Halaman Pembicaraan
Baca Lainnya
Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di
Facebook,
Twitter dan
Cari
[tutup]
Kalimantan
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir
Bagikan
Facebook
Google+
Twitter
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak
Peralatan
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Item di Wikidata
Kutip halaman ini
Bahasa lain
emaitka
Brezhoneg
Dansk
Deutsch
English
Esperanto
Espaol
Euskara
Suomi
Franais
/Hak-k-ng
Italiano
Lumbaart
Lietuvi
Bahasa Melayu
Nederlands
Norsk bokml
Occitan
Latar belakang
Kalimantan, Indonesia
Kalimantan
Ibu kota
[sunting sumber]
Bahasa resmi
Banjarmasin
Palangkaraya
Pontianak
Samarinda
Tanjung Selor
Bahasa Indonesia
Etimologi
[sunting sumber]
converted by W eb2PDFConvert.com
Polski
Piemontis
Kinyarwanda
Svenska
Tagalog
Trke
Ozbekcha
Ting Vit
Winaray
Sunting interwiki
Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Kalimantan atau Klemantan berasal dari bahasa Sanskerta, Kalamanthana yaitu
pulau yang udaranya sangat panas atau membakar (kal[a]: musim, waktu dan manthan[a]: membakar). Karena vokal a pada
kala dan manthana menurut kebiasaan tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap Kalmantan yang kemudian disebut
penduduk asli Klemantan atau Quallamontan yang akhirnya diturunkan menjadi Kalimantan.[3] Terdapat tiga kerajaan besar
(induk) di pulau ini yaitu Borneo (Brunei/Barune), Succadana (Tanjungpura/Bakulapura), dan Banjarmasin (Bumi/Nusa
Kencana). Penduduk kawasan timur pulau ini menyebutnya Pulu K'lemantan[4][5][6], orang Italia mengenalnya Calemantan
dan orang Ukraina: .
Jika ditilik dari bahasa Jawa, nama Kalimantan dapat berarti "Sungai Intan".[7][8][9]
Sepanjang sejarahnya, Kalimantan juga dikenal dengan nama-nama yang lain. Kerajaan
Singasari, misalnya, menyebutnya "Bakulapura" yaitu jajahannya yang berada di barat
daya Kalimantan. Bakula dalam bahasa Sanskerta artinya pohon tanjung (Mimusops
elengi) sehingga Bakulapura mendapat nama Melayu menjadi "Tanjungpura" artinya
negeri/pulau pohon tanjung yaitu nama kerajaan Tanjungpura yang sering dipakai
sebagai nama pulaunya. Sementara Kerajaan Majapahit di dalam Kakawin
Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 menyebutnya "Tanjungnagara" yang juga
mencakup pula Filipina seperti Saludung (Manila) dan Kepulauan Sulu.
transportasi airnya
Hikayat Banjar, sebuah kronik kuno dari Kalimantan Selatan yang bab terakhirnya ditulis
pada tahun 1663, tetapi naskah Hikayat Banjar ini sendiri berasal dari naskah dengan
teks bahasa Melayu yang lebih kuno pada masa kerajaan Hindu, di dalamnya menyebut Pulau Kalimantan dengan nama
Melayu yaitu pulau "Hujung Tanah". Sebutan Hujung Tanah ini muncul berdasarkan bentuk geomorfologi wilayah Kalimantan
Selatan pada zaman dahulu kala yang berbentuk sebuah semenanjung yang terbentuk dari deretan Pegunungan Meratus
dengan daratan yang berujung di Tanjung Selatan yang menjorok ke Laut Jawa. Keadaan ini identik dengan bentuk bagian
ujung dari Semenanjung Malaka yaitu Negeri Johor yang sering disebut "Ujung Tanah" dalam naskah-naskah Kuno Melayu.
Semenanjung Hujung Tanah inilah yang bersetentangan dengan wilayah Majapahit di Jawa Timur sehingga kemudian
mendapat nama Tanjungnagara artinya pulau yang berbentuk tanjung/semenanjung.
Sebutan "Nusa Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno seperti dalam Ramalan Prabu
Jayabaya dari masa kerajaan Kadiri (Panjalu), tentang akan dikuasainya Tanah Jawa oleh bangsa Jepang yang datang dari
arah Nusa Kencana (Bumi Kencana). Memang terbukti sebelum menyeberang ke Jawa, tentara Jepang terlebih dahulu
menguasai ibukota Kalimantan saat itu yaitu Banjarmasin. Nusa Kencana sering pula digambarkan sebagai Tanah Sabrang
yaitu sebagai perwujudan Negeri Alengka yang primitif tempat tinggal para raksasa di seberang Tanah Jawa. Di Tanah
Sabrang inilah terdapat Tanah Dayak yang disebutkan dalam Serat Maha Parwa.
Sebutan-sebutan yang lain antara lain: "Pulau Banjar"[10][11], Raden Paku (kelak dikenal sebagai Sunan Giri) diriwayatkan
pernah menyebarkan Islam ke Pulau Banjar, demikian pula sebutan oleh orang Gowa, Selaparang (Lombok), Sumbawa dan
Bima karena kerajaan-kerajaan ini memiliki hubungan bilateral dengan Kesultanan Banjar; "Jawa Besar" sebutan dari Marco
Polo penjelajah dari Italia[12] atau dalam bahasa Arab[13]; dan "Jaba Daje" artinya "Jawa di Utara (dari pulau Madura) sebutan
suku Madura terhadap pulau Kalimantan baru pada abad ke-20.
Pembagian wilayah
[sunting sumber]
Penduduk
[sunting sumber]
Provinsi di Kalimantan
Provinsi
Luas
(km2)
Total populasi
(Sensus
tahun 2000)
Total populasi
(Perkiraan
tahun 2005)
Total populasi
(Sensus
tahun 2010)
Provincial
capital
Kalimantan Barat
(Kalimantan Barat)
147.307,00
4.016.353
4.042.817
4.393.239
Pontianak
Kalimantan Tengah
(Kalimantan Tengah)
153.564,50
1.801.965
1.913.026
2.202.599
Palangkaraya
Kalimantan Selatan
(Kalimantan Selatan)
38.744,23
2.984.026
3.271.413
3.626.119
Banjarmasin
converted by W eb2PDFConvert.com
Provinsi
Luas
(km2)
Total populasi
(Sensus
tahun 2000)
Total populasi
(Perkiraan
tahun 2005)
Total populasi
(Sensus
tahun 2010)
Provincial
capital
Kalimantan Timur
(Kalimantan Timur)
204.534,34
2.451.895
2.840.874
3.550.586
Samarinda
Kalimantan Utara
(Kalimantan Utara)
71.176,72
473.424
524.526
Tanjung Selor
Total
615.326,79
11.254.239
12.541.554
14.297.069
Budaya
[sunting sumber]
Ada 5 budaya dasar masyarakat asli rumpun Austronesia di Kalimantan atau Etnis Orang
Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai dan Paser.[14] Sedangkan sensus BPS
tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi
tiga yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia (268 suku bangsa) dan suku asal
Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar).[15] Suku Melayu menempati wilayah
pulau Karimata dan pesisir Kalimantan Barat, Sarawak, Brunei sehingga pesisir Sabah.
Suku Banjar menempati pesisir Kalteng, Kalsel hingga Kaltim. Suku Kutai dan Paser
Mengulur naga dalam pesta
menempati wilayah Kaltim. Sedangkan suku Dayak menempati seluruh daerah
adat Erau, upacara adat suku Kutai.
pedalaman Kalimantan. Keberadaan orang Tionghoa yang banyak di kota Singkawang
dapat disamakan komunitas Cina Benteng yang bermukim di Kota Tangerang dekat
Jakarta. Memang beberapa kota di pulau Kalimantan diduduki secara politis oleh
mayoritas suku-suku imigran seperti suku Hakka (Singkawang), suku Jawa (Balikpapan,
Samarinda), Bugis (Balikpapan, Samarinda, Pagatan, Nunukan, Tawau) dan sebagainya.
Suku-suku imigran tersebut berusaha memasukkan unsur budayanya dengan alasan
tertentu, padahal mereka tidak memiliki wilayaa adat dan tidak diakui sebagai suku asli
Kalimantan, walaupun keberadaannya telah lama datang menyeberang ke pulau ini.
Suku Bugis merupakan suku transmigran pertama menetap, ber-inkorporasi dan memiliki
hubungan historis dengan kerajaan-kerajaan Melayu (baca: kerajaan Islam) di
Kalimantan. Beberapa waktu yang lalu suku Bugis, mengangkat seorang panglima adat
untuk pulau Nunukan yang menimbulkan reaksi oleh lembaga adat suku-suku asli. Tari
Rindang Kemantis adalah gabungan tarian yang mengambil unsur seni beberapa etnis di
Balikpapan seperti Banjar, Dayak, Bugis, Jawa, Padang dan Sunda[16] dianggap kurang
mencerminkan budaya lokal sehingga menimbulkan protes lembaga adat suku-suku
Karakter naga dalam budaya
lokal.[17][18] Di Balikpapan pembentukan Brigade Lagaligo[19] sebuah organisasi
Banjar.
kemasyarakatan warga perantuan asal Sulawesi Selatan dianggap provokasi dan
ditentang ormas suku lokal.[20][21][22][23][24][25] Kota Sampit pernah dianggap sebagai
Sampang ke-2. Walikota Singkawang yang berasal dari suku Tionghoa membangun di pusat kota Singkawang sebuah
patung liong yaitu naga khas budaya Tionghoa yang lazim ditaruh atau disembahyangi di kelenteng. Pembangunan patung
naga ini merupakan simbolisasi hegemoni politik ECI Etnis Cina Indonesia dengan mengabaikan keberadaan etnis pribumi di
Singkawang sehingga menimbulkan protes oleh kelompok Front Pembela Islam, Front Pembela Melayu dan aliansi LSM.
Penguatan dominasi politik ECI merupakan upaya revitalisasi negara Lan Fang[26] yang tentu saja akan ditolak oleh sukusuku bukan ECI[27], namun di lain pihak, suku Dayak mendukung keberadaan patung naga tersebut.[28]. Dalam budaya
Kalimantan karakter naga biasanya disandingkan dengan karakter enggang gading, yang melambangkan keharmonisan
dwitunggal semesta yaitu dunia atas dan dunia bawah. Seorang tokoh suku imigran telah membuat tulisan yang
menyinggung etnis Melayu.[29] Walaupun demikian sebagian budaya suku-suku Kalimantan merupakan hasil adaptasi,
akulturasi, asimilasi, amalgamasi, dan inkorporasi unsur-unsur budaya dari luar misalnya sarung Samarinda, sarung
Pagatan, wayang kulit Banjar, benang bintik (batik Dayak Ngaju), ampik (batik Dayak Kenyah), tari zafin dan sebagainya.
Pada dasarnya budaya Kalimantan terbagi menjadi budaya pedalaman dan budaya pesisir. Atraksi kedua budaya ini setiap
tahun ditampilkan dalam Festival Borneo yang ikuti oleh keempat provinsi di Kalimantan diadakan bergiliran masing-masing
provinsi.[30][31][32] Kalimantan kaya dengan budaya kuliner, diantaranya masakan sari laut.[33]
[sunting sumber]
Waruna Pura
Tanjungpura (Bakulapura)
converted by W eb2PDFConvert.com
Tanjung Negara adalah sebutan untuk pulau Borneo oleh Kerajaan Majapahit. Kalimantan merupakan daerah taklukan
Kerajaan Majapahit yang kelapan.
Hujung Tanah atau Ujung Tanah adalah sebutan pulau Kalimantan dalam Hikayat Banjar dan Hikayat Raja-raja Pasai.
Nampaknya, ini adalah nama yang digunakan oleh penduduk Sumatera dan sekitarnya untuk menyebut pulau
Kalimantan.
Nusa Kencana adalah sebutan untuk pulau Kalimantan dalam Ramalan Prabu Jayabaya dari Majapahit tentang prospek
penguasaan Tanah Jawa oleh bangsa Jepun yang datang dari arah pulau Kencana (Kalimantan).
[sunting sumber]
"Sarekat Kalimantan", sebutan kelompok dari Persatuan Pemuda Marabahan yang ada di Kalimantan Selatan.
"Kalimantan Raya", surat kabar yang diterbitkan di Banjarmasin oleh A.A Hamidhan pada 5 Maret 1942.
"Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo", daerah selatan dan timur di Kalimantan, yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Timur, yang diperintah oleh seorang Residen sehingga tahun 1942.
Referensi
[sunting sumber]
1. ^ (Inggris) Charton, Barbara (2008). The Facts on File dictionary of marine science (ed. 2). Infobase Publishing. hlm. 203.
ISBN 0816063834.ISBN 978-0-8160-6383-3
2. ^ Descriptive Dictionary of the Indian Island (1856)
3. ^ (Indonesia) Muljana, Slamet (2006). Sriwijaya . PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 88. ISBN 9798451627.ISBN 978-979-8451-62-1
4. ^ (Inggris) Raffles, Lady Sophia (1835). Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles 2. J. Duncan.
hlm. 396.
5. ^ (Inggris) Royal Institution of Great Britain (1817). The Quarterly journal of science and the arts 2. John Murray. hlm. 331.
6. ^ (Jerman) Christoph Friedrich von Ammon, Leonhard Bertholdt (1817). Kritisches Journal der neuesten theologischen Literatur
6. J. E. Seidel. hlm. 444.
7. ^ Kalimantan Rivers
8. ^ Kalimantan - Indonesia
9. ^ (Inggris)MacKinnon, Kathy (1996). The ecology of Kalimantan . Oxford University Press. ISBN 9780945971733.ISBn 0-94597173-7
10. ^ (Indonesia) Chambert-Loir, Henri; Wisamarta, Lukman (Khatib.) (2004). Kerajaan Bima dalam sastra dan sejarah .
Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 121. ISBN 9799100119. ISBN 978-979-9100-11-5
11. ^ (Indonesia) Zaini-Lajoubert, Monique (2008). Karya lengkap Abdullah bin Muhammad al-Misri: Bayan al-Asma, Hikayat
Mareskalek, Arsy al-Muluk, Cerita Siam, Hikayat tanah Bali . Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 144. ISBN 9798116135.
ISBN 978-979-8116-13-1
12. ^ (Inggris) Pinkerton, John; Samuel Vince (1806). Modern geography: A description of the empires, kingdoms, states, and
colonies; with the oceans, seas, and isles in all parts of the world... (ed. 2). T. Cadell. hlm. 478.
13. ^ (Inggris)East India Company, East India Company (1821). The Asiatic journal and monthly miscellany 12. Wm. H. Allen & Co.
hlm. 118.
14. ^ (Indonesia) Haris, Syamsuddin (2004). Desentralisasi dan otonomi daerah: Naskah akademik dan RUU usulan LIPI . Yayasan
Obor Indonesia. hlm. 188. ISBN 979-98014-1-9.ISBN 978-979-98014-1-8
15. ^ http://www.statistics.gov.my/portal/download_Population/files/census2010/Taburan_Penduduk_dan_Ciriciri_Asas_Demografi.pdf
16. ^ Orang Asing Minati Tarian Balikpapan
17. ^ Balikpapan Punya Kesenian Lokal
18. ^ Tarian Rindang Kumantis Diprotes
19. ^ LAGALIGO di facebook.com
20. ^ Deklarasi Lagaligo di Balikpapan
21. ^ 2 Pekan Demonstrasi Pengaruhi Kerja DPRD Balikpapan
22. ^ kota-lagaligo-dilarang-lakukan-kegiatan Walikota: Lagaligo Dilarang Lakukan Kegiatan
23. ^ Gubernur Kaltim Larang Brigade Lagaligo Beraktivitas
24. ^ Brimob Gagalkan Sweeping Warga Pendatang di Balikpapan
25. ^ Ormas La Galigo Dibekukan
26. ^ Etnis Cina Indonesia dalam Politik: Politik Etnis Cina Pontianak dan Singkawang di Era Reformasi 1998
27. ^ FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota Singkawang
28. ^ Dukung Keberadaan Tugu Naga, Massa Datangi DPRD Singkawang
29. ^ Singkawang Siaga I, FPI-Polisi Bentrok di Tugu Nag
30. ^ Ribuan Massa Saksikan Pembukaan Festival Borneo Jumat, 20 Mei 2011 | 15:40
31. ^ Festival Borneo Palangka Raya 2011
32. ^ Pagelaran Tari Festival Borneo di Pontianak tahun 2009
33. ^ (Indonesia) Sanaji, Miftah. Seafood: Citarasa Kalimantan . PT Gramedia Pustaka Utama. ISBN 9792261990.ISBN 978-979-226199-8
converted by W eb2PDFConvert.com
v t e
[sembunyikan]
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Nusa Tenggara
Sulawesi
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Bengkulu Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan
Lampung Kepulauan Bangka Belitung
Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Barat Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo
Maluku
Papua
converted by W eb2PDFConvert.com