap 1 jam. Jadi BOK yang terjadi selama 13 jam penelitian tidak sama tiap
jamnya karena dipengaruhi oleh tingkat pelayanan ruas jalan dan kecepatan sesuai dengan interval waktu.
Seperti Tabel 26. hasil biaya perhitungan BOK di Jl. Iskandar Muda dimana pada pukul 06.30-07.30 besar BOK
yang terjadi untuk kendaraan sedan sebesar 929,05 Rupiah/jam dengan (V/C) =0,64 dengan tingkat pelayanan C dan
kecepatan kendaraan 38.82 km/jam. Sedangkan pada pukul 17.30-18.30 BOK sedan sebesar 1.212,73 Rupiah/jam
dengan (V/C) = 0,91 dengan tingkat pelayaan E dan kecepatan 12.22 km/jam serta total keseluruhan 13081,53 rp/13
jam. Maka dengan demikian pengaruh tingkat pelayanan dan kecepatan sangat besar terhadap besarnya BOK yang
terjadi.
Penelitian terdahulu yang dilakukan di Ruas Jalan Kota Yogyakarta pada Tahun 2008 besar Biaya Operasional
Kendaraan (BOK) untuk kendaraan Sedan adalah 1.589,22 Rupiah. Dalam analisa BOK yang dilakukan di Ruas
Jalan Kota Yogyakarta nilai penyusutan kendaraan sebesar 391,96 Rupiah dan Bunga Modal, Pajak dan Asuransi
sebesar 313,57 Rupiah diperhitungkan. Sedangkan dalam analisa BOK yang dilakukan dalam penelitian ini nilai
penyusutan dan Bunga Modal, Pajak dan Asuransi tidak diperhitungkan sehingga BOK di Ruas Jalan Yogyakarta
Lebih Besar dibandingkan BOK dalam penelitian ini. Selain itu Kecepatan, Tingkat Pelayanan, Harga Kendaraan,
Harga Ban, Harga Oli, Dan Upah Pemeliharaan yang berbeda-beda tiap Ruas Jalan juga mempengaruhi besar
kecilnya Biaya Operasional Kendaraan (BOK).
Selain penelitian di Ruas Jalan Kota Yogyakarta, penelitian terdahulu lainnya yang sudah dilakukan yaitu
perhitungan BOK pada Ruas Jalan Padalarang-Ciranjang pada Tahun 2006 dengan besar BOK.
Tabel 30. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Hasil Studi Ruas Jalan Kota Yogyakarta
Jenis
Kendaraan

BOK

Sedan
Utility
Bus kecil
Bus besar
Truk kecil
Truk sedang
Truk besar

317
347
661
812
610
1012
1606

BBM
144
168
241
377
316
504
764

Komponen BOK (Rp/km)


SUKU
OLI
UPAH
CADANG
24
128
9
24
118
9
41
221
33
82
178
24
41
100
25
62
239
30
164
403
40

BAN
12
26
125
151
125
157
235

Dalam analisa yang dilakukan, perhitungan setiap BOK dibuat dengan kecepatan yang terjadi 37 km/jam, V/C =
0.72, harga bensin 1.636 Rupiah, harga solar 1.455 Rupiah, dan harga upah pemeliharaan 4000 Rupiah/jam.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

T - 96

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Transportasi

Gambar 5. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Ringan (LV) Vs Waktu Jl. Iskandar Muda

Gambar 6. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Berat (HV) Vs Waktu Jl. Iskandar Muda
Gambar 5 dan Gambar 6 dapat dilihat bahwa besar BOK kendaraan ringan dan kendaraan berat tegantung dengan
tingkat pelayanan yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Tingkat pelayanan suatu ruas jalan tergantung pada nilai
(V/C) Ratio dimana semakin besar nilai (V/C) Ratio makan tingkat pelayanan yang terjadi makin buruk. Dari Tabel
14. tentang karateristik tingkat pelayanan ruas jalan bahwa arus tidak stabil atau macet terjadi pada nilai (V/C) Ratio
0,85-1,00.
Demikian juga Gambar tersebut menunjukkan bahwa pelayanan paling baik di jalan Iskandar Muda terjadi pada jam
09.30-10.30 dengan (V/C) Ratio = 0,62 (Arus Stabil dan Tingkat Pelayanan C) dengan besar BOK yang terjadi
untuk Kendaraan Ringan (LV) adalah Rp 3.746,48 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah
Rp 111,17. Sedangkan BOK kendaraan Berat (HV) adalah Rp 9.194,49 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK
Arus Bebas adalah Rp 513.82.
Dari Grafik diatas tingkat pelayanan paling buruk di jalan Iskandar Muda terjadi pada jam 17.30-18.30 dengan nilai
(V/C) Ratio = 0.91 (Arus Tidak Stabil atau Arus Macet dan Tingkat Pelayanan E) sehingga besar BOK yang terjadi
untuk Kendaraan Ringan (LV) semakin besar yaitu Rp 4.504,11 dan selisih antara BOK yang terjadi dengan BOK
Arus Bebas Rp 896.16. Sedangkan besar BOK untuk Kendaraan Besar (HV) adalah Rp 10.680,38 dan selisih BOK
yang terjadi adalah Rp 1.999,71.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

T - 97

Transportasi

Gambar 7. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Ringan (LV) Vs Waktu Jl. Gajah Mada

Gambar 8. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Berat (HV) Vs Waktu Jl. Gajah Mada
Gambar 7 dan Gambar 8 memperlihatkan besar BOK kendaraan ringan dan kendaraan berat tegantung dengan
tingkat pelayanan yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Tingkat pelayanan suatu ruas jalan tergantung pada nilai
(V/C) Ratio dimana semakin besar nilai (V/C) Ratio makan tingkat pelayanan yang terjadi makin buruk. Dari Tabel
14. tentang karateristik tingkat pelayanan ruas jalan bahwa arus tidak stabil atau macet terjadi pada nilai (V/C) Ratio
0,85-1,00.
Gambar menunjukkan bahwa pelayanan paling baik di jalan Gajah Mada terjadi pada jam 09.30-10.30 dengan (V/C)
Ratio = 0,62 (Arus Stabil dan Tingkat Pelayanan C) dengan besar BOK yang terjadi untuk Kendaraan Ringan (LV)
adalah Rp 3.763,77 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah Rp 181.32. Sedangkan BOK
kendaraan Berat (HV) adalah Rp 9.199,49 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah Rp 685.15.
Dari Grafik diatas tingkat pelayanan paling buruk di jalan Gajah Mada terjadi pada jam 12.30-13.30 dengan nilai
(V/C) Ratio = 0.79 (Arus Mendekati Tidak Stabil atau Arus Mulai Macet dan Tingkat Pelayanan D) sehingga besar
BOK yang terjadi untuk Kendaraan Ringan (LV) semakin besar yaitu Rp 3.980.74 dan selisih antara BOK yang
terjadi dengan BOK Arus Bebas Rp 348.29. Sedangkan besar BOK untuk Kendaraan Besar (HV) adalah Rp
9.678,06 dan selisih BOK yang terjadi adalah Rp 1.063,72.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

T - 98

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Transportasi

Gambar 9. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Ringan (LV) Vs Waktu Jl. Kereta Api

Gambar 10. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Berat (HV) Vs Waktu Jl. Kereta Api
Gambar 9 dan Gambar 10 dapat dilihat bahwa besar BOK kendaraan ringan dan kendaraan berat tegantung dengan
tingkat pelayanan yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Tingkat pelayanan suatu ruas jalan tergantung pada nilai
(V/C) Ratio dimana semakin besar nilai (V/C) Ratio maka tingkat pelayanan yang terjadi makin buruk. Dari Tabel
14. tentang karateristik tingkat pelayanan ruas jalan bahwa arus tidak stabil atau macet terjadi pada nilai (V/C) Ratio
0,85-1,00.
Gambar juga menunjukkan bahwa pelayanan paling baik di jalan Kereta Api terjadi pada jam 06.30-07.30 dengan
(V/C) Ratio = 0,38 (Arus Stabil dan Tingkat Pelayanan B) dengan besar BOK yang terjadi untuk Kendaraan Ringan
(LV) adalah Rp 3.645,21 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah Rp 64,70. Sedangkan BOK
kendaraan Berat (HV) adalah Rp 8.933,78 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah Rp 444,67.
Dari Gambar diatas tingkat pelayanan paling buruk di jalan Kereta Api terjadi pada jam 12.30-13.30 dengan nilai
(V/C) Ratio = 0.73 (Arus Mendekati Tidak Stabil atau Arus Mulai Macet dan Tingkat Pelayanan C) sehingga besar
BOK yang terjadi untuk Kendaraan Ringan (LV) semakin besar yaitu Rp 3.947,84 dan selisih antara BOK yang
terjadi dengan BOK Arus Bebas Rp 317,33. Sedangkan besar BOK untuk Kendaraan Besar (HV) adalah Rp
9.641,95 dan selisih BOK yang terjadi adalah Rp 1.052,84.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

T - 99

Transportasi

Gambar 11. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Ringan (LV) Vs Waktu Jl. Thamrin

Gambar 12. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Berat (HV) Vs Waktu Jl. Thamrin
Gambar 11 dan 12 dapat dilihat bahwa besar BOK kendaraan ringan dan kendaraan berat tegantung dengan tingkat
pelayanan yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Tingkat pelayanan suatu ruas jalan tergantung pada nilai (V/C)
Ratio dimana semakin besar nilai (V/C) Ratio makan tingkat pelayanan yang terjadi makin buruk. Dari Tabel 14.
tentang karateristik tingkat pelayanan ruas jalan bahwa arus tidak stabil atau macet terjadi pada nilai (V/C) Ratio
0,85-1,00.
Gambar menunjukkan bahwa pelayanan paling baik di jalan Thamrin terjadi pada jam 06.30-07.30 dengan (V/C)
Ratio = 0,70 (Arus Stabil dan Tingkat Pelayanan C) dengan besar BOK yang terjadi untuk Kendaraan Ringan (LV)
adalah Rp 3.798,16 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah Rp 210,71. Sedangkan BOK
kendaraan Berat (HV) adalah Rp 9.363,31 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah Rp 886,08.
Dari Grafik diatas tingkat pelayanan paling buruk di jalan Kereta Api terjadi pada jam 17.30-18.30 dengan nilai
(V/C) Ratio = 0.96 (Arus tidak Stabil atau Arus Macet dan Tingkat Pelayanan E) sehingga besar BOK yang terjadi
untuk Kendaraan Ringan (LV) semakin besar yaitu Rp 4.357,43 dan selisih antara BOK yang terjadi dengan BOK
Arus Bebas Rp 769,98. Sedangkan besar BOK untuk Kendaraan Besar (HV) adalah Rp 10.439,53 dan selisih BOK
yang terjadi adalah Rp 1.962,30.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

T - 100

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Transportasi

Biaya Kemacetan (Congestion Cost)


Biaya kemacetan adalah biaya yang diakibatkan tundaan lalu lintas maupun tambahan volume kendaraan yang
mendekati atau melebihi kapasitas pelayanan jalan. Biaya kemacetan sesuai dengan persamaan (19) :
Nilai waktu perjalanan (V) dapat dihitung dengan menggunakan metode pendapatan : PDRB kota medan = Rp
21.802.508.000; Jumlah Penduduk = 2.121.053 Orang; Jam kerja Tahunan adalah 2.400 jam, berdasarkan pada 1
minggu mempunyai 48 jam kerja, dalam 1 Tahun ada 50 minggu kerja efektif. = 4,283/jam/orang
Jumlah waktu antrian dapat dihitung dengan teori antrian stokastik dengan persamaan : Wq =

; dimana

: Wq = T = Waktu Dalam Antrian (Jam), = Q = Arus Lalu Lintas (smp/jam), = C = Kapasitas dasar (smp/jam),
= (/); Ruas Jalan Iskandar Muda pada pukul 06.30-07.30 dengan besar : = 1706 smp/jam; = 2668 smp/jam;

= 0,000665 Jam, Selanjutnya dibuat dalam bentuk Tabel.
= (1705/2668) = 0,64 dan Wq =

 
Tabel 31. Nilai Waktu Antrian (T') (Jam)
INTERVAL
WAKTU
06.30-07.30
07.30-08.30
08.30-09.30
09.30-10.30
10.30-11.30
11.30-12.30
12.30-13.30
13.30-14.30
14.30-15.30
15.30-16.30
16.30-1730
17.30-18.30
18.30-19.30

Jalan Iskandar
Muda
0,000665
0,002449
0,001255
0,000620
0,001334
0,002111
0,002092
0,001739
0,001119
0,001269
0,003417
0,003830
0,001423
0,023321

Jalan Gajah
Mada
0,001065
0,001743
0,000861
0,000852
0,001096
0,001127
0,001943
0,001296
0,000869
0,001013
0,001613
0,001425
0,001112
0,016013

Jalan Kereta
api
0,000295
0,000743
0,001045
0,001007
0,001086
0,001365
0,001428
0,000800
0,000766
0,000773
0,000959
0,000925
0,000544
0,011735

Jalan
Thamrin
0,000768
0,002661
0,001777
0,001731
0,001954
0,002066
0,001431
0,001232
0,001099
0,001634
0,002783
0,006045
0,001143
0,026324

Sumber : Hasil Analisis


Tabel 32. Biaya Kemacetan (Rupiah) Pada Ruas Jalan Perkotaan Kota Medan
BIAYA KEMACETAN (Rupiah/13 Jam)
RUAS
JALAN
Jl. Iskandar
Muda
Jl. Gajah
Mada
Jl. Kereta
Api
Jl.Thamrin

KEC.
rerata
(km/jam)

MP+ANGKOT

PICK UP

23,25

137.844.487,59

26,44

Kendaraan Ringan (LV)

Jumlah (Rupiah/13 Jam)

Kendaraan Berat (HV)

Kendaraan

Kendaraan

BUS KECIL

BUS
BESAR

TRUK
KECIL

TRUK
SEDANG

Ringan (LV)

Berat (HV)

3.374.323,04

767.003,94

302.901,25

525.156,28

844.054,33

141.985.814,57

1.672.111,87

127.766.398,74

6.051.703,37

4.816.756,28

232.512,67

1.710.610,24

90.200,47

138.634.858,39

2.033.323,39

31,31

48.536.224,16

4.099.134,04

1.677.604,80

333.928,02

543.172,99

53.026,07

54.312.963,00

930.127,08

20,34

174.960.439,72

11.744.362,94

7.226.972,99

331.585,09

3.075.377,39

296.608,95

193.931.775,66

3.703.571,43

Sumber : Hasil Analisis


Biaya Kemacetan (Congestion Cost) yang ditanggung oleh pengendara kendaraan pribadi yang digolongkan dalam
Kendaraan Ringan (LV) disetiap Ruas Jalan Perkotaan dengan besar rata-rata per jam.
Tabel 33. Biaya Kemacetan (Rupiah/Jam) Pada Ruas Jalan Perkotaan Kota Medan
RUAS JALAN

KEC.
Rerata
(km/jam)

Jumlah (Rupiah/Jam)
Kendaraan Ringan
(LV)

Kendaraan Berat
(HV)

1. Jl. Iskandar Muda

23,25

10.921.985,74

128.623,99

2. Jl. Gajah Mada

26,44

10.664.219,88

156.409,49

3. Jl. Kereta Api

31,31

4.177.920,23

71.548,24

4. Jl.Thamrin

20,34

14.917.828,90

284.890,11

Sumber : Hasil Analisis

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

T - 101

Transportasi

Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan di Ruas Jalan Kota Yogyakarta Tahun 2008 besar Biaya Kemacetan per
jam kendaraan ringan (LV) adalah 10.133.073,10 Rupiah/jam.

6. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Hasil kajian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kemacetan lalu lintas yang terjadi pada Ruas Jalan Obyek penelitian umumnya disebabkan akibat penyempitan
ruas jalan akibat adanya aktivitas gangguan samping jalan pada sistem kegiatan perkantoran, perpakiran dan
perdagangan/pedagang kaki lima.
2. Kondisi jam puncak lalu lintas yang menunjukkan kinerja ruas jalan terburuk terjadi pada pukul:
a. Jl. Iskandar Muda pada pukul 17.30-18.30 dengan tingkat pelayanan E besar kecepatan 12,22 km/jam,
besar BOK kendaraan ringan (LV) sebesar 4.504,11 Rupiah/jam dan kendaraan berat (HV) sebesar
10.680,38 Rupiah/jam.
b. Jl. Gajah Mada pada pukul 12.30-13.30 dengan tingkat pelayanan D besar kecepatan 22,20 km/jam, besar
BOK kendaraan ringan (LV) sebesar 3.930,74 Rupiah/jam dan kendaraan berat (HV) sebesar 9.578,06
Rupiah/jam.
c. Jl. Kereta Api pada pukul 12.30-13.30 dengan tingkat pelayanan C besar kecepatan 22,40 km/jam, besar
BOK kendaraan ringan (LV) sebesar 3.947,84 Rupiah/jam dan kendaraan berat (HV) sebesar 9.641,95
Rupiah/jam.
d. Jl. Thamrin pada pukul 17.30-18.30 dengan tingkat pelayanan E besar kecepatan 13.91 km/jam, besar BOK
kendaraan ringan (LV) sebesar 4.357,43 Rupiah/jam dan kendaraan berat (HV) sebesar 10.439,53
Rupiah/jam.
3. Biaya Kemacetan kendaraan pribadi per jam pada ruas Jl. Iskandara Muda sebesar 10.921.985,74 Rupiah/jam,
ruas Jl. Gajah Mada sebesar 10.664.219,88 Rupiah/jam, ruas Jl. Kereta Api sebesar 4.177.920,23 Rupiah/jam,
ruas Jl. Thamrin sebesar 14.917.828,90 Rupiah/jam.
4. Kerugian paling dasar dari kemacetan lalu lintas adalah kerugian akan waktu tempuh, adanya pemborosan
bahan bakar sehingga adanya kenaikan biaya operasi kendaraan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diberikan beberapa saran terkait penelitian yang dilakukan:
1. Perlu dilakukan menejemen lalu lintas yang baik sepanjang ruas jalan obyek penelitian untuk mengurangi
aktivitas gangguan samping jalan yang dapat mengurangi hambatan samping sehingga kinerja dan tingkat
pelayanan ruas jalan dapat lebih baik.
2. Aktivitas gangguan samping jalan dalam sistem kegiatan perparkiran yang ada disepanjang ruas jalan obyek
penelitian perlu ditata dengan rapi sehingga tidak mempengaruhi kinerja ruas jalan.
3. Penelitian lebih lanjut sebaiknya dilakukan dengan jumlah ruas jalan yang lebih banyak untuk menghasilkan
besar biaya kemacetan dengan karakteristik lalu lintas yang berbeda-beda tiap ruas jalan perkotaan, data survey
dilakukan pada saat arus sibuk dan arus bebas dan anggota survey harus lebih mengerti dalam melakukan
pengambilan data sehingga bisa meminimalkan kesalahan dalam pengambilan data dilapangan.

7. DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Imam. (2008), Biaya Kemacetan Ruas Jalan Kota Yogyakarta, Jurnal Teknik Sipil, Volume 9 No.1, Oktober
2008 : 71-80.
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga. (1995), Manual Biaya Operasional Kendaraan Untuk
Jalan Perkotaan di Indonesia, Jalan NO.26-T-Bt-1995.
Dirjen Bina Marga. (1990), Panduan Survei dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas, Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta.
MKJI. (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Dirktoral Jendaral Bina Marga, Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta.
RSNI. (2006), Pedoman Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan, Balitbang PU Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta.
Sri Kawuryan, Istiarsi Saputri. (1991), Metode Perhitungan Biaya Kemacetan Lalu Lintas (Studi Kasus Pusat
Perbelanjaan Plaza Bandung Indah, Tesis Pascasarjana perencanaan Wilayah dan Kota, ITB, Bandung.
Sugianto, Gito. (2008), Biaya Kemacetan (Congestion Charging) mobil Pribadi di Central Business District, Jurnal
Media Teknik Sipil, Januari 2008 :59.
Sugianto, Gito. (2011), Estimation of congestion Cost of Motorcycle Users in Malioboro, Yogyakarta, Indonesia,
International Journal of Civil & Environtment Engineering IJCEE-IJENS, Volume 11 NO.1.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

T - 102

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai