Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN


4.1

Perhitungan Debit Air Buangan

4.1.1

Debit buangan air domestik

Dalam perencanaan sistem penyaluran air buangan ini, besarnya debit air
buangan di rencanakan sebesar 80 % dari kebutuhan air bersih pada tiap-tiap blok.
Dengan demikian, besarnya debit air buangan dapat dihitung berdasarkan
perhitungan kebutuhan air bersih tersebut.
Perhitungan blok A1 :
Q air bersih domestik

= 68,62 L/det
= 68,62 x 10-3 x 86400
= 5928,76 m3/ hari

Q air buangan domestic

= 80 % x 5928,76 m3/ hari


= 4743 m3/hari
= 0,054 L/det

Dengan cara yang sama, dilakukan juga perhitungan blok lainnya . hasil
perhitungan selengkapnya dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Debit Air Buangan Domestik
Q domestik
(L/det)
Q domestik (m3/hari)
68.62
5928.768
29.4
2540.160
14.69
1269.216
36.76
3176.064
95.59
8258.976
245.06
21173.184
Sumber : hasil perhitungan
Blok
A1
A2
B1
B2
B3

1.1.2

Q buangan domestik m3/hari


4743.01
2032.13
1015.37
2540.85
6607.18
16938.55

Debit Air Buangan Non Domestik

Debit air buangan non domestik dapat dihitung berdasarkan kebutuhan air
bersih dari tiap fasilitas yang ada pada masing masing blok pelayanan. Debit air
buangan non domestik adalah 80% dari debit air bersih non domestik.
Contoh perhitungan Blok AI :

Q air bersih non domestik = 5,751/detik


= 5,751 x 10-3 x 86400
= 497 m3/hr
Q air buangan non domestik = 80 % x 496,886 m3/hr
= 398 m3/hr
Dengan cara yang sama, dilakukan juga perhitungan blok laiinnya. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.2 Debit Air Buangan Non Domestik
Blok Q Non Domestik Q Non Domestik Q buangan non domestik
L/detik
m3/hari
m3/hari
A1
5.751
497
398
A2
10.072
870
696
B1
4.771
412
330
B2
11.215
969
775
B3
13.36
1154
923
45.169
3903
3122
Sumber : hasil perhitungan
1.1.3

Fluktuasi Pengaliran
Fluktuasi pengaliran meliputi debit rata rata, debit minimum dam debit total

peak :
Contoh perhitungan Blok A I :
Q air buangan domestik
= 4743,01 m3/hr
Q air buangan non domestik
= 398 m3/hr
maka
Qave = Qdomestik + Qnondomestik
= 4743,01 m3/hr + 398 m3/hr
= 5141,01 m3/hr = 0,05950 m3/det
Dengan cara yang sama, dilakukan juga perhitungan blok laiinnya. Hasil perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Debit Rata-Rata Air Buangan
Blok
A1
A2
B1
B2
B3

Q buangan domestik Q buangan non Q buangan total


m3/hari
domestik m3/hari
m3/hari
4743.01
398
5,141
2032.13
696
2,728
1015.37
330
1,345
2540.85
775
3,316
6607.18
923
7,530
16938.55
3122
20,061

Q ave
m3/detik
0.059502
0.031576
0.015571
0.038378
0.087155
0.232182

Dari grafik Peak Factor for Domestic Wastewater Flows (Metcalf and Eddy,
Collection and Pumping of Wastewater) diperoleh fp = 2,9
Qpeak = Qave x fp
= 0.059502 x 2,9
= 0,1725 m3/detik
Dari grafik Peak Infiltration Allowance for Sanitary Sewers (Metcalf and Eddy,
Collection and Pumping of Wastewater) diperoleh finf = 8,9
Qpeak infiltrasi = luas area x finf
= 5286 x 8,9
= m3/detik
1 20994
Qmin =

5 1000

0.2

0,059502

= 0,021 m3/detik
Qpeak total = Qpeak + Qpeak infiltrasi
= 0,1904 m3/detik + 102,17 m3/detik
= 102,36 m3/detik
Dengan cara yang sama, dilakukan juga perhitungan blok lainnya. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Fluktuasi Pengaliran Tiap Blok

luas(ha)
528

jumlah
penduduk
47437

Q ave
m3/det
0.059502

A2

586

20330

0.031576

B1

333.78

10165

0.015571

B2

678

25413

B3

721

66072

2846.78

169417

blok
A1

Sumber :Hasil Perhitungan

f
Fp
Qpeak inf(m3/hari)
2.9 0.172556
4.1
3 0.094728
3.1

4.1

Q inf peak Q peak total


Q min
2164.8 2164.972556 0.021877
2402.6 2402.694728 0.011609

0.04827

4.1

1368.498

1368.54627 0.005725

0.038378

3 0.115134

4.1

2779.8 2779.915134

0.087155
0.232182

2.8 0.244034

4.1

2956.1 2956.344034 0.032044

14.8 0.674722

20.5

11671.798 11672.47272 0.085365

0.01411

4.2
Rencana Saluran Air Buangan
4.2.1 Pemilihan Bentuk Dan Jenis Pipa
Pemilihan jenis pipa yang akan dipasang pada jalur yang telah ditetapkan,
harus berhubungan dengan kondisi lapangan, baik dari segi topografi maupun
struktur tanah. Selain itu, pemilihan jenis pipa yang digunakan harus memenuhi
syarat antara lain :
a) Sesuai dengan kebutuhan desain
b) Daya tahan tinggi terhadap kondisi lapangan
c) Suku cadang pipa mudah diperoleh dengan harga yang pantas
Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor diatas, dipilih pipa beton dengan
koefisien kekasaran Manning sebesar 0,013 (koefisien kekasaran Manning
perencanaan pipa baru) dengan karakteristik sebagai berikut :

Berumur panjang

Mudah didapat dan dipesan


Tidak mudah pecah

Tahan terhadap tekanan air dan kondisi sekitarnya

Tidak mudah terkorosi

Dapat menahan beban tanah

Tidak terlalu sensitif pada kualitas pemasangan

Tidak mudah terangkat karena up-lift tanah

Mudah dilakukan perbaikan di lapangan

Tidak terpengaruh sinar ultraviolet

Dapat dibuat di dalam negeri


1.2.2 Perhitungan pembebanan saluran
Contoh perhitungan untuk jalur
4.2.3

Perhitungan Dimensi Pipa Air Buangan

1.3

Penanaman Pipa
Pada penanaman pipa saluran air buangan, kemiringan (slope) pipa
memiliki peran yang sangat penting, sehingga tidak diperbolehkan adanya
kesalahan, karena kesalahan pemasangan pipa akan mempengaruhi
kecepatan aliran yang dihasilkan. Harus di perhatikan pula bahwa
kedalaman penanaman pipa maksimum 7m, dan bila lebih maka sudah
harus dilakukan pemompaan untuk menaikkan air dalam saluran.
Bangunan Penangkap
Pada sistem penyaluran air buangan di butuhkan bangunan-bangunan
penunjang yang penting untuk memperlancar pengaliran air buangan

1.4

1.4.1

dalam saluran dan dapat pula digunakan untuk pemeriksaan saluran agar
tidak terjadi pengendapan yang berlebihan yang nantinya dapat
menimbulkan penyumbatan.
Manhole

Manhole adalah salah satu bangunan pelengkap sistem penyaluran air


buangan yang berfungsi sebagai tempat memeriksa, memperbaiki, dan
membersihkan saluran dari kotoran yang mengendap dan benda-benda yang
tersangkut selama pengaliran, serta untuk mempertemukan beberapa cabang
saluran, baik dengan ketinggian sama maupun berbeda.
Manhole dapat ditempatkan pada :

Permulaan saluran lateral.


Setiap perubahan arah, vertikal, yaitu pada ketinggian terjunan lebih
besar dari dua kali diameter digunakan jenis drop manhole. horizontal,
pada belokan lebih besar 22,5
Setiap perubahan diameter.
Setiap perubahan bangunan.
Setiap pertemuan atau percabangan beberapa pipa.
Setiap terjadi perubahan kemiringan lebih besar dari 45
Sepanjang jalan lurus, dengan jarak tertentu dan sangat tergantung pada
diameter saluran.

Salah satu syarat utama manhole adalah besarnya diameter manhole harus
cukup untuk pekerja dan peralatannya masuk kedalam serta dapat mudah
melakukan pekerjaannya, diameter manhole bervariasi sesuai dengan kedalaman
manhole.Berikut adalah tabel ukuran diameter manhole menurut kedalaman:
Tabel 4.5 Diameter Manhole Menurut Kedalaman

1.4.2

Kedalaman (m)
< 0.8

Diameter (m)
0,75

0,8 2,5

1,00 1,20

> 2,5

1,20 1,80

Drop Manhole
Manhole jenis ini digunakanapabila perbedaan tinggi elevasi anatar dua
saluan atau lebih yang akan memotong kemiringan medan. Drop manhole
digunakan apabila saluran yang datang (biasanya lateral), memasuki manhole
pada titik dengan ketinggian lebih dari 2 ft (0,6 m) di atas saluran selanjutnya.
Tujuan digunakannya drop manhole adalah untuk menghindari penceburan atau

splashing air buangan yang dapat merusak saluran akibat penggerusan dan
pelepasan H2S.
Dua jenis drop manhole yang sering digunakan :

Tipe Z (pipa drop 900)


Tipe Y (pipa drop 450)

Dua jenis drop manhole ini dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini

Gambar 4.1 Manhole Riol Tipikal dan Drop Manhole


1.4.3

Ventilasi Udara

Ventilasi saluran air buangan diperlukan untuk (Metcalf and Eddy, 1981):
1. Untuk mengeluarkan gas yang berbau yang terkumpul pada saluran.
2. Mencegah timbulnya H2S sebagai hasil proses dekomposisi zat organik di
dalam saluran.
3. Ruangan penampang air penggelontor (berhubungan dengan ujung atau
permulaan saluran pembuangan air kotor). Karena permulaan ini terletak
paling atas, maka terdapat gas-gas yang berbau yang dapat masuk ke
tempat penampungan air penggelontor, oleh karena itu harus diberi tempat
untuk mengeluarkan gas-gas itu yaitu ventilasi.
4. Ventilasi diperlukan apabila waktu detensi air buangan dalam saluran lebih
dari 18 jam.
5. Diharapkan dapat mengatur tekanan di dalam saluran atau manhole dan
menyelaraskan dengan tekanan udara luar.

1.4.4

Pompa

Pompa digunakan apabila pipa air buangan yang akan ditanam memiliki
kedalaman lebih dari 7 m. fungsi dari pompa ini untuk menaikkan head dari
elevasi yang rendah menuju elevasi yang tinggi. Pompa ini juga dapat digunakan
pada drop manhole agar aliran dapat terus mengalir menuju IPAL. Pada tugas
perencanaan ini tidak digunakan pompa karena penanaman pipa tida ada yang
mencapai kedalaman 7 m.
1.4.5

Rencana Bangunan Manhole

Perencanaan bangunan pelengkap di kota Pekanbaru antara lain bangunan


manhole yang dilengkapi dengan ventilasi udara dan beberapa pompa pada drop
manhole nya. dalam perencanaan ini manhole ibuat pada jarak setiap 150 m dan
pada awal saluran dan akhir saluran dibuat manhole yang digunakan untuk
melakukan pengecekan dan control awal. Tabel berikut menyatakan jumlah
manhole dan pompa
1.4.6

Bangunan Shypon

Siphon merupakan bangunan perlintasan aliran dengan defleksi


vertikal/miring. Misalnya, bila saluran harus melintasi sungai, jalan kereta api,
jalan raya rendah, saluran irigasi, lembah, dan sebagainya, dimana elevasi
dasarnya lebih rendah dari elevasi dasar saluran riol. Kecepatan minimal dalam
pipa siphon adalah 0,9 m/det. Hal ini dimaksud kan agar kotoran-kotoran ikut
terbawa selama pengaliran berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai