2)
Abstract
Running-in is a term to express effectively tolerance in rolling and sliding function between two
components. There are several parameter change during running-in, which are chemical aspect
or mechanical aspect. But, majority change in micro-geometric due to wear or plastic
deformation. Contact deformation occur when two solid surface pressed and slided each other.
Friction and wear are not properties of material but effect of the way to operate and its depend
on its material.This paper studies on plastic deformation due to normal force acting between
two surface. Two weight 8000 N and 11000 N respectively used in this research. The result
shows the weight of 11000 N has more effect in plastic deformation then the weight of 8000 N.
Keywords: Deformation, rasio radius, rolling contact, running-in
PENDAHULUAN
Running-in adalah suatu cara yang efektif untuk
penyesuaian kontak dua komponen dalam situasi
fungsional rolling dan atau sliding. Ada banyak
perubahan parameter selama running-in, kimiawi
atau mekanis. Namun, perubahan geometri-mikro
karena keausan atau deformasi plastis dominan
(Jamari, 2006).
Dua istilah yang terkait dengan running-in adalah
pemotongan (truncation) asperiti dan pemerasan
(shakedown) elastis. Dalam pemotongan asperiti,
kebanyakan studi telah dilakukan dengan
pemodelan statistik pada permukaan komponen.
Bentuk perubahan kurva distribusi amplitudo
setelah running-in ditunjukkan dalam Gambar 1.
Orang akan berharap perubahan parameter
permukaan seperti kekasaran statistik rata-rata,
kekasaran root-mean-square, tinggi puncak ke
lembah, lereng, dan sebagainya selama running-in.
Namun, perubahan topografi permukaan sebenarnya
tidak hanya distribusi tinggi (satu dimensi) tetapi
perubahan dalam tiga dimensi agar sesuai satu sama
lain.
Dalam sebagian besar kontak mekanik permukaan,
koefisien gesek dan keausan yang menurun karena
proses running-in. Deformasi plastis menyebabkan
peningkatan area kontak dan sebagai hasilnya,
penurunan tekanan kontak rata-rata atau daya
dukung beban meningkat. Perlu dicatat bahwa jika
110
MEKANISME RUNNING-IN
Selama perioda running-in, puncak-puncak
kekasaran hasil akhir proses pemesinan berkurang
dengan mekanisme aliran plastis, lembah-lembah
terisi dan semua bentuk menjadi saling
selaras/sesuai (matching), Temperatur lebih tinggi
umumnya disebabkan karena laju keausan (wear
rate) lebih tinggi, tetapi permukaan menjadi lebih
halus dan asperiti rata, laju keausan menurun
menuju keadaan setimbang (steady state). Ada dua
mekanisme utama dalam periode running-in;
deformasi plastis dan pengausan lembut (mild wear)
(Whitehouse, D. J., 1980). Mekanisme deformasi
plastis mirip penghalusan bola (roller burnishing),
asperiti ditekan kebawah. perubahan topografi
permukaan tergantung beban dan arah gerakan.
Asperiti-asperiti yang lebih tinggi seolah-olah
digosok. Kerugian gesekan umumnya menurun
selama periode ini dan celah antar permukaan
(clearance) bertambah, sehingga menurunkan
temperatur permukaan. Laju keausan menurun
hingga mencapai laju keausan normal yang stabil
(steady-state) untuk suatu desain pasangan kontak.
PENGARUH HARGA BEBAN NORMAL TERHADAP.( B.S. Hardjuno, J.D. Setiawan, R. Ismail, J. Jamari)
111
STUDI PUSTAKA
Dari hipotesis Johnson, K. L. dan Shercliff, H. R.,
(1992) yang menyatakan bahwa ketika terjadi
kontak asperiti dua benda yang memiliki kekerasan
sama, kedalaman deformasi plastis adalah sama
untuk masing-masing benda, tidak terikat pada
ukuran geometrinya. Berdasarkan hipotesis ini,
Jamari (2006) melakukan ekperimen pada kontak
antara dua bola baja keras (H = 8,3 GPa, E = 210
GPa dan = 0,3). Sejumlah pasangan kontak
dengan rasio radius yang berbeda telah dipilih, dan
hasilnya disajikan pada Gambar 4. Jelas, teramati
bahkan pada benda yang memiliki kekerasan yang
sama, tingkat deformasi plastis benda kontak tidak
sama, yang berbeda dengan hipotesis Johnson, K.
L. dan Shercliff, H. R.,. Rasio deformasi plastis
(p1/ p2) mengecil dengan kenaikan rasio radius
(R1/R2) benda. Benda dengan radius lebih besar
terdeformasi plastis lebih sedikit daripada benda
dengan radius lebih kecil.
112
Prosedur Eksperimen
Detail Eksperimen
Gambar 7 Spesimen.
PENGARUH HARGA BEBAN NORMAL TERHADAP.( B.S. Hardjuno, J.D. Setiawan, R. Ismail, J. Jamari)
113
1,0
8000 N
11000 N
0,8
Kurva fitting
L R 1d
1.1
1.2
1.3
2.1
2.2
2.3
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
4.3
5.1
5.2
5.3
6.1
6.2
6.3
7.1
7.2
7.3
20,290
20,366
20,308
20,238
20,033
20,322
20,329
20,244
20,262
20,357
20,273
20,343
20,017
20,306
20,031
20,041
20,248
20,229
20,266
20,033
20,224
20,397
20,475
20,421
20,329
20,128
20,419
20,439
20,352
20,371
20,464
20,381
20,450
20,128
20,419
20,149
20,162
20,368
20,352
20,329
20,117
20,319
Mean
P1
P1
No
L R 2o
L R 2d
0,107
0,109
0,113
0,091
0,095
0,097
0,110
0,108
0,109
0,107
0,108
0,107
0,111
0,113
0,118
0,121
0,120
0,123
0,063
0,084
0,095
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
20,176
20,232
20,408
11,559
11,548
11,521
8,425
8,512
8,527
6,998
6,986
6,925
6,231
6,022
6,118
5,890
5,998
5,989
5,766
5,545
5,542
20,065
20,120
20,294
11,402
11,392
11,363
8,208
8,296
8,315
6,684
6,674
6,612
5,748
5,538
5,629
5,333
5,569
5,485
5,309
5,021
4,978
0,110
0,094
0,109
0,107
0,114
0,121
0,081
Mean P 1/
P2 P1+ P2
P2
P2
0,111
0,112
0,114
0,157
0,156
0,158
0,217
0,216
0,212
0,314
0,312
0,313
0,483
0,484
0,489
0,557
0,429
0,504
0,457
0,524
0,564
0,112 0,976
0,157 0,601
0,215 0,507
0,313 0,343
0,485 0,235
0,497 0,244
0,515 0,157
0,218
0,221
0,227
0,248
0,251
0,255
0,327
0,324
0,321
0,421
0,420
0,420
0,594
0,597
0,607
0,678
0,549
0,627
0,520
0,608
0,659
0,0
1
20,206
20,334
20,287
11,745
11,853
11,577
8,843
8,878
8,912
7,395
7,309
7,392
6,821
6,770
6,810
6,283
6,158
6,192
5,462
5,497
5,411
20,067
20,180
20,175
11,480
11,569
11,348
8,480
8,524
8,490
6,825
6,760
6,837
6,157
6,163
6,160
5,518
5,452
5,434
4,438
4,540
4,490
0,139
0,154
0,112
0,265
0,284
0,229
0,363
0,354
0,422
0,570
0,549
0,555
0,664
0,607
0,650
0,765
0,706
0,758
1,024
0,957
0,921
0,135 0,985
0,259 0,568
0,380 0,371
0,558 0,243
0,640 0,200
0,743 0,157
0,967 0,147
0,277
0,305
0,222
0,409
0,419
0,392
0,513
0,523
0,525
0,706
0,681
0,693
0,796
0,730
0,779
0,903
0,811
0,866
1,190
1,086
1,054
114
Rasio R=5
0,8
P2
1
0,133 2
3
1
0,147 2
3
1
0,141 2
3
1
0,135 2
3
1
0,128 2
3
1
0,117 2
3
1
0,143 2
3
0,138
0,151
0,110
0,144
0,135
0,163
0,150
0,169
0,103
0,136
0,132
0,138
0,132
0,123
0,129
0,138
0,105
0,108
0,166
0,129
0,133
20,056
20,002
20,136
19,987
20,115
20,201
19,987
20,023
20,021
20,167
20,132
19,995
20,200
20,193
20,004
20,007
20,087
20,279
19,946
20,253
20,139
R 1 /R 2
Rasio R=4
Rasio R=6
0,6
P1
20,194
20,153
20,246
20,131
20,250
20,364
20,137
20,192
20,124
20,303
20,264
20,133
20,332
20,316
20,133
20,145
20,192
20,387
20,112
20,382
20,272
Rasio R=7
Rasio R=3
Rasio R=2
1.1
1.2
1.3
2.1
2.2
2.3
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
4.3
5.1
5.2
5.3
6.1
6.2
6.3
7.1
7.2
7.3
0,4
0,2
Kurva fitting
0,6
P1
P2
Rasio R=4
0,4
Rasio R=1
Rasio R=1 Rasio R=2
Rasio R=3
0,2
0,0
0
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
8000 N
Kurva fitting
Kurva fitting
KESIMPULAN
Dari Gambar 10 terlihat kedua kurva fitting sesuai
dengan peneliti sebelumnya yang ditunjukkan pada
Gambar 4.
Dari Gambar 11 dapat disimpulkan bahwa harga
deformasi plastis untuk beban 11000 N lebih besar
dari pada untuk beban 8000 N.
DAFTAR PUSTAKA
Jamari, (2006), Running-in of rolling contacts,
Disertasi Program Doktor, University of
Twente, The Netherlands.
Blau, P. J., (1989), Friction and Wear Transitions
of Materials, Noyes, Park Ridge, NJ.
Bower, A. F. and Johnson, K. L., (1991), Plastic
Flow and Shakedown of the Rail Surface
PENGARUH HARGA BEBAN NORMAL TERHADAP.( B.S. Hardjuno, J.D. Setiawan, R. Ismail, J. Jamari)
115