1.
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan wilayah perkotaan seperti Kota Medan lebih cepat dibandingkan pertumbuhan wilayah di daerah
pedalaman, hal ini menyebabkan kota Medan banyak menawarkan berbagai macam sarana seperti sekolah, rumah
sakit, pusat perbelanjaan, perguruan tinggi dan lapangan pekerjaan. Hal ini merupakan daya tarik yang sangat kuat
bagi masyarakat untuk melakukan pergerakan.
Dalam melakukan perjalanan dari daerah asal ke tempat kegiatannya atau sebaliknya pelaku perjalanan akan
dihadapkan pada pilihan jenis moda transportasi, yaitu transportasi jalan Angkutan umum kota (Angkot), Bus
(Damri) dan kendaraan pribadi (Mobil atau Sepeda Motor). Pada waktu tertentu menjadi jam-jam puncak kegiatan,
sering terjadi penumpukan aktivitas pemakaian jalan dimana bagi yang menggunakan kendaraan umum sering turun
di daerah ruas jalan tertentu, sehingga menyebabkan jalan tersebut menjadi pusat pergerakan orang dan penumpukan
kendaraan yang menyebabkan dampak terjadinya akumulasi beban lalu lintas dan penurunan tingkat pelayanan ruas
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T - 85
Transportasi
jalan tersebut. Menyebabkan kemacetan dan berimplikasi terhadap aktivitas pemakai jalan, yaitu pemakai kendaraan
pribadi baik mobil ataupun sepeda motor, sehingga biaya yang di keluarkan akan semakin bertambah.
3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kajian dititik beratkan pada : objek penelitian dilakukan hanya pada transportasi darat berupa
kendaraan pribadi dan angkutan umum; penelitian dilakukan pada beberapa ruas jalan dalam kota, yang lalu
lintasnya padat dan tingkat pelayanannya berada dalam kondisi sangat jauh dari fungsi jalan sebenarnya dan wilayah
kajian akibat sering terjadi kemacetan pada ruas jalan dalam kota dan penentuan kerugian akibat adanya kemacetan.
4.
KAJIAN PUSTAKA
T - 86
Transportasi
Kecepatan Bebas
Kecepatan arus bebas adalah sesuai MKJI 1997 adalah : Fv = (Fvo+FVw) x FFsf x FFVcs
...(2)
Dimana : Fv : Kecepatan arus bebas (km/jam), Fvo : Kecepatan arus bebas dasar (km/jam), FVw : Penyesuaian lebar
jalur lalu lintas, FFsf : faktor penyesuaian hamabatan samping, FFVcs : Faktor penyesuaian ukuran kota. Kecepatan
rata-rata ruang adalah kecepatan rata-rata kendaraan yang melintasi suatu segmen pengamatan pada suatu waktu
rata-rata tertentu.
Biaya Operasi Kendaraan (BOK)
Dalam kajian ini, terdapat beberapa macam model yang digunakan untuk memperoleh biaya operasi kendaraan
(BOK), ada beberapa analisis model yang digunakan yaitu HDM-VOC (Highway Design and Maintenance Standart
Vehicle Operating Cost). Model yang dikembangkan oleh World Bank pada Tahun 1994 dimana model ini terdiri
dari banyak persamaan yang memperkirakan biaya kecepatan kendaraan, bahan bakar, roda kendaraan, pemakaian
onderdil, dan biaya operasi lainnya pada berbagai kondisi dan karakteristik jalan.
Untuk melakukan perhitungan biaya operasi kendaraan dengan VOCM-HDM, mencakup :
1. Karakteristik dan kondisi jalan, yaitu : jenis permukaan, tingkat kekasaran permukaan, gradient, curvature dan
superelevasi, tinggi jalan, serta jumlah lajur jalan.
2. Kendaraan representasi dan karakteristik kendaraan, yaitu : tare weight, payload, maximum driving power,
maximum braking power, kecepatan optimum, luas muka, putaran mesin, energy efficiency factor, dan fuel
adjustment factor.
3. Karakteristik operasi (utilitas), terutama pemakaian kendaraan dan pemakaian ban.
4. Unit-unit biaya, yaitu harga kendaraan baru, bahan bakar, minyak pelumas, harga ban baru, awak kendaraan,
biaya keterlambatan, suku bunga Tahunan, dan overhead.
Biaya Konsumsi Bahan Bakar
a. Kecepatan Rata-rata Lalu-Lintas, data kecepatan lalu lintas dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran
langsung dengan menggunakan metode moving car observer dan selanjutnya dilakukan perhitungan kecepatan
rata-rata ruang.
b. Percerpatan rata-rata, lalu-lintas dalam suatu ruas jalan dapat dihitung: AR = 0,0128 x (V /C).(3)
Dimana : AR : percepatan rata-rata, V : volume lalu-lintas (smp/ jam), C : kapasitas jalan (smp/ jam), Simpangan
baku percepatan. Simpangan baku percepatan lalu lintas dalam suatu ruas jalan dapat dihitung dengan :
..................................................................(4)
SA = SA max (1.04/(1+
Dimana : SA = Simpangan baku percepatan (m/s2), SAmax = Simpangan baku percepatan maksimum (m/s2)
(tipikal/default= 0.75), a0,a1 = koefisien parameter (tipikal/default a0 = 5.140 ; a1 = -8,264).
c. Tanjakan dan turunan, tanjakan rata-rata ruas jalan dihitung berdasarkan data alinyemen vertikal dengan rumus :
RR =
(m/km).....................................................................(5)
Turunan rata-rata ruas jalan dapat dihitung berdasarkan data alinyemen vertikal dengan persamaan :
fR =
(m/km)..................................................................(6)
Apabila data pengukuran tanjakan dan turunan tidak tersedia dapat digunakan nilai tipikal :
Tabel 2. Alignemen vertikal yang direkomendasikan pada berbagai medan
Tanjakan rata-rata
Turunan rata-rata
Kondisi Medan
(m/km)
(m/km)
Datar
2,5
-2,5
Bukit
12,5
-12,5
Pegunungan
22,5
-22,5
Sumber: RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006
d.
e.
T - 87
Transportasi
VR2
1/VR
RR
FR
FR2
DTR
AR
SA
BK
BKxAR
BkxSAR
10
11
23.78
29.61
94.35
129.6
1181.2
1256.8
1058.9
1912.2
0.0037
0.0059
0.0094
0.0092
1.265
1.765
1.607
7.231
0.634
1.197
1.488
2.790
0
0
0
0
0
0
0
0
-0.638
132.2
166.1
266.4
36.21
42.84
49.58
13.86
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
70
524.6
0.0020
1.732
0.945
124.4
50.02
97.7
0.0135
0.7365
5.706
0.0378
-0.0858
6.661
36.46
17.28
190.3
3829.7
0.0195
14.536
7.225
11.41
10.92
JPOi
2000
2000
2000
2000
2000
2000
2000
KPOi
3,5
3,5
6
12
6
12
24
OHOi
2,1 x 106
2,1 x 106
2,1 x 106
2,1 x 106
2,1 x 106
2,1 x 106
2,1 x 106
-0.69
-0.69
-0.73
-0.15
-0.64
-1.26
-.086
koefisien parameter
1
0.42
0.42
0.43
0.13
0.27
0.46
0.31
2
0.10
0.10
0.10
0.10
0.20
0.10
0.40
T - 88
Transportasi
a0
77,14
242,03
293,44
242,03
242,03
301,46
a1
0,547
0,519
0,517
0,519
0,517
0,519
Sedan
Utility
Bus kecil
Bus besar
Truk kecil
Truk sedang
Truk besar
-0.01471
0.01905
0.02400
0.10153
0.02400
0.095835
0.158350
IRI
1
0.01489
0.01489
0.02500
0
0.02500
0
0
TTR
2
0
0
0.003500
0.000963
0.003500
0.001738
0.000280
DTR
3
0
0
0.000670
0.000244
0.000670
0.000184
0.000280
T - 89
Transportasi
dimana keuntungan yang diperoleh adalah perkalian antara waktu yang dihemat dengan adanya proyek dengan nilai
waktu itu sendiri. Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh dalam menentukan nilai waktu perjalanan (Horowitz.
Alan J, 1980), adalah Penghasilan, Tujuan Perjalanan, Periode Perjalanan, Moda Perjalanan dan Panjang Rute
Perjalanan.
Metode Untuk Nilai Waktu
Nilai waktu perjalanan merupakan salah satu komponen yang penting dalam analisis transportasi, terutama dalam
aspek ekonomi nilai waktu perjalanan berkaitan dengan adanya oppornity cost dari setiap waktu yang dihabiskan
dalam menempuh perjalanan maupun dengan jumlah uang yang dikorbankan dalam melakukan perjalanan. Nilai
waktu perjalanan adalah suatu faktor konvensi dalam melakukan penghematan waktu dalam bentuk uang.
Metode Pendapatan
Metode ini tergolong sederhana, karena hanya mempertimbangkan dua faktor yaitu Pendapatan Domestik Regional
Bruto (PDRB) perorangan dan jumlah waktu kerja dalam setahun perorangan dengan asumsi waktu yang digunakan
menghasilkan suatu produk dalam bentuk pendapatan seseorang. Pendekatan ini adalah (The value of Travel Time;
Theory And Measurement, Nils.1979): = (PDRB/Orang) : (waktu kerja tahunan/orang)..............(19)
Dimana : : Nilai waktu, PDRB : Pendapatan Domestik Regional Bruto
Biaya Yang Ditimbulkan Akibat Kemacetan Lalu Lintas
Karakteristik umum arus lalu lintas, ada tiga karakteristik primer dalam teori arus lalu lintas yang saling terkait
yaitu: volume, kecepatan dan kepadatan. Pendekatan analisis biaya kemacetan timbul dari hubungan antara
kecepatan dengan aliran di jalan dan hubungan antara kecepatan dengan biaya kendaraan. Batas aliran lalu lintas
yang ada pada suatu ruas jalan dilampaui, maka rata-rata kecepatan lalu lintas akan turun sehingga pada saat
kecepatan mulai turun maka akan mengakibatkan biaya operasi kendaraan akan meningkat antara kisaran 0 45
km/jam dan waktu untuk melakukan perjalanan akan semakin meningkat. Sementara itu, waktu berarti biaya dan
nilai yang keduanya merupakan dua bagian dari total biaya perjalanan yang ditimbulkan oleh menurunnya kecepatan
akibat meningkatnya aliran lalu lintas (Sugiono. G, 2008). Congestion cost (biaya kemacetan) merupakan selisih
antara marginal social cost (biaya yang dikeluarkan masyarakat) dengan private cost (biaya yang dikeluarkan oleh
pengguna kendaraan pribadi) yang disebabkan oleh adanya tambahan kendaraan pada ruas jalan yang sama.
Perhitungan beban biaya kemacetan didasarkan kepada perbedaan antara biaya marginal social cost dan marginal
private cost dari suatu perjalanan (Sugiono. G, 2008).
Ada juga model kaitan antara kecepatan dengan biaya kemacetan, dimana model ini memiliki asumsi (Basuki, M.
2008) : Perbedaan tingkat kecepatan (lambat dan cepat); Kecepatan tiap kendaraan tidak dibuat berdasarkan tingkat
lalu lintas; Tidak menggunakan satuan penumpang; Biaya kemacetan cenderung nol jika kecepatannya sama dan
Kendaraan tidak saling mendahului.
Maka dari asumsi di atas, biaya kemacetan adalah : C = N*
...(19)
Dimana : C = Biaya kemacetan (rupiah), N = Jumlah kendaraan (kendaraan), G = Biaya operasional kend.
(Rp/kend.Km), A = Kenderaan dengan kecepatan eksisting (Km/jam), B = Kendaraan dengan kecepatan ideal
(Km/jam), V = Nilai waktu perjalanan kendaraan cepat (Rp/kend.jam), T = waktu antrian (jam).
5. ANALISA DATA
Pemilihan Rute Yang Dijadikan Objek Penelitian
Pemilihan ruas yang akan dijadikan obyek penelitian sangat diperlukan guna menentukan titik lokasi penelitian yang
dapat mewakili kondisi kemacetan. Obyek penelitian dilakukan pada ruas jalan: Iskandar Muda (depan Plaza
Ramayana Pringgan), Gajah Mada (depan Gramedia), Kereta Api (jalan Samping Rel Kereta Api) dan Thamrin
(depan Plaza Thamrin). Dimana jalan tersebut memiliki karakteristik dengan lalu lintas yang padat karena terdapat
akses untuk segala aktivitas yang pada akhirnya menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Karakteristik Fisik Ruas Jalan Obyek Penelitian
Karakteristik fisik ruas jalan tersebut terdiri dari kondisi geometrik ruas jalan dan profil ruas jalan. Kondisi
geometrik ruas jalan dijelaskan dalam potongan melintang dan aligment, sedangkan yang dimaksud dengan profil
ruas jalan adalah penambahan pemanfaatan jalan dan pemanfaatan lahan disekitar ruas jalan.
Tabel 8. Karakteristik Ruas Jalan Obyek Penelitian
Nama Jalan
Lebar Bahu
(m)
Tipe jalan
Iskandar Muda
13
1,2
Gajah Mada
12
Pemanfaatan
Pertokoan dan pusat
perbelanjaan
Perkantoran dan
pertokoan
T - 90
Transportasi
Kereta Api
7,25
0,5
Thamrin
15
0,7
Pertokoan
Pertokoan dan pusat
perbelanjaan
Kendaraan
Berat (HV)
1,2
1,2
Fvo
(km/jam)
FVw
(km/jam)
(1)+(2)
(km/jam)
FFVSF
Ukuran
Kota
FV
(3)x(4)x(5)
1
57
61
57
57
2
-2
-4
1
4
3
55
57
59
61
4
1,03
1.01
1,01
1,01
5
1,0
1,0
1,0
1,0
6
56,65
57,57
58,58
61,61
Iskandar Muda
Gajah Mada
Kereta Api
Thamrin
Sumber : Hasil Analisis
b.
Kecepatan Kendaraan Pada Ruas Jalan, di peroleh dari hasil pengamatan dengan kendaraan begerak per-jam
dengan pengamatan setiap 15 menit.
Tabel 11. Kecepatan Kendaraan Pada Ruas Jalan (Km/Jam)
INTERVAL
Jalan Iskandar
Muda
Jalan Thamrin
V rata-rata
23.25
26,44
31,31
20,34
Smp/Jam
Kendaraan/Jam
Smp/Jam
26964
14621
22742
12938
Proporsi
Sumber : Hasil Analisis
54,25%
45,75%
Selanjutnya kapasitas dasar jalan pada obyek penelitian kondisi kedua arah jalan berdasarkan MKJI 1997.
T - 91
Transportasi
Tabel 13. Kapasitas Dasar Jalan Iskandar Muda Sesuai MKJI 1997
N
o
Faktor Analisis
1
2
Ruas GAMA
(Jalur Kanan,
Tengah dan
Kiri)
1650
0,92
0,97
Ruas KA
(2 Lajur)
Ruas Thamrin
(Jalur Kanan
dan Kiri)
2900
0,915
1650
1,04
0,875
0,832
0,82
0,83
1344
2688
1263
3789
2176
1424
2848
Kondisi lalu lintas pada jam puncak di ruas jalan dapat ditentukan berdasarkan V/C ratio yang didapatkan dari
perbandingan arus waktu sibuk pada ruas jalan dengan kapasitasnya. Dari V/C ratio akan diketahui karakteristik
pelayanan suatu ruas jalan yang tertera dalam tabel.
Tabel 14. Krakteristik Tingkat pelayanan
NO
Tingkat
Pelayanan
Karakteristik
V/C Ratio
0,00- 0,20
0,21 0,44
0,45 0,75
0,76 0,84
0,85 1,00
> 1.00
Harga kendaraan
Sedan
Utility
Bus kecil
Rp. 295.250.000
Rp. 170.800.000
Rp. 218.000.000
Barat Kendaraan
(Ton)
1,5
2
3
T - 92
Transportasi
Bus besar
Truk kecil
Truk sedang
Truk besar
Rp. 1.100.000.000
Rp. 268.485.600
Rp. 294.378.000
Rp. 621.520.800
12
6
15
25
Harga bahan Bakar, bensin dan solar sesuai dengan harga ekonomi sebesar Rp. 4.500,Harga Ekonomi Pelumas Kendaraan, untuk setiap tipe kenderaan jenis Mesran SAE B40 Rp. 19.350,- kecuali
Tipe Sedan dengan Pelumas Castrol Magnetec 10W-40 seharga RP. 62.500,- dan Utility Rp. 19.650,Harga Ekonomi Ban Kendaraan
Tabel 16. Harga Ban Kendaraan Sesuai Tipe dan Merek
Tipe kendaraan
Merek Ban
Harga Ban
Sedan
Bridgestone 185/60 R15
Rp. 999.400
Utility & Bus Kecil
Dunlop 185/R14-8PR
Rp. 612.000
Bus besar
Bridstone 900-16-14PR
Rp. 1.377.000
Truk kecil
Dunlop 750-16-12PR
Rp. 1.042.000
Truk sedang
Dunlop 750-16-12PR
Rp. 1.042.000
Truk besar
Dunlop 1000-20-16PR
Rp. 1.669.000
Sumber : Hasil Survey
V/C
Ratio
AR
SA
0,2
0,00256
0,51
0,07643
0,09397
0,16844
0,21124
0,17684
0,35889
0,47743
0,2
0,00256
0,51
0,07445
0,09188
0,16684
0,21099
0,16672
0,34633
0,46339
0,2
0,00256
0,51
0,07410
0,09165
0,16699
0,21127
0,16468
0,34468
0,46121
0,2
0,00256
0,51
0,07380
0,09192
0,16856
0,21266
0,16175
0,34470
0,46009
Bus
Besar
Truk
Besar
WAKTU
06.30-19.30
Sedan
Utiliti
343,948
335,012
422,845
Bus
Kecil
757,962
Bus
Besar
950,590
Truk
Kecil
795,785
413,463
750,780
949,470
750,258
333,428
412,429
751,459
950,697
741,053
Jl. Thamrin
332,083
413,635
758,541
956,962
727,886
Truk
Sedang
1615,019
1558,505
2085,265
1551,069
1551,153
Truk
Besar
2148,436
2075,447
2070,389
KPOi (ltr)
OHKi
(ltr/km)
Merek Pelumas
Sedan
Utility
Bus kecil
Truk besar
Truk ringan
Truk sedang
Truk besar
3,5
3,5
6
12
6
12
24
0.00175
0.00175
0.003
0.006
0.003
0.006
0.012
Harga
pelumas
(liter)
Rp. 62.500
Rp. 19.650
Rp. 19.350
Rp. 19.350
Rp. 19.350
Rp. 19.350
Rp. 19.350
T - 93
Transportasi
Tabel 20. Biaya Konsumsi Oli (KO) dan Biaya Konsumsi Oli (BO) Untuk Ruas Jalan
WAKTU
06.30-19.30
Jl. Iskandar
Muda
Jl. Gajah
Mada
Jl. Kereta
Api
Jl. Thamrin
Konsumsi Oli
(KO) untuk
Kend. Ringan
(LV) (ltr/km)
Sedan
&
Utility
Bus
Kecil
Truk
Kecil
Bus
Besar &
Truk
Sedang
Truk
Besar
Sedan
Utiliti
Bus
Kecil
Bus
Besar
Truk
Kecil
Truk
Sedang
Truk
Besar
0,00175
0,003
0,003
0,006
0,012
109,388
34,393
58,057
116,109
58,057
116,115
232,219
0,00175
0,003
0,003
0,006
0,012
109,388
34,393
58,057
116,109
58,057
116,114
232,219
0,00175
0,003
0,003
0,006
0,012
109,388
34,393
58,057
116,109
58,057
116,114
232,219
0,00175
0,003
0,003
0,006
0,012
109,388
34,393
58,057
116,109
58,057
116,114
232,219
2.
Sedan
IRI
(m/km)
5
Utiliti
0,1
0,3542
60,49
Bus Kecil
0,1
0,3567
77,76
Bus Besar
0,1
0,1256
138,15
Truk Kecil
0,1
0,0448
12,03
Truk Sedang
0,1
0,2612
76,90
Truk Besar
0,1
0,0029
1,83
JENIS KENDARAAN
KJT (km)
PI
BP (rp.)
0,1
0,4352
104,57
a0
a1
PI
77,14
0,547
0,4352
43,722
BUi
(rp.)
270,204
Utility
77,14
0,547
0,3542
43,722
270,203
Bus Kecil
242,03
0,519
0,3567
141,745
875,982
Bus Besar
293,44
0,517
0,1256
100,389
620,405
Truk Kecil
242,03
0,519
0,0448
48,292
298,443
Truk Sedang
242,03
0,517
0,2612
120,914
747,247
Truk Besar
301,46
0,519
0,0029
14,647
90,521
IRI
TTR
DTR
IRI
(m/km)
TTR
(m/km)
DTR
/km
KB
BBi
(rp./km)
56,87
15
0,0597
Sedan
-0,0147
0,01489
Utility
0,01905
0,01489
15
0,0935
57,22
Bus Kecil
0,024
0,025
0,0035
0,00067
15
0,1766
108,05
Bus Besar
0,10153
0,00096
0,00024
15
0,1100
151,48
Truk Kecil
0,024
0,025
0,0035
0,00067
15
0,1766
183,97
T - 94
Transportasi
Truk
Sedang
Truk Besar
0,09584
0,00174
0,00018
15
0,1073
111,79
0,15835
0,00028
0,00028
15
0,1640
273,63
INTERVAL
06.30-19.30
Sedan
Utiliti
Bus Kecil
Bus Besar
Truk
Besar
Jl. Iskandar
Muda
per 13 jam
884,98
845,16
1877,81
1918,68
1348,28
2667,07
2746,64
11504,77
10987,03
24411,50
24942,87
17527,61
34671,95
35706,32
876,05
835,77
1870,63
1917,56
1302,75
2610,56
2683,47
per 13 jam
11388,61
10865,07
24318,13
24928,31
16935,75
33937,26
34885,09
874,46
834,74
1871,30
1918,79
1293,55
2603,12
2673,65
per 13 jam
11368,01
10851,63
24326,96
24944,27
16816,09
33840,59
34757,46
Jl. Thamrin
873,12
835,95
1878,39
1925,05
1280,38
2603,21
2668,59
per 13 jam
11350,53
10867,30
24419,03
25025,70
16644,91
33841,69
34691,70
Jl. Iskandar
Muda
Jl. Gajah
Mada
Jl. Kereta
Api
Jl. Thamrin
Sedan &
Utiliti
Bus
Kecil
Truk
Kecil
Bus Besar
& Truk
Sedang
Truk
Besar
Sedan
Utiliti
Bus
Kecil
Bus
Besar
Truk
Kecil
Truk
Sedang
Truk
Besar
0,00175
0,003
0,003
0,006
0,012
109,390
34,393
58,057
116,109
58,059
116,116
232,221
0,00175
0,003
0,003
0,006
0,012
109,391
34,393
58,057
116,109
58,059
116,115
232,222
0,00175
0,003
0,003
0,006
0,012
109,389
34,393
58,057
116,109
58,058
116,115
232,220
0,00175
0,003
0,003
0,006
0,012
109,392
34,394
58,057
116,109
58,059
116,116
232,222
INTERVAL
06.30-19.30
Sedan
Utiliti
Bus Kecil
Bus Besar
13 Jam
13081,53
12496,50
25260,54
26602,04
36202,25
Truk
Besar
41790,75
INTERVAL
06.30-19.30
Sedan
Utiliti
Bus Kecil
Bus Besar
13 Jam
12734,96
12112,99
24894,07
26150,79
35507,12
Truk
Besar
40250,75
T - 95
Transportasi
INTERVAL
06.30-19.30
Sedan
Utiliti
Bus Kecil
Bus Besar
13 jam
12524,20
11924,77
24828,32
25840,07
35903,65
Truk
Besar
39797,23
INTERVAL
06.30-19.30
Sedan
Utiliti
Bus Kecil
Bus Besar
13 Jam
13753,03
13193,01
25781,57
27642,50
Truk
Besar
43934,22
BOK
Sedan
Utility
Bus kecil
Bus besar
Truk kecil
Truk sedang
Truk besar
317
347
661
812
610
1012
1606
BBM
144
168
241
377
316
504
764
BAN
12
26
125
151
125
157
235
Dalam analisa yang dilakukan, perhitungan setiap BOK dibuat dengan kecepatan yang terjadi 37 km/jam, V/C =
0.72, harga bensin 1.636 Rupiah, harga solar 1.455 Rupiah, dan harga upah pemeliharaan 4000 Rupiah/jam.
T - 96
Transportasi
Gambar 5. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Ringan (LV) Vs Waktu Jl. Iskandar Muda
Gambar 6. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Berat (HV) Vs Waktu Jl. Iskandar Muda
Gambar 5 dan Gambar 6 dapat dilihat bahwa besar BOK kendaraan ringan dan kendaraan berat tegantung dengan
tingkat pelayanan yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Tingkat pelayanan suatu ruas jalan tergantung pada nilai
(V/C) Ratio dimana semakin besar nilai (V/C) Ratio makan tingkat pelayanan yang terjadi makin buruk. Dari Tabel
14. tentang karateristik tingkat pelayanan ruas jalan bahwa arus tidak stabil atau macet terjadi pada nilai (V/C) Ratio
0,85-1,00.
Demikian juga Gambar tersebut menunjukkan bahwa pelayanan paling baik di jalan Iskandar Muda terjadi pada jam
09.30-10.30 dengan (V/C) Ratio = 0,62 (Arus Stabil dan Tingkat Pelayanan C) dengan besar BOK yang terjadi
untuk Kendaraan Ringan (LV) adalah Rp 3.746,48 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah
Rp 111,17. Sedangkan BOK kendaraan Berat (HV) adalah Rp 9.194,49 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK
Arus Bebas adalah Rp 513.82.
Dari Grafik diatas tingkat pelayanan paling buruk di jalan Iskandar Muda terjadi pada jam 17.30-18.30 dengan nilai
(V/C) Ratio = 0.91 (Arus Tidak Stabil atau Arus Macet dan Tingkat Pelayanan E) sehingga besar BOK yang terjadi
untuk Kendaraan Ringan (LV) semakin besar yaitu Rp 4.504,11 dan selisih antara BOK yang terjadi dengan BOK
Arus Bebas Rp 896.16. Sedangkan besar BOK untuk Kendaraan Besar (HV) adalah Rp 10.680,38 dan selisih BOK
yang terjadi adalah Rp 1.999,71.
T - 97
Transportasi
Gambar 7. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Ringan (LV) Vs Waktu Jl. Gajah Mada
Gambar 8. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Berat (HV) Vs Waktu Jl. Gajah Mada
Gambar 7 dan Gambar 8 memperlihatkan besar BOK kendaraan ringan dan kendaraan berat tegantung dengan
tingkat pelayanan yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Tingkat pelayanan suatu ruas jalan tergantung pada nilai
(V/C) Ratio dimana semakin besar nilai (V/C) Ratio makan tingkat pelayanan yang terjadi makin buruk. Dari Tabel
14. tentang karateristik tingkat pelayanan ruas jalan bahwa arus tidak stabil atau macet terjadi pada nilai (V/C) Ratio
0,85-1,00.
Gambar menunjukkan bahwa pelayanan paling baik di jalan Gajah Mada terjadi pada jam 09.30-10.30 dengan (V/C)
Ratio = 0,62 (Arus Stabil dan Tingkat Pelayanan C) dengan besar BOK yang terjadi untuk Kendaraan Ringan (LV)
adalah Rp 3.763,77 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah Rp 181.32. Sedangkan BOK
kendaraan Berat (HV) adalah Rp 9.199,49 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah Rp 685.15.
