Anda di halaman 1dari 3

Kucing dan Tikus

Dikisahkan hiduplah sekelompok binatang tikus yang sedang kelaparan. Mereka biasanya
mencari makanan di beberapa tong sampah milik penduduk desa. Tetapi hari ini mereka tidak
menemukan makanan.
Kemudia mereka memutuskan untuk mencari makannan di kampong sebelah dan
berpencar agar mendapat makanan yang banyak dalam waktu yang singkat. Ketua tikus
memutuskan untuk mencari di bagian timur. Tiba-tiba, dia mendengar suara minta tolong. Ternyata,
suara itu berasal dari kucing di tepi sungai. Tikus pun menghampirinya.
Hai, kucing, mengapa kau meminta tolong? Tanya tikus.
Tikus, tolong aku. Ekorku terjepit di roda gerobak ini sejak semalam. Aku ingin
melepaskannya, namun sulit. Gumam kucing
Kasihan. Baiklah aku akan menolongmu, asalkan kau janji tidak akan memakannku. Kata
tikus.
Baiklah, aku berjanji.
Akhirnya tikus pun membantu kucing lepas dari jepitan roda gerobak. Namun, tak disangka
ternyata si kucing menggigit tikus.
Hai kucing, apa yang kau lakukan? kata tikus sambil berusaha melepaskan gigitan kucing.
Hahahaha maafkan aku tikus. Aku terpaksa harus memakanmu karena sudah semalaman
aku disini dan kelaparan.
Tolong tolong. Teriak tikus
Tidak lama kemudian teman-teman tikus dating menghampiri sumber suara tersebut.
Mereka langsung menyerang kucing dampai babak belur.
Ampun, ampun, ampun. Seru kucing
Ketua tikus berusaha melerai mereka.
Hai teman-teman jangan bunuh kucing itu. Seru ketua tikus.
Mereka pun berhenti menyerang kucing.
Tikus maafkan aku, aku terpaksa menggigitmu karena aku kelaparan. Kata kucing
Baiklah aku memaafkanmu kucing.
terima kasih banyak. Bolehkah aku menjadi temanmu? gumam kucing
Tentu saja, dengan senang hati kawan.
Akhirnya, mulai saat itu tikus dan kucing menjadi sahabat dan mereka mencari makanan
bersama-sama.

Nama : Rifka Amalia


Kelas : VIII - A

Momon si Monyet
Jika seluruh penduduk hutan Gungliwangliwung ditanya, siapakah hewan yang paling pandai bercerita di seantero hutan, mereka
pasti menjawab, Momon - Si Monyet.
Kegemaran bercerita Momon telah memikat banyak hewan. Biasanya, hewan-hewan akan berkerumun di bawah pohon Rasamala tempat tinggal Si Momon -untuk menikmati cerita yang dikarang si Momon. Biasanya sehabis sore mereka berkerumun. Itu pun
hewan-hewan itu mesti sabar menunggu, sebab sebelum bercerita, si Momon selalu melakukan aktivitasnya bergelantungan sambil
berteriak-teriak. Hal ini seringkali membuat para hewan tidak sabar.
"ayolah, Momon !! Cepat bercerita !! Jangan bergelantungan teruuss !!" desak si Kancil dari bawah pohon.
"iya, nih, Mon. Sudah tak sabar. Apa dirimu tidak kasihan dengan kami ? Sudah lama menunggu, nih," pinta si Kerbau.
Puluhan hewan sudah bergerombol. Ada macan tutul, rusa, tapir, gajah. Banyak pula dari bangsa burung dan serangga. Mereka
bertengger di dahan-dahan atau menempel di dedaunan. Mereka meminta Momon segera bercerita.
Menyaksikan seluruh hewan sudah tak sabar ingin mendengar ceritanya, Momon si Monyet menyudahi kegemarannya
bergelantungan. Dia segera mencari dahan yang nyaman untuk duduk bersandar di pangkalnya. Sambil mengayun kaki dan ekornya,
mulailah si Momon bercerita.
Momon mampu bercerita dari ujung barat hutan hingga ke ujung timur. Momon mampu bercerita tentang segala hal yang tidak
pernah dibayangkan hewan-hewan seisi hutan. Gaya Momon bertutur teramat memikat. Seluruh hewan seperti kena sihir. Tidak ada
yang bersuara selain si Momon. Tetapi ada kalanya mereka terbawa suasana hingga mampu tertawa, menangis, atau berteriak
histeris. Biasanya selepas si Momon bercerita, maka seluruh hewan akan bertepuk tangan sambil berdiri. Si Momon pun merasa
bahagia melihat kawan-kawannya puas. Momon merasa dihargai.
Kebiasaan seperti ini terus berulang setiap sore. Hewan-hewan yang berkerumun di bawah kerindangan Rasamala semakin banyak.
Mereka tidak pernah absen menikmati buaian cerita Momon.
Sampai suatu sore, para hewan lupa jika mereka diwajibkan berkumpul di lapangan oleh Raja Hutan Singamenggala. Raja Hutan itu
marah mendapati sedikit rakyatnya yang hadir. Hanya tiga ekor hewan.
"hoiii !! Kemana semua penduduk hutan !!! Mengapa semua hewan tiba-tiba jadi pembangkang !! Apa mereka sudah tidak
menghargai Raja Singamenggala - Singa perkasa yang terkuat di hutan ini !!" teriak Raja SingamenggaLa, murka.
"Am .. Ampun, Paduka Raja." ucap si Trenggiling dengan kaki bergetar.
"Hoi, Trenggiling. Kemana semua penduduk hutan !"
"mereka .. Mereka ke tempat Momon Si Monyet,"
"apa ??!! Jadi mereka lebih mementingkan Momon daripada aku ?!! Untuk apa mereka disan ?!"
"untuk mendengar cerita, Paduka Yang Mulia." jawab si Luwak, sambil menunduk ketakutan.
"iya, Paduka. Seluruh penduduk hutan datang ke rumah Momon untuk mendengar cerita. Si Momon pandai sekali bercerita, Yang
Mulia. Sampai-sampai seluruh hewan dibuat ketagihan." sambung si Landak
Raja Singamenggala geleng-geleng kepala. Bingung dengan polah rakyatnya. Maka, segera raja hutan yang perkasa itu pergi ke
rumah Momon si Monyet dengan membawa tentaranya. Raja Singamenggala berniat menangkap Momon si Monyet. Setibanya Sang
Raja di bawah pohon Rasamala, seluruh hewan ketakutan. Mereka merasa bersalah dan takut akan hukuman. Tetapi Momon si
monyet tidak. Momon bersikap tenang.
"am .. Ampuni kami, Paduka. Kami sudah lalai dengan perintah Paduka Raja." Macan Tutul mewakili seluruh hewan meminta maaf.
Suasana hening sejenak. Tidak ada yang berani bersuara. Seluruh hewan menunduk.
"hmmm. Kalian memang bersalah. Tapi yang lebih bersalah yaitu Momon !!" teriak Raja Singamenggala sambil menunjuk Momon
yang tengah menggelantung di pohon.
Sementara itu, diam-diam para tentara menyiapkan jaring untuk menangkap si Momon.
"karena Momon sudah menyebabkan perintahku dilanggar. Maka dia yang akan kuhukum paling berat," Raja Singamenggala
menatap Momon tanpa berkedip."Tentara !! tangkap dia !!"
"baik, Paduka !!"
Seketika tentara Raja Singamenggala melempar jaring ke atas pohon. Momon tidak mampu menghindar. Momon pun tertangkap dan
dibawa ke Istana.
Momon yang merasa tidak bersalah meminta keadilan kepada Raja Singamenggala. Seluruh hewan juga memintakan ampunan
untuk Si Momon. Menyaksikan kesungguhan rakyat Gungliwangliwung terhadap kelangsungan nasib si Momon, akhirnya Raja
Singamenggala mengeluarkan titahnya.
"Wahai Rakyat Gungliwangliwung yang aku cintai. Sebelum ini kalian sudah berbuat salah dengan meremehkanku sebagai raja.
Tetapi kalian sudah meminta maaf, maka aku maafkan. Raja Singamenggala menarik nafas panjang. Seluruh penghuni kerajaan
Gungliwangliwung bernafas lega.
Tetapi jangan kalian lega dulu. Pengampunanku ini tidak berlaku untuk Momon si Monyet, aku belum membebaskannya. Dia masih
harus menjalani hukuman di penjara atas kelakuannya.
Ampuni kami, Paduka. Ampuni kami. Mohon Paduka Raja jangan hukum si Momon. Sebab si Momon hanya melakukan apa yang
kami minta. Dia memang pandai bercerita yang Mulia. si Tapir angkat bicara.
Iya, Yang Mulia. Ampuni si Momon .. pinta seluruh hewan bersamaan. Suasana gaduh sejenak. Raja Singamenggala kemudian
berdiri. Suasana kerajaan mendadak hening.
Hmmm .. kalau memang si Momon memiliki kehebatan bercerita seperti yang kalian ucapkan, maka aku akan menguji si Momon.
Apabila dia lolos ujianku, dia akan kubebaskan. Namun apabila si Momon gagal, kalian semua bersama si Momon akan kuhukum.
Keputusanku ini sudah bulat dan tidak bisa ditawar lagi.
Hebohlah seluruh hewan mendengar keputusan Raja Singamenggala. Mereka khawatir dengan hukuman apabila si Momon gagal
menjalankan ujian Raja Singamenggala. Tetapi keputusan Sang Raja sudah bulat. Tidak bisa diganggu gugat.
Ampuni saya, Yang Mulia Raja Singamenggala yang perkasa. Momon Si Monyet tiba-tiba menyeletuk dari dalam jaring.
Gerangan ujian apakah yang akan dibebankan kepada saya ? saya siap melaksanakan. Momon berujar dengan tenang.

Hmmm .. Momon !! kau akan kuuji untuk bercerita. Untuk membuktikan kehebatanmu.
Cuma bercerita, Yang Mulia ? Momon memastikan
Ya, Cuma bercerita, Raja Singamenggala manggut-manggut. Seluruh hewan bergembira sebab mereka yakin si Momon mampu
bercerita dengan sangat menarik.
Tetapi cerita yang kuminta bukanlah cerita sembarangan. Kau harus bercerita sangaaat panjang. Kau harus mampu bercerita
sampai seluruh hewan yang hadir disini kecapaian mendengar ceritamu, termasuk aku. Kalau perlu berceritalah sampai mulutmu
copot. Hehehe .. Raja Singamenggala tertawa puas. Dia yakin Momon si Monyet gagal dalam ujiannya.
Seluruh hewan kembali gelisah. Alamat mereka bakal dihukum sang Raja. Mereka menumpu harapan kepada si Momon. Raja
Singamenggala kemudian memerintahkan tentaranya untuk mengeluarkan Momon dari dalam jaring. Si Momon kemudian duduk
bersila di tengah kumpulan hewan-hewan.
baiklah, Paduka Raja. Saya akan mulai bercerita. Tetapi bolehkah saya meminta hadiah apabila saya berhasil melaksanakan ujian
ini ?
hmm .. boleh, Momon. Aku adalah Raja yang Bijaksana. Apa permintaanmu ? tantang Sang Raja.
Apabila nanti saya berhasil melewati ujian, tolong Paduka Raja membangun sebuah panggung di alun-alun kerajaan agar cerita saya
bisa dinikmati seluruh hewan dengan nyaman. Tidak seperti sekarang, Yang Mulia. Mereka berkumpul di bawah pohon. Rumah saya
jadi berisik dan tidak nyaman, pinta si Momon.
Baiklah, Momon. Aku akan turuti permintaanmu. Sekarang, kau akan bercerita apa ? Tanya Raja Singamenggala.
saya akan bercerita seekor semut,
apa ? seekor semut ? Kau bisa bercerita panjang lebar hanya dengan seekor semut ? Raja Singamenggala mengerutkan alis.
Iya. Hanya seekor semut, Paduka Raja. Momon tersenyum tenang.
bukan cerita dari ujung hutan barat sampai ujung timur ? Raja Singamenggala memastikan.
tidak, Paduka
bukan cerita hidup Nabi Sulaiman Sang penguasa manusia, hewan, dan angin ? cerita itu pasti sangat panjang.
bukan, Yang Mulia. Saya hanya akan bercerita tentang seekor semut. Tidak yang lain. si Momon manggut-manggut sambil
tersenyum.
Hmm .. baiklah-baiklah. Tetapi kalau cerita itu tidak panjang. Dirimu dan seluruh hewan akan kuhukum. gertak Sang Raja.
Suasana tiba-tiba hening mendengar gertakan Sang Raja. Seluruh hewan menumpukan harapan kepadan Momon. Namun Momon
tetap tenang. Momon menarik nafas panjang sebelum memulai ceritanya.
alkisah .. di sebuah Pohon Mahoni, terdapat sarang semut yang dihuni jutaan semut merah. Semut itu hidup rukun sebagai satu
kesatuan bangsa yang tidak terpecah belah. Dari sekian juta semut itu terdapat seekor semut bernama Mumut dengan hobi yang
aneh. Mumut suka mondar-mandir dari satu cabang pohon ke cabang lain. Momon berhenti sejenak, mengambil nafas. Raja
Singamenggala mendengarkan dengan seksama. Momon melanjutkan ceritanya,
suatu hari si Mumut berjalan mondar-mandir. Tetapi kakinya terpeleset. Si Mumut jatuh ke tanah. Mumut kemudian naik pohon lagi.
Tetapi kemudian jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik
lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh
lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi.
Raja Singamenggala mengernyit mendengar cara bercerita si Momon. Si Momon terus mengulang-ulang bagian cerita si Mumut yang
naik lagi dan jatuh lagi sehingga membuat ceritanya membosankan.
Si Momon terus mengulang kata-katanya. Dari pagi sampai siang, diteruskan hingga sore.
Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi si Momon terus mengucap
kata-kata yang sama.
Hewan-hewan bosan mendengar cerita si Momon. Sang Kuda mulai pergi. Tapir ketiduran. Macan tutul telinganya kecapaian.
Sebagian besar hewan yang hadir terkantuk-kantuk. Raja Singamenggala mengusap-usap telinganya dengan gusar.
hentikan, Momon !! teriak Raja Singamenggala.
Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Naik lagi, jatuh lagi. Si Momon terus bercerita.
hentikan kataku !! teriak Raja Singamenggala lebih keras. cerita macam apa ini !! naik lagi, jatuh lagi !! naik lagi, jatuh lagi !! gatal
telingaku mendengarnya !! lanjut Sang Raja.
Ampuni saya, Paduka. Bukankah Raja Singamenggala meminta saya bercerita sepanjang-panjangnya, bukan bercerita dengan
menarik ? Momon membela diri, ini masih satu semut, Paduka. Saya belum menceritakan jutaan semut yang lain. Si Momon
tersenyum menang.
baiklah-baiklah ! aku menyerah kalah ! kau menang, Momon. Dirimu dan seluruh hewan yang lain akan kubebaskan daripada
telingaku gatal mendengar cerita semut naik turun itu !!
terima kasih, Yang Mulia, ujar Momon bergembira.
Mendengar kata-kata ampunan dari Sang Raja Singamenggala, seluruh hewan seketika terjaga. Mereka tidak percaya dengan apa
yang didengarnya. Hewan-hewan itu kemudian bersorak sorai, mereka memanggul Momon dan berkali-kali melemparkannya ke
udara seperti pahlawan.
Seperti janji Raja Singamenggala sebelumnya, Raja kerajaan Gungliwangliwung yang perkasa itu kemudian membangun panggung
di alun-alun untuk keperluan Momon bercerita. Raja Singamenggala turut hadir meresmikan. Raja itu kemudian turut mendengarkan
Momon si Monyet bercerita.
Raja Singamenggala terharu, terkadang tertawa, sesekali meneteskan air mata terbawa suasana. Kini Raja Singamenggala pun
sadar, seandainya ada hewan bertanya kepadanya perihal hewan yang paling pandai bercerita, maka dia akan menjawab: Momon si
Monyet.
Nama : Siti Nur Aida
Kelas : VIII - A

Anda mungkin juga menyukai