Dari Grafik diatas tingkat pelayanan paling buruk di jalan Gajah Mada terjadi pada jam 12.30-13.30 dengan nilai
(V/C) Ratio = 0.79 (Arus Mendekati Tidak Stabil atau Arus Mulai Macet dan Tingkat Pelayanan D) sehingga besar
BOK yang terjadi untuk Kendaraan Ringan (LV) semakin besar yaitu Rp 3.980.74 dan selisih antara BOK yang
terjadi dengan BOK Arus Bebas Rp 348.29. Sedangkan besar BOK untuk Kendaraan Besar (HV) adalah Rp
9.678,06 dan selisih BOK yang terjadi adalah Rp 1.063,72.
T - 98
Transportasi
Gambar 9. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Ringan (LV) Vs Waktu Jl. Kereta Api
Gambar 10. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Berat (HV) Vs Waktu Jl. Kereta Api
Gambar 9 dan Gambar 10 dapat dilihat bahwa besar BOK kendaraan ringan dan kendaraan berat tegantung dengan
tingkat pelayanan yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Tingkat pelayanan suatu ruas jalan tergantung pada nilai
(V/C) Ratio dimana semakin besar nilai (V/C) Ratio maka tingkat pelayanan yang terjadi makin buruk. Dari Tabel
14. tentang karateristik tingkat pelayanan ruas jalan bahwa arus tidak stabil atau macet terjadi pada nilai (V/C) Ratio
0,85-1,00.
Gambar juga menunjukkan bahwa pelayanan paling baik di jalan Kereta Api terjadi pada jam 06.30-07.30 dengan
(V/C) Ratio = 0,38 (Arus Stabil dan Tingkat Pelayanan B) dengan besar BOK yang terjadi untuk Kendaraan Ringan
(LV) adalah Rp 3.645,21 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah Rp 64,70. Sedangkan BOK
kendaraan Berat (HV) adalah Rp 8.933,78 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah Rp 444,67.
Dari Gambar diatas tingkat pelayanan paling buruk di jalan Kereta Api terjadi pada jam 12.30-13.30 dengan nilai
(V/C) Ratio = 0.73 (Arus Mendekati Tidak Stabil atau Arus Mulai Macet dan Tingkat Pelayanan C) sehingga besar
BOK yang terjadi untuk Kendaraan Ringan (LV) semakin besar yaitu Rp 3.947,84 dan selisih antara BOK yang
terjadi dengan BOK Arus Bebas Rp 317,33. Sedangkan besar BOK untuk Kendaraan Besar (HV) adalah Rp
9.641,95 dan selisih BOK yang terjadi adalah Rp 1.052,84.
T - 99
Transportasi
Gambar 11. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Ringan (LV) Vs Waktu Jl. Thamrin
Gambar 12. Grafik Hubungan antara (BOK Arus Bebas, BOK Sesuai Tingkat Pelayanan Dan Volume Kendaraan)
Kendaraan Berat (HV) Vs Waktu Jl. Thamrin
Gambar 11 dan 12 dapat dilihat bahwa besar BOK kendaraan ringan dan kendaraan berat tegantung dengan tingkat
pelayanan yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Tingkat pelayanan suatu ruas jalan tergantung pada nilai (V/C)
Ratio dimana semakin besar nilai (V/C) Ratio makan tingkat pelayanan yang terjadi makin buruk. Dari Tabel 14.
tentang karateristik tingkat pelayanan ruas jalan bahwa arus tidak stabil atau macet terjadi pada nilai (V/C) Ratio
0,85-1,00.
Gambar menunjukkan bahwa pelayanan paling baik di jalan Thamrin terjadi pada jam 06.30-07.30 dengan (V/C)
Ratio = 0,70 (Arus Stabil dan Tingkat Pelayanan C) dengan besar BOK yang terjadi untuk Kendaraan Ringan (LV)
adalah Rp 3.798,16 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah Rp 210,71. Sedangkan BOK
kendaraan Berat (HV) adalah Rp 9.363,31 dan selisih BOK yang terjadi dengan BOK Arus Bebas adalah Rp 886,08.
Dari Grafik diatas tingkat pelayanan paling buruk di jalan Kereta Api terjadi pada jam 17.30-18.30 dengan nilai
(V/C) Ratio = 0.96 (Arus tidak Stabil atau Arus Macet dan Tingkat Pelayanan E) sehingga besar BOK yang terjadi
untuk Kendaraan Ringan (LV) semakin besar yaitu Rp 4.357,43 dan selisih antara BOK yang terjadi dengan BOK
Arus Bebas Rp 769,98. Sedangkan besar BOK untuk Kendaraan Besar (HV) adalah Rp 10.439,53 dan selisih BOK
yang terjadi adalah Rp 1.962,30.
T - 100
Transportasi
; dimana
: Wq = T = Waktu Dalam Antrian (Jam), = Q = Arus Lalu Lintas (smp/jam), = C = Kapasitas dasar (smp/jam),
= (/); Ruas Jalan Iskandar Muda pada pukul 06.30-07.30 dengan besar : = 1706 smp/jam; = 2668 smp/jam;
= 0,000665 Jam, Selanjutnya dibuat dalam bentuk Tabel.
= (1705/2668) = 0,64 dan Wq =
Tabel 31. Nilai Waktu Antrian (T') (Jam)
INTERVAL
WAKTU
06.30-07.30
07.30-08.30
08.30-09.30
09.30-10.30
10.30-11.30
11.30-12.30
12.30-13.30
13.30-14.30
14.30-15.30
15.30-16.30
16.30-1730
17.30-18.30
18.30-19.30
Jalan Iskandar
Muda
0,000665
0,002449
0,001255
0,000620
0,001334
0,002111
0,002092
0,001739
0,001119
0,001269
0,003417
0,003830
0,001423
0,023321
Jalan Gajah
Mada
0,001065
0,001743
0,000861
0,000852
0,001096
0,001127
0,001943
0,001296
0,000869
0,001013
0,001613
0,001425
0,001112
0,016013
Jalan Kereta
api
0,000295
0,000743
0,001045
0,001007
0,001086
0,001365
0,001428
0,000800
0,000766
0,000773
0,000959
0,000925
0,000544
0,011735
Jalan
Thamrin
0,000768
0,002661
0,001777
0,001731
0,001954
0,002066
0,001431
0,001232
0,001099
0,001634
0,002783
0,006045
0,001143
0,026324
KEC.
rerata
(km/jam)
MP+ANGKOT
PICK UP
23,25
137.844.487,59
26,44
Kendaraan
Kendaraan
BUS KECIL
BUS
BESAR
TRUK
KECIL
TRUK
SEDANG
Ringan (LV)
Berat (HV)
3.374.323,04
767.003,94
302.901,25
525.156,28
844.054,33
141.985.814,57
1.672.111,87
127.766.398,74
6.051.703,37
4.816.756,28
232.512,67
1.710.610,24
90.200,47
138.634.858,39
2.033.323,39
31,31
48.536.224,16
4.099.134,04
1.677.604,80
333.928,02
543.172,99
53.026,07
54.312.963,00
930.127,08
20,34
174.960.439,72
11.744.362,94
7.226.972,99
331.585,09
3.075.377,39
296.608,95
193.931.775,66
3.703.571,43
KEC.
Rerata
(km/jam)
Jumlah (Rupiah/Jam)
Kendaraan Ringan
(LV)
Kendaraan Berat
(HV)
23,25
10.921.985,74
128.623,99
26,44
10.664.219,88
156.409,49
31,31
4.177.920,23
71.548,24
4. Jl.Thamrin
20,34
14.917.828,90
284.890,11
T - 101
Transportasi
Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan di Ruas Jalan Kota Yogyakarta Tahun 2008 besar Biaya Kemacetan per
jam kendaraan ringan (LV) adalah 10.133.073,10 Rupiah/jam.
7. DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Imam. (2008), Biaya Kemacetan Ruas Jalan Kota Yogyakarta, Jurnal Teknik Sipil, Volume 9 No.1, Oktober
2008 : 71-80.
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga. (1995), Manual Biaya Operasional Kendaraan Untuk
Jalan Perkotaan di Indonesia, Jalan NO.26-T-Bt-1995.
Dirjen Bina Marga. (1990), Panduan Survei dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas, Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta.
MKJI. (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Dirktoral Jendaral Bina Marga, Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta.
RSNI. (2006), Pedoman Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan, Balitbang PU Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta.
Sri Kawuryan, Istiarsi Saputri. (1991), Metode Perhitungan Biaya Kemacetan Lalu Lintas (Studi Kasus Pusat
Perbelanjaan Plaza Bandung Indah, Tesis Pascasarjana perencanaan Wilayah dan Kota, ITB, Bandung.
Sugianto, Gito. (2008), Biaya Kemacetan (Congestion Charging) mobil Pribadi di Central Business District, Jurnal
Media Teknik Sipil, Januari 2008 :59.
Sugianto, Gito. (2011), Estimation of congestion Cost of Motorcycle Users in Malioboro, Yogyakarta, Indonesia,
International Journal of Civil & Environtment Engineering IJCEE-IJENS, Volume 11 NO.1.
T - 